Teologi Sukses KAJIAN PUSTAKA

2.3. Teologi Sukses

Teologi Sukses atau Injil Sukses Gospel of Success sering juga dikenal sebagai Injil-injil Kemakmuran Prosperity. Kelimpahan, berkat Gospel of Blessing atau Teologi Anak Raja dan secara sederhana dapat disebutkan ajaran ini menekankan bahwa : Allah kita adalah Allah yang Mahabesar, kaya, penuh berkat dan manusia yang beriman pasti akan mengalami kehidupan yang penuh berkat pula, kaya, sukses dan berkelimpahan materi M, Herlianto, 2006:1. Pandangan ini mengatakan bahwa seseorang Kristen yang beriman seharusnya hidup dalam kekayaan dan kelimpahan materi sebagai tanda bahwa hidupnya diberkati oleh Tuhan. Jika seseorang Kristen tidak hidup dalam berkelimpahan, itu berarti dia tidak dekat dengan Allah dan memiliki iman yang lemah, sehingga Allah tidak memberkati mereka. Kelimpahan sebuah ide yang diagungkan oleh penganut Teologi Kelimpahan atau Teologi Sukses. Mereka beranggapan bahwa Tuhan tidak mengkehendaki seseorang menjadi miskin dan menganggap orang miskin tidak diberkati Tuhan. Kelimpahan ini pula ditentang oleh penganut Teologi Kemiskinan. Mereka beranggapan bahwa Tuhan mengajak manusia mencari dulu Kerajaan Allah dan menolak materialisme. Ajaran Teologi Kemiskinan membuang jauh-jauh segala macam ide duniawi dan segala obsesi terhadap uang. Ajaran ini secara “ekstrim” menyebutkan bahwa percaya kepada harta benda duniawi dan memilikinya dianggap sebagai kutukan. Teologi Universitas Sumatera Utara Kemiskinan menolak materialisme dalam berbagai cara dan bentuk http:lulukwidyanpr.blogspot.com, Sabtu 23.06. 2007. Penganut Teologi Kelimpahan meyakini bahwa seseorang tidak akan mendapatkan hasil yang baik jika tidak memohon kepada Tuhan. Penganut Teologi ini meyakini betapa berartinya persembahan. Kelimpahan berkat materi akan diperoleh jika seseorang mengikuti prinsip persepuluhan. Kelimpahan materi yang berlipat ganda dan kesuksesan akan didapat karena persepuluhan yang diberikannya. Penganut Teologi Kelimpahan berpendapat bahwa orang yang tidak kaya tidak mendapat berkat Tuhan, karena tidak memiliki iman. Jadi, tekanan Teologi Kelimpahan adalah besarnya materi, bukan hubungan dengan Tuhan. Seseorang yang tidak kaya atau tidak menjalankan uangnya dengan baik, dianggap tidak menerima berkat Tuhan. Karena bagi mereka, Tuhan tidak mengkehendaki seseorang menjadi miskin. Meskipun kebanyakan pengikut Teologi Kelimpahan justru bergaya hidup konsumtif http:lulukwidyanpr.blogspot.com, Sabtu 23.06.2007 Kelimpahan ataupun kesuksesan yang dijanjikan oleh penganut Teologi Kelimpahan itu, membuat orang-orang yang datang beribadah dan memberikan persepuluhan karena memiliki suatu tujuan. Bukan lagi karena ingin berhubungan dengan Tuhan atau mendekatkan diri dengan Tuhan. Ayat- ayat yang dimanipulasi tersebut dijadikan sebagai alat untuk membenarkan ajaran Teologi Kelimpahan atau kesuksesan itu. Memang Allah akan memberikan imbalan dan memberkati orang-orang yang rela memberikan hartanya untuk Allah dengan cara memberi sumbangan kepada gereja sebagai Universitas Sumatera Utara lembaga, tetapi yang Allah inginkan adalah memberi dengan ketulusan dan keikhlasan, bukan karena mengharapkan imbalan. Boleh saja kita mengharapkan imbalan, tapi bukan imbalan tersebut yang menjadi tujuan utama. Cara penyebaran Teologi Sukses adalah melalui persekutuan- persekutuan doa dan praise centers, yang umumnya tidak memiliki liturgi. Ibadat dalam persekutuan-persekutuan doa maupun praise centers ini sifatnya lebih ringan, bebas dan emosional. Suasana seperti ini merupakan kompensasi bagi jemaat yang umumnya berasal dari gereja-gereja yang sifatnya liturgis, rutin dan monoton. Dalam persekutuan-persekutuan doa dan praise centers seperti ini telah memberikan semangat dan gairah yang besar pada para umat- umat Kristen yang mulai jenuh dengan gereja tradisi konvensional. Memanipulasi ayat-ayat Alkitab merupakan salah satu hal yang sering digunakan dalam mendasarkan banyak ajaran Teologi Sukses. Salah satu contohnya memanipulasi ayat yang diambil dari Mat 19 : 26 yang isinya “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin”, ayat ini sering dipakai sebagai kata-kata yang berkhasiat atau mantra ; yaitu, apabila diucapkan, maka mujizat apapun yang dikehendaki oleh manusia, baik itu berupa mujizat kesembuhan maupun mujizat untuk memperoleh kekayaan dan kemakmuran pasti bisa kita peroleh, karena tidak ada yang mustahil bagi Allah untuk memenuhinya M, Herlianto, 2006:38- 40. Universitas Sumatera Utara Alkitab adalah Firman Allah yang diwahyukan kepada manusia dan ditulis dalam bentuk kumpulan 66 buah kitab yang meliputi kurun waktu lebih dari 1600 tahun, yang menceritakan Sejarah Keselamatan Allah. Masing-masing kitab dapat merupakan kitab sejarah atau surat kiriman yang merupakan suatu satu kesatuan. Pembagian atas pasal dan ayat baru terjadi pada Abad Pertengahan. Karena itu, bila satu ayat ditafsirkan atas dasar kata- katanya saja dan dilepaskan dari kesatuannya dengan seluruh isi kitab atau surat maupun isi Alkitab kontekstual, maka artinya bisa jauh berbeda dan bahkan berlawanan dengan yang dimaksudkan oleh penulis Alkitab yang digerakkan oleh Roh Kudus itu M, Herlianto, 2006:38-39. Pernyataan di atas seakan-akan membuat Allah itu adalah seseorang yang dapat kita perintah dan Allah tidak boleh menolak atau tidak mengabulkannya. Karena tidak ada yang mustahil bagi Dia, sehingga apapun yang kita minta atau perintahkan, harus kita dapatkan. Allah tidak lagi memiliki peran untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk bagi manusia. Tentu saja pernyataan tersebut tidak benar jika kita mentafsirkan isi Alkitab tersebut secara keseluruhan atau tidak dilepaskan dari kesatuannya dengan seluruh isi Alkitab. Kesembuhan yang sempurna merupakan salah satu tujuan dari ajaran Teologi Sukses di samping kelimpahan harta, sebab dianggap bahwa salah satu tanda kehidupan yang sukses adalah kesembuhan yang sempurna dan bebas dari sakit penyakit. Itulah sebabnya mengapa kesembuhan merupakan tujuan utama dari mujizat-mujizat yang banyak dipraktikkan dalam ajaran Universitas Sumatera Utara kemakmuran. Sebaliknya orang yang sakit sering dianggap sebagai orang yang sakit imannya atau bahkan dikatakan sebagai ketiadaan iman. Dan orang beriman dapat menggunakan imannya umtuk mengalami kesembuhan apabila ia sakit M, Herlianto, 2006:169. Pembangunan gedung gereja yang megah dan mewah adalah salah satu buah kecenderungan yang dihasilkan Teologi Sukses, lebih lagi didorong oleh “sukses duniawi”. Mengikuti kecenderungan duniawi tersebut belakangan ini banyak dijumpai pembangunan gedung-gedung gereja di banyak tempat dibuat mahal dan mewah yang menghabiskan uang ratusan juta bahkan ada gereja-gereja metropolitan dan Christian Centers yang menghabiskan biaya pembangunan sampai milyaran rupiah M, Herlianto, 2006:207. Para penganut Teologi Sukses ini beranggapan bahwa gereja adalah Rumah Allah atau Bait Suci, jadi harus dibangun seindah-indahnya dan semegah-megahnya sebagai tanda bahwa gereja yang megah tersebut ini adalah hasil dari berkat Tuhan. Dari kedua ajaran Teologi di atas terdapat persamaan yang mana kedua Teologi tersebut menjunjung kemakmuran dan menentang kemiskinan. Teologi Sukses menyatakan bahwa sebagai anak Allah yang diberkati dan Teologi Pembebasan yang menyatakan manusia diciptakan menurut citra Allah, haruslah hidup dalam berkecukupan, karena kemiskinan bukanlah kehendak Allah. Gereja-gereja yang menganut ajara Teologi Sukses berusaha untuk membawa perubahan bagi jemaatnya. Tetapi sayangnya ajaran ini dapat membuat manusia menjadi materialistis jika tidak diajarkan dengan hikmat. Universitas Sumatera Utara Orang-orang yang datang ke gereja menjadi sebuah usaha untuk mendapatkan bekat, bukan lagi memiliki tujuan utama untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tetapi dalam kedua teologi ini terdapat juga perbedaan yang mana Teologi Pembebasan berusaha untuk melawan kemiskinan, baik kemiskinan dalam hal sosial maupun kemiskinan perekonomian dengan mengajak orang- orang untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Memperbaiki egoisme dan dosa yang membuat jarak antara manusia dengan Allah dan menghalangi turunnya berkat Allah. Karena Roh Kudus bukanlah roh ketakutan dan perbudakan, melainkan roh kebebasan dan roh keberanian sebagai anak-anak Allah, seperti yang ditegaskan oleh Paulus, maka sebagai anak Allah harus mampu melawan kekejaman sosial yang ada di dunia ini. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN