22 5 Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya.
6 Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi. 7 Menyusun kembali program belajar.
8 Menghilangkan ketegangan dengan humor. 9 Mengekang secara fisik.
2.1.1.4 Pengaturan Siswa
Siswa merupakan individu perbedaan pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Tetapi, di dalam perbedaan dari ketiga aspek itu terdapat persamaan.
Berbagai perbedaan dan persamaan siswa berguna dalam membantu usaha pengaturan siswa di kelas, terutama berhubungan dengan masalah bagaimana pola
pengelompokkan siswa guna menciptakan lingkungan belajar yang penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama
Djamarah 2010: 208. Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok memperhatikan
pada aspek individual siswa. Siswa ditempatkan berdasarkan postur tubuh, adanya kelainan penglihatan, jenis kelamin. Selain itu penempatan siswa yang cerdas,
bodoh, yang pendiam, yang lincah, suka membuat keributan, yang suka mengganggu temannya, dan sebagainya. Pengelompokkan siswa harus dilakukan
secara heterogen.
2.1.2 Pengelolaan Kelas yang Efektif
Keharmonisan hubungan guru dan siswa dalam pembelajaran mempunyai efek terhadap pengelolaan kelas. Guru menciptakan pembelajaran yang
23 menyenangkan agar siswa merasa nyaman. Dengan rasa nyaman maka materi
pelajaran akan mudah dipahami siswa. Thomas Gordon 1990 dalam Djamarah 2010: 216 menjelaskan bahwa
hubungan guru dan siswa dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1 Keterbukaan, guru dan siswa bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain. 2 Tanggap bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain.
3 Saling ketergantungan, antara satu sama lain. 4 Kebebasan dalam mengembangkan keunikannya, kreativitasnya, dan
kepribadiannya. 5 Saling memenuhi kebutuhan.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa pengelolaan yang efektif tercipta dari hubungan guru dan siswa yang harmonis. Dengan begitu mampu
menciptakan pembelajaran yang nyaman bagi siswa. Guru bertugas untuk meminimalisir atau menghilangkan permasalahan-permasalahan yang mungkin
muncul dalam pengelolaan kelas.
2.1.3 Syarat Guru Sukses dalam Mengelola Kelas
Guru bertanggung jawab penuh dalam menciptakan kondisi kelas yang kondusif. Rusydie 2011: 101-29 menjelaskan sebagai guru ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi untuk menciptakna kelas yang baik, yaitu sebagai berikut: 1 Profesional
Mengingat profesi guru yang sangat mulia dan penuh tanggung jawab serta mengandung risiko tinggi, maka diperlukan upaya maksimal bagi masing-
24 masing guru agar menjadi sosok yang profesional demi meningkatkan mutu dan
kualitaspendidikan. Oleh karena itu, adapun kriteria untuk menjadi guru profesional, sebagai berikut:
a Memiliki keahlian yang mendidik. b Berkelas tinggi, yaitu dengan menunjukkan skills, dedikasi, dan pengorbanan
kita demi kemajuan dunia pendidikan, sehingga kelak masyarakat yang akan menilai sendiri betapa mulia dan vitalnya peran seorang guru.
2 Kepribadian yang Baik. Profesi seorang guru memang sangat identik dengan peran seorang
pembimbing, pembina, dan pengasuh. Seorang guru yang mampu memberi teladan baik kepada peserta didiknya, maka ia akan dapat menularkan kebaikan di
lingkungan anak didiknya. Oleh karena itu, sebagai guru tidak hanya terbatas pada mengajar transfer of knowledge, tetapi juga sebagai penanaman nilai-nilai moral
bagi siswa. Adapun langkah-langkah yang ditempuh agar memiliki kualitas
kepribadian guru yang baik seperti: 1 selalu tampil prima, 2 bijaksana, 3 ceria, 4 mampu mengendalikan emosi, 5 mampu menjawab pertanyaan siswa,
6 berusaha menerima keadaan, 7 tidak sombong, 8 adil, 9 penuh tanggung jawab.
3 Luwes Luwes dalam hal perilaku, yaitu seperti antusias, berwibawa, supel,
berpandangan positif terutama dalam melihat peluang yang baik, humoris, leluasa yang artinya dapat menemukan lebih dari satu cara untuk mencapai hasil yang
maksimal dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar, terbuka dan penerima,
25 fasih dalam berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur, tulus, spontan yang
artinya dapat mengikuti irama di kelas dan tetap bisa mempersembahkan hasil yang terbaik, menarik dan tertarik, beranggapan bahwa semua siswa mampu
mencapai kesuksesan seperti yang mereka impikan, menetapkan dan memelihara harapan siswa dengan baik, berusaha semaksimal mungkin membantu dan
mendorong siswa dalam meraihnya. Luwes dalam hal tindak tanduk. Bersikap luwes dapat ditunjukkan guru
dalam memanfaatkan gerak-gerik tubuh pada saat mengajar. Beberapa bagian tubuh dapat dijadikan sarana untuk menunjukkan pentingnya materi yang tengah
diajarkan. Seperti melalui tatapan atau kontak mata, ekspresi wajah, dan nada suara.
4 Dapat Berperan sebagai Eksekutor Beberapa prinsip seorang eksekutor yang perlu diterapkan oleh guru dalam
mengajar, yaitu: 1 Dapat mengetahui hasil yang akan diperoleh. Ketika hendak mengajar,
pastikan guru benar-benar mengerti tentang materi yang hendak ia ajarkan. Namun, guru tidak hanya dituntut untuk mengerti apa yang akan diajarkan,
melainkan juga harus paham dan mengetahui hasil yang ingin diperoleh dari pengajarannya.
2 Dapat menjelaskan hasil yang akan diperoleh. Guru dapat melakukan beberapa hal seperti: memaparkan hal-hal positif terhadap materi
pelajaran, menunjukkan bagian-bagian penting pada materi yang harus diperhatikan, dan membuat rumus-rumus khusus untuk memudahkan
siswa mengingat materi tersebut.
26 3 Dapat meraih hasil. Meraih tujuan pembelajaran tidak selalu berarti semua
siswa memperoleh nilai yang baik saat ujian. Jika guru sudah mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik dan siswa juga sudah
memahaminya dengan benar, maka saat itulah tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai.
Sedangkan menurut Agung 2010: 57 ada beberapa hal yang dapat menjadi acuan bagi guru untuk mewujudkan gagasan dan perilaku kreatif dalam
mengelola kelas, yaitu: 1 Mengkaji bahan ajar atau materi pembelajaran yang akan disampaikan dan
tujuan pembelajaran. Guru hendaknya menguasai materi yang akan dibelajarkan kepada peserta didiknya.
2 Mengkaji bentuk-bentuk pengelolaan kelas dan menentukan dengan kemungkinan penerapan sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan
dalam bentuk klasikankelas, berkelompok, berpasangan, perseorangan atau lainnya.
3 Dalam pengelolaan kelas guru perlu memperhatikan hal-hal yang terkait dengan pemberian dan membangkitkan perhatian dan motivasi peserta didik,
mengembagkan keaktifan dalam pembelajaran, keterlibatan langsung peserta didik, pemberian pengulangan, pemberian tantangan belajar, pemberian
balikan dan penguatan, serta memperhatikan perbedaan individual siswa. 4 Mengidentifikasi permasalahan dan hambatan dalam pengelolaan dan
kebutuhan ruangkelas, serta membahas dengan kepala sekolah dan rekan guru lain untuk mencari alternatif pemecahannya.
27 5 Menyusun rencana kerja terkait pengelolaan kelas. Setelah guru mengkaji
kegiatan diatas maka guru dapat menyusun rencana pengelolaan kelasnya. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan guru bertanggung jawab penuh akan
kondisi kelasnya. Dalam mengelola kelas guru harus mengkondisikan kelas agar pembelajaran berjalan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh
karena itu, guru harus memperhatikan beberapa hal seperti: penguasaan materi pelajaran, sikap guru yang luwes selama pembelajaran, memberikan teladan
kepada siswa dengan memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, mengidentifikasi setiap permasalahan dan hambatan selama pembelajaran serta
mencari pemecahan masalahnya , penyampaian materi dengan maksimal melalui gerak tubuh maupun nada suara. Beberapa hal tersebut kemudian dijadikan acuan
dalam menyusun rencana kerja terkait pengelolaan kelas, sehingga akan menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta
didik.
2.1.4 Kecerdasan Emosional 2.1.4.1