sebesar 1.026.541 ton dengan nilai US 8.359.195. Peningkatan volume ekspor udang dunia berlangsung hingga tahun 2006 yaitu sebesar 2.417.968 ton
dengan nilai US 13.934.378. Namun pada tahun 2007 hingga 2009, volume ekspor udang mengalami penurunan menjadi 2.330.849 ton dengan nilai US
14.357.432. Pada tahun 2010, volume ekspor udang dunia mengalami peningkatan kembali sekitar 22,6 persen atau 3.009.590 ton dengan nilai
ekspor US 16.690.739. Kondisi peningkatan volume ekspor udang dunia ini berlangsung hingga tahun 2014 dengan volume ekspor sebesar 3.852.722 ton
dengan nilai US 24.839.944.
b. Ekspor Udang Indonesia
Ekspor komoditas perikanan selama ini dari segi nilai ekspor mengalami peningkatan yang cukup besar walaupun tidak terlalu signifikan dengan
peningkatan volume ekspor sehubungan dengan adanya fluktuasi harga. Kinerja ekspor perikanan menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Salah
satu komoditas yang selama ini menjadi andalan ekspor sektor perikanan adalah komoditas udang. Sejak tahun 1980-an sampai sekarang, udang
merupakan kontributor terbesar 30 –55 persen bagi total nilai ekspor
perikanan Indonesia, diikuti oleh tuna, rajungan dan kepiting, dan rumput laut. Indonesia memiliki posisi yang cukup strategis pada komoditas udang dan
diharapkan komoditas udang menjadi salah satu penggerak kebangkitan ekonomi melalui peningkatan produksi yang akan meningkatkan ekspor udang.
Ekspor udang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara. Strategi optimalisasi ekspor udang dinilai tepat mengingat
harganya cukup tinggi di pasar dunia dan adanya permintaan pasar dunia yang cukup signifikan karena adanya trend tentang peralihan masyarakat luar from
red meat to white meat .
Volume ekspor udang Indonesia sejak tahun 1996 hingga 2000 mengalami
fluktuasi atau cencerung mengalami penurunan. Pada tahun 1996 ekspor udang Indonesia sebesar 100.230 ton dengan nilai US 1.017.892 kemudian
mengalami penurunan sebesar 93.043 ton dengan nilai US 1.011.135 pada tahun 1997 dan naik kembali pada tahun 1998 sebesar 142.689 ton dengan nilai
US 1.011.467. Setelah itu, ekspor udang Indonesia mengalami penurunan kembali hingga tahun 2000 sebesar 116.188 ton dengan nilai US 1.002.124.
Penurunan volume ekspor udang Indonesia sangat erat kaitannya dengan penurunan produksi dan kualitas udang Indonesia sehingga berpengaruh
terhadap harga udang di pasaran dunia. Sejak tahun 2008, pertumbuhan volume eskpor maupun nilai ekspor udang
Indonesia menunjukan trend yang positif. Tetapi pada tahun 2009 dan 2010 terjadi penurunan volume ekspor dan nilai ekspor udang Indonesia. Berikut
grafik perkembangan volume dan nilai ekspor udang Indonesia tahun 1991- 2014 pada Gambar 12.
Gambar 12. Grafik perkembangan volume dan nilai ekspor udang Indonesia tahun 1991-2014
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015b
Gambar 12 menunjukkan bahwa kinerja ekspor udang Indonesia belum stabil masih mengalami fluktuatif. Pada tahun 1991, volume ekspor udang Indonesia
sebesar 95.626 ton dengan nilai US 769.982 dan mengalami peningkatan pada tahun 1992 menjadi sebesar 100.455 ton dengan nilai US 764.850. Namun
ekspor udang Indonesia mengalami penurunan volume dan nilai ekspor pada tahun 1993 hingga 1997. Kemudian pada tahun 1998 mengalami peningkatan
kembali hingga tahun 2008 menjadi sebesar 170.583 ton dengan nilai US 1.165.293.
Pada tahun 2009 hingga 2010 mengalami penurunan kembali untuk volume
ekspor udang Indonesia menjadi sebesar 145.092 ton dengan persentase penurunan -4,06 persen dengan nilai US 1.056.399. Setelah itu, pada tahun
2011 hingga 2014 volume eskpor udang Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada tahun 2011 sebesar 158.062 ton dengan nilai
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000
19 91
19 92
19 93
19 94
19 95
19 96
19 97
19 98
19 99
20 00
20 01
20 02
20 03
20 04
20 05
20 06
20 07
20 08
20 09
20 10
20 11
20 12
20 13
20 14
Volume Ekspor Ton Nilai Ekspor 000 US