mempertajam pemahaman soal, dapat menumbuhkan berbagai variasi penyelesaian soal, dan dapat mengaktifkan siswa dalam belajar.
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Course Review Horay berpendekatan Problem Posing
2.3.1 Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson dan Johnson dalam Huda 2013:31, pembelajaran kooperatif berarti
“bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama”. Dalam suasana kooperatif, setiap anggota saling berusaha mencapai hasil yang nantinya bisa
dirasakan oleh semua anggota kelompok. Seperti yang dikutip Huda 2013:32, Artz dan Newman mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai kelompok
kecil siswa yang bekerjasama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama. Isjoni 2012:6
mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat diartikan belajar yang dilakukan secara bersama-sama, saling membantu antara satu dan yang lain
dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa pembelajaran kooperatif menyangkut teknik pengelompokkan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam
kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-6 orang. Menurut Supriyono 2010:54, pembelajaran kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu
siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Sementara itu, Durukan 2011
juga turut menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai suatu pembelajaran di mana siswa saling membantu satu sama lain pada
mata pelajaran, dalam kelompok-kelompok kecil yang membentuk campuran baik dalam kelas dan non-kelas lingkungan, yang membantu individu mendapatkan
kepercayaan diri yang lebih dan mengembangkan mereka keterampilan komunikasi, pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, dan melalui itu
semua siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Cooperative Learning merupakan model pembelajaran yang telah dikenal
sejak lama, di mana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperi diskusi atau pengajaran oleh
teman sebaya peer teaching. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru- guru tidak lagi mendominasi, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi
dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka Slavin dalam Isjoni 2012:17.
Dari penjelasan yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
pelaksanaannya membentuk
siswa menjadi
beberapa kelompok
untuk bekerjasama dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas kelompok yang mereka peroleh. Tiga konsep penting yang menjadi karakteristik
cooperative learning Slavin 2010:10 yaitu: 1 penghargaan tim; 2 tanggung jawab individual; 3 kesempatan sukses yang sama. Dalam penghargaan tim, tim
akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan-penghargaan tim lainnya jika mereka berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Dalam
tanggung jawab individual, kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan
anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian
lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya. Dalam kesempatan sukses yang sama, semua siswa memberi kontribusi kepada timnya
dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya
sama-sama ditantang untuk melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya.
Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie 2004: 31, ada lima unsur dalam pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan agar mencapai hasil
pembelajaran yang maksimal. Lima unsur tersebut yaitu: 1 saling ketergantungan positif; 2 tanggung jawab perseorangan; 3 tatap muka;4
komunikasi antar anggota; dan 5 evaluasi proses kelompok. Setelah menelaah definisi pembelajaran kooperatif di atas maka seorang
siswa dalam memahami kompetensi pelajaran dapat memanfaatkan keberadaan teman di sekitarnya, sehingga pada materi perhitungan kimia yang dipelajari akan
lebih mudah diterima antar teman yang saling memberi informasi.
2.3.2 Model Pembelajaran Course Review Horay