2.1.7 Model Pembelajaran
Mills dalam Suprijono, 2009:45-46 berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang
atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh
dari beberapa sistem. Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model
pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman 2012:133, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan pembimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Trianto
2011:51 menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah pedoman bagi pengajar dalam merencanakan pembelajaran dari awal sampai akhir di suatu kelas. Adapun model pembelajaran yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Talking Stick.
2.1.7.1 Model Pembelajaran Talking Stick
Talking Stick tongkat berbicara adalah metodemodel yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara
atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum. Model pembelajaran Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran
ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik mempelajari materi
pokoknya. Keunggulan model Talking Stick adalah menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran, melatih peserta didik memahami materi dengan cepat,
memacu agar peserta didik lebih giat belajar, dan peserta didik berani mengemukakan pendapat Shoimin, 2014:197-199.
Sejalan dengan
pendapat tersebut,
Suprijono 2009:109-110
mengungkapkan bahwa model Talking Stick mendorong peserta didik berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran diawali penjelasan guru mengenai materi
pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan membaca, mempelajari materi tersebut. Guru memberikan waktu cukup untuk aktivitas ini.
Selanjutnya, meminta peserta didik menutup bukunya. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan. Tongkat diberikan kepada salah satu peserta didik.
Peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan guru demikian seterusnya.
Selain itu, siswa akan lebih aktif karena memiliki hak untuk mengungkapkan pendapat atau menjawab pertanyaan dari guru. Menurut
Kurniasih dan Sani 2015:83 menyatakan bahwa keunggulan model Talking Stick adalah menguji kesiapan siswa dalam penguasaan materi pelajaran, melatih
membaca dan memahami dengan cepat materi yang telah disampaikan, agar lebih giat belajar karena siswa tidak pernah tahu tongkat akan sampai pada gilirannya.
Berdasarkan penjelasan mengenai model Talking Stick tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa model ini dapat menciptakan suasana menyenangkan
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa dapat bermain dan bernyanyi bersama tanpa meninggalkan inti dari kegiatan pembelajaran itu sendiri. Selain
itu, siswa akan lebih aktif karena memiliki hak untuk mengungkapkan pendapat atau menjawab pertanyaan dari guru.
2.1.7.2 Penerapan model pembelajaran Talking Stick