1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka berikut ini akan diidentifikasikan beberapa permasalahan yang akan ditelit sebagai berikut:
1 Bagaimana proses pengolahan ikan asin yang dilakukan di kelurahan Belawan Bahari,
kecamatan Medan Belawan? 2
Berapa biaya produksi yang dikeluarkan untuk proses pengolahan ikan asin di kelurahan Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan?
3 Bagaimana saluran tataniaga channel of marketing ikan asin di kelurahan Belawan
Bahari, kecamatan Medan Belawan? 4
Fungsi-fungsi tataniaga apa saja yang dilakukan oleh masing-masing lembaga tataniaga ikan asin di kelurahan Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan?
5 Berapa share margin masing-masing lembaga tataniaga ikan asin di kelurahan Belawan
Bahari, kecamatan Medan Belawan? 6
Bagaimana tingkat efisiensi tataniaga ikan asin di kelurahan Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian:
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1 Untuk mengetahui proses pengolahan ikan asin di kelurahan Belawan Bahari, kecamatan
Medan Belawan. 2
Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk proses pengolahan ikan asin di kelurahan Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan.
3 Untuk mengetahui saluran tataniaga channel of marketing ikan asin di kelurahan
Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan. 4
Untuk mengetahui Fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh masing-masing lembaga tataniaga ikan asin di kelurahan Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan.
5 Untuk mengetahui share margin masing-masing lembaga tataniaga ikan asin di
kelurahan Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan. 6
Untuk mengetahui tingkat efisiensi tataniaga ikan asin di kelurahan Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitan yang telah diuraikan tersebut, maka kegunaan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1 Sebagai bahan masukan bagi pihak yang berkaitan dengan ikan asin serta persoalan-
persoalan yang dihadapi dalam tataniaga ikan asin dan usaha-usaha memecahkannya. 2
Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan kepada orang-orang yang melakukan usaha penjualan ikan asin.
3 Sebagai bahan studi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1.Tinjauan Pustaka
2.1.1. Tinjauan ikhtiologi
Ikan merupakan salah satu sumberdaya yang penting, nilai-nilai kepentingan yang lain dari ikan antara lain dapat memberikan manfaat untuk rekreasi, nilai ekonomi atau bernilai
komersial, dan ilmu pengetahuan untuk masyarakat. Ikhtiologi atau “Ichthyology“ merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari ikan secara ilmiah dengan
penekanan pada taksonomi dan aspek-aspek lainnya. Kata ikhtiologi berasal dari pengertian ichtio = ikan dan logos = ilmu, jadi di dalam ikhtiologi ini dicakup beberapa aspek baik
mengenai aspek biologi maupun ekologi ikan. Dalam mempelajari ihktiologi ini tidak terlepas dari ilmu-ilmu yang lain karena saling berkaitan. http:e-
course.usu.ac.idcontentbiologiikhtiologitextbook.
Dari survey yang telah dilakukan di daerah penelitian yaitu di Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan, jenis-jenis ikan yang sering diolah menjadi
ikan asin adalah ikan gulama, ikan caru, dan ikan kresek.
1 Ikan Gulama
Ikan gulama sering dikatakan ikan kepala batu. Ikan kepala batu terdiri dari beberapa jenis, yang sering dikenal masyarakat kita adalah gulama sisik, gulama bongkol, gulama batu,
gulama hitam, gulama pisang. Ikan gulama merupakan family dari scieanideae dengan
Universitas Sumatera Utara
spesies otolithoides, sp. Ciri-ciri memiliki tubuh yang memanjang dan jika ditekan terasa lunak. Hal inilah yang cocok dijadikan ikan asin. Pada beberapa spesies ada terdapat rongga
dikepala, matanya berukuran keil sampai berukuran sedang. Hidung dari ikan gulama umumnya agak tumpul, mulut berada diujung dan rahang terletak agak kebawah. Pada
beberapa spesies lainnya ada yang lebih rendah http:id.wikipedia.orgwikiIkan_gulama.
2 Ikan Caru
Ikan caru lebih dikenal dengan nama ikan Kuwe Caranx Sexfasciatus atau yang lebih dikenal dengan nama blue fin treavllyu, termasuk ikan dasar dari golongan predator.
Sejatinya si Kuwe adalah ikan perairan berkarang dangkal dan berbatasan dengan laut terbuka.Habitat ikan kuwe kecil lebih senang berada di dekat karang.. Tubuh kuwe berbentuk
oval dan pipih. Warna tubuhnya bervariasi, yaitu biru bagian atas dan perak hingga keputih- putihan di bagian bawah. Tubuh ditutupi sisik halus berbentuk cycloid. Kuwe dapat berenang
cepat dan memiliki laju pertumbuban yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan laut lainnya. Ikan ini bersifat karnivora. Adapun pakan utamanya, yaitu ikan dan crustasea
berukuran kecil. Ikan ini juga efisien memanfaatkan pakan serta mampu hidup dalam kondisi yang cukup padat. http:id.wikipedia.orgwikiIkan_carukuwe.
3 Ikan kresek
Ikan ini mempunyai kepala agak besar dan agak gepeng mirip kepala ular. Tubuh bulat gilig memanjang,dan kecil. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi
atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal striata,
Universitas Sumatera Utara
bercoret-coret yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam. Penggaraman yang biasa digunakan ikan ini
adalah penggaraman kering http:id.wikipedia.orgwikiIkan kresek.
Berdasarkan survey dilapangan dapat diketahui bahwa penggaraman yang biasa digunakan ikan gulama adalah penggaraman basah dan kering. Pada penggaraman basah digunakan ikan
gulama belah sedangkan penggaraman kering digunakan ikan gulama bulat. ikan caru menggunakan penggaraman kering dan ikan kresek menggunakan penggaraman basah. Ikan
berbentuk bulat tidak dibelah tidak sering dilakukan karena pengolahan masih menggunakan bahan penunjang seperti tawas yang sulit didapatkan dipasaran serta proses
pengeringannya membutuhkan waktu 2-3 hari.
2.1.2. Tinjauan Ekonomi
Prospek pemasaran ikan asin cukup menggembirakan, baik didalam maupun diluar negeri. Saat ini arab Saudi dan belanda telah berusaha mengimpor ikan asin dari Indonesia. Namun
kesempatan ini belum dapat dipenuhi seluruhnya, karena produksi ikan asin di negara kita masih rendah. Permintaan Arab Saudi akan ikan asin sebesar 4.200 ton tahun telah berhasil
dipenuhi, tetapi permintaan Belanda belum dipenuhi. Oleh karena itu kita perlu meningkatkan kuantitas dan kualitas produk
penggaraman Afrianto dan Liviawaty,1989 :51.
Universitas Sumatera Utara
Permintaan ikan yang meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan perikanan, terlebih bagi Negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki potensi perairan
yang cukup luas dan potensial untuk pengembangan perikanan baik penangkapan maupun akultur. Namun demikian, tuntutan pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya tersebut akan
diikuti oleh tekanan eksploitasi sumber daya ikan yang juga semakin intensif. Jika tidak dikelola secara bijaksana maka sangat dikhawatirkan pemanfaatan sumberdaya secara
intensif akan mendorong usaha perikanan ke jurang kehancuran Widodo dan Suadi,2006 :2
Hasil olahan ikan tradisional berpotensi untuk diekspor. Namun, hingga saat ini belum banyak yang berminat mengembangkan pengolahan ikan secara tradisional tersebut untuk
diekspor. Pengolahan yang ada saat ini masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan lokal, sehingga potensi pasar ekspor hasil olahan ikan tradisional belum dimanfaatkan secara
maksimal. Kalaupun sekarang ini ada yang mengekspor hasil olahan ikan tradisional, itu dilakukan oleh pengepul, bukan pemilik usaha pengolahan ikan tradisional. Tidak
berkembangnya usaha pengolahan ikan tradisional, antara lain disebabkan budaya masyarakat Indonesia yang selama ini kurang menghargai hasil olahan ikan tradisional
http:www.trobos.comshow_article
Pengolah ikan tradisional umumnya tidak mempunyai akses pasar yang bagus. Oleh karena itu, mereka sangat tergantung kepada pedagang perantara yang memang lebih menguasai
akses pasar. Tidak jarang harga hasil olahan dipermainkan pedagang perantara, sehingga
Universitas Sumatera Utara
marjin keuntungan pengusaha pengolahan ikan tradisional semakin sedikit, kalau permasalahan tersebut diperbaiki, pihaknya yakin hasil olahan ikan tradisional dari Indonesia
sebenarnya mudah menembus pasar ekspor. Negara yang komunitas Asianya tinggi merupakan pasar potensial untuk ekspor olahan ikan tradisional, terutama ikan asin. Timur
Tengah selama ini mendatangkan ikan asin
dari Filipina dan Thailand
http:www.warintek.ristek.go.idpangan_kesehatanpanganpiwpikan_asin_basah..
2.1.3. Penelitian-Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan hasil penelitian Dumora Agustina 2004 mengenai Analisis Ekonomi Usaha Pengolahan Ikan Asin di kelurahan Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan, kotamadya
Medan, propinsi Sumatera Utara bahwa bahan baku yang digunakan dalam penolahan ikan asin adalah ikan segar yang dapat diperoleh dari tempat pelelangan ikan gabion. Biaya
bahan baku berdasarkan jenis ikan, untuk biaya terbesar terdapat pada ikan lidah Rp 4.250.000 1000kg dan diikuti oleh ikan gulama Rp 1.886.111,11. Bahan pembantu yang
digunakan dalam usaha pengolahan ikan asin adalah garam dan tawas. Penggunaan garam yang dianjurkan untuk digunakan adalah 20-35 dari jumlah bahan baku yang akan diolah.
Berdasarkan jenis ikan untuk pemakaian garam tertinggi terdapat pada ikan lidah yaitu Rp 129.166,67 diikuti ikan gulama Rp 82.297,98 sedangkan untuk pemakaian tawas tertinggi
adalah ikan gulama Rp 8.181,82.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Dumora, didaerah penelitian usaha pengolahan ikan asin, harga ditentukan oleh pengusaha ikan asin penjual sehingga kedudukan penjual dalam tawar-menawar adalah
penentu harga price maker namun untuk ikan asin yang dijual ke pusat pasar maka harga ditentukan oleh pembeli agen sehingga kedudukan penjual adalah penerima harga price
taker. Kisaran harga ikan gulama Rp 5.000,00 – Rp 8.500,00 kg ikan asin, untuk ikan lidah Rp 8.000,00 – Rp 12.000kg dan ikan gabus Rp 10.000 – 12.000kg.
Berdasarkan hasil penelitian Aristo Edward 2004 mengenai Sistem Pemasaran Ikan Asin di kelurahan Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan, kotamadya Medan bahwa pengolah
langsung menjual produksinya ke pedagang besar di Medan dan pedagang pengecer di Belawan. Rata-rata pembelian ikan asin oleh pedagang besar medan dalam satu bulan adalah
7.353,1 kg, sedangkan pedagang pengecer di Belawan rata-rata sebesar 1.548 kg. baik pedagang besar Medan dan pedagang pengecer Belawan melakukan fungsi-fungsi pemasaran
yaitu pembelian, penjualan, packing, pembiayaan, grading, sortasi serta marketing loss. Kemudian ikan asin yang sudah dikemas siap dijual ke pedagang pengecer yang ada
dipasaran.
Menurut Aristo Edward 2004 struktur pasar yang terjadi untuk masing-masing saluran pemasaran di daerah penelitian berdasarkan jumlah pedagang maupun pembelinya saat terjadi
proses jual beli ikan asin tersebut. Ada beberapa struktur pasar yang terjadi untuk masing- masing saluran pemasaran yaitu pasar oligopoly adalah struktur pasar dimana terdapat
beberapa penjual dan banyak pembeli dan harga jual ditentukan oleh penjual. Pada pasar oligopsoni adalah bentuk pasar dimana terdapat banyak penjual dan beberapa pembeli, harga
Universitas Sumatera Utara
jual senantiasa ditentukan oleh pembeli, sedangkan pasar monopsoni adalah pasar dimana terdapat banyak penjual dan hanya satu pembeli, haga jual senantiasa ditentukan secara
sepihak. Berdasarkan penelitian di dapat bahwa pasar yang terjadi adalah paar ologopsoni, sedangkan dari pedagang besar ke pedagang pengecer terdapat cukup banyak pembeli,
sehingga struktur pasal terjadi adalah oligopoli.
2.2. Landasan Teori
Tataniaga disebut juga pemasaran. kata pemasaran mungkin diterjemahkan dari marketing. Namun arti luas tataniaga tidak sama dengan pemasaran. Tataniaga mempunyai arti yang
lebih luas dibandingkan dengan pemasaran. kata pemasaran terkesan hanya jual-beli, sedangkan tataniaga terlibat bagaimana menata, mengatur, melaksanakan niaga bisnis. Kata
niaga berarti jual-beli dengan seluk beluk aturan mainnya. Didalam kata menata termasuk pula aspek pengelolaanya, sehingga dalam tataniaga sudah tercakup proses, pengorganisasian
dan lain-lain Gultom, 1996 :1
Salah satu faktor yang tidak boleh diabaikan dalam usaha tani adalah memilih secara tepat saluran tataniaga channel of marketing yang akan digunakan dalam rangka penyaluran
barang jasa dari produsen ke konsumen. Fungsi dan peranan saluran tataniaga sebagai salah satu kegiatan pemasaran dalam menyalurkan barang dan jasa merupakan kegiatan yang
sangat penting. Kegiatan-kegiatan pemasaran yang berkaitan dengan produk, penetapan harga
Universitas Sumatera Utara
dan promosi,yang dilakukan belum dapat dikatakan sebagai usaha terpadu kalau tidak dilengkapi dengan kegiatan distribusi. Produk dapat bermanfaat dan pada suatu saat pembeli
akan setia pada produk tersebut adalah bilamana setiap produk yang dibutuhkan, pembeli dapat memperolehnya dengan mudah di tempat yang diinginkan atau yang terdekat. Oleh
karena itu, diperlukan saluran tataniaga sehingga apabila konsumen membutuhkan produk sehingga dapat terjangkau oleh konsumen Angipora,1999 : 191-193.
Proses penyaluran produk dari produsen ke konsumen akhir dapat menggunakan saluran yang panjang ataupun pendek sesuai dengan kebijaksanaan saluran tataniaga channel of
marketing yang diinginkan.
Ada beberapa bentuk saluran tataniaga yang ada dan digunakan yaitu: 1
Produsen Konsumen
Bentuk saluran ini adalah bentuk yang paling pendek dan sederhana sebab tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkan melalui pos
atau langsung mendatangi rumah konsumen. Saluran ini disebut sebagai saluran tataniaga lansung. Bentuk penjualan seperti ini tidak memerlukan tambahan dana yang
akan dipergunakan untuk biaya pengangkutan atau perantara. Bentuk penjualan seperti ini sangat disenangi konsumen, karena harganya biasanya lebih murah dan kualitas bisa
dipertanggungjawabkan.
2 Produsen
Pengecer Konsumen
Universitas Sumatera Utara
Dalam saluran ini, produsen menginginkan suatu lembaga lain, maksudnya dalam hal ini adalah pengecer yang menyampaikan produknya ke konsumen, dimana pengecer
langsung membeli produk tanpa melalui pedagang besar dan menjualnya kepada konsumen.
3 Produsen
Pedagang Besar Pengecer
Konsumen Jenis saluran tataniaga ini dilaksanakan oleh produsen yang tidak ingin menjual secara
langsung tatapi menginginkan suatu lembaga guna menyalurkan produknya, sehingga dalam hal ini produsen menjual kepada pedagang besar saja, kemudian para pedagang
besarlah yang menjual kembali kepada pengecer dan menerusnya ke tanggan konsumen.
4 Produsen
Agen Pedagang Besar
Pengecer Konsumen
Jenis saluran ini yang sering dipakai para produsen dengan melibatkan agen di dalamnya. Disini agen funsinya adalah sebagai penyalur yang kemudian mengatur
sistem penjualannya kepada saluran pedagang besar selanjutnya sistem penjualannya kepada saluran pedagang besar selanjutnya kepada pengecer dan kemudian sampai
ketangan konsumen. Saluran tataniaga ini sering dipergunakan untuk produk yang tahan lama.
5 Produsen
Agen Pengecer
Konsumen Dalam saluran ini produsen memilih agen yang akan dipertemukan produsen untuk
menjalankan kegiatan penjualan kepada pengecer dan selanjutnya pengecer menjual kepada konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Angipora,1999:199-200.
Pasar adalah perangkat pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk. Para pembeli ini mempunyai kebutuhan atau keinginan yang sama yang dapat dipuaskan lewat pertukaran.
Semula istilah pasar berarti tempat pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang mereka. Pakar ekonomi menggunakan istilah pasar untuk merujuk pada kumpulan
pembeli dan penjual yang melakukan transaksi dalam kelas produk tertentu seperti dalam pasar perumahan atau pasar bahan makanan pangan Kotler dan Amstrong,1997:12.
Lemahnya manajemen pemasaran disebabkan karena tidak mempunyai pelaku-pelaku pasar dalam menekan biaya pemasaran. Dalam banyak kejadian, besar kecilnya pemasaran
disebabkan oleh : a.
Macam komoditi pertanian Seperti diketahui sifat barang pertanian adalah “bulky” volume besar tetapi nilai kecil
sehingga lebih banyak biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran.
b. Lokasi pengusahaan
Lokasi pengusahaan tanaman pertanian yang terpencil iakan mengundang tambahan biaya tranportasi dan akan berakibat semakin besarnya biaya pemasaran.
c. Macam dan peranan lembaga pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
Lembaga pemasaran yang terlalu banyak terlibat dalam mekanisme pemasaran juga akan menambah biaya pemasaran. Apalagi kalau cara kerja system pasar tersebut belum
sempurna. d.
Efektivitas pemasaran. Efektivitas pemasaran menyangkut efisiensi pemasaran.
Soekatawi,1988:2
Lembaga tataniaga pemasaran melakukan fungsi tataniaga yang meliputi: A.
Fungsi Pertukaran 1.
Pembelian buying adalah memilih barang-barng yang dibeli untuk dijual dengan harga dan kualitas produk tertentu.
2. Penjualan selling adalah sumber pendapatan yang diperlukan untuk
menutupi ongkos-ongkos dengan harapan mendapatkan laba. B.
Fungsi fisik 1.
Penyimpanan storage adalah fungsi penyimpanan barang-barang pada saat barang selesai diproduksi sampai pada saat barang dikonsumsi.
2. Pengangkutan transportasi adalah fungsi pemindahan barang dari tempat
barang dihasilkan ketempat barang dikonsumsi. 3.
Pengolahan processing adalah fungsi pengolahan barang dari yang belum diolah bahan baku menjadi barang yang talah jadi atau bahkan siap
dikonsumsi.
C. Fungsi fasilitas
Universitas Sumatera Utara
1. Pengepakan packing adalah fungsi pengemasan atau pengepakan barang-
barang pada saat selesai diproduksi sampai pada saat barang dikonsumsi . 2.
Pembiayaan financing adalah fungsi mendapatkan modal dari sumber ekstern guna menyelenggarakan kegiatan pemasaran
3. Grading adalah penentuan batas-batas dasar dalam pembentukan spesifikasi
barang-barang hasil manufaktur. 4.
Marketing Loss adalah fungsi menghindari dan mengurangi resiko yang berkaitan dengan pemasaran.
5. Informasi market information adalah fungsi untuk mengumpulkan dan
penafsiran keterangan-keterangan tentang macam yang dibutuhkan konsumen, harga dan sebagainya.
Mubyarto, 1977:141.
Biaya tataniaga terjadi sebagai konsekuensi logis dari pelaksanaan fungsi-fungsi tataniaga. Biaya tataniaga ini menjadi bagian tambahan harga pada barang-barang yang harus
ditanggung oleh konsumen. Komponen biaya tataniaga terdiri dari semua jenis pengeluaran yang dikorbankan oleh setiap middleman dan lembaga tataniaga yang berperan secara
langsug dan tidak langsung dalam proses perpindahan barang dan keuntungan profit margin yang diambil oleh middleman atas jasa modalnya Gultom, 1996 : 64.
Harga suatu barang jasa tertentu adalah suatu tingkat penilaian yang pada tingkat itu barang yang bersangkutan dapat ditukarkan dengan sesuatu yang lain, apapun bentuknya. Itulah
sebenarnya apa yang dimaksud dengan harga itu. Hubungan yang ada antara harga dan
Universitas Sumatera Utara
permintaan penawaran menunjukan hubungan yang erat antara harga dengan barang yang dimintaditawarkan. Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta
kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Permintaan akan suatu jenis barang ialah jumlah-jumlah barang itu yang pembeli bersedia membelinya pada tingkat harga yang
berlaku pada suatu pasar tertentu dan dalam waktu yang tertentu pula. Sedangkan penawaran akan sesuatu jenis barang adalah jumlah-jumlah barang itu yang penjual bersedia
menawarkannya pada tingkat harga yang berlaku pada suatu pasar Rosyidi,1995: 237-289.
Penyebaran harga price spread adalah sebuah ukuran lain dari pada marjin pemasaran. Penyebaran harga price spread pertanian tidak secara sederhana perbedaan di antara
pertanian dan harga makanan eceran. Akan tetapi, penyebaran harga adalah sebuah perbedaan diantara harga pengeceran per unit dan nilai pertanian daripada sebuah jumlah yang ekuivalen
dari makanan yang diperjualkan oleh petani. Share petani dihitung dari penyebaran harga pertanian adalah nilai pertanian yang diekspressikan sebagai sebuah persentase dari harga
pengeceran makanan. Share margin dianggap secara lebar sebagai sebuah ukuran dari kelayakan harga pertanian dan efisiensi pemasaran Uhl and Kohl,1980: 230-233.
Dikatakan pasar yang tidak efisien akan terjadi kalau : a.
Biaya pemasaran semakin besar. b.
Nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar. Oleh karena itu, efisiensi tataniaga akan terjadi kalau :
1. Biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2. Persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu
tinggi. 3.
Tersedianya fasilitas fisik pemasaran. 4.
Adanya kompetisi pasar yang sehat. Soekartawi, 1988 : 3
2.3. Kerangka Pemikiran