30 biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk melakukan suatu
tindakan yang perubahannya tampak jelas pada tubuh, biasanya keadaan seperti ini dapat merangsang keadaan mental yang kuat dan meluap-luap.
Safaria dan Saputra 2012: 16-7 menjelaskan bahwa emosi mempunyai keunggulan, di antaranya sebagai berikut:
1 Emosi adalah bentuk komunikasi yang dapat memengaruhi orang lain. Guratan ekspresi yang terlihat pada raut muka seseorang adalah bagian dari
emosi. Sejak dahulu sampai sekarang guratan ekspresi merupakan bentuk komunikasi seperti kata-kata, bahkan lebih cepat dari kata-kata.
2 Emosi dapat mengorganisasi dan memotivasi tindakan.Emosi secara teoritis dapat memotivasi perilaku. Pada situasi tertentu, emosi dapat bereaksi
mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi situasi tersebut. Emosi akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk melewati rintangan yang ada
dalam pikiran kita.
2.1.4.3 Golongan Emosi
Goleman 2005: 411-2 mengelompokkan emosi dalam golongan- golongan besar, yaitu sebagai berikut:
1 Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barangkali yang
paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis. 2 Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri,
kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.
31 3 Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali,
waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut sebagai patologi, fobia dan panik.
4 Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi,
kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya mania. 5 Cinta: penerimaan, persahabatan kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat, kasmaran, kasih. 6 Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
7 Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. 8 Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
Adapun menurut Paul Ekmal dan Seymour dalam Goleman 2005: 414- 21 beberapa ciri pikiran emosional sebagai berikut:
Pertama, respon yang cepat tetapi ceroboh. Pikiran emosional emotional mind jauh lebih cepat dari pikiran rasional rational mind. Keunggulan pikiran
emosional adalah dapat membaca realitas emosi dalam sekejap. Pikiran emosional juga dapat membuat penilaian singkat secara naluriah, sehingga bisa menunjukkan
apa yang perlu dicurigai, siapa yang harus dipercaya, siapa yang menderita. Dengan demikian, pikiran emosional dapat menjadi radar terhadap bahaya.
Kedua, perasaan dan pikiran. Emosi itu mendahului pikiran. Reaksi emosional gerak cepat lebih menonjol dalam situasi-situasi mendesak yang
mendahulukan tindakan penyelamatan diri. Keputusan ini, menyiapkan kita dalam sekejap untuk siap siaga mengahadapi keadaan darurat. Perasaan-perasaan kita
32 yang paling dasyat merupakan reaksi-reaksi diluar kehendak, kita tidak dapat
memutuskan kapan perasaan itu akan muncul seperti cinta, amarah dan takut. Ketiga, realisasi simbolik. Logika emosional itu bersifat asosiatif.
Menganggap bahwa unsur-unsur yang melambangkan suatu realitas, atau memicu kenangan terhadap realitas itu, merupakan hal yang sama dengan realitas tersebut.
Ada banyak segi dimana akal emosional mirip perilaku kanak-kanak, semakin mirip kanak-kanak semakin kuatlah tumbuhnya emosi tersebut. Cara mirip kanak-
kanak ini bersifat menegaskan diri sendiri, dengan menekan atau mengabaikan ingatan atau fakta yang akan menggoyahkan keyakinan dan memanfaatkan
ingatan serta fakta yang mendukung. Keempat, memposisikan masa lampau sebagai masa sekarang. Akal
emosional bereaksi terhadap keadaan sekarang seolah-olah keadaan itu adalah masa lampau.
Kelima, realitas yang ditentukan oleh keadaan. Bekerjanya akal pikiran sebagian besar ditentukan oleh keadaan. Bagaimana orang bertindak pada saat
romantis, bagaimana berperilaku jika kita sedang marah atau ditolak.
2.1.4.4 Pengertian Kecerdasan Emosional