horizontal, maupun diagonal, skor dapat dihitung berdasarkan banyaknya simbol kelompok yang telah ditempel. Selanjutnya kelompok tersebut berteriak hore
maupun yel-yel lainnya. Pembelajaran kooperatif tersebut dapat digunakan oleh guru agar tercipta suasana pembelajaran di dalam kelas yang lebih meriah dan
menyenangkan, sehingga para siswa merasa lebih tertarik dan bersemangat. Contoh gambar kotak dari Model Pembelajaran CRH
COURSE REVIEW HORAY Keterangan :
Gambar 2.1 Contoh gambar kotak dari Model Pembelajaran CRH Gambar di atas menunjukkan bahwa kelompok 1 mendapatkan skor paling
tinggi karena mampu menjawab pertanyaan paling banyak dan dapat membentuk garis lurus secara diagonal. Kelompok 2 mendapat urutan kedua dengan
menjawab 2 soal, sedangkan kelompok 4 dan 3 hanya menjawab 1 soal.
2.3.3 Problem Posing
Menurut Siswono 2004 menjelaskan pengajuan soal istilah pembentukan soal ialah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada
dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dikuasai. Hal ini terjadi dalam pemecahan soal-soal yang rumit. Pengertian ini menunjukkan
bahwa pengajuan soal merupakan salah satu langkah dalam rencana pemecahan masalahsoal.
Menurut Saminanto 2010:45 model pembelajaran pengajuan soal Problem Posing dikembangkan oleh Lyn. D. English pada 1997 mempunyai
langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada para siswa. Penggunaan alat
peraga untuk memperjelas konsep saat disarankan. b. Guru memberikan latihan soal secukupnya.
c. Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 soal yang menantang, dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Tugas ini dapat dilakukan
secara berkelompok. d. Secara acak, guru menyuruh siswa untuk menyajikan soal temuannya
didepan kelas. Dalam hal ini, guru dapat menentukan siswa secara selektif berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh siswa.
e. Guru memberi tugas rumah secara individual. Dari uraian di atas, tampak bahwa keterlibatan siswa untuk turut belajar
dengan cara menerapkan model pembelajaran problem posing merupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Siswa tidak hanya menerima saja
materi dari guru, melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri. Hasil belajar tidak hanya menghasilkan peningkatan
pengetahuan tetapi juga meningkatkan keterampilan berpikir. Kemampuan siswa untuk mengerjakan soal-soal sejenis uraian perlu dilatih, agar penerapan
model pembelajaran problem posing dapat optimal. Kemampuan tersebut akan tampak dengan jelas bila siswa mampu mengajukan soal-soal secara mandiri
maupun berkelompok. Kemampuan siswa untuk mengerjakan soal tersebut dapat dideteksi lewat kemampuannya untuk menjelaskan penyelesaian soal
yang diajukannya di depan kelas. Penerapan model pembelajaran problem
posing dapat melatih siswa belajar kreatif, disiplin, dan meningkatkan keterampilan berpikir siswa.
2.4 Kerangka Berpikir