27
dapat teratasi, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa usaha kecil mikro di Kecamatan Winong berkembang hal ini setara yang diungkapkan oleh ketua
UPK Drs. Madhuri.
4.2.2 Implementasi Program PNPM-MD di Kecamatan Winong
Implementasi PNPM-MD di Kecamatan Winong dilaksanakan sejak tahun 1998 yang berarti sudah 10 tahun berjalan. Implementasi PNPM-MD di
Kecamatan Winong dilaksanakan di 30 desa yang ada di Kecamatan Winong, yaitu Desa Pohgading, Desa Gunungpanti, Desa Godo, Desa Kropak, Desa
Karangsumber, Desa Guyangan, Desa Sugihan, Desa Kebolampang, Desa Tlogorejo, Desa Pagendisan, Desa Pekalongan, Desa Dayangmulyo, Desa
Kudur, Desa Padangan, Desa Blingjati, Desa Mintorahayu, Desa Kebowan, Desa Winong, Desa Klecorengan, Desa Bumiharjo, Desa Tawangrejo, Desa
Bringinwareng, Desa Sumbermulyo, Desa Degan, Desa Serutsadang, Desa Pulorejo, Desa Karangkonang, Desa Tanggel, Desa Wirun, dan Desa
Sarimulyo. Pelaku PNPM-MD mencakup seluruh pihak yang bertanggung jawab
dan yang terkait dalam pelaksanaan serta upaya pencapaian tujuan PNPM-MD yang meliputi pemerintah, fasilitator dan konsultan pendamping serta
masyarakat baik desa maupun kecamatan. Alokasi dana PNPM-MD pada tahun 2009 sebesar Rp.3.000.000.000 yaitu APBN Rp.2.400.000.000 dan
APBD Kabupaten Rp. 600.000.000, tergantung pada kriteria banyak jumlah penduduk miskin di Kecamatan Winong. Dana dari APBD dan APBN
28
merupakan dana yang ditanggung bersama, selain APBD dan APBN terdapat dana dari swadaya masyarakat.
Dalam penelitian ini yang dikaji hanya ada 12 desa yaitu Desa Bumiharjo, Desa Degan, Desa Gunungpanti, Desa Godo, Desa Kebolampang,
Desa Keclorengan, Desa Kropak, Desa Mintorahayu, Desa Pandangan, Desa Tlogorejo, Desa Winong, dan Desa Wirun. Dari 73 responden yang tersebar di
12 desa tersebut diketahui bahwa tingkat ketepasasaran dari implementasi pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Winong dengan
persentase sebesar 72.71 dengan kriteria ketepatasasaran termasuk dalam
kategori Tepat.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sasaran sangat terbantu dengan adanya implementasi program PNPM MD. Hal ini dapat dilihat bahwa
masyarakat menjadi lebih aktif dalam segala kegiatan yang diadakan oleh UPK PNPM MD Kecamatan Winong, karena pihak UPK melibatkan
masyarakat sekitar dalam menjalankan program-program dan kegiatan ataupun pelatihan yang diadakan oleh UPK, yang mendukung dalam
mengembangkan usaha kecil mereka. Selain itu masyarakat memanfaatkan dana pinjaman dengan maksimal guna untuk menambah modal agar usaha
yang mereka tekuni dapat berkembang dan dalam mengembalikan dana pinjaman termasuk dalam kategori tepat waktu meskipun mayoritas dari
masyarakat mengembalikan dana angsuran pada saat jatuh tempo. Perkembangan usaha ekonomi produktif masyarakat Kecamatan
Winong setelah adanya dana pinjaman dana bergulir tergolong kategori
29
berkembang, hal ini dapat dilihat jumlah produksi setelah adanya dana bergulir menjadi meningkat, termasuk dalam penyediaan bahan baku dan
peralatan yang digunakan dalam memproduksi terpenuhi, serta dalam segi pemasaran dan kondisi tempat usaha mengalami perluasan dan semakin baik.
4.2.3 Peran PNPM-MD Dalam Pemberian Kredit Mikro