Monopoli dan Diskriminasi Harga

Dimana : TP = Total Product Produksi total AP = Average Product Produksi rata-rata MP = Marginal Product produksi marjinal, tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu unit input yang digunakan. X = Input faktor produksi

2.3.1. Monopoli dan Diskriminasi Harga

Sumberdaya-sumberdaya milik umum seperti air, gas alam, listrik dan telepon, struktur pasarnya akan mengarah pada sistem monopoli alamiah Nicholson, 1999. Biasanya pelayanan-pelayanan atas sumberdaya ini disediakan oleh lembaga-lembaga atau perusahaan-perusahaan publik yang mempunyai interest yang kuat terhadap sistem penetapan harga dan pendistribusian pelayanan-pelayanan tersebut. Untuk perusahaan penyedia barang publik seperti Perusahaan Daerah Air Minum PDAM, apabila ingin memaksimumkan keuntungan maka jumlah barang yang diproduksi yaitu pada titik marginal revenue sama dengan marginal cost MR=MC seperti halnya perusahaan monopoli. Kemudian harga yang ditetapkan adalah berdasarkan jumlah permintaan dipasar, sehingga perusahaan akan memproduksi jumlah barang yang lebih sedikit dan memberlakukan harga yang jauh lebih tinggi dari harga untuk mendapatkan normal profit. Menurut Nicholson 1999, hal ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan maksimum. Konsep penetapan harga ini dapat dilihat lebih jelas dari ilustrasi Gambar 2. Pada Gambar 2 terlihat bahwa jumlah barang yang diproduksi adalah sebesar Q, yaitu pada titik E saat MR=MC, harga ditetapkan berdasarkan jumlah permintaan dimana D=AR yaitu pada titik A yang jauh lebih tinggi di atas kurva marginal cost. Jika perusahaan menghasilkan barang dengan jumlah yang lebih kecil dari Q, maka laba yang akan diperoleh perusahaan kecil, sebab dengan memproduksi output di bawah Q maka perusahaan akan kehilangan penerimaan marjinalnya lebih besar daripada biaya-biaya yang terselamatkan. Begitu juga bila menghasilkan output lebih besar dari Q juga tidak menguntungkan, karena biaya tambahan untuk menghasilkan 1 unit output lebih besar daripada penerimaan marjinalnya. Harga MC P A B C D E MR D=AR Q Jumlah Barang Gambar 2. Kurva Keseimbangan Harga Pasar Monopoli Nicholson, 1999 Keterangan: MC = Marginal Cost biaya marjinal D = Demand kurva permintaan AR = Average Cost biaya rata-rata MR = Marginal Revenue penerimaan marjinal Pada kenyataannya, konsep penetapan harga di atas tidak dapat diterapkan untuk barang publik seperti air bersih. Sebagai barang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, penetapan harga air bersih harus menyesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat. Hal ini bertujuan agar tercipta keadilan dan pemerataan distribusi air bersih ke semua lapisan masyarakat. Untuk itu PDAM perlu memberlakukan kebijakan diskriminasi harga. Diskriminasi harga adalah tindakan penjual dalam menjual barang yang sama, di bawah pengawasan produksi yang sama, dengan harga yang berbeda kepada pembeli yang berbeda. Diskriminasi harga terjadi karena perusahaan-perusahaan bermaksud untuk menghasilkan lebih banyak uang dengan mengisolasi pembeli dan memungut harga yang berbeda di pasar. Untuk pembeli dengan permintaan yang inelastis dipungut harga yang lebih tinggi, sedangkan untuk pembeli yang permintaannya elastis dipungut harga yang lebih rendah daripada permintaan yang inelastis. Diskriminasi harga dapat digolongkan dalam tiga kelompok sebagai berikut: 1. Diskriminasi harga tingkat pertama diskriminasi harga sempurna, yaitu jika pelaku mengetahui kurva permintaan konsumen, maka ia akan menawarkan harga yang tertinggi yang konsumen masih mau membayar untuk suatu unit output tertentu. Harga Keterngan: MC = Marginal Cost MC MR = Marginal Revenue P D = Demand AR = Average Cost MR D=AR Q Jumlah Barang Gambar 3. Diskriminasi Harga Tingkat Satu Nicholson, 1999 2. Diskriminasi harga tingkat kedua multipart pricing, yaitu perusahaan memberi harga per unit yang sama untuk sekelompok output yang spesifik. Terdapat potongan harga per unit jika pembeli membeli dalam jumlah yang banyak. Tujuannya adalah untuk merangsang pembelian yang lebih banyak oleh konsumen. Harga P1 P2 P3 Q1 Q2 Q3 Jumlah Barang Gambar 4. Diskriminasi Harga Tingkat Dua Nicholson, 1999 3. Diskriminasi harga tingkat tiga, yaitu perusahaan memberlakukan harga yang berbeda untuk konsumen yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan apabila terdapat tiga kondisi, yaitu: i pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam; ii para penjual mengetahui perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda; iii para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barang yang dibeli. Harga P A D A P B D B E A E B MC MR B Q A MR A Q B Jumlah Bara ng Gambar 5. Diskriminasi Harga Tingkat Tiga Nicholson, 1999 Keterangan: D = Demand permintaan MC = Marginal Cost MR = Marginal Revenue Selain diskriminasi harga seperti di atas, perusahaan juga menggunakan struktur tarif untuk penetapan harga air. Struktur tarif adalah sesusun aturan cara mengenai syarat pelayanan tagihan bulanan kepada pemakai air dalam berbagai kategori atau kelas Boland, 1999. Terdapat beberapa struktur tarif yang dapat diterapkan, diantaranya adalah Increasing Block Tariffs, Two Part Tariffs, dan Decreasing Block Tariffs . Untuk Increasing Block Tariffs, disediakan dua atau lebih harga untuk tiap pemakai yang berada di blok-blok yang berbeda. Harga dalam struktur tarif ini meningkat seiring dengan perpindahan blok Boland, 1999. Two Part Tariffs terdiri atas tagihan tetap dan tagihan berdasarkan volume pemakaian air. Sedangkan Decreasing Block Tariffs dilakukan dengan blok kelompok awal pemakaian berharga lebih tinggi dan akan semakin murah untuk blok-blok selanjutnya Munasinghe, 1990.

2.4. Analisis Fungsi Biaya Pengelolaan Air PDAM