untuk mengatasinya adalah PAM Jaya akan meminta subsidi dari pemerintah untuk menyelesaikan utang-utangnya atau dengan pengalihan hak milik dan
pengelolaan PAM Jaya kepada pihak mitra swasta asing, sehingga pengelolaan air bersih untuk wilayah DKI Jakarta akan menjadi hak secara penuh pihak asing. Hal
ini membenarkan isu-isu dan kekhawatiran pengamat politik dan ekonom bahwa privatisasi sumber daya air akan sepenuhnya terlaksana di Indonesia.
Tabel 13. Perbandingan Jumlah Air yang Diproduksi dengan Jumlah Air Terjual
Tahun Produksi
Air PDAM Air PDAM
Terjual Biaya Total
Penerimaan LabaRugi
Juta m3 juta m3
milyar Rp PAM Jaya
milyar Rp 1992 312,12 143,74 133,65
9,69 1993 339,18 159,94 150,99
6,95 1994 344,23 168,31 189,82
14,72 1995 347,14 166,38 231,96
27,63 1996 409,43 176,44 286,58
2,15 1997 466,40 201,57 313,30
11,14 1998 396,41 181,13 434,04 -101,97
1999 406,91 207,63 745,91 -338,47 2000 381,71 228,35 886,01 -449,30
2001 399,75 237,19 955,76 -419,99 2002 407,05 255,16 981,69 -331,89
2003 416,40 274,10 1084,68 -228,81 2004 432,50 270,91 1236,66 -13,46
Rata2 389,17 205,45 587,00 -139,35 Laju
Pertmbhn
3,08 5,65 21,50 -33,85 Pra
konsesi
8,57 7,13 18,75 99,43 Pasca
konsesi
1,53 7,05 20,95 18,67
Sumber: PAM Jaya, 2006 Diolah
6.3.2. Analisis Manfaat- Biaya Rasio BC
Pendapatan PDAM DKI Jakarta terdiri atas pendapatan usaha dan pendapatan total, termasuk pendapatan lain-lain. Pendapatan usaha diperoleh dari
penerimaan air PDAM yang terjual dikurangi dengan beban usaha. Sedangkan pendapatan total merupakan penjumlahan dari pendapatan hasil usaha dikurangi
dengan total pengeluaran PDAM. Total Pengeluaran PDAM merupakan penjumlahan dari biaya usaha, biaya umum dan biaya lain-lain.
Tabel 14. Struktur Penerimaan PDAM DKI Jakarta Dari Usaha Produksi Air Bersih
Produksi Air PDAM
Terjual Biaya Usaha
Biaya Umum
Pendapatan Usaha
LR Usaha Tahun
Juta m
3
milyar Rp milyar Rp
milyar Rp milyar Rp
1998 181,13 398,17
47,52 343,72 -54,45 1999 207,63
674,73 65,00 401,26 -273,47
2000 228,35 766,10 117,00 433,80 -332,30
2001 237,19 842,16 147,42 569,58 -272,57
2002 255,16 880,96 109,00 658,07 -222,89
2003 274,10 977,61 107,07 855,88 -121,73
2004 270,91 1065,10 136,95 1188,58 -13,47
Sumber: PAM Jaya, 2006 Diolah
Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat pendapatan rata-rata usaha PDAM DKI Jakarta setelah adanya konsesi tahun 1998 hingga tahun 2004 adalah Rp 635,84
milyar per tahun dan rata-rata pendapatan total sebesar Rp 663,91 milyar per tahun. Total biaya usaha yang dikeluarkan rata-rata sebesar Rp 800,69 milyar per
tahun dan biaya total Rp 926,55 milyar per tahun. Imbangan penerimaan atas biaya atau rasio BC adalah jumlah penerimaan
untuk satu rupiah yang dikeluarkan. Dengan analisis ini dapat diketahui apakah konsesi yang dilakukan PDAM DKI Jakarta efisien atau memberikan manfaat
atau tidak. Apabila nilai rasio BC lebih besar atau sama dengan satu, maka konsesi
yang dilakukan tersebut efisien. Demikian sebaliknya, apabila nilai rasio BC kurang dari satu, maka konsesi tidak efisien.
Tabel 15. Perbandingan Penerimaan Usaha dan Penerimaan Total PDAM DKI Jakarta Setelah Adanya Konsesi
Pendapatan Usaha
Biaya Usaha
Pendapatan Total
Biaya Total LR PDAM Tahun
milyar Rp milyar Rp milyar Rp
milyar Rp milyar Rp
1998 343,72 398,17 365,31 450,41 -85,10 1999 401,26 674,729 427,75 739,77 -312,02
2000 433,8 766,10 455,39 895,69 -439,64 2001 569,58 842,16 599,89 990,17 -390,28
2002 658,06 880,96 688,63 1010,88 -322,24 2003 855,88 977,61 877,27 1092,31 -215,04
2004 1188,58 1065,10 1233,10 1236,65
-3,79 Rata2
635,84 800,69
663,91 926,55
-252,59 Rasio BC Usaha
0,79411 Rasio BC Total
0,71654
Sumber: PAM Jaya, 2006 Diolah
Dari rata-rata pendapatan usaha dibagi dengan rata-rata biaya usaha yang dikeluarkan didapat nilai rasio BC usaha PDAM DKI Jakarta setelah adanya
konsesi. Rasio BC usaha adalah 0,794 yang berarti untuk satu milyar rupiah biaya usaha yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar Rp 0,794 milyar.
Artinya pengeluaran biaya usaha lebih besar Rp0,206 dari pada penerimaannya, sehingga PDAM menanggung kerugian sebesar Rp 0,206 milyar.
Sedangkan rasio BC total yaitu rata-rata pendapatan total PDAM dibagi dengan biaya total pengelolaan adalah sebesar 0,716 yang berarti untuk satu
milyar rupiah biaya total yang dikeluarkan akan hanya memberikan penerimaan sebesar Rp 0,716 milyar. Artinya, pengeluaran total lebih besar Rp 0,284 milyar
dari pada penerimaannya, sehingga PDAM mengalami kerugian sebesar Rp 0,284 milyar. Dari hasil rasio BC usaha dan rasio BC total diperoleh hasil yang lebih
kecil dari 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya konsesi yang dilakukan PDAM DKI Jakarta tidak memberikan dampak efisiensi pengelolaan karena
penerimaan yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya yang dikeluarkan.
6.4. Peranserta Mitra Swasta Asing Palyja dan TPJ dalam Pengelolaan