Produksi Kedelai Indonesia GAMBARAN UMUM PERKEDELAIAN NASIONAL

BAB V GAMBARAN UMUM PERKEDELAIAN NASIONAL

5.1 Produksi Kedelai Indonesia

Pengembangan kedelai di Indonesia dilakukan dengan berbagai usaha, salah satunya adalah peningkatan produksi. Berbagai upaya tersebut yang dilakukan oleh pemerintah tak terkecuali untuk pemenuhan kebutuhan nasional dan mewujudkan swasembada kedelai. Kebutuhan tersebut diantaranya untuk pangan dan industri pengolahan tahu, kecap dan tempe. Perkembangan produksi kedelai Indonesia dipengaruhi beberapa faktor teknis, ekonomis dan sosiokultur masyarakat. Sejak tahun 1975 Indonesia tidak mampu lagi mempertahankan swasembada kedelai. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dari tahun 1975 dan pengadaan stok pada tahun-tahun berikutnya, pemerintah mulai malakukan impor kedelai. Impor kedelai pada awalnya sebanyak 17.802 ton. Tahun- tahun berukutnya volume impor terus meningkat menjadi 171.746 ton pada tahun 1976 dan 1.371.465 ton pada tahun 2008. Ini berarti bahwa sejak tahun 1975 sampai 2008 Indonesia tetap sebagai negara pengimpor net importer. Secara statistik angka peningkatan impor kedelai Indonesia sejak tahun 1975 sampai 2008 menunjukan angka sebesar 1.353.663 ton atau setiap tahun peningkatan impor sebesar 42.301,97 ton per tahun. 40,91 persen per tahun. Data perkembangan produksi, luas areal panen, produktivitas dan impor kedelai Indonesia secara lengkap disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Perkembangan Produksi, Luas Areal Panen, dan Produktivitas Kedelai di Indonesia pada Tahun 1969-2008. Luas Panen Produksi Produktivitas Tahun Jumlah Ha Perubahan Jumlah Ton Perubahan Jumlah Tonha Perubahan 1969 553.000 - 388.898 - 0.703 - 1970 695.000 25.68 497.883 28.02 0.716 1.87 1971 680.000 -2.16 515.644 3.57 0.758 5.85 1972 698.000 2.65 518.229 0.50 0.742 -2.09 1973 733.014 5.02 541.040 4.40 0.738 -0.59 1974 768.027 4.78 589.239 8.91 0.767 3.94 1975 751.689 -2.13 589.831 0.10 0.785 2.28 1976 646.336 -14.02 521.777 -11.54 0.807 2.88 1977 646.121 -0.03 522.821 0.20 0.809 0.23 1978 733.142 13.47 616.539 17.93 0.841 3.93 1979 784.489 7.00 679.825 10.26 0.867 3.05 1980 726.013 -7.45 652.762 -3.98 0.899 3.75 1981 809.978 11.57 703.811 7.82 0.869 -3.36 1982 607.778 -24.96 521.394 -25.92 0.858 -1.27 1983 639.847 5.28 536.103 2.82 0.838 -2.33 1984 858.854 34.23 769.384 43.51 0.896 6.92 1985 896.220 4.35 869.718 13.04 0.970 8.33 1986 1.253.767 39.90 1.226.737 41.05 0.978 0.83 1987 1.100.565 -12.22 1.160.963 -5.36 1.055 7.81 1988 1.177.360 6.98 1.270.418 9.43 1.079 2.29 1989 1.198.096 1.76 1.315.113 3.52 1.098 1.73 1990 1.133.765 -5.37 1.487.207 13.09 1.312 19.50 1991 1.367.156 20.59 1.554.694 4.54 1.137 -13.31 1992 1.664.182 21.73 1.868.342 20.17 1.123 -1.27 1993 1.468.316 -11.77 1.707.126 -8.63 1.163 3.56 1994 1.406.039 -4.24 1.564.179 -8.37 1.112 -4.32 1995 1.476.285 5.00 1.679.092 7.35 1.137 2.24 1996 1.277.736 -13.45 1.515.937 -9.72 1.186 4.31 1997 1.118.140 -12.49 1.356.108 -10.54 1.213 2.23 1998 1.094.262 -2.14 1.305.640 -3.72 1.193 -1.62 1999 1.151.079 5.19 1.382.848 5.91 1.201 0.69 2000 824.484 -28.37 1.017.634 -26.41 1.234 2.74 2001 678.848 -17.66 826.932 -18.74 1.218 -1.31 2002 544.522 -19.79 673.056 -18.61 1.236 1.47 2003 526.796 -3.26 671.600 -0.22 1.275 3.14 2004 565.155 7.28 723.483 7.73 1.280 0.41 2005 621.541 9.98 808.353 11.73 1.301 1.59 2006 580.534 -6.60 747.611 -7.51 1.288 -0.98 2007 502.104 -13.51 664.438 -11.13 1.323 2.76 2008 549.412 9.42 723.535 8.89 1.317 -0.48 Sumber: Deptan, Ditjen Tanaman Pangan, 2008, Diolah. Keterangan: ARAM II 2008 Upaya pemerintah untuk memacu produksi kedelai nasional adalah dengan mengurangi peranan impor kedelai. Berbagai paket program telah dilakukan sejak tahun 1980 antara lain; a intensifikasi melalui gerakan khusus Gersus kedelai yang disertai dengan paket kedit, b introduksi varietas unggul, c penyuluhan usahatani kedelai, d operasi khusus Opsus kedelai dengan pola kemitraan, e kebijaksanaan harga, f pembatasan impor melalui tarif impor, dan g tahun 2001 dengan program Gema Palagung 2001, serta h terakhir tahun 2008 diadakan Program dan Aksi Peningkatan Produksi Kedelai Nasional Tahun 2008. Dalam paket kredit usaha tani palawija, sudah terkandung didalamnya subsidi pupuk dan pestisida. Dalam upaya peningkatan produksi kedelai Indonesia, kontribusi utamanya luas areal panen harus ditambah. Hal lainnya yang lebih urgen adalah pengadaan bibit yang empunyai produktivitas tinggi. Di Indonesia potensi perluasan luas areal panen masih cukup besar. Potensi tersebut dapat dikembangkan dari lahan sawah maupun lahan kering, yang dilakukan melalui peningkatan indeks pertanaman dan perluasan areal panen baru.

5.2 Konsumsi Kedelai