49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian
Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa dan persepsi siswa mengenai kompetensi guru serta
gambaran tentang prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas 12 IPS MA Yaspia tahun pelajaran 20102011. Gambaran dari masing-masing variabel dalam
penelitian ini yaitu motivasi belajar siswa X
1
, kompetensi guru X
2
dan prestasi belajar siswa Y dapat diketahui dari analisis deskriptif persentase sebagai
berikut:
4.1.1.1 Motivasi Belajar Siswa
Gambaran mengenai motivasi belajar siswa MA Yaspia Ngroto berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa, diperoleh hasil seperti
yang disajikan pada gambar 4.1 berikut ini:
50
Gambar 4.1 Distribusi Kategori Motivasi Belajar Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan bahwa motivasi belajar yang
dimiliki oleh sebagian besar siswa pada kategori tinggi, yaitu dengan persentase sebesar 48,15. Kemudian siswa yang memiliki motivasi pada kategori sangat
tinggi sebesar 33,33 dan pada kategori cukup sebesar 11,11, sedangkan sisanya 7,41 pada kategori rendah. Meskipun sebagian besar siswa sudah
memiliki moivasi belajar pada kategori tinggi, namun masih ada dari sebagian siswa yang masih memiliki motivasi belajar pada kategori cukup, yaitu sebesar
11,11 dan 7,41 berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar akuntansi siswa masih belum sesuai dengan yang diharapkan,
dimana kepala sekolah dan guru mengharapkan agar semua siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi merupakan suatu bagian yang sangat
penting dalam suatu lembaga pendidikan. Dengan motivasi belajar yang tinggi, maka sebuah tujuan dan cita-cita keberhasilan pembelajaran kemungkinan besar
akan tercapai.
51
Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif persentase variabel motivasi belajar akuntansi per indikator, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Dorongan untuk belajar akuntansi
Dorongan untuk belajar ekonomi akuntansi siswa MA Yaspia Ngroto berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa siswa diperoleh hasil
seperti yang disajikan pada gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2 Distribusi Kategori Dorongan Belajar Ekonomi Akuntansi Dari gambar 4.2 diatas dapat diuraikan bahwa mengenai dorongan untuk
belajar ekonomi akuntansi siswa berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 48,15. Kemudian berturut-turut diikuti oleh siswa yang yang berada
pada kategori tinggi yaitu sebesar 32,10, kategori cukup sebesar 13,58, serta 4,95 dan 1,23 berada pada kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa dorongan belajar yang dimiliki siswa terhadap mata pelajaran ekonomi akuntansi belum sesuai yang diharapkan oleh lembaga
pendidikan, terutama oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Kurang semangatnya siswa ditunjukkan dengan persentase pada kategori rendah dan sangat rendah yaitu sebesar 4,95 dan 1,23. Meskipun
52
persentasenya relatif kecil, hal itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi siswa yang sudah memiliki motivasi tinggi.
2. Usaha untuk menguasai materi ekonomi akuntansi
Usaha untuk menguasai materi ekonomi akuntansi siswa MA Yaspia Ngroto berdasarkan jawaban angket dari masing-masingn siswa diperoleh hasil
seperti hasil yang disajikan dalam gambar 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3 Distribusi Kategori Usaha Untuk Menguasai Materi Pelajaran Ekonomi Akuntansi
Dari gambar 4.3 diatas dapat diuraikan bahwa mengenai usaha siswa untuk menguasai mata pelajaran ekonomi akuntansi berada pada kategori sangat tinggi
dengan persentase 46,91. Kemudian secara berturut-turut diikuti 20,99 pada kategori tinggi, 19,75 berada pada kategori cukup, 7,41 berada pada
kategori rendah dan 4,94 berada pada kategori sangat rendah. Meskipun sebagian besar dari siswa dalam usaha menguasai materi pelajaran ekonomi
akuntansi berada pada kategori sangat tinggi, namun perlu dijadikan masukan begi lembaga terkait, khususnya guru mata pelajaran yang bersangkutan kalau masih
ada dari sebagian siswa usaha untuk menguasai materi pelajaran ekonomi
53
akuntansi berada pada kategori srendah bahkan sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan belum begitu aktifnya siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar
mengajar di kelas, mereka belajar tergantung pada mood dan jarang membaca, apalagi belajar dirumah terkait materi yang diberikan di sekolah sebelumnya.
3. Ulet menghadapi kesulitan, tidak lekas putus asa dan tidak cepat puas terhadap
prestasi yang telah dicapai Gambaran mengenai keuletan siswa dalam menghadapi kesulitan dan tidak
cepat puas terhadap prestasi terhadap prestasi yang telah dicapai berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang disajikan
pada gambar 4.4 berikut ini:
Gambar 4.4 Distribusi Kategori Ulet Menghadapi Kesulitan dan Tidak Cepat Puas Terhadap Prestasi yang Telah Dicapai
Dari gambar 4.4 diatas dapat diuraikan bahwa mengenai keuletan siswa dalam menghadapi kesulitan dan tidak cepat putus asa terhadap prestasi yang telah
dicapai berada pada kategori sangat tinggi, yaitu dengan persentase 44,44. Kemudian secara berturut-turut diikuti 29,63 pada kategori tinggi, 20,99 pada
54
kategori cukup, serta 3,70 pada kategori sangat rendah dan 1,23 berada pada kategori rendah. Keadaan dari sebagian siswa yang berada pada kategori rendah
dan sangat rendah ditunjukkan dengan sikap mereka yang sering bermalas- malasan, sikap seperti itu jelas terlihat pada saat siswa menjumpai materi yang
agak sulit dan membutuhkan konsentrasi dan tingkat pemahaman yang tinggi. Hampir sebagian siswa cenderung bergantung kepada temannya yang dianggap
pintar dalam kelas tersebut dalam memecahkan soal-soal. Disisi lain, sebagian besar siswa juga kurang memperhatikan terhadap prestasi yang telah dicapainya,
meskipun prestasi yang didapatkan kurang memuaskan. 4.
Ketekunan dan Kepatuhan Dalam Menghadapi Tugas Untuk distribusi jawaban angket masing-masing siswa mengenai indikator
ketekunan dan kepatuhan dalam menghadapi tugas diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.5 berikut ini:
Gambar 4.5 Distribusi Ketekunan dan Kepatuhan Dalam Menghadapi Tugas Dari gambar 4.5 diatas dapat diuraikan bahwa mengenai ketekunan dan
kepatuhan siswa dalam menghadapi tugas berada pada kategori sangat tinggi
55
dengan persentase 37,04. Kemudian secara berturut-turut diikuti 32,10 pada kategori tinggi, 17,28 pada kategori cukup, 11,11 pada kategori rendah dan
2,47 berada pada kategori sangat rendah. Hal ini dapat dimaknai bahwa mengenai indikator ini, siswa sudah mampu menghargai arti penting mengenai
ketekunan dan kepatuhan serta manfaat ke depannya apabila mereka bisa membiasakan dengan sikap disiplin. Meskipun sebagian besar siswa sudah berada
pada kategori sangat tinggi dan tinggi, masih ada dari sebagian siswa yang berada pada kategori rendah, bahkan sangat rendah. Kondisi yang demikian harus segera
menjadi perhatian utama dalam lingkungan pendidikan apalagi merekalah nantinya yang menjadi generasi penerus bangsa dalam mengisi pembangunan di
negara ini, oleh karena itu keadaan seperti itu harus segera dibenahi agar tidak menjadi sebuah kultur negatif dalam proses belajar mengajar.
4.1.1.2 Kompetensi Guru
Gambaran mengenai kompetensi guru ekonomi akuntansi MA Yaspia berdasarkan jawaban dari angket masing-masing siswa, diperoleh hasil seperti
yang disajikan pada gambar 4.6 berikut ini:
Gambar 4.6 Distibusi Kategori Kompetensi Guru
56
Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa persepsi siswa mengenai kompetensi guru sebagian besar berada pada kategori baik dengan persentase
72,84. Kemudian secara berturut-turut diikuti 12,35 pada kategori cukup baik, dan sisanya 7,41 pada kategori sangat baik dan kurang baik. Hal ini dapat
diartikan bahwa kompetensi guru yang berupa kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional masih tergolong
bagus. Meskipun demikian masih perlu dimaksimalkan dalam mejalankan peran dan tugasnya sebagai pengajar serta dapat menjadi sosok guru yang dapat
dijadikan tauladan bagi para siswa. Harapannya, guru akuntansi yang bersangkutan lebih terpacu dan bersemangat untuk mencapai derajat kompetensi
yang lebih tinggi. Kompetensi guru tersebut dinilai dari indikator, yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, konpetensi sosial dan kompetensi profesional. Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif persentase variabel
kompetensi guru per indikator, diperoleh hasil sebagai berikut: 1.
Kompetensi Pedagogik Gambaran mengenai kompetensi pedagogik guru ekonomi akuntansi MA
Yaspia Ngroto berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.7 berikut ini:
57
Gambar 4.7 Distribusi Kompetensi Pedagogik Dari gambar 4.7 diatas menunjukkan bahwa menurut sebagian besar
persepsi siswa mengenai kompetensi guru ekonomi akuntansi MA Yaspia Ngroto sudah memiliki kompetensi pedagogik pada kategori baik dengan persentase
41,98 dari jumlah jawaban siswa. Artinya guru tersebut sudah memiliki beberapa kompetensi pedagogik pada kategori baik, misalnya kemampuan dalam
pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. Meskipun demikian, masih ada dari sebagian besar siswa yang mempersepsikan guru ekonomi akuntansi memiliki kompetensi
pedagogik dalam kategori yang kurang baik, yaitu sebesar 14,81 dan 1,23 pada kategori tidak baik. Kondisi ini menunjukkan belum optimalnya guru dalam
menjalankan perannya sebagai seorang pendidik dalam mentransfer ilmunya kepada peserta didik, seperti melibatkan siswa agar aktif dalam proses kekgiatan
belajar mengajar, penyampaian materi yang terkadang masih monoton serta ketepatan pengaturan waktu dalam menyampaikan materi terkadang masih
58
kurang. Hasil temuan ini patut diperhatikan oleh guru agar lebih meningkatkan intensitas keaktifan siswa, yang dimulai dari dirinya dengan cara memberikan
stimulus rangsangan terhadap siswa melalui metode dan variasi pembelajaran yang lebih tepat dan menarik. Tercermin dalam bentuk keberhasilan guru dalam
mengkreasi lingkungan belajar secara positif dan memberdayakan siswa untuk memahami dan menjadi efektif dalam melibatkan diri pada proses pengelolaan
kelas dan proses pembelajaran. 2.
Kompetensi Kepribadian Gambaran mengenai kompetensi kepribadian guru ekonomi akuntansi MA
Yaspia Ngroto berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.8 berikut ini:
Gambar 4.8 Distribusi Kompetensi Kepribadian Dari gambar 4.8 tersebut dapat dijelaskan bahwa, bahwa kompetensi
kepribadian yang dimiliki oleh guru ekonomi akuntansi MA Yaspia Ngroto tergolong dalam kategori baik sebesar 32,10. Meskipun sebagian besar siswa
mempersepsikan dalam kategori baik, namun masih ada dari sebagian siswa yang
59
mempunyai persepsi siswa kompetensi kepribadian guru dalam kategori kurang baik, yaitu sebesar 9,88 dan tidak baik sebesar 3,70. Meskipun persentasenya
relatif kecil, hal itu merupakan cerminan bahwa guru tersebut masih mempunyai kepribadian yang kurang baik berdasarkan persepsi siswa, sehingga harapan
kedepannya guru dapat mengevaluasi diri mengenai sikap dan perilaku agar dapat lebih baik lagi dan bisa menjadi sosok yang patut dijadikan contoh teladan bagi
siswa. 3.
Kompetensi Sosial Gambaran mengenai kompetensi sosial berdasarkan jawaban angket dari
masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.9 berikut ini:
Gambar 4.9 Distribusi Kategori Kompetensi Sosial Dari gambar 4.9 diatas menunjukkan bahwa kompetensi sosial yang
dimiliki oleh guru mata pelajaran ekonomi akuntansi MA Yaspia Ngroto sudah memiliki kompetensi sosial yang baik, yaitu dengan persentase 41,98. Hal ini
menunjukkan bahwa guru tersebut sudah mempunyai beberapa kompetensi sosial
60
yang memadai misalnya kemampuan guru dalam menjaga komunikasi atau hubungan baik dengan peserta didik, guru dapat menampilkan sosok yang
komunikatif dan adaptif dalam lingkungan sekolah, sehingga tidak terkesan seperti orang yang culun atau kuper. Meskipun persepsi siswa terhadap
kompetensi sosial guru berada pada kategori baik, namun masih ada dari sebagian siswa yang memberikan penilaian terhadap kompetensi sosial guru berada pada
kategori kurang baik yaitu sebesar 4,94. Meskipun persentasinya relatif kecil, setidaknya itu merupakan cerminan bahwa kompetensi sosial guru belum
sepenuhnya baik. Sehingga ke depannya bisa dijadikan bahan evaluasi bagi guru untuk dapat meningkatkan kompetensi yang telah dimilikinya tesebut.
4. Kompetensi Profesional
Gambaran mengenai indikator kompetensi profesional berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa, diperoleh hasil seperti yang disajikan
pada gambar 4.10 berikut ini:
Gambar 4.10 Distribusi Kategori Kompetensi Profesional
61
Dari gambar 4.10 diatas menunjukkan bahwa menurut persepsi siswa guru ekonomi akuntansi MA Yaspia Ngroto sudah memiliki kompetensi profesional
pada kategori sangat baik, yaitu dengan persentase 44,44 dari jumlah jawaban siswa. Artinya, guru tersebut sudah dapat menunjukkan sikap profesionalnya
sebagai guru terutama pada saat kegiatan proses belajar mengajar dalam kelas. Meskipun sebagian besar dari persepsi siswa memberikan penilaian yang baik,
namun dari sebagian siswa masih ada yang mempunyai persepsi cukup baik bahkan kurang baik, yaitu dengan persentase 22,22 dan 8,64. Meskipun
persentase untuk persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru berada pada kategori kurang baik relatif kecil, hal ini merupakan cerminan bahwa guru
tersebut kurang melibatkan semua siswa dalam prposes belajar mengajar atau bahkan mungkin terkesan pilih kasih.
4.1.1.3 Prestasi Belajar Siswa.
Gambaran mengenai prestasi belajar ekonomi akuntansi pada siswa kelas 12 IPS MA Yaspia Ngroto bersumber dari data nilai midsemester tahun ajaran
20102011. Dari data nilai midsemester diperoleh hasil seperti yang terangkum pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Persentase Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi
No. Interval
Nilai Kriteria
Nilai N
1 87,33
sd 100 Sangat
Tinggi 0,00
2 74,67
sd 87,33 Tinggi
11 13,58
3 62
sd 74,67 Cukup
50 61,73
4 49,33
sd 62 Rendah
20 24,69
5 49,33
Sangat Rendah
0,00
Jumlah 81
100,00
Sumber: Data Skunder, diolah
62
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa prestasi belajar ekonomi akuntansi kelas 12 IPS MA Yaspia Ngroto tahun ajaran 20102011 dalam kategori
cukup dengan persentase 61,73 50 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas 12 IPS telah memenuhi KKM yang telah ditetapkan
sekolah, yaitu 67. Meskipun sebagian besar telah mencapai KKM, tetapi masih ada nilai dari sebagian siswa pada kategori rendah dengan persentase 24,09.
Dari 81 siswa nilai yang memenuhi KKM sebanyak 51 siswa atau 62,96, sedangkan yang belum memenuhi KKM sebanyak 30 siswa atau 37,04. Adapun
lebih jelasnya lihat gambar 4.11 sebagai berikut:
Gambar 4.11 Persentase Kelulusan Siswa 4.1.2
Uji Asumsi Klasik 4.1.2.1.
Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini menggunakan rumus kolmogorov-smirnov dengan perhitungan komputasi SPSS for windows release 13 seperti yang disajikan pada
tabel 4.2 berikut ini:
Diagram Kelulusan Siswa Kelas 12 IPS MA Yaspia
63
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
81 81
81 46,3086
104,5062 68,2593
7,56082 14,89557
4,93907 ,141
,139 ,103
,075 ,092
,103 -,141
-,139 -,077
1,272 1,249
,927 ,079
,088 ,357
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed MOTIVASI
BELAJAR KOMPETE
NSIGURU PRESTASI
BELAJAR
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber: Data Penelitian, diolah Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa harga kolmogorov-smirnov
untuk variabel prestasi belajar sebesar 0,927 dengan probabilitas 0,357 lebih besar dari 0,05 dengan demikian menunjukkan bahwa data variabel prestasi belajar
akuntansi berdistribusi normal. Variabel motivasi belajar diperoleh kolmogorov- smirnov
sebesar 1,272 dengan probabilitas 0,079 lebih besar dari 0,05 dengan demikian data motivasi belajar berdistribusi normal, dan untuk variabel
kompetensi guru diperoleh kolmogorov-smirnov sebesar 1,249 dengan probabilitas 0,088 lebih besar dari 0,05 dengan demikian data vaariabel
kompetensi guru berdistribusi normal. Lebih jelasnya penyebaran plot tersebut dapat dilihat pada gambar 4.12 sebagai berikut:
64
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Exp ect
ed C
um P
ro b
Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4.12 Scatterplot
4.1.2.2. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Hasil yang diperoleh akan menentukan teknik
analisis regresi yang digunakan. Hasil uji linieritas dalam penelitian ini adalah dapat dilihat dari hasil hasil analisis varian Anova
dengan melihat besarnya nilai F dan nilai signifikansinya seperti pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Uji Liniearitas
65
ANOVA
b
905,624 2
452,812 33,768
,000
a
1045,931 78
13,409 1951,556
80 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, KOMPETENSIGURU, MOTIVASIBELAJAR a.
Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR b.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui nilai F sebesar 33,768 dengan signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa data-data penelitian
membentuk garis linier, sehingga penggunaan analisis regresi linier berganda dapat dipertanggungjawabkan.
4.1.2.3. Uji Multikolinieritas
Syarat berlakunya model regresi berganda adalah antar variabel tidak memiliki hubungan sempurna atau tidak mengandung multikolinieritas. Menurut
Ghozali 2005:57, suatu model regresi tidak terjadi gejala multikolinieritas jika memiliki nilai toleransi lebih dari 0,1 dan nilai Variance inflation factor VIF
kurang dari 10. Nilai VIF dan nilai toleransi yang diperoleh dalam model dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Besaran Nilai Toleransi dan Variance inflation factor VIF
Sumber: Data Penelitian, diolah
Coefficients
a
Correlations Collinearity
Statistics Model
Zero ‐order
Partial Part
Tolerance VIF
Constant MOTIVASIBELAJAR
0,565 0,282
0,216 0,629
1,590 1
KOMPETENSIGURU 0,646
0,462 0,381
0,629 1,590
a. Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR
66
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS, didapatkan besarnya nilai toleransi masing-masing variabel yang lebih dari 0,1
dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Secara grafis pengujian ini dapat dilihat dari Multivariate Standardized Scatterplot.
Dasar pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model
regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas melalui Multivariate Standardized Scatterplot dapat dilihat
pada gambar 4.13 sebagai berikut:
1 -1
-2 -3
Regression Standardized Predicted Value
85.00 80.00
75.00 70.00
65.00 60.00
PR ES
TA SIB
EL A
JAR
Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR Scatterplot
Gambar 4.13 Scatterplot
67
Berdasarkan gambar 4.13 tersebut, titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas atau bersifat homogen.
4.1.3 Analisis Regresi Berganda