21 menceritakan salah satu segi kehidupan sang tokoh yang benar-benar istimewa
yang mengakibatkan perubahan nasib.
2.1.1. Unsur Intrinsik Novel a.
Tema
Menurut Stanton dan Kenny dalam Nurgiantoro 1995:67, tema theme adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Namun ada banyak makna
yang dikandung dan ditawarkan oleh sebuah cerita novel itu, maka masalahnya adalah makna khusus yang mana dapat dinyatakan sebagai tema itu. Dengan
demikian, untuk menemukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah disimpulkan dari keseluruhan isi cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita.
Tema, walau sulit ditentukan secara pasti, ia bukanlah makna yang disembunyikan, walau belum tentu juga dilukiskan sacara eksplisit.
Tema, dengan demikian, dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum, sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah
ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang dipergunakanya untuk mengembangkan cerita. Pengarang memilih dan mengangkat berbagai masalah
hidup dan kehidupan itu menjadi tema ke dalam karya fiksi sesuai dengan pengalaman, pengamatan, dan aksi-interaksinya dengan lingkungan. Tema sebuah
karya sastra selalu berkaitan dengan kehidupan. Melalui karyanya itulah pengarang menawarkan makna tertentu kehidupan, mengajak pembaca untuk
melihat, merasakan dan menghayati makna kehidupan tersebut dengan cara memandang permasalahan itu sebagaimana ia memandangnya.
Universitas Sumatera Utara
22 Brooks dalam Aminuddin 2000:92 mengungkapkan bahwa dalam
mengapresiasi tema suatu cerita, apresiator harus memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi pengarang
yang berkaitan dengan masalah kemanusian serta masalah lain yang bersifat universal.
Tema yang ingin diangkat oleh pengarang dalam cerita novel Botchan adalah moralitas. Menceritakan kehidupan tokoh utama yang bernama Botchan
yang pergi dari Tokyo ke pedalaman Shikoku untuk menjadi seorang guru matematika di sebuah sekolah menengah Matsuyama. Karena sifat jujur, blak-
blakan, dan anti ketidakadilan yang dimilikinya, Botchan banyak mengalami pertentangan dan konflik dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya,
khususnya di lingkungan sekolah tempat Botchan mengajar. Botchan terlibat konflik dengan rekan sesama guru yang dinilai Botchan munafik dan pura-pura
baik dan juga murid-muridnya yang nakal menyangkut tatakrama, status sosial dan peraturan yang berlaku di sekolah tempat Botchan mengajar.
b. Penokohan