Interpretasi Data Jadwal Kegiatan Keterbatasan Peneliti

3.5. Interpretasi Data

Bogdan dan Biklei menjelaskan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan pada orang lain Moleong, 2005:248. Data-data yang diperoleh dari lapangan akan diatur, diurutkan, dikelompokkan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Di sini penelit i akan mengelompokkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan sebagainya yang selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara seksama. Diinterpretasikananalisis sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik. Universitas Sumatera Utara

3.6. Jadwal Kegiatan

No KEGIATAN B U L A N Mei Juni Juli Agustus Septembre Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan Prop. Penelitian √ √ 2. Seminar Prop. Penelitian √ 3. Revisi Prop. Penelitian √ √ √ √ √ 4. Turun Lapangan √ √ √ √ 5. Bimbingan √ √ √ 6. Penulisan Laporan Akhir √ √ √ √ 7. Sidang atau Meja Hijau √ Universitas Sumatera Utara

3.7. Keterbatasan Peneliti

Sebagai mahasiswi yang baru menyusun skripsi untuk pertama kalinya, maka sebagai peneliti yang belum berpengalaman mengalami masalah yang harus dihadapi sehingga hal tersebut menjadi suatu keterbatasan dala m penelitian ini. Dalam mewawancarai informan kunci dan informan biasa, penulis merasa kesulitan untuk mendapatkan informasi karena para informan biasa merasa takut dan curiga sehingga penulis tidak dapat mendapatkan informasi yang lebih mendalam dari para informan biasa atau jemaat. Kesulitan lainnya adalah bahwa pihak gereja tidak menyetujui judul awal dari skripsi ini yang isinya “Strategi Gereja Karismatik Dalam Merekrut Jemaat” pihak gereja merasa judul ini terlalu sensitif dan khawatir akan menimbulkan masalah dan mengatakan bahwa kata merekrut adalah suatu pengertian untuk sebuah perusahaan yang ingin memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, atas seizin dari dosen pembimbing maka penulis merubah judul skripsi ini menjadi “Strategi Pertumbuhan Gereja”. Sebagai peneliti dan sebagai anggota jemaat dari gereja ini, maka penulis mengalami kesulitan dalam bersikap dalam penulisan skripsi ini. Penulis sadar akan posisi sebagai peneliti sosial yang harus dituntut untuk dapat bersikap netral dan mampu mengungkapkan kebenaran dalam pelaksanaan berdasarkan metode penelitian. Untuk mewawancarai Pemimpin gereja inipun penulis mendapat kesulitan, karena para pegawai gereja ini mengatakan bahwa akan sulit untuk menemui Pemimpin tersebut. Butuh waktu yang cukup lama untuk dapat Universitas Sumatera Utara menemui Pemimpin gereja ini. Untuk mendapatkan profil pihak-pihak yang memegang peranan sebagai wakil Gembala atau wakil Pemimpin juga sulit, karena ini menyangkut kehidupan pribadi. Akhirnya wawancara ini dialihkan kepada yang dapat memberikan informasi yang akurat yang tentunya berkaitan dengan permasalahan penelitian penulis, yaitu Koordinator Misi dan Penginjilan karena beliau merupakan jemaat mula-mula yaitu jemaat yang telah bergabung dengan gereja ini mulai dari berdirinya gereja, sehingga beliau mengetahui perkembangan gereja ini dari awal sampai saat ini. Universitas Sumatera Utara

BAB IV INTERPRETASI DATA LAPANGAN

4.1. INTERPRETASI DATA LAPANGAN 4.1.1. Sejarah Pendirian GBI Gereja Bethel Indonesia Di Indonesia Gereja Bethel Indonesia yang disingkat GBI adalah salah satu sinode Gereja di Indonesia yang bernaung di bawah Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia PGI. Selain PGI, GBI juga merupakan anggota dari Dewan Pentakosta Indonesia DPI dan Persekutuan Injili Indonesia PII. Pada 6 Oktober 1970, di Sukabumi, Jawa Barat, Pdt. H.L. Senduk yang juga dikenal sebagai Oom Hoo dan rekan-rekannya membentuk sebuah organisasi gereja baru bernama Gereja Bethel Indonesia GBI. Gereja ini diakui oleh Pemerintah secara resmi melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 41 tanggal 9 Desember 1972. Pada tahun 1922, Pendeta W.H. Offiler dari Bethel Pentecostal Temple Inc., Seattle, Washington, Amerika Serikat, mengutus dua orang misionarisnya ke Indonesia, Pdt. Van Klaveren dan Groesbeek, orang Amerika keturunan Belanda. Pada mulanya mereka memberitakan Injil di Bali, tetapi kemudian pindah ke Cepu, Jawa Tengah. Di sini mereka bertemu dengan F.G. Van Gessel, seorang Kristen Injili yang bekerja pada Perusahaan Minyak Belanda Bataafsche Petroleum Maatschappij BPM. Van Gessel pada tahun sebelumnya telah bertobat dan menerima hidup baru dalam kebaktian Vrije Evangelisatie Bond yang dipimpin oleh Pdt. C.H. Hoekendijk Universitas Sumatera Utara