Deskripsi Variabel Penelitian Hasil Penelitian

49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa dan persepsi siswa mengenai kompetensi guru serta gambaran tentang prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas 12 IPS MA Yaspia tahun pelajaran 20102011. Gambaran dari masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar siswa X 1 , kompetensi guru X 2 dan prestasi belajar siswa Y dapat diketahui dari analisis deskriptif persentase sebagai berikut:

4.1.1.1 Motivasi Belajar Siswa

Gambaran mengenai motivasi belajar siswa MA Yaspia Ngroto berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa, diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.1 berikut ini: 50 Gambar 4.1 Distribusi Kategori Motivasi Belajar Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan bahwa motivasi belajar yang dimiliki oleh sebagian besar siswa pada kategori tinggi, yaitu dengan persentase sebesar 48,15. Kemudian siswa yang memiliki motivasi pada kategori sangat tinggi sebesar 33,33 dan pada kategori cukup sebesar 11,11, sedangkan sisanya 7,41 pada kategori rendah. Meskipun sebagian besar siswa sudah memiliki moivasi belajar pada kategori tinggi, namun masih ada dari sebagian siswa yang masih memiliki motivasi belajar pada kategori cukup, yaitu sebesar 11,11 dan 7,41 berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar akuntansi siswa masih belum sesuai dengan yang diharapkan, dimana kepala sekolah dan guru mengharapkan agar semua siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan. Dengan motivasi belajar yang tinggi, maka sebuah tujuan dan cita-cita keberhasilan pembelajaran kemungkinan besar akan tercapai. 51 Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif persentase variabel motivasi belajar akuntansi per indikator, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dorongan untuk belajar akuntansi Dorongan untuk belajar ekonomi akuntansi siswa MA Yaspia Ngroto berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa siswa diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.2 berikut ini: Gambar 4.2 Distribusi Kategori Dorongan Belajar Ekonomi Akuntansi Dari gambar 4.2 diatas dapat diuraikan bahwa mengenai dorongan untuk belajar ekonomi akuntansi siswa berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 48,15. Kemudian berturut-turut diikuti oleh siswa yang yang berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 32,10, kategori cukup sebesar 13,58, serta 4,95 dan 1,23 berada pada kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa dorongan belajar yang dimiliki siswa terhadap mata pelajaran ekonomi akuntansi belum sesuai yang diharapkan oleh lembaga pendidikan, terutama oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Kurang semangatnya siswa ditunjukkan dengan persentase pada kategori rendah dan sangat rendah yaitu sebesar 4,95 dan 1,23. Meskipun 52 persentasenya relatif kecil, hal itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi siswa yang sudah memiliki motivasi tinggi. 2. Usaha untuk menguasai materi ekonomi akuntansi Usaha untuk menguasai materi ekonomi akuntansi siswa MA Yaspia Ngroto berdasarkan jawaban angket dari masing-masingn siswa diperoleh hasil seperti hasil yang disajikan dalam gambar 4.3 berikut ini: Gambar 4.3 Distribusi Kategori Usaha Untuk Menguasai Materi Pelajaran Ekonomi Akuntansi Dari gambar 4.3 diatas dapat diuraikan bahwa mengenai usaha siswa untuk menguasai mata pelajaran ekonomi akuntansi berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 46,91. Kemudian secara berturut-turut diikuti 20,99 pada kategori tinggi, 19,75 berada pada kategori cukup, 7,41 berada pada kategori rendah dan 4,94 berada pada kategori sangat rendah. Meskipun sebagian besar dari siswa dalam usaha menguasai materi pelajaran ekonomi akuntansi berada pada kategori sangat tinggi, namun perlu dijadikan masukan begi lembaga terkait, khususnya guru mata pelajaran yang bersangkutan kalau masih ada dari sebagian siswa usaha untuk menguasai materi pelajaran ekonomi 53 akuntansi berada pada kategori srendah bahkan sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan belum begitu aktifnya siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di kelas, mereka belajar tergantung pada mood dan jarang membaca, apalagi belajar dirumah terkait materi yang diberikan di sekolah sebelumnya. 3. Ulet menghadapi kesulitan, tidak lekas putus asa dan tidak cepat puas terhadap prestasi yang telah dicapai Gambaran mengenai keuletan siswa dalam menghadapi kesulitan dan tidak cepat puas terhadap prestasi terhadap prestasi yang telah dicapai berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.4 berikut ini: Gambar 4.4 Distribusi Kategori Ulet Menghadapi Kesulitan dan Tidak Cepat Puas Terhadap Prestasi yang Telah Dicapai Dari gambar 4.4 diatas dapat diuraikan bahwa mengenai keuletan siswa dalam menghadapi kesulitan dan tidak cepat putus asa terhadap prestasi yang telah dicapai berada pada kategori sangat tinggi, yaitu dengan persentase 44,44. Kemudian secara berturut-turut diikuti 29,63 pada kategori tinggi, 20,99 pada 54 kategori cukup, serta 3,70 pada kategori sangat rendah dan 1,23 berada pada kategori rendah. Keadaan dari sebagian siswa yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah ditunjukkan dengan sikap mereka yang sering bermalas- malasan, sikap seperti itu jelas terlihat pada saat siswa menjumpai materi yang agak sulit dan membutuhkan konsentrasi dan tingkat pemahaman yang tinggi. Hampir sebagian siswa cenderung bergantung kepada temannya yang dianggap pintar dalam kelas tersebut dalam memecahkan soal-soal. Disisi lain, sebagian besar siswa juga kurang memperhatikan terhadap prestasi yang telah dicapainya, meskipun prestasi yang didapatkan kurang memuaskan. 4. Ketekunan dan Kepatuhan Dalam Menghadapi Tugas Untuk distribusi jawaban angket masing-masing siswa mengenai indikator ketekunan dan kepatuhan dalam menghadapi tugas diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.5 berikut ini: Gambar 4.5 Distribusi Ketekunan dan Kepatuhan Dalam Menghadapi Tugas Dari gambar 4.5 diatas dapat diuraikan bahwa mengenai ketekunan dan kepatuhan siswa dalam menghadapi tugas berada pada kategori sangat tinggi 55 dengan persentase 37,04. Kemudian secara berturut-turut diikuti 32,10 pada kategori tinggi, 17,28 pada kategori cukup, 11,11 pada kategori rendah dan 2,47 berada pada kategori sangat rendah. Hal ini dapat dimaknai bahwa mengenai indikator ini, siswa sudah mampu menghargai arti penting mengenai ketekunan dan kepatuhan serta manfaat ke depannya apabila mereka bisa membiasakan dengan sikap disiplin. Meskipun sebagian besar siswa sudah berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi, masih ada dari sebagian siswa yang berada pada kategori rendah, bahkan sangat rendah. Kondisi yang demikian harus segera menjadi perhatian utama dalam lingkungan pendidikan apalagi merekalah nantinya yang menjadi generasi penerus bangsa dalam mengisi pembangunan di negara ini, oleh karena itu keadaan seperti itu harus segera dibenahi agar tidak menjadi sebuah kultur negatif dalam proses belajar mengajar.

4.1.1.2 Kompetensi Guru

Gambaran mengenai kompetensi guru ekonomi akuntansi MA Yaspia berdasarkan jawaban dari angket masing-masing siswa, diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.6 berikut ini: Gambar 4.6 Distibusi Kategori Kompetensi Guru 56 Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa persepsi siswa mengenai kompetensi guru sebagian besar berada pada kategori baik dengan persentase 72,84. Kemudian secara berturut-turut diikuti 12,35 pada kategori cukup baik, dan sisanya 7,41 pada kategori sangat baik dan kurang baik. Hal ini dapat diartikan bahwa kompetensi guru yang berupa kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional masih tergolong bagus. Meskipun demikian masih perlu dimaksimalkan dalam mejalankan peran dan tugasnya sebagai pengajar serta dapat menjadi sosok guru yang dapat dijadikan tauladan bagi para siswa. Harapannya, guru akuntansi yang bersangkutan lebih terpacu dan bersemangat untuk mencapai derajat kompetensi yang lebih tinggi. Kompetensi guru tersebut dinilai dari indikator, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, konpetensi sosial dan kompetensi profesional. Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif persentase variabel kompetensi guru per indikator, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Kompetensi Pedagogik Gambaran mengenai kompetensi pedagogik guru ekonomi akuntansi MA Yaspia Ngroto berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.7 berikut ini: 57 Gambar 4.7 Distribusi Kompetensi Pedagogik Dari gambar 4.7 diatas menunjukkan bahwa menurut sebagian besar persepsi siswa mengenai kompetensi guru ekonomi akuntansi MA Yaspia Ngroto sudah memiliki kompetensi pedagogik pada kategori baik dengan persentase 41,98 dari jumlah jawaban siswa. Artinya guru tersebut sudah memiliki beberapa kompetensi pedagogik pada kategori baik, misalnya kemampuan dalam pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Meskipun demikian, masih ada dari sebagian besar siswa yang mempersepsikan guru ekonomi akuntansi memiliki kompetensi pedagogik dalam kategori yang kurang baik, yaitu sebesar 14,81 dan 1,23 pada kategori tidak baik. Kondisi ini menunjukkan belum optimalnya guru dalam menjalankan perannya sebagai seorang pendidik dalam mentransfer ilmunya kepada peserta didik, seperti melibatkan siswa agar aktif dalam proses kekgiatan belajar mengajar, penyampaian materi yang terkadang masih monoton serta ketepatan pengaturan waktu dalam menyampaikan materi terkadang masih 58 kurang. Hasil temuan ini patut diperhatikan oleh guru agar lebih meningkatkan intensitas keaktifan siswa, yang dimulai dari dirinya dengan cara memberikan stimulus rangsangan terhadap siswa melalui metode dan variasi pembelajaran yang lebih tepat dan menarik. Tercermin dalam bentuk keberhasilan guru dalam mengkreasi lingkungan belajar secara positif dan memberdayakan siswa untuk memahami dan menjadi efektif dalam melibatkan diri pada proses pengelolaan kelas dan proses pembelajaran. 2. Kompetensi Kepribadian Gambaran mengenai kompetensi kepribadian guru ekonomi akuntansi MA Yaspia Ngroto berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.8 berikut ini: Gambar 4.8 Distribusi Kompetensi Kepribadian Dari gambar 4.8 tersebut dapat dijelaskan bahwa, bahwa kompetensi kepribadian yang dimiliki oleh guru ekonomi akuntansi MA Yaspia Ngroto tergolong dalam kategori baik sebesar 32,10. Meskipun sebagian besar siswa mempersepsikan dalam kategori baik, namun masih ada dari sebagian siswa yang 59 mempunyai persepsi siswa kompetensi kepribadian guru dalam kategori kurang baik, yaitu sebesar 9,88 dan tidak baik sebesar 3,70. Meskipun persentasenya relatif kecil, hal itu merupakan cerminan bahwa guru tersebut masih mempunyai kepribadian yang kurang baik berdasarkan persepsi siswa, sehingga harapan kedepannya guru dapat mengevaluasi diri mengenai sikap dan perilaku agar dapat lebih baik lagi dan bisa menjadi sosok yang patut dijadikan contoh teladan bagi siswa. 3. Kompetensi Sosial Gambaran mengenai kompetensi sosial berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.9 berikut ini: Gambar 4.9 Distribusi Kategori Kompetensi Sosial Dari gambar 4.9 diatas menunjukkan bahwa kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru mata pelajaran ekonomi akuntansi MA Yaspia Ngroto sudah memiliki kompetensi sosial yang baik, yaitu dengan persentase 41,98. Hal ini menunjukkan bahwa guru tersebut sudah mempunyai beberapa kompetensi sosial 60 yang memadai misalnya kemampuan guru dalam menjaga komunikasi atau hubungan baik dengan peserta didik, guru dapat menampilkan sosok yang komunikatif dan adaptif dalam lingkungan sekolah, sehingga tidak terkesan seperti orang yang culun atau kuper. Meskipun persepsi siswa terhadap kompetensi sosial guru berada pada kategori baik, namun masih ada dari sebagian siswa yang memberikan penilaian terhadap kompetensi sosial guru berada pada kategori kurang baik yaitu sebesar 4,94. Meskipun persentasinya relatif kecil, setidaknya itu merupakan cerminan bahwa kompetensi sosial guru belum sepenuhnya baik. Sehingga ke depannya bisa dijadikan bahan evaluasi bagi guru untuk dapat meningkatkan kompetensi yang telah dimilikinya tesebut. 4. Kompetensi Profesional Gambaran mengenai indikator kompetensi profesional berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa, diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.10 berikut ini: Gambar 4.10 Distribusi Kategori Kompetensi Profesional 61 Dari gambar 4.10 diatas menunjukkan bahwa menurut persepsi siswa guru ekonomi akuntansi MA Yaspia Ngroto sudah memiliki kompetensi profesional pada kategori sangat baik, yaitu dengan persentase 44,44 dari jumlah jawaban siswa. Artinya, guru tersebut sudah dapat menunjukkan sikap profesionalnya sebagai guru terutama pada saat kegiatan proses belajar mengajar dalam kelas. Meskipun sebagian besar dari persepsi siswa memberikan penilaian yang baik, namun dari sebagian siswa masih ada yang mempunyai persepsi cukup baik bahkan kurang baik, yaitu dengan persentase 22,22 dan 8,64. Meskipun persentase untuk persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru berada pada kategori kurang baik relatif kecil, hal ini merupakan cerminan bahwa guru tersebut kurang melibatkan semua siswa dalam prposes belajar mengajar atau bahkan mungkin terkesan pilih kasih.

4.1.1.3 Prestasi Belajar Siswa.

Gambaran mengenai prestasi belajar ekonomi akuntansi pada siswa kelas 12 IPS MA Yaspia Ngroto bersumber dari data nilai midsemester tahun ajaran 20102011. Dari data nilai midsemester diperoleh hasil seperti yang terangkum pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Deskripsi Persentase Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi No. Interval Nilai Kriteria Nilai N 1 87,33 sd 100 Sangat Tinggi 0,00 2 74,67 sd 87,33 Tinggi 11 13,58 3 62 sd 74,67 Cukup 50 61,73 4 49,33 sd 62 Rendah 20 24,69 5 49,33 Sangat Rendah 0,00 Jumlah 81 100,00 Sumber: Data Skunder, diolah 62 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa prestasi belajar ekonomi akuntansi kelas 12 IPS MA Yaspia Ngroto tahun ajaran 20102011 dalam kategori cukup dengan persentase 61,73 50 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas 12 IPS telah memenuhi KKM yang telah ditetapkan sekolah, yaitu 67. Meskipun sebagian besar telah mencapai KKM, tetapi masih ada nilai dari sebagian siswa pada kategori rendah dengan persentase 24,09. Dari 81 siswa nilai yang memenuhi KKM sebanyak 51 siswa atau 62,96, sedangkan yang belum memenuhi KKM sebanyak 30 siswa atau 37,04. Adapun lebih jelasnya lihat gambar 4.11 sebagai berikut: Gambar 4.11 Persentase Kelulusan Siswa 4.1.2 Uji Asumsi Klasik 4.1.2.1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data ini menggunakan rumus kolmogorov-smirnov dengan perhitungan komputasi SPSS for windows release 13 seperti yang disajikan pada tabel 4.2 berikut ini: Diagram Kelulusan Siswa Kelas 12 IPS MA Yaspia 63 Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 81 81 81 46,3086 104,5062 68,2593 7,56082 14,89557 4,93907 ,141 ,139 ,103 ,075 ,092 ,103 -,141 -,139 -,077 1,272 1,249 ,927 ,079 ,088 ,357 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed MOTIVASI BELAJAR KOMPETE NSIGURU PRESTASI BELAJAR Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Sumber: Data Penelitian, diolah Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa harga kolmogorov-smirnov untuk variabel prestasi belajar sebesar 0,927 dengan probabilitas 0,357 lebih besar dari 0,05 dengan demikian menunjukkan bahwa data variabel prestasi belajar akuntansi berdistribusi normal. Variabel motivasi belajar diperoleh kolmogorov- smirnov sebesar 1,272 dengan probabilitas 0,079 lebih besar dari 0,05 dengan demikian data motivasi belajar berdistribusi normal, dan untuk variabel kompetensi guru diperoleh kolmogorov-smirnov sebesar 1,249 dengan probabilitas 0,088 lebih besar dari 0,05 dengan demikian data vaariabel kompetensi guru berdistribusi normal. Lebih jelasnya penyebaran plot tersebut dapat dilihat pada gambar 4.12 sebagai berikut: 64 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Exp ect ed C um P ro b Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Gambar 4.12 Scatterplot

4.1.2.2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Hasil yang diperoleh akan menentukan teknik analisis regresi yang digunakan. Hasil uji linieritas dalam penelitian ini adalah dapat dilihat dari hasil hasil analisis varian Anova dengan melihat besarnya nilai F dan nilai signifikansinya seperti pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Uji Liniearitas 65 ANOVA b 905,624 2 452,812 33,768 ,000 a 1045,931 78 13,409 1951,556 80 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, KOMPETENSIGURU, MOTIVASIBELAJAR a. Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR b. Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui nilai F sebesar 33,768 dengan signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa data-data penelitian membentuk garis linier, sehingga penggunaan analisis regresi linier berganda dapat dipertanggungjawabkan.

4.1.2.3. Uji Multikolinieritas

Syarat berlakunya model regresi berganda adalah antar variabel tidak memiliki hubungan sempurna atau tidak mengandung multikolinieritas. Menurut Ghozali 2005:57, suatu model regresi tidak terjadi gejala multikolinieritas jika memiliki nilai toleransi lebih dari 0,1 dan nilai Variance inflation factor VIF kurang dari 10. Nilai VIF dan nilai toleransi yang diperoleh dalam model dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Besaran Nilai Toleransi dan Variance inflation factor VIF Sumber: Data Penelitian, diolah Coefficients a Correlations Collinearity Statistics Model Zero ‐order Partial Part Tolerance VIF Constant MOTIVASIBELAJAR 0,565 0,282 0,216 0,629 1,590 1 KOMPETENSIGURU 0,646 0,462 0,381 0,629 1,590 a. Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR 66 Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS, didapatkan besarnya nilai toleransi masing-masing variabel yang lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas. Uji Heteroskedastisitas Secara grafis pengujian ini dapat dilihat dari Multivariate Standardized Scatterplot. Dasar pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas melalui Multivariate Standardized Scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.13 sebagai berikut: 1 -1 -2 -3 Regression Standardized Predicted Value 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00 60.00 PR ES TA SIB EL A JAR Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR Scatterplot Gambar 4.13 Scatterplot 67 Berdasarkan gambar 4.13 tersebut, titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas atau bersifat homogen.

4.1.3 Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Motivasi, Kompetensi Profesional Guru, Lingkungan Sekolah, dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS di SMA 12 Semarang Tahun Ajaran 2010 2011

8 94 190

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 8 86

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA Pengaruh Motivasi Belajar Dan Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas Xi Smk Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 16

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 1 Sura

0 0 17

PENDAHULUAN Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 12

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Survey : Pada Siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

1 19 70

PENDAHULUAN Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri I Manyaran Tahun Ajaran 2010/2011.

0 3 10

Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 2

Pengaruh Motivasi Belajar, Kompetensi Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XII di SMA TEUKU UMAR Semarang.

3 15 103