25
Berdasarkan penjelasan diatas tersebut, penulis menarik kesimpulan untuk merumuskan indikator dalam penelitian ini adalah dorongan untuk belajar
ekonomi akuntansi, usaha untuk menguasai materi ekonomi akuntansi, ketekunan dan kepatuhan dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan dan tidak
cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.
2.3. Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru
2. 3.1 Persepsi Siswa
Menurut Slameto 2003:102 persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia
terus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.
Sedangkan menurut Robbins 2001:188 menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan
indera mereka agar memberikan makna kepada lingkungan mereka. Berdasarkan pengertian tentang persepsi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa persepsi adalah proses masuknya informasi atau pesan ke otak manusia secara terus-menerus terhadap lingkungan melalui panca indera sehingga
diperoleh pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan atau menafsirkan informasi. Munculnya suatu persepsi
terjadi disebabkan: 1 indera menangkap hal-hal disekitar, 2 fakta-fakta yang tertangkap diorganisasikan dan ditafsirkan, 3 kesimpulan yang diperoleh
diwujudkan dengan perilaku tindakan ataupun sikap atau sebagai respon terhadap
lingkungan.
26
2. 3.2 Pengertian Guru
Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar dan menengah. Sedangkan menurut
Hamalik 2006:36 guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang
memperoleh keahlian khusus sebagai seorang guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar pendidikan Uno, 2008:15.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang mempunyai keahlian khusus dalam mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik serta mempunyai jabatan profesional dimana dia mempunyai wewenang dan tanggung jawab
terhadap peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
2. 3.3 Syarat Guru
Menurut Ane tumbun dalam Kuntoro, 2008:17 syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk menjadi guru yaitu :
1. Syarat profesional, yang berarti bahwa guru perlu memiliki keahlian dibidang
keguruan. Maka ia perlu memiliki pengetahuan dibidang keguruan dan pendidikan dan memiliki keterampilan dalam mengajar dan kemampuan
mendidik. 2.
Syarat personal, yang berarti bahwa guru harus memenuhi syarat yang menyangkut diri pribadi, diantaranya: a kesehatan fisik, b kesehatan psikis,
27
c integritas pribadi, maksudnya harus memiliki kepribadian yang mantap, dewasa, sanggup mengambil keputusan dan bertanggung jawab
3. Syarat morality, yaitu guru harus memliki moral yang bagus dan sanggup
berbuat menurut norma-norma kesusilaan 4.
Syarat religiusitas, yaitu guru haruslah orang yang beragama, yang mengindahkan norma-norma keagamaan
5. Syarat formalitas, yaitu guru harus mempunyai ijazah sebagai syarat formal
dan keputusan lain yang berlaku. Menurut Munib 2004:45 syarat yang harus dimiliki untuk menjadi
sebagai guru yaitu: 1.
Berijazah guru lulusan lembaga tenaga kependidikan 2.
Berjiwa pancasila, religius, dan berkebudayaan kebangsaan indonesia 3.
Menghormati setiap aliran agama dan keyakinan hidup 4.
Susila dan cakap, demokratis serta bertanggung jawab 5.
Menguasai bahasa indonesia 6.
Sehat jasmani dan rohani.
28
Syarat guru menurut PP No. 19 tahun 2005 pasal 28 syarat guru meliputi: 1.
Pendidik harus memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasamani dan rohani, serta memilliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2.
Kualifikasi akademik sebagaimana maksud diatas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang harus dibuktikan
dengan ijazah adan atau sertifikasi keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a kompetensi pedagogik, b kompetensi kepribadian, c kompetensi profesional dan d.
kompetensi sosial. 4.
Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud diatas tetapi memiliki keahlian khusus yang diakaui
dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan uji kesetaraan.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menjadi guru harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu seorang guru harus sehat
jasmani dan rohani, menjunjung tinggi norma-norma agama dan kesusilaan, mempunyai kepribadian yang mantap, arif, bijaksana dan berakhlak mulia, serta
mempunyai kualifikasi dan kompetensi akademik yang relevan sebagai agen pembelajaran.
29
2. 3.4 Kompetensi Guru
Kompetensi menurut W. Robert Honston dalam pedoman PPL 2008:45 kompetensi adalah kemampuan yang seharusnya atau dapat dilakukan oleh guru
sesuai dengan kualifikasi, dan tanggung jawab mereka adalah sebagai pengajar dan pendidik. Menurut Iskandar dalam pedoman PPL 2008:45-46 kompetensi
mengandung pengertian kemampuan yang dapat dilakukan oleh guru mencakup kepribadian, sikap, dan tingkah laku guru yang ditunjukkan dalam stiap gerak-
gerik sesuai dengan tuntutan profesi sebagai guru. Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan atau wawasan akademis maupun non-
akademis. Dalam UU RI No. 14 Th. 2005 tentang Guru dan dosen dijelaskan bahwa
kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Dengan demikan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar.
Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan keprofesionalan dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Sehingga guru bukan
saja harus pintar tetapi juga harus pandai mentrasfer ilmunya kepada siswanya. Pentingnya kompetensi menurut Hamalik 2006:34 bagi dunia pendidikan
diantaranya: 1 kompetensi guru sebagai seleksi alat penerimaan guru, 2 kompetensi guru penting dalam rangka pembinaan guru, 3 kompetensi guru
dalam rangka penyusunan kurikulum, dan 4 kompetensi guru penting dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa.
30
Jabatan guru adalah suatu jabatan profesi dimana harus bekerja secara profesional. Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi-kompetensi
yang dituntut agar mampu melaksanakannya tugasnya secara baik dalam rangka melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah.
Dalam UU RI No. 14 Th 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru harus mempunyai empat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. 1.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pelajaran peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi pedagogik diperlukan agar pengelolaan proses
pembelajaran peserta didik dapat berjalan dengan baik. 2.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, serta menjadi teladan peserta didik. Kemampuan kepribadian
diperlukan agar guru mempunyai kepribadian yang baik, karena guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswa atau dengan kata lain guru
merupakan sosok yang harus digugu dan ditiru. 3.
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional. Kompetensi profesional merupakan hal yang paling utama bagi guru, karena
guru harus menguasai bahan dan bidang yang menjadi tugasnya untuk
31
disampaikan pada siswa dan menggunakan metode mengajar yang bervariasi untuk menghindari kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran.
4. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial
sangat diperlukan karena berkomunikasi dengan orang lain sangat penting bagi guru dimana tugas seorang guru memang selalu berkaitan dengan orang lain
seperti anak didik, sesama rekan guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah, orang tua wali murid, dan masyarakat sekitar.
Bertolak dari pendapat diatas, maka kemampuan guru dapat dibagi menjadi tiga kompetensi, yaitu:
1. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual seperti
penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai pembelajaran dan tingkah laku individu, pengetahuan
tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang
kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya. 2.
Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya
menghargai pekerjaan, memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap teman profesinya, memiliki kemauan yang
keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya. 3.
Kompetensi perilaku, artinya kemampuan guru terhadap berbagai keterampilan perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai,
32
menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan
menyusun persiapanperencanaan mengajar, keterampilan melaksanakkan adiministrasi kelas dan lain-lain.
Dari kesimpulan diatas, terdapat perbedaan antara kompetensi kognitif dan kompetensi perilaku yaitu terletak pada sifatnya. Kalau kompetensi kognitif
berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, sedangkan pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktik atau keterampilan mengajarnya.
2. 3.5 Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Adapun hasil persepsi dapat berupa tanggapan perhatian,
pendapat maupun penilaian. Menurut Wagito dalam Magdalena 2006:12 persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan yaitu proses yang berujud
diterimanya stimulus oleh indera melalui alat reseptornya. Stimulus ini diteruskan ke otak dan terjadi proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang
didengar, apa yang dilihat, apa yang dirasakan dan sebagainya. Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimilki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dengan demikan kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kemampuan guru dalam mengajar sangat diperlukan agar persepsi siswa menjadi
lebih positif terhadap kompetensi yang seharusnya melekat pada seorang guru, hal ini berkaitan dengan kompetensi guru mata pelajaran akuntansi.
33
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan tentang suatu pesan atau informasi yang
dikirim oleh seseorang, dimana pengiriman pesan itu menimbulkan rangsangan positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Hal ini
berkaitan dengan kompetensi guru mata pelajaran akuntansi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Apabila siswa mempunyai respon
positif terhadap kemampuan profesional guru dan mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka akan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan penjelasan diatas tersebut, penulis menarik kesimpulan untuk merumuskan indikator mengenai kompetensi guru dalam penelitian ini adalah
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional berdasarkan dari sudut
pandang atau persepsi siswa. 2.4.
Kerangka Berpikir
Proses belajar-mengajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
Tujuan ini telah direncanakan secara sistematik dan terarah kepada peserta didik atau siswa sebagai individu. Suatu proses belajar-mengajar di dalam kelas
dinyatakan berhasil jika ada peningkatan prestasi belajar siswa. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa ada yang berasal dari dalam diri
siswa dan ada juga yang berasal dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang berasal dalam diri siswa faktor internal salah satunya adalah motivasi, sedangkan faktor
yang berasal dari luar diri siswa faktor eksternal salah satunya adalah kompetensi guru. Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan,
34
memandu, memelilahara perilaku seseorang secara terus-menerus Catharina, 2007:187. Sedangkan kompetensi guru menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen Bab 1 pasal 1, kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dihayati dan dikuasai oleh
guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar-mengajar baik
bagi guru maupun bagi siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi
siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Selain itu kompetensi yang dimiliki
oleh guru sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan dan akan berpengaruh kepada pencapaian prestasi belajar siswa. Cara
pandang yang berbeda dari siswa akan menimbulkan persepsi yang berbeda pula pada kompetensi yang dimiliki oleh guru. Kompetensi guru yang bagus maka
akan timbul ketertarikan siswa terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru dan dapat berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang optimal.
Sedangkan apabila siswa menganggap guru memiliki kompetensi yang tidak bagus maka akan timbul rasa jenuh dan bosan dalam pelajaran yang disampaikan
oleh guru sehingga berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar yang kurang optimal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar yang tinggi dan kompetensi guru yang baik cenderung prestasi belajar siswa akan tinggi pula.
Lebih jelasnya mengenai uraian tentang pengaruh motivasi belajar dan
35
kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir 2.5.
Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul Arikunto,
2002:67. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa
kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 20102011.
2. Ada pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa
kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 20102011.
Motivasi Belajar X1 Indikator:
1. Dorongan untuk belajar ekonomi akuntansi
2. Ketekunan dan kepatuhan dalam menghadapi
tugas 3.
Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa dan tidak cepat puas terhadap prestasi yang telah
dicapai 4.
Usaha untuk menguasai materi pelajaran ekonomi akuntansi
Kompetensi Guru X2 Indikator:
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Sosial
4. Kompetensi Profesional
Prestasi Belajar
Y
Nilai tes atau nilai
raport siswa
36
3. Ada pengaruh antara motivasi belajar siswa dan kompetensi guru terhadap
prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 20102011.
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa kelas XII
IPS MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan pada tahun ajaran 20102011. Adapun kelas XII IPS MA Yaspia Ngroto terbagi menjadi 2
dua kelompok kelas yaitu, kelas XII IPS1 dan kelas XII IPS2 dengan jumlah total 81 siswa. Lebih jelasnya, lihat tabel 3.1
Tabel 3.1 Data Siswa XII IPS MA Yaspia Ngroto No Kelas
Jumlah 1. XII
IPS1 42
2. XII IPS2
39 Jumlah
81 Sumber: Data Skunder, diolah
Dalam pengambilan sampel, Arikunto 2002:112 berpendapat bahwa, jika subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sehingga dengan jumlah 81
responden maka penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan populasi, sehingga sampel penelitian ini adalah populasi itu sendiri.
3.2. Variabel penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar, maka dalam penelitian ini
terdapat tiga variabel, yaitu dua variabel bebas terdiri dari motivasi belajar X1 dan kompetensi guru X2 serta satu variabel terikat yaitu prestasi belajar Y.
1. Motivasi belajar X1