17
3.1.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan untuk mengukur kandungan klorofil adalah Chlorophyll content meter CCM-200. Alat untuk mendeteksi dan mengukur konsentrasi
senyawa fitohormon sitokinin adalah Thin Layer Chromatography TLC dan High Performance Liquid Chromatography HPLC Waters. Alat yang digunakan
untuk mengukur konsentrasi N
2
yang terfiksasi adalah Gas Chromatography–Mass Spectrophotometer Shimadzu 18A. Alat untuk mengukur konsentrasi fosfat
terlarut serta fitohormon IAA dan GA adalah Spectrophotometer UV- VIS
Shimadzu 160A. Sementara itu, alat yang digunakan untuk identifikasi bakteri adalah PCR TAKARA TP.600D-5287 dan Sequencer Applied Biosystem 3130.
3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Agromikrobiologi, Laboratorium Analisis Kimia, Laboratorium Teknologi Gen Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT
Serpong Tangerang dan Laboratorium Bioteknologi Tanah, Fakultas Pertanian IPB Bogor, dari bulan Maret 2011 s.d. Nopember 2011.
3.1.4 Prosedur Percobaan Analisis Kimia Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah tanah ultisol dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 vv. Sebelum digunakan, media tanam disterilisasi dengan
menggunakan bahan kimia Basamid G dan dianalisis sifat-sifat kimianya. Berdasarkan hasil analisis kimia media tanam diketahui bahwa pH H
2
O 4.5, pH KCl 3.9, kandungan C 0.92, N 0.09, rasio CN 10, P
2
O
5
HCl 18 mg per 100g, K
2
O HCl 12 mg per 100g, P
2
O
5
Bray 2.7 ppm, K
2
O Morgan 63 ppm, Ca 3.05 cmol kg
-1
, Mg 0.62 cmol kg
-1
, K 0.12 cmol kg
-1
, Na 0.06 cmol kg
-1
, KTK 14.62, KB 26, kandungan Al
+
2.36 cmol kg
-1
dan H
+
0.31 cmol kg
-1
.
Isolasi Fungi Mikoriza Arbuskular FMA
FMA diisolasi dengan menggunakan teknik ekstraksi spora Gerdemann dan Nicolson 1963. Sebanyak 100 g tanah disaring dalam keadaan basah dengan
menggunakan saringan bertingkat. Spora diambil dan dipisahkan di bawah mikroskop stereo dan dikumpulkan sesuai dengan karakteristik morfologinya.
Isolasi Rizobakteri
Bakteri yang tumbuh di sekitar perakaran tanaman padi, jagung dan sorgum manis diisolasi dengan menggunakan media TSA Triptyc Soy Agar. Isolat-isolat
yang diperoleh selanjutnya diuji efektivitasnya terhadap pertumbuhan dan kandungan klorofil daun sorgum manis.
Seleksi FMA dan Rizobakteri
Seleksi FMA dan rizobakteri dilakukan dengan menguji efektivitas tiap isolat terhadap pertumbuhan dan kandungan klorofil daun sorgum manis. Media tanam
18
yang digunakan adalah campuran tanah ultisol dan pasir dengan perbandingan 1:1 vv. Media tanam selanjutnya disterilisasi dengan cara mencampurkannya dengan
bahan kimia Basamid-G 10 g per 100 kg media tanam dan diinkubasi selama seminggu sebelum digunakan. Benih sorgum manis sebelum ditanam disterilisasi
terlebih dahulu dengan cara direndam dalam HClO
4
2 selama sepuluh detik, kemudian dibilas dengan akuades sebanyak tiga kali.
Untuk seleksi FMA, rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap satu faktor, yaitu jenis FMA A yang terdiri dari :
A0 = Tanpa inokulasi FMA kontrol A1 = FMA jenis 1
A2 = FMA jenis 2 Sampai dengan
A40 = FMA jenis 40 Setiap perlakuan diulang 2 kali sehingga diperoleh 41 x 2 = 82 satuan
penelitian Untuk seleksi rizobakteri, rancangan penelitian menggunakan Rancangan
Acak Lengkap satu faktor, yaitu jenis rizobakteri B yang terdiri dari : B0 = Tanpa inokulasi bakteri kontrol
B1 = Rizobakteri jenis 1 B2 = Rizobakteri jenis 2
sampai dengan B134 = Rizobakteri jenis 134
Setiap perlakuan diulang 2 kali sehingga diperoleh 135 x 2 = 270 satuan penelitian. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman yang dilakukan 2 kali dalam
sehari, pagi dan sore. Setiap 2 minggu sekali diukur peubah tinggi tanaman dan kandungan klorofil daun sorgum manis selama masa percobaan 2 bulan. Setelah 2
bulan derajat kolonisasi mikoriza pada perakaran tanaman diamati di bawah mikroskop.
Penetapan Kemampuan Penambatan N
2
Isolat-isolat rizobakteri yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan kandungan klorofil sorgum manis selanjutnya diuji kemampuannya dalam
menambat N
2
. Kemampuan penambatan N
2
ditentukan dengan mengukur aktivitas nitrogenase. Aktivitas nitrogenase secara tidak langsung diukur berdasarkan
pengukuran pengurangan gas asetilen menjadi gas etilen atau ARA Acetylene Reduction Assay Bergensen 1980. Pengukuran ARA cukup bisa mewakili
aktivitas nitrogenase dibandingkan metode lain secara tidak langsung.
Sebelum dilakukan pengukuran konsentrasi gas etilen dalam sample, terlebih dahulu harus dibuat kurva standar dari gas etilen yang diketahui kadarnya. Kurva
standar terdiri dari beberapa konsentrasi gas etilen. Standar gas yang digunakan biasanya lebih dari 4 tingkat konsentrasi agar ketepatannya dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu diperlukan pembuatan deret standar.
Cara pembuatan standar adalah sebagai berikut : tabung yang digunakan harus kedap udara. Botol diisi dengan udara sebanyak volume botol sebagai gas