bercoret-coret yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam. Penggaraman yang biasa digunakan ikan ini
adalah penggaraman kering http:id.wikipedia.orgwikiIkan kresek.
Berdasarkan survey dilapangan dapat diketahui bahwa penggaraman yang biasa digunakan ikan gulama adalah penggaraman basah dan kering. Pada penggaraman basah digunakan ikan
gulama belah sedangkan penggaraman kering digunakan ikan gulama bulat. ikan caru menggunakan penggaraman kering dan ikan kresek menggunakan penggaraman basah. Ikan
berbentuk bulat tidak dibelah tidak sering dilakukan karena pengolahan masih menggunakan bahan penunjang seperti tawas yang sulit didapatkan dipasaran serta proses
pengeringannya membutuhkan waktu 2-3 hari.
2.1.2. Tinjauan Ekonomi
Prospek pemasaran ikan asin cukup menggembirakan, baik didalam maupun diluar negeri. Saat ini arab Saudi dan belanda telah berusaha mengimpor ikan asin dari Indonesia. Namun
kesempatan ini belum dapat dipenuhi seluruhnya, karena produksi ikan asin di negara kita masih rendah. Permintaan Arab Saudi akan ikan asin sebesar 4.200 ton tahun telah berhasil
dipenuhi, tetapi permintaan Belanda belum dipenuhi. Oleh karena itu kita perlu meningkatkan kuantitas dan kualitas produk
penggaraman Afrianto dan Liviawaty,1989 :51.
Universitas Sumatera Utara
Permintaan ikan yang meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan perikanan, terlebih bagi Negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki potensi perairan
yang cukup luas dan potensial untuk pengembangan perikanan baik penangkapan maupun akultur. Namun demikian, tuntutan pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya tersebut akan
diikuti oleh tekanan eksploitasi sumber daya ikan yang juga semakin intensif. Jika tidak dikelola secara bijaksana maka sangat dikhawatirkan pemanfaatan sumberdaya secara
intensif akan mendorong usaha perikanan ke jurang kehancuran Widodo dan Suadi,2006 :2
Hasil olahan ikan tradisional berpotensi untuk diekspor. Namun, hingga saat ini belum banyak yang berminat mengembangkan pengolahan ikan secara tradisional tersebut untuk
diekspor. Pengolahan yang ada saat ini masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan lokal, sehingga potensi pasar ekspor hasil olahan ikan tradisional belum dimanfaatkan secara
maksimal. Kalaupun sekarang ini ada yang mengekspor hasil olahan ikan tradisional, itu dilakukan oleh pengepul, bukan pemilik usaha pengolahan ikan tradisional. Tidak
berkembangnya usaha pengolahan ikan tradisional, antara lain disebabkan budaya masyarakat Indonesia yang selama ini kurang menghargai hasil olahan ikan tradisional
http:www.trobos.comshow_article
Pengolah ikan tradisional umumnya tidak mempunyai akses pasar yang bagus. Oleh karena itu, mereka sangat tergantung kepada pedagang perantara yang memang lebih menguasai
akses pasar. Tidak jarang harga hasil olahan dipermainkan pedagang perantara, sehingga
Universitas Sumatera Utara
marjin keuntungan pengusaha pengolahan ikan tradisional semakin sedikit, kalau permasalahan tersebut diperbaiki, pihaknya yakin hasil olahan ikan tradisional dari Indonesia
sebenarnya mudah menembus pasar ekspor. Negara yang komunitas Asianya tinggi merupakan pasar potensial untuk ekspor olahan ikan tradisional, terutama ikan asin. Timur
Tengah selama ini mendatangkan ikan asin
dari Filipina dan Thailand
http:www.warintek.ristek.go.idpangan_kesehatanpanganpiwpikan_asin_basah..
2.1.3. Penelitian-Penelitian Sebelumnya