5.2.1. Biaya produksi pengolahan ikan asin yang dibelah
Komponen biaya dalam pengolahan ikan asin adalah biaya bahan baku, bahan penunjang, biaya tenaga kerja, dan biaya kemasan.
Bahan baku utama dan bahan penunjang
Bahan baku merupakan bahan pokok yang sangat penting untuk usaha pengolahan. Bila suatu usaha pengolahan kekurangan bahan baku maka usaha tersebut tidak dapat berjalan dengan
lancar. Pada pengolahan ikan asin, bahan baku utama yang digunakan adalah ikan gulama sisik belah, ikan gulama pisang belah dan ikan caru belah. Dimana ikan segar ini harus ada
setiap kali ingin melakukan kegiatan produksi. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam pengolahan ikan asin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.1. Biaya bahan baku dalam kegiatan pengolahan ikan asin yang dibelah
No Jenis Ikan
Pembelian bahan Harga
Total Bahan
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Analisis Data Primer 2009 Lampiran 4 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total biaya pembelian bahan baku per kg yaitu gulama
sisik belah sebesar Rp 928.147,2, gulama pisang belah sebesar Rp 706.963,8 dan caru belah sebesar Rp 532.422,2. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pembelian bahan baku terbesar
terdapat pada pembelian ikan gulama Sisik Belah diikuti oleh gulama pisang belah dan terakhir adalah ikan caru belah.
Bahan penunjang pada pengolahan ikan asin yang dibelah yaitu hanya menggunakan garam murni. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai biaya bahan penunjang yang dikeluarkan dalam
pengolahan ikan asin dapat dilihat pada tabel berikut:
baku Kg Rp
Baku Rp
1. Gulama sisik
247,5 3.752,7
928.147,2
2. Gulama pisang
194,2 3.633,3
706.963,8
3. Caru
126,9 4.205,5
532.422,2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Biaya bahan penunjang dalam kegiatan pengolahan ikan asin yang dibelah
Sumber : Analisis Data Primer 2009 Lampiran 5 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total biaya penggunaan bahan penunjang per kg yaitu
gulama sisik belah sebesar Rp 47.616,5, gulama pisang belah sebesar Rp 36.417,9 dan caru belah sebesar Rp 23.916,3 dimana harga garam yaitu seharga Rp. 900 sd 1000. Dari tabel
diatas dapat dilihat bahwa ikan gulama Sisik Belah lebih banyak membutuhkan bahan penunjang garam dari pada gulama pisang belah dan ikan caru belah.
Biaya Tenaga Kerja
Kegiatan tenaga kerja dalam pengolahan ikan asin khususnya ikan asin yang dibelah yaitu kegiatan pembelahan, penggaraman, pencucian, pengangkatan dan penjemuran. Khusus
untuk ikan asin yang dibelah, tenaga kerja untuk membelah dan menjemur ikan dibayar perhari. Dimana rata-rata tenaga kerja yang membelah dan menjemur berjenis kelamin
No Jenis Ikan
Penggunaan bahan baku
Kg Penggunaan
garam Kg
Total Bahan Penunjang
Rp
1 Gulama Sisik
247,5 50,7
47.616,5
2 Gulama Pisang
194,2 39,0
36.417,9
3 Caru
126,9 25,6
23.916,3
Universitas Sumatera Utara
wanita. Selain itu ada juga Tenaga kerja tetap biasanya sebanyak 2-3 orang dan mereka hanya mencuci, mengangkat dan menimbang. Semua tenaga kerja tetap berjenis kelamin laki-laki.
Para tenaga kerja tetap diberi upah Rp 40.000, sd 50.00- per hari dengan mulai bekerja sampai siap pekerjaan semua bahan baku sedangkan tenaga kerja harian terbagi atas dua
pekerjaan atau kegiatan yaitu pekerjaan membelah diberi upah Rp 250 sd 300 kg sedangkan pekerjaan menjemur diberi upah Rp 2000 sd 3000 pin. Waktu kerja untuk
membelah dan menjemur tidak dapat ditentukan. Pekerjaan membelah dimulai dari adanya ikan segar yang datang dari gabion sampai semua ikan segar habis dibelah, biasanya dimulai
pada pagi hari. Pekerjaan menjemur dimulai dari ikan yang telah diasinkan digaramkan sampai siap dijemur. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai biaya tenaga kerja yang dikeluarkan
dalam pengolahan ikan asin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.3. Biaya tenaga kerja pengolahan ikan asin yang dibelah
No Jenis Ikan Penggunaan bahan baku
Kg Total Biaya Tenaga Kerja
Rp
1 Gulama Sisik
247,5 65.575,8
2 Gulama Pisang
194,2 58.510,5
3 Caru
126,9 47.258,5
Sumber : Analisis Data Primer 2009 Lampiran 7 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total biaya penggunaan tenaga kerja per kg yaitu
gulama sisik belah sebesar 65.575,8, gulama pisang belah sebesar Rp 58.510,5 dan caru belah sebesar Rp 47.258,5. Dari tabel dapat dilihat bahwa ikan gulama Sisik Belah lebih banyak
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan tenaga kerja yaitu dalam kegiatan pembelahan, penggaraman, pencucian, pengangkatan dan penjemuran bila dibandingkan dengan gulama pisang belah dan ikan caru
belah.
Biaya Transportasi
Transportasi yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk menggambil ikan basah bahan baku dari Gabion di Belawan sampai ke tempat pengolahan yaitu di kelurahan
Belawan Bahari dengan menggunakan alat transportasi sejenis becak bermotor yang di daerah Belawan lebih dikenal dengan nama KBT. Dimana biaya yang dibutuhkan untuk
transportasi adalah Rp. 60,- Kg. Untuk lebih jelasnya mengenai biaya kemasan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.4. Biaya transportasi pengolahan ikan asin yang dibelah. No
Jenis Ikan Total Biaya Transportasi Rp
1 Gulama Sisik
14.853,3 2
Gulama Pisang 11.656,67
3 Caru
7.615 Sumber : Analisis Data Primer 2009 Lampiran 8
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total biaya Transportasi per kg untuk ikan gulama sisik belah sebesar Rp 14853,33333, gulama pisang belah sebesar Rp 11656,66667 dan ikan caru
sebesar Rp 7.615.
Universitas Sumatera Utara
Total biaya produksi pengolahan ikan asin
Total biaya produksi merupakan penjumlahan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. Untuk lebih jelas lagi mengenai total biaya produksi yang dikeluarkan oleh
pengolah ikan asin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.5. Total biaya produksi pengolahan ikan asin. No
Jenis ikan Total Biaya Produksi Rp
1 Gulama Sisik Belah
1.055.903,6 2
Gulama pisang Belah 813.548,9
3. Caru belah
611.212,1 Sumber : Analisis Data Primer 2009 Lampiran 8
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total biaya produksi yang dikeluarkan oleh gulama sisik belah lebih besar dari pada gulama pisang belah dan ikan caru belah. Dimana total biaya
produksi untuk ikan gulama sisik belah adalah sebesar Rp 1.055.903,6. Biaya produksi untuk ikan gulama pisang belah adalah sebesar Rp 813.548,9 dan ikan caru belah adalah sebesar
Rp 611.212,1.
Universitas Sumatera Utara
Biaya produksi pengolahan ikan asin yang tidak dibelah bulat
Bahan baku utama dan bahan penunjang
Bahan baku merupakan suatu bahan pokok yang sangat penting untuk usaha pengolahan. Bila suatu usaha pengolahan kekurangan bahan baku maka usaha tersebut tidak dapat berjalan
dengan lancar. Pada pengolahan ikan asin, bahan baku utama yang digunakan adalah ikan gulama pisang bulat dan ikan kresek bulat. Dimana ikan segar ini harus ada setiap kali ingin
melakukan kegiatan produksi. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam pengolahan ikan asin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.6. Biaya bahan baku dalam kegiatan pengolahan ikan asin yang bulat.
No Jenis Ikan Pembelian bahan baku
Kg Harga
Rp Total Bahan Baku
Rp
1 Gulama pisang Bulat
149,611 6250
933.752,7
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Analisis Data Primer 2009 Lampiran 4 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total biaya pembelian bahan baku per kg yaitu gulama
pisang bulat sebesar Rp 933.752,7 dan kresek Bulat sebesar Rp 217.797,2. Dari tabel dapat di lihat bahwa pembelian bahan baku terbesar terdapat pada pembelian ikan gulama pisang bulat
di ikuti oleh kresek bulat.
Bahan penunjang pada pengolahan ikan asin yang dibelah yaitu menggunakan garam murni dan tawas. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai biaya bahan penunjang yang dikeluarkan
dalam pengolahan ikan asin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.7. Biaya bahan penunjang dalam kegiatan pengolahan ikan asin yang bulat No
Jenis Ikan Garam Kg
TawasKg Total Bahan
Penunjang Rp
1 Gulama Pisang
176,4 42,2
307.796,8
2 Kresek Bulat
92,5 21,2
157.796,71
Sumber : Analisis Data Primer 2009 Lampiran 5 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total biaya penggunaan bahan penunjang per kg yaitu
gulama pisang bulat sebesar Rp 307.796,8 dan Kresek bulat sebesar Rp 157.796,71. Dari table dapat di lihat bahwa ikan gulama pisang bulat lebih banyak membutuhkan bahan
penunjang garam dan tawas dari pada kresek bulat. 2
Kresek Bulat 85,22222
2558,33 217.797,2
Universitas Sumatera Utara
Biaya Tenaga Kerja
Kegiatan tenaga kerja dalam pengolahan ikan asin khususnya ikan asin yang bulat yaitu kegiatan penggaraman, pencucian, pengangkatan dan penjemuran. Khusus untuk ikan asin
yang bulat, tenaga kerja untuk membelah tidak digunakan tapi menggunakan tanaga kerja untuk memberikan tawas. Dimana rata-rata tenaga kerja yang menjemur berjenis kelamin
wanita. Selain itu ada juga Tenaga kerja tetap biasanya yaitu sebanyak 2-3 orang dan mereka hanya mencuci, mengangkat dan menimbang. Semua tenaga kerja tetap berjenis kelamin laki-
laki. Para tenaga kerja tetap diberi upah Rp 40.000, sd 50.00- per hari dengan mulai bekerja sampai siap pekerjaan semua bahan baku sedangkan tenaga kerja harian yaitu menjemur
diberi upah Rp 2000 sd 3000 pin. Waktu kerja untuk menjemur tidak dapat ditentukan. Pekerjaan menjemr dimulai dari ikan yang telah diasinkan digaramkan sampai siap
dijemur.Untuk lebih jelasnya lagi mengenai biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam pengolahan ikan asin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.8. Biaya tenaga kerja pengolahan ikan asin yang bulat No Jenis Ikan
Penggunaan bahan baku
Kg Total Biaya Tenaga Kerja
Rp
1 Ikan gulama Pisang
247,5 52.766,6
2 Ikan kresek
194,2 35.593,06
Sumber : Analisis Data Primer 2009 Lampiran 7 Dari tabel dapat dilihat bahwa total biaya penggunaan tenaga kerja per kg yaitu gulama
pisang bulat sebesar Rp 52.766,7 dan Kresek Bulat sebesar Rp 35.593,06. Dari tabel dapat di
Universitas Sumatera Utara
lihat bahwa ikan gulama pisang bulat lebih banyak membutuhkan tenaga kerja yaitu dalam kegiatan penggaraman dan pemberian tawas, pencucian, pengangkatan dan penjemuran bila
dibandingkan dengan ikan kresek bulat.
Biaya Transportasi
Transportasi yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk menggambil ikan basah bahan baku dari Gabion di Belawan sampai ke tempat pengolahan yaitu di kelurahan
Belawan Bahari dengan menggunakan alat transportasi sejenis becak bermotor yang di daerah Belawan lebih dikenal dengan nama KBT. Dimana biaya yang dibutuhkan untuk
transportasi adalah Rp. 60,- Kg. Untuk lebih jelasnya mengenai biaya kemasan dapat dilihat
pada tabel berikut. Tabel 5.9. Biaya transportasi pengolahan ikan asin yang dibelah.
No Jenis Ikan
Total Biaya Transportasi Rp
1 Ikan Gulama Pisang
8.976,6 2
Ikan kresek 5.113,3
Sumber : Analisis Data Primer 2009 Lampiran 8 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total biaya Transportasi untuk ikan gulama pisang bulat
sebesar Rp 8.976,6, dan ikan caru sebesar Rp 5.113,3,- .
Total biaya produksi pengolahan ikan asin
Universitas Sumatera Utara
Total biaya produksi merupakan penjumlahan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk berproduksi. Untuk lebih jelas lagi mengenai total biaya produksi yang dikeluarkan oleh
pengolah ikan asin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.10. Total biaya produksi pengolahan ikan asin No
Jenis Biaya Total Biaya Produksi Rp
1 Gulama pisang Bulat
1.048.805,9 2
Kresek Bulat 287.221,5
Sumber : Analisis Data Primer 2009 Lampiran 8 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total biaya produksi yang dikeluarkan oleh gulama
pisang belah dibandingkan ikan kresek bulat. Dimana total biaya produksi roduksi untuk ikan gulama pisang bulat adalah sebesar Rp 1.048.805,9 kg dan ikan kresek bulat adalah sebesar
Rp 287.221,5kg . Berdasarkan uraian di atas maka identifikasi masalah 2 terjawab.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Saluran tataniaga channel of marketing ikan asin di daerah penelitian