LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 33 tentang sistem pendidikan Nasional menetapkan bahwa Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: 1 berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; 2 menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3 memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4 menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5 menikmati 2 dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6 menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia sesuai Standar Isi Depdiknas, 2007: 317-318. Ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut merupakan keterampilan yang dikembangkan pada diri siswa agar mereka memiliki keterampilan berbahasa Indonesia. Menurut Doyin 2009: 12 Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Berdasarkan sifatnya, menulis juga merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan reseptif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, kosa kata, struktur kalimat, pengembangan paragraf, dan logika berbahasa. Permasalah yang terjadi berdasarkan kenyataan lapangan, hasil observasi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN Pakintelan 03 Kota Semarang. Ditemukan adanya permasalahan dalam menulis paragraf, adapun permasalahan- nya yaitu siswa kesulitan dalam pembelajaran berlangsung, tidak mendengarkan penjelasan guru ditandai dengan mengganggu temannya saat proses belajar mengajar, kurang aktif yang ditandai dengan siswa tidak mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menunjuk temannya ketika diberi pertanyaan, perilaku siswa tersebut dikarenakan penggunakan variasi 3 pembelajaran guru kurang menarik dan kurang memanfaatan media pembelajaran yang menarik adapun media yang dipakai yaitu menggunakan kelas sebagai tempat belajar, kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa dan alat peraga. Hal ini menyebabkan keterampilan menulis siswa rendah, dapat dilihat beberapa siswa yang belum bisa mengungkapkan sesuatu hal dengan jelas, sulit mengemukakan gagasan, sulit menjabarkan tema, sulit berimajinasi, dan kurang percaya diri dalam menyampaikan sesuatu, sehingga kurang memiliki keterampilan dalam menulis paragraf. Pernyataan di atas didukung dengan perolehan hasil belajar siswa kelas III SDN Pakintelan 03 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Diperoleh skor rata- rata siswa setelah tiga kali mengikuti ulangan harian, terdapat 14 dari 26 siswa mendapatkanskor dibawah KKM yang telah ditentukan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 60. Dari hasil pengamatan di kelas, permasalahan kurangnya keterampilan menulis paragraf, maka perlu segera dilakukanperbaikan terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia melalui kegiatan penelitian tindakan kelas, sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa. Mengingat peran penting Bahasa Indonesia dalam berbagai segi kehidupan siswa, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, karena Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran wajib dalam tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, keterampilan menulis paragraf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berperan penting bagi siswa baik saat menempuh pendidikan maupun kehidupan sehari-hari siswa. 4 Untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam menyusun paragraf di sekolah dibutuhkan suatu model pembelajaran yang aktif serta kreatif, yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa untuk lebih berkembang, meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi siswa melalui pengalaman. Salah satunya dengan menerapkan suatu model pembelajaran dan media pembelajaran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan permasalahan, peneliti menetapkan solusi dengan menerap- kan model pembelajaran modeling the way berbantuan multimedia, sebagai upaya peningkatan keterampilan menulis paragraf siswa kelas III SDN Pakintelan 03 Kota Semarang.Menurut Zaini 2008: 76 modeling the way yaitu memberikan peserta didik kesempatan untuk mempraktikan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Sedangkan multimedia dalam pembelaja- ran adalah media yang mampu melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama pembelajaran berlangsung, dengan media ini, siswa dan guru terlibat secara aktif indera penglihatan, pendengaran maupun indera yang lain.Menurut Munadi dalam Main Sufandi, 2010: 90. Kegiatan menulis akan lebih optimal dengan menerapkan model pembelajaran modeling the way berbantuan multimedia, karena model ini tepat untuk mengajarkan menulis, siswa senang, lebih fokus dalam belajar, selain itu siswa akan lebih kritis dalam menanggapi materi yang ditampilkan dan disampaikan dan memahami pelajaran yang disampaikan guru Pernyataan tersebut sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Latifah 2010 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Modeling The Way untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas II SDN 5 Punten 01 Kota Batu”.Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I keterampilan guru mendapatkan skor 18 yang termasuk dalam kategori cukup, pada siklus II mendapat skor 21 yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan pada siklus III mendapat skor 30 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa. Pada siklus I aktivitas siswa mendapat skor 15,27 yang termasuk kategori baik, pada siklus II mendapatkan skor 15,91 yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan pada siklus III mendapatkan skor 17,36 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 54,55 dengan ketuntasan belajar 45,45, pada siklus II diperoleh rata-rata 62,27 dengan ketuntasan belajar 72,73 dan pada siklus II diperoleh rata-rata 59,09 dengan ketuntasan belajar 81,82. Penelitian lainnyamenunjukkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilakukanYunita Dwi Ariyati. 2011. Peningkatan Keterampilan Membaca Huruf Jawa Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Tahun Ajaran 20112012.Hasil penelitian adalah ada peningkatan pada hasil belajar bahasa Jawa yang dapat dilihat dari peningkatan keterampilan membaca huruf Jawa meliputi: pra siklus 46,56, mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 61,56, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,65. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa melalui media audio visual dalam pembelajaran bahasa Jawa dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Jawa pada materi membaca huruf Jawa pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta. 6 Alasan peneliti menerapkan model pembelajaran modeling the way berbantuan multimedia dalam pembelajaran menulis paragraf karena model pembelajaran ini memudahkan guru untuk mengajarakan keterampilan menulis, siswasenang dan gembira mengikuti pelajaran, mendapat pengalaman belajar yang bervariasi dengan tema lingkungan, mudah memahami materi yang telah disampai guru saat proses pembelajaran di kelas. Dari ulasan latar belakang, maka peneliti akan mengkaji lebih lanjut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilam Menulis Paragraf Melalui Model Pembelajaran Modeling The Way Berbantuan Multimedia Pada Siswa Kelas III SDN Pakintelan 03 Kota Semarang”. Dengan diterapkannya metode ini diharapkan aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam menulis paragraf dapat lebih optimal.

1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PETUNJUK MELALUI METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MULTIMEDIA POWER POINT PADA SISWA KELAS IV SDN PURWOYOSO 06 SEMARANG

0 19 257

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BERBAHASA JAWA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN FLIPCHART PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 57 269

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODELING THE WAY DENGAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01 SEMARANG

1 32 229

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL THINK TALK WRITE DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PAKINTELAN 03

1 13 229

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG

2 27 208

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS II SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

1 10 193

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL SCRAMBLE BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS V SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

1 10 264

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU PADA SISWA KELAS III B SDN TAWANG MAS 01 KOTA SEMARANG

2 10 243

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBER HEAD TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

2 11 231

Peningkatan Keterampilan Menulis Petunjuk Melalui Metode Demonstrasi Berbantuan Multimedia Power Point Pada Siswa Kelas IV SDN Purwoyoso 06 Semarang

0 0 13