13 menurut Wiyani 2013: 52 menjelaskan bahwa mengelola kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya jika terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Menurut Mulyasa 2011: 91 pengelolaan kelas merupakan keterampilan
guru untuk
menciptakan iklim
pembelajaran yang
kondusif dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan pengelolaan kelas adalah proses
mengelola kegiatan pembelajaran oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif dan meminimalisir gangguan dalam kegiatan pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Gangguan yang dimaksud yaitu perilaku siswa yang menggangu pada saat pembelajaran, seperti membuat gaduh, mencari
perhatian, bermain sendiri, dan perilaku menggangu temannya.
2.1.1.2 Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas menurut Wiyani 2013: 73-87 adalah sebagai berikut:
1 Hangat dan antusias Guru yang bersikap hangat dan antusias bukan hanya akan disenangi oleh
peserta didik melainkan pula akan menjadi guru yang tidak akan pernah terlupakan bagi mereka unforgetable teacher. Sikap hangat akan sangat
mungkin bisa dimunculkan apabila seorang guru mau dan mampu menjalin ikatan emosional dengan peserta didik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh
guru untuk membangun ikatan emosional dengan peserta didik yaitu sebagai berikut:
14 a Tidak segan untuk menyapa peserta didik terlebih dahulu.
Guru yang ramah dengan senyuman dan sapaan merupakan figur guru yang dapat mengayomi peserta didiknya. Sehingga peserta didik akan merasa
nyaman dengan guru dan akan membuat peserta semangat mengikuti kegiatan pembelajaran.
b Membiasakan diri untuk berjabat tangan dengan peserta didik. Dengan berjabat tangan, kebencian bisa diredakan dan dengan jabat tangan
hubungan seseorang dengan orang lainnya menjadi erat. Kegiatan berjabat tangan ini dapat memunculkan hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan semangat peserta didik di sekolah khususnya di kelas.
c Membuka keran komunikasi dengan peserta didik. Komunikasi yang terbuka akan membuat guru dapat berbicara dengan
jujur dan penuh kasih sayang mengenai pengamatannya tanpa membuat peserta didik bersikap defensif. Selain itu peserta didik juga dapat menceritakan
hambatan-hambatannya dalam belajar dan guru dapat memberikan berbagai solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
d Memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang sederajat Guru hendaknya memperlakukan peserta didik sebagaimana ia
memperlakukan dirinya sendiri. Jika guru ingin dihormati peserta didiknya, guru harus menghormati peserta didiknya. Jika guru ingin dihargai hak-haknya, guru
juga harus menghargai berbagai hak peserta didik. Jika perkataan guru ingin didengar peserta didiknya, guru juga harus mendengarkan perkataan peserta
didiknya.
15 Untuk menumbuhkan sikap antusiasme guru terhadap peserta didik,
seorang guru harus memiliki kemampuan untuk memotivasi peserta didik. Motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri untuk
melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk memotivasi peserta didik di dalam kelas yaitu sebagai berikut:
a Menggunakan metode pengajaran dan kegiatan belajar yang beragam. b Menjadikan peserta didik sebagai peserta aktif.
c Memberikan tugas yang proporsional, realistik, dan sesuai dengan materi belajar.
d Menciptakan suasana kelas yang kondusif. e Melibatkan diri untuk membantu peserta didik mencapai hasil belajar.
f Memberikan petunjuk kepada peserta didik agar sukses dalam belajar. g Memberikan penghargaan kepada peserta didik.
h Menciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh peserta didik di dalam kelas. i Menghindari penggunaan ancaman.
Menurut Rusydie 2011: 37-8 menjelaskan beberapa langkah agar guru memiliki sikap antusias, antara lain:
a Tidak pelit memberikan pujian kepada siswa. b Selalu berusaha untuk membantu siswa atas permasalahan yang dihadapi
siswa. c Sering melakukan sharing pendapat dengan siswa.
16 d Menghargai setiap pendapat siswa yang muncul agar tercipta keakraban
dengan siswa. 2 Tantangan
Berbagai tantangan dapat dilakukan oleh guru melalui penggunaan kata- kata, tindakan, cara kerja maupun bahan-bahan pelajaran yang memang dirancang
untuk memberikan tantangan kepada peserta didik. Hal ini akan dapat meningkatkan semangat belajar mereka sehingga dapat mengurangi kemungkinan
munculnya perilaku yang menyimpang. Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberikan
tantangan kepada pesera didik. a Melakukan evaluasi sederhana secara berkala setiap minggu dan memberikan
kuis kepada peserta didik. b Mengaitkan materi pelajaran dengan berbagai fakta di lapangan, sehingga
kegiatan belajar mengajar akan menjadi menarik dan menantang. c Mengajarkan keterampilan hidup dalam kegiatan belajar kepada peserta didik.
Untuk mengajarkan keterampilan hidup yang menantang kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru dapat melakukan hal-hal antara
lain: 1 Melakukan eksplorasi atau menggali potensi yang dimiliki peserta didik.
2 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bereksperimen atas materi yang dipelajarinya.
3 Membiasakan peserta didik untuk tekun belajar dan berkreativitas. 4 Mengadakan pasar karya untuk memamerkan hasil karya peserta didiknya.
17 5 Melakukan kunjungan lapangan field study ke objek-objek yang
memiliki keterkaitan dengan materi pelajaran. 3 Bervariasi
Variasi gaya mengajar guru sangatlah dibutuhkan karena dapat menghindari kajenuhan dan kebosanan. Tujuan dari variasi gaya mengajar ini
antara lain: a Untuk menarik dan meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi
pelajaran. b Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat
dan minatnya terhadap mata pelajaran yang diajarkan. c Menanamkan perilaku yang positif pada peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar. d Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuannya. Variasi gaya mengajar seperti variasi intonasi suara, variasi gerak anggota
badan, dan variasi posisi guru dalam mengajar di kelas, serta variasi dalam menggunakan metode dan media pengajaran.
4 Keluwesan Keluwesan berasal dari kata luwes. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
luwes diartikan sebagai sesuatu yang pantas, menarik, tidak kaku, tidak canggung, dan mudah menyesuaikan. Keluwesan dalam konteks ini merupakan keluwesan
perilaku guru untuk mengubah metode mengajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi kelas untuk mencegah kemungkinan munculnya gangguan
18 belajar pada peserta didik serta untuk menciptakan iklim belajar mengajar yang
kondusif dan efektif. 5 Penekanan pada hal-hal positif
Penekanan pada hal-hal positif, yaitu penekanan yang dilakukan oleh guru terhadap perilaku peserta didik yang positif. Komentar-komentar yang positif
dapat diberikan oleh guru kepada peserta didik yang berperilaku positif. Sementara dalam menghadapi perilaku peserta didik yang negatif, guru
hendaknya memberikan komentar yang positif yang dapat menjadikan peserta didik tidak mengulangi perbuatan buruknya tersebut.
6 Penanaman disiplin diri Secara sederhana, disiplin juga dapat diartikan sebagai sikap tertib, taat
dan patuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi, ada dua hal yang dapat dilakukan oleh guru agar peserta didiknya disiplin, antara lain:
a Mendidik peserta didik untuk berperilaku baik. b Mendidik peserta didik untuk menjauhi perilaku yang buruk.
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah bagaimana agar anak didik dapat mengembangkan sikap disiplin dengan baik. Untuk mewujudkan tujuan itu,
tentu saja sebagai guru harus memberikan teladan yang sesuai Rusydie 2011: 45. Mendidik peserta didik untuk disiplin tidaklah dapat dilakukan dengan
waktu yang singkat, tetapi harus dilakukan dengan waktu yang lama. Mendidik peserta didik untuk disiplin harus dilakukan sepanjang waktu. Salah satu metode
yang efektif adalah dengan menggunakan metode keteladanan.Guru harus bisa
19 menjadi model bagi peserta didiknya dengan memberikan contoh perilaku yang
positif, baik di kelas, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya, guru datang ke kelas tepat waktu, berpakaian dengan sopan, berbicara dengan
santun, dan sebagainya.
2.1.1.3 Komponen Pengelolaan Kelas