18
Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar sebagian besar siswa. Oleh karena itu,
sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental,
spiritual, disiplin, dan ilmu pengetahuan. Apabila sekolah berhasil menciptakan suasana kondusif bagi pembelajaran, hubungan dan komunikasi tiap elemen di
sekolah berjalan dengan baik, metode pembelajaran aktif interaktif, sarana penunjang cukup memadai, siswa tertib disiplin, maka kondisi tersebut akan
mendorong siswa berkompetensi dalam pelajaran. Keadaan seperti ini diharapkan dapat mendorong prestasi belajar siswa lebih tinggi.
2.2. Motivasi Belajar
2.2.1.Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan sesuatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seseorang yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah
kekuatan luar yang pada intinya berkisar imbalan moneter dan imbalan non moneter yang mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif hal
mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan Uno, 2008:6.
Djiwandono 2002:329 menjabarkan motivasi dalam bahasa latin ”motivum”
yang berarti menunjuk pada alsan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak. Sedangkan, Eysenck dan kawan-kawan dalam Slameto merumuskan
motivasi sebagai suatu proses yang menetukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang
19
rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memberikan arah untuk menggerakkan tingkah laku seseorang
yang timbul sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai tiga aspek, yaitu : 1. keadaan terdorong dalam diri organisme a driving state, yaitu
kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berfikir dan ingatan. 2. Perilaku
yang timbul dan terarah karena keadaan ini; dan 3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut, seperti apa yang telah diungkapkan Filmore H. Standford
dalam Mangkunegara 2001:93 menyebutkan bahwa motivation as energizing condition of organism that serves to direct than organism to ward the goal of
certain class motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia
kearah sustu tujuan tertentu. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto,
2003:2. Berikut adalah ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar: 1.
Perubahan terjadi secara wajar. Hal ini menunjukkan seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya sesuatu perubahan pada dirinya tersebut.
20
2. Perubahan belajar bersifat kontinu dan fungsional. Hal ini berarti bahwa
perubahan yang terjadi dalam seseorang sebagai akibat dari pembelajaran adalah secara berkesinambungan, tidak statis, yang mana perubahan tersebut
akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. 3.
Perubahan dalam belajar belajar bersifa posittif dan aktif. Dalam belajar perubahan yang terjadi senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
sesuatu yanglebih baik dari sebelumnya dan perubahan itu terjadi karena usaha individu itu sendiri. Dengan demikian maskin banyak usaha belajar
maka makin baik pula perubahan yang diperoleh. 4.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan yang terjadi setelah belajar adalah bersifat permanen atau menetap.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, yaitu perubahan tingkah laku
yang terjadi tidak secara kebetulan tetapi karena ada tujuan yang hendak dicapai.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan
keseluruhan tingkah laku. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan penjabaran diatas mengenai arti motivasi dan belajar maka
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah kekuatan atau
21
dorongan yang berasal dari dalam diri individu siswa untuk melakukan tindakan yaitu belajar agar terjadi perubahan tingkah laku pengetahuan, sikap, dan
keterampilan pada dirinya. Motivasi belajar sangat diperlukan oleh seseorang yang akan melakukan
kegiatan belajar. Sebagaimana dengan siswa, motivasi belajar memiliki fungsi danperan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam pembelajarannya.
Fungsi tersebut menurut Hamalik 2005:161 meliputi hal-hal sebagai berikut: 1.
Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perubahan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperi belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
pencapaian tujuan yang diinginkan. 3.
Motivasi berfungsi sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
2.2.2.Peranan Motivasi dalam Belajar
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar.
Menurut Uno 2008:27-29, ada beberapa peranan penting dari motivasi belajar dan pembelajaran, antara lain:
1. Penentu penguatan belajar. Menurut Slameto 2003:99 bahwa motivasi dapat
membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu
masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yan gpernah dilaluinya.
22
2. Memperjelas tujuan belajar, peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati
manfaatnya bagi anak. Usman 2006:29 menambahkan motif mendorong untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi
individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasu dalam melakukan perbuatan.
3. Penentu ketekunan belajar, seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar
sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik. Hal itu senada dengan yang
diungkapkan Djiwandono 2002:359 bahwa motivasi dapat menambah selera siswa untuk meyakinkan pentingnya dan tingkat minat siswa untuk materi yang
disampaikan guru. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata
lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas
motivasi seorang siswa akan menentukan tingkatan pencapaian prestasi
belajarnya. Menurut Sardiman 2007:85 motivasi mempunyai tiga fungsi:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yanng
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang kan dikerjakan.
23
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
seseuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang
akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu
atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan 2.2.3.Ciri-Ciri Motivasi
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar menurut Uno 2008:23 yaitu: 1 adanya hasrat dan keinginan
berhasil, 2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3 adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4 adanya penghargaan dalam belajar, 5 adanya kegiatan
yang menarik dalam belajar, dan 6 adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Menurut Sardiman 2006:83 bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
24
2. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa
misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral
dan sebagainya”. 4.
Lebih senang bekerja mandiri dalam setiap mengatasi masalah 5.
Cepat bosan pada tugas-tugas rutin hal-hal yang bersifat mekanis, berulang- ulang begitu saja sehinnga kurang kreatif.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin ada sesuatu
7. Tidak akan mudah melepas hal yang sudah diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat
penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan
berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinits dan mekanis. Siswa harus mampu
mempertahankan pendapatnya, kalua ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan respontif terhadap
berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya.
25
Berdasarkan penjelasan diatas tersebut, penulis menarik kesimpulan untuk merumuskan indikator dalam penelitian ini adalah dorongan untuk belajar
ekonomi akuntansi, usaha untuk menguasai materi ekonomi akuntansi, ketekunan dan kepatuhan dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan dan tidak
cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.
2.3. Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru