Konflik Sosial Analisis Konflik Sosial Tokoh Utama “Botchan” dalam Novel Botchan karya Natsume Soseki.

43 tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan-perasaan suatu kelompok manusia atau orang perseorangan dapat diketahui oleh kelompok- kelompok lain atau orang-orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya. Komunikasi memungkinkan kerja sama antara orang perorangan atau antara kelompok- kelompok manusia dan memang komunikasi merupakan salah satu syarat terjadi kerja sama. Akan tetapi tidak selalu komunikasi menghasilkan kerja sama bahkan suatu pertikaiankonflik mungkin akan terjadi sebagai akibat salah paham atau karena masing- masing tidak mau mengalah. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama cooperation, persaingan competition dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian conflict. Konflik terjadi sesudah timbul emosi, rasa benci dan rasa marah, sehingga pihak-pihak yang bersangkutan ingin menyerang, melukai, merusak atau memusnahkan pihak lain.

2.4 Konflik Sosial

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih bisa juga kelompok dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya http:id.wikipedia.orgwikiKonflik. Pribadi maupun kelompok yang menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan Universitas Sumatera Utara 44 yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian conflict. Perasaan memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan tersebut sedemikian rupa, sehingga masing-masing berusaha untuk saling menghancurkan. Perasaan mana biasanya berwujud amarah dan rasa saling benci yang menyebabkan dorongan-dorongan untuk melukai atau menyerang pihak lain, atau untuk menekan dan menghancurkan individu atau kelompok yang menjadi lawan. Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuanya dengan jalan menentang pihak lain yang disertai ancaman danatau kekerasan. Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini dimaksudkan apabila kita ingin mengetahui konflik berarti kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi. Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan. Konflik tidak selalu diidentifikasikan sebagai terjadinya saling baku hantam antara dua pihak yang berseteru, tetapi juga diidentifikasikan sebagai ‘perang dingin’ antara dua pihak karena tidak diekspresikan langsung melalui kata–kata yang mengandung amarah http:id.wikipedia.orgwikiKonflik. Soerjono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu : - Perbedaan antar individu; merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang. Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman Universitas Sumatera Utara 45 anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik. - Perbedaan kebudayaan; kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat. Tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat lainnya. Interaksi sosial anta rindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik. - Perbedaan kepentingan; setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka. - Perubahan sosial; perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatnya, sedangkan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik diantara mereka. Pertentangan atau konflik mempunyai beberapa bentuk khusus: 1. Pertentangan pribadi. Tidak jarang terjadi bahwa dua orang sejak mulai berkenalan sudah saling tidak menyukai. Apabila permulaaan yang buruk tadi dikembangkan, maka timbul rasa saling membenci. Masing-masing pihak berusaha memusnahkan pihak lawanya. Makian-makian diucapkan, penghinaan dilontarkan dan seterusnya sampai timbul kekerasan fisik. Universitas Sumatera Utara 46 2. Pertentangan rasial. Misalanya, pertentangan antara orang-orang Negro dengan orang-orang kulit putih di Amerika Serikat 3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial. Pada umumnya ia disebabkan oleh perbedaan kepentingan. 4. Peretentangan politik. Biasanya pertentangan ini menyangkut antara golongan-golongan dalam suatu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat. 5. Pertentangan yang bersifat internasional. Berdasarkan Sifatnya konflik dapat di bagi menjadi dua, yaitu: - Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok orang. Pada titik tertentu konflik ini dapat merusak atau menghancurkan sebuah hubungan. - Konflik konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Pengertian konflik secara sosiologis tidak jauh berbeda dengan pengetian konflik yang dijabarkan dalam ilmu sastra. Manusia adalah makluk konfliktis homo conflictus, yaitu makluk yang selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan, dan persaingan baik sukarela dan terpaksa. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, konflik berarti pertentangan atau percekcokan. Pertentangan sendiri bisa muncul ke dalam bentuk pertentangan ide maupun fisik antara dua belah fihak yang bersebrangan, Susan Novri 2009:4. Universitas Sumatera Utara 47 Konflik dalam sebuah karya fiksi sangatlah penting dalam pembentukan alur cerita. Ada dua elemen yang membangun alur adalah konflik dan klimaks. Setiap konflik utama selalu bersifat fundamental, membenturkan “sifat-sifat” dan “kekuatan-kekuatan” tertentu seperti kejujuran dengan kemunafikan, kenaifan dengan pengalaman atau individualistis dan kemauan beradaptasi, Stanton 2007:13. Konflik menyaran pada pengertian sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi dan atau dialami oleh tokoh-tokoh cerita yang, jika tokoh-tokoh itu mempunyai kebebasan untuk memilih, ia tidak akan memilih peristiwa itu menimpa dirinya, Meredith Fitzgerald dalam Nuriyantoro, 1995:122. Universitas Sumatera Utara 48 BAB III ANALISIS KONFLIK SOSIAL TOKOH BOTCHAN DALAM NOVEL BOTCHAN KARYA NATSUME SOSEKI. 3.1 Sinopsis Cerita Natsume Soseki merupakan seorang tokoh terbesar dalam kesusastraaan modern Jepang yang lahir di Tokyo pada tahun 1867. Salah satu novel yang telah dihasilkan oleh Natsume Soseki adalah novel yang berjudul “Botchan”, yang dibuat tahun 1906. Di awal cerita, novel ini menceritakan kehidupan Botchan kecil yang tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya karena dianggap sebagai anak yang nakal. Kedua orang tuanya bersikap tidak adil kepada Botchan karena hanya menyayangi kakak laki-lakinya. Hanya Kiyo sang pelayan tua yang sangat menyayangi Botchan, ia selalu bisa melihat sisi positif dan kejujuran dari seorang Botchan. Hubungan Botchan dengan ibu, ayah dan kakaknya tidak pernah baik hingga ayah dan ibunya pun meninggal dunia. Ketika warisan itu dimiliki sang kakak, ia pun lantas menjualnya dan membuat Botchan harus keluar dari rumah dan tinggal di losmen sementara Kiyo harus tinggal di rumah keponakannya dan dengan sangat menyesal tidak bisa lagi mengabdi kepada keluarga itu. Namun, kakaknya hanya memberikan Botchan uang sebesar 600 yen yang digunakan untuk melanjutkan kuliah ataupun membuka usaha. Botchanpun pada akhirnya memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di Sekolah Ilmu Alam Tokyo. Lulus dari Sekolah Ilmu Alam Tokyo, Botchan menerima tawaran menjadi guru matematika di sekolah menengah pedesaan di Shikoku. Pada hari pertama Botchan mulai mengajar ia sudah mengalami pengalaman yang tidak Universitas Sumatera Utara 49 menyenangkan, dimana salah satu muridnya memberikan soal matematika yang mustahil untuk dipecahkan. Kemudian Botchan berkata aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu sekarang, tapi aku akan berusaha memecahkanya lain kali. Hal itu langsung menimbulkan cemooh dan kericuhan dari murid-muridnya. Botchan berkata di mana salahnya mengaku bila kau tidak mampu? Botchan yang sebelumnya tinggal di Tokyo sering terkejut dengan kebiasaan dan peraturan yang berlaku di sekolah tempat Botchan mengajar seperti seorang guru dilarang berkunjung dan makan di restoran ramen dan dango. Awalnya “Botchan” tidak tau akan hal itu dan ia berkunjung dan makan di toko ramen dan dango. Keesokan harinya ia diejek dan ditertawakan murid-muridnya dengan menemukan tulisan ‘SENSEI TEMPURA’ tertulis di papan tulis. Botchan mendapatkan giliran menjadi guru tugas malam dan ia diwajibakan unutk menginap di sekolah. Ia dikerjai oleh murid-muridnya yang nakal yang memasukkan belalang ke dalam futonnya ketika ia tugas malam di sekolah. Botchan kemudian memanggil murid-murid penghuni asrama untuk meminta pengakuan dan pertanggungjawaban karena telah beraninya mengerjai seorang guru tugas malam. Murid-murid penghuni asrama pura-pura tidak tau akan hal itu. Tentu saja Botchan marah besar dan menimbulkan keributan di sekolah karena muridnya tidak mau jujur mengakui kesalahan yang telah dilakukan. Kepala sekolah tiba-tiba datang ke sekolah. Setelah mendengar penjelasan tentang apa yang terjadi dari Botchan kepala sekolah tidak langsung menghukum murid-murid. Kepala sekolah malah menyuruh murid-murid untuk masuk sekolah seperti biasa. Botchan tidak setuju atas apa yang telah dilakukan Universitas Sumatera Utara 50 kepala sekolah, karena Botchan menganggap kepala sekolah telah bersikap lembek terhadap kenakalan siswa. Botchan terlibat perseteruankonflik terselubung dengan Kepala Guru yang di beri julukan si Kemeja Merah oleh Botchan, yang dinilai Botchan munafik, licik dan pura-pura baik, sok intelek dan merasa superior. Ia memanfaatkan jabatannya untuk merebut tunangan orang lain seorang guru bahasa Inggris yang lebih rendah jabatannya yang bernama Koga, dan akhirnya guru tersebut dipindah tugaskan ke daerah yang sangat terpencil. Kemeja menawarkan kenaikan gaji kepada Botchan, karena sekolah mempunyai uang lebih akibat kepindahan Koga. Hal ini tentu saja langsung ditolak oleh Botchan karena ia tahu kepindahan Koga adalah siasat yang dilakukan oleh Kemaja Merah dan bukan atas kemauan Koga sendiri. Kemeja merah juga mengadu domba Botchan dengan seorang guru Matematika senior yang bernama Hotta yang mengakibatkan pertengkaran diantara Botchan dan guru tersebut. Kemeja merah menipu Botchan dengan mengatakan bahwa Hottalah yang menghasut murid-murid untuk mengerjai Botchan dengan cara memasukan belalang ke dalam futon Botchan ketika ia tugas malam. Ketika insiden kenakalan murid tersebut di bawa ke dalam rapat hanya Hotta yang mendukung pendapat Botchan agar murid-murid harus dihukum atas kenakalan yang dilakukan murid-murid agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Botchan kemudian sadar bahwa Kemeja Merah dan si Badut lah yang berbohong dan ia sedang di adu domba. Botchan kemudian segera berbaikan dengan Hotta. Semenjak mengetahui bahwa mereka di adu domba oleh kepala guru yang licik, mereka pun menjadi bersahabat. Universitas Sumatera Utara 51 Sekolah libur untuk merayakan kemenangan tentara Jepang atas Cina. Semua staf guru dan murid-murid harus hadir dalam upacara di lapangan parade kota. Malamnya diadakan pertunjukan dan acara hiburan perayaan kemenangan. Adik Kemeja merah yang juga merupakan murid di sekolah tempat Botchan dan Hotta mengajar datang ke rumah Botchan untuk menanyakan apakah Hotta dan Botchan akan menghadiri pertunjukan malam itu. Botchan dan Hotta pun datang dalam pertunjukan perayaan kemenangan. Ketika menikmati pertunjukan tari dari Tokyo, tiba-tiba adik Kemeja Merah datang mengadu kepada Botchan dan Hotta dan berkata bahwa murid-murid dari sekolah tempat Botchan dan Hotta mengajar terlibat perkelahian dengan murid-murid dari sekolah kejuruan. Botchan dan Hotta berteriak dan berusaha untuk menghentikan perkelahian yang sedang terjadi tetapi malah Botchan dan Hotta yang dipukul dan dilempari batu oleh murid- murid. Botchan dan Hotta tidak terima karena perlakuan murid-murid dan membalas pukulan yang mereka terima dari murid-murid. Ketika polisi tiba di lokasi kejadian, murid-murid kabur. Hotta dan Botchan menceritakan semua kejadian kepada polisi, setelah itu mereka pun pulang ke rumah. Keesokan harinya nenek pemilik rumah tempat Botchan tinggal datang membawakan surat kabar harian Shikoku. Botchan terkejut perkelahian yang kemarin terjadi tertulis di sana dengan artikel yang memutarbalikan fakta bahwa, Hotta dan Botchan lah yang sebagai seorang guru telah menghasut murid-murid untuk berkelahi dengan murid-murid sekolah kejuruan. Botchan marah besar karena koran telah menceritakan kebohongan. Ia berniat mendatangi surat kabar itu agar meminta maaf atas artikel yang diterbitkan tetapi Botchan dihalangi oleh kepala sekolah. Botchan dan Hotta kemudian sadar bahwa Kemeja Merah lah Universitas Sumatera Utara 52 yang mengatur supaya mereka terlibat dalam perkelahian itu karena adik Kemeja Merah yang memanggil Botchan dan Hotta untuk menghadiri perayaan kemenangan dan memberitahukan perkelahiaan yang terjadi. Kemudian Kemeja Merah langsung pergi ke kantor surat kabar dan menyuruh menulis artikel tentang itu. Hotta kemudian diberhentikan dari sekolah karena insiden perkelahian dan artikel surat kabar tersebut tetapi Botchan tidak diberhentikan oleh kepala sekolah. Botchan protes kepada kepala sekolah kenapa Hotta dipecat sedangkan ia tidak, karena ia dan Hotta sama-sama terlibat dalam perkelahian dengan murid-murid. Menurut Botchan kepala sekolah telah bertindak tidak adil. Botchan dan Hotta berencana membalas perbuatan Kemeja merah dan rekannya dengan cara memergoki kepala guru dan si badut berkunjung ke Kadoya rumah bordil. Botchan dan Hotta memergoki kepala guru dan rekannya yang penjilat seorang guru seni yang diberi julukan si Badut oleh Botchan berkunjung ke Kadoya rumah bordil dan bermain-main bersama dengan seorang geisha. Kemudian Hotta dan Botchanpun melayangkan tinju kepada kepala guru dan si Badut. Padahal sebelumnya si kepala guru berkata pergi ke tempat-tempat hiburan merusak disiplin sebagai seorang guru. Botchan tak betah lagi tinggal lebih lama di desa tempatnya mengajar. Apalagi Botchan sadar kalau ia tinggal lebih lama lagi murid-muridnya yang nakal akan terus-terusan mengerjai dirinya. Akhirnya ia dan Hotta meninggalkan desa tersebut. Ia membuat surat pengunduran diri kepada kepala sekolah, kemudian kembali Tokyo. Botchan mendapat pekerjaan sebagai asisten mekanik di Tokyo Tram Car. Botchan pun hidup bahagia bersama dengan pengasuh yang disayanginya Kiyo. Universitas Sumatera Utara 53

3.2 Analisis Konflik Sosial yang Dialami Tokoh Botchan Dalam Novel Botchan