Alur atau Plot Analisis Konflik Sosial Tokoh Utama “Botchan” dalam Novel Botchan karya Natsume Soseki.

24

c. Alur atau Plot

Pengertian alur dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Tahapan peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa berbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam, Aminuddin 2000:83. Dalam cerita fiksi urutan peristiwa dapat beraneka ragam. Montage dan Henshaw dalam Aminudin 2000:84, menjelaskan bahwa tahapan peristiwa dalam plot suatu cerita dapat tersusun dalam tahapan-tahapan sebagai berikut: - Exposition : Tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita. - Inciting Force: Tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku yang bertentangan dari pelaku. - Rising Action: Situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai berkonflik. - Crisis : Situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi gambaran nasib oleh para pengarangnya. - Climax: Situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya sendiri. - Falling Action : Kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan dalm cerita sudah mulai mereda sampai menuju conclusions atau penyelesaian cerita. Universitas Sumatera Utara 25 Dalam novel “Botchan”, tahapan peristiwa dalam alur suatu cerita juga tersusun dalam tahapan yang dinyatakan oleh Montage dan Henshaw, yaitu dalam tahapan: - Exposition: Di dalam novel Botchan, pada awal cerita dijelaskan kehidupan tokoh Botchan di dalam keluarga, kemudian lulusnya tokoh Utama Botchan dari Sekolah tinggi ilmu alam Tokyo. Ia menerima pekerjaan sebagai seorang guru matematika di sebuah sekolah menengah Matsuyama di pedalaman Shikoku. Kemudian menjelaskan pelaku lain yang mendukung cerita seperti kepala sekolah yang dijuluki Tanuki oleh Botchan, kepala guru yang dijuluki Botchan si Kemeja Merah, Hotta seorang guru Matematika senior, guru seni yang dijuluki Botchan si Badut, Koga guru bahasa inggris, dan murid-murid di sekolah tempat Botchan mengajar. - Inciting Force: Dalam tahap ini di dalam novel Botchan digambarkan keadaan hari pertama Botchan mulai mengajar dimana salah satu muridnya memberikan soal matematika yang mustahil untuk dipecahkan. Kemudian Botchan berkata aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu sekarang, tapi aku akan berusaha memecahkanya lain kali. Hal itu langsung menimbulkan cemooh dari murid-muridnya. - Rising action: Dalam tahapan ini digambarkan di mana ketika tokoh Botchan mendapat giliran untuk tugas malam, murid-muridnya yang nakal mengerjainya dengan cara memasukan belalang ke dalam futon- nya. Hal ini tentu saja menimbulkan kemarahan besar bagi Botchan dan di tambah lagi murid-murinya tidak mau jujur mengakui kesalahan Universitas Sumatera Utara 26 yang diperbuat. Kepala sekolah juga tidak dapat bersikap tegas terhadap kenakalan para murid. Botchan berkata “pendisiplinan macam apa ini?”. - Crisis: Dalam tahapan ini di dalam novel Botchan digambarkan tokoh Botchan menolak kenaikan gaji yang ditawarkan oleh kepala guru Kemeja Merah. Kemeja Merah dengan licik memanfaatkan jabatannya untuk mentransfer Koga seorang guru bahasa inggris dengan maksud merebut tunangannya Koga. Kemeja merah berkata bahwa sekolah punya uang lebih karena kepindahan Koga dan menawarkan kenaikan gaji kepada Botchan. Hal ini tentu saja di tentang Botchan. Botchan berkata “aku bukanlah manusia berhati kejam yang tanpa malu mengambil gaji orang yang ditransfer di luar kemauanya”. - Climax: Dalam tahapan ini di dalam novel Botchan digambarkan dimana tokoh Botchan dan tokoh Hotta memergoki Kepala guru dan rekannya yang penjilat guru seni yang dijuluki Botchan si Badut berkunjung ke Kadoya rumah bordil. Padahal sebelumya kepala guru berkata seorang guru akan merusak disiplin bila pergi ke tokoh mi dan dango. Hotta dan Botchan pun melayangkan tinju kepada kepala guru dan si guru seni, yang mereka anggap sebagai keadilan. - Falling Action: dalam tahapan ini di dalam novel Botchan digambarkan di mana Tokoh Botchan yang tidak betah lagi untuk tinggal di desa tempatnya mengajar, kemudian menulis surat pengunduran diri kepada kepala sekolah. Ia kembali ke Tokyo dan Universitas Sumatera Utara 27 hidup bersama pengasuhnya Kiyo. Botchan berkata akupun begitu bahagia, ”aku takkan pernah ke pedesaan lagi”. Botchan mendapat pekerjaan sebagai asisten mekanik di Tokyo Tramcar Company.

c. Setting