5.3 Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah keadaan di mana beberapa perusahaan yang menguasai pasar baik secara sendiri-sendiri maupun secara diam-diam bekerja sama. Oligopoli
dapat diartikan sebagai struktur pasar dengan perusahaan berjumlah kecil yang perilakunya saling tergantung atau berkaitan. Menurut Nopirin 2000, asumsi-
asumsi pasar oligopoli sebagai berikut:
1 Jumlah produsen sedikit, perilaku seorang produsen berpengaruh terhadap
produsen lainnya kegiatannya saling mempengaruhi
2
Setiap produsen menghasilkan produk yang dibedakan
3
Ada beberapa faktor penghalang untuk keluar atau masuk industri
4
Ada informasi yang sempuran tentang harga dan kuantitas
5.4 Pasar Monopoli
Pasar monopoli dapat diartikan sebagai suatu keadaan didalam pasar yang hanya terdapat satu penjual atau produsen sehingga tidak ada pesaing. Hal ini
mengartikan bahwa perusahaan dalam pasar monopoli dapat mengatur harga dan kuantitas produk yang dijual di pasar. Menurut Nopirin 2000, terdapat tiga
asumsi yang harus dipenuhi pada monopoli murni yaitu hanya ada satu penjual di pasar dapat mempengaruhi harga pasar, produk yang dijual tidak mempunyai
subtitusi unik dan ada hambatan yang besar untuk keluar masuk kedalam industri tersebut. Ketiga asumsi ini berlaku bagi perusahaan yang ingin
mempertahankan posisinya dalam pasar. Terdapat empat faktor yang
menyebabkan timbulnya pasar monopoli, yaitu:
1 Penguasaan bahan mentah strategis
2 Terbatasnya pasar
3 Hak paten
4 Pemberian hak paten monopoli perusahaan
6. Teori Daya saing
Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditas untuk memasuki pasar luar dan kemampuan untuk dapat bertahan dalam pasar tersebut dalam artian jika suatu
produk mempunyai daya saing maka produk tersebutlah yang banyak diminati oleh banyak konsumen. Pada dasarnya daya saing diperlukan untuk
meningkatkan standar dan kualitas barang serta untuk meningkatkan eksistensi ekonomi menjadi lebih berorientasi pasar. Selanjutnya, daya saing adalah untuk
meningkatkan produktivitas faktor produksi dan efisiensi secara teknis dalam proses produksi. Pengertian daya saing yang lebih luas dikemukakan oleh World
Economic Forum WEF yang mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan
perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan.
Menurut Michael E. Porter 1990, daya saing diidentikkan dengan produktivitas
di mana tingkat output yang dihasilkan untuk setiap unit input yang digunakan. Peningkatan produktivitas meliputi peningkatan jumlah input fisik modal dan
tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan dan peningkatan teknologi total faktor produktivitas. Pendekatan yang sering digunakan untuk
mengukur daya saing suatu komoditas dilihat dari dua indikator yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.