ELABORASI TEMA Alasan Pemilihan Tema STUDI BANDING TEMA SEJENIS

BAB 3 ELABORASI TEMA

3.1 ELABORASI TEMA Alasan Pemilihan Tema

Bentuk bangunan dapat dicapai melalui beberapa pendekatan yang disesuaikan dengan fungsi bangunan. Hal ini penting karena dalam bangunan komersial bentukdan estetika bangunan lebih berperan untuk kemudahan dalam memberikan kesan dan daya tarik, disamping tetap memperhatikan fungsi ruang dan sistem struktur yang ada dalam bangunan tersebut. Pengambilan tema Ekspresionisme Disain dalam Arsitektur pada Youth Creative Expo adalah untuk menampilkan bentuk bangunan yang dapat mengkomunikasikan perasaan dan emosi yang tercipta pada fungsi tersebut sehingga bentukan bangunan dapat lebih bervariasi dan memiliki daya tarik yang kuat. 3.2 TINJAUAN UMUM 3.2.1 Pengertian Ekspresionis Ekspresionis berasal dari kata ekspresi. bebrapa pengertian ekspresi :  maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek  hasil perpaduan kombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan warna dari bentuk- bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud dan tujuan bangunan secara meyeluruh  pernyataan atau pengungkapan perasaan Beberapa pengertian Ekspresionisme :  Melukiskan dasar-dasar emosi paling dalam dari diri seorang seniman, sedih, marah, takut, dsb  Aliran yang dominan di Eropa Utara sekitar tahun 1905-1925. Dalam arsitektur, merupakan kelanjutan dari Art Nouveau dan berlanjut setelah perang dunia kedua sebagai Brutalisme. Bangunan tidak harus fungsional tetapi menciptakan sensasi dari bentuk-bentuk abstrak. Universitas Sumatera Utara  Aliran dalam seni pada awal abad 20 yang menekankan pada ekspresi subjektif dari pembuatannya  Aliran yang menyatakan perasaannya melalui gubahannya, rasa benci, rasa cinta  Suatu gaya sekitar Perang dunia I yang sangat pribadi, dan sering dieksekusi dengan kegairahan yang kejam

3.2.2 Perkembangan Aliran Ekspresionisme

A. Tinjauan umum

Perkembangan arsitektur pada awal abad 20 sangat dipengaruhi oleh keadaan dan suasan politik pada saat itu. Di Eropa terjadi suatu keadaan yang bertentangan dengan kenyataan pada saat itu. Kemandekan ekonomi yang hanya menguntungkan orang-orang kaya, rezim politik yang berkuasa dengan otoriter, suasana yang hancur-hancuran akibat perang mengakibatkan kemelaratan dan kemiskinan rakyat. Namun hal ini semua tertutupi oleh bangunan-bangunan baroque yang megah. karya-karya sastra yang gemilang lukisan-lukisan dan sclupture yang sama sekali tidak mengisyaratkan kebobrokan keadaan pada saat itu. Keadaan-keadaan tersebut mengakibatkan timbulnya reaksi dari kalangan seniman. Mereka dengan tegas menyatakan perang terhadap seni dari masa lalu: Medieval, Classical, Gothic, Art Nouveau, Romanticism, Impresionist. Berbagai penemuan baru dan inovasi teknologi pada saat itu turut mendorong munculnya usaha-usaha untuk menggantikan seni masa lalu dengan pencarian terhadap paradigma seni yang baru yang berdasarkan pada tingkah laku dan perubahan zaman. Pendiri Deutsche Werkbund pada tahun 1907 oleh arsitek Jerman, Hermann Muthesius, memberikan kontribusi yang penting bagi konsep baru dalam desain industri, yang sebenarnya berupaya meningkatkan kualitas fabrikasi industri Jerman dengan memadukan Seni dan Industri. Seiring dengan semangat Werkbund ini, muncul aliran-aliran baru yang berperan penting dalam usaha mendefenisikan Arsitektur Baru yang melengkapi pendekatan yang didefenisikan oleh Walter Gropius dan Bruno Taut. Aliran-aliran tersebut diantarnya:  Cubisme, yang berkembang di Prancis pada tahun 1907 Universitas Sumatera Utara Merupakan gerakan artistik sebagai reaksi terhadap penggunaan seni bargambar oleh kaum borjuis yang mengandung maksud - maksud politik. Aliran ini meningkatkan penggunaan bentuk - bentuk abstrak yang bermaksud memurnikan seni, yang berpengaruh terhadap sclupture, seni graphis, lukisan dan arsitektur  Futurism, berkembang di Italia pada tahun 1909 Merupakan gerakan dalam sastra yang mempengaruhi kelukisan, sclupture dan arsitektur. Manifesto futuris ini secara puitis berusaha menggebrak dan melepaskan diri dari konsep- konsep statis kuno demi dinamisme yang modern  Ekspresionisme, berkembang di Jerman pada tahun 1914 Merupakan usaha penarikan diri ke minat artistik yang bersifat emosional dan sangat pribadi. Aliran ini timbul sebagai reaksi terhadap keadaan Jerman yang hancur-hancuran akibat perang. Merupakan gerakan dalam seni lukis, seni musik, sastra dan arsitektur.

B. Ekspresionisme secara umum

Seni dimana emosi merupakan pertimbangan yang dominan diklasifikasikan kedalam ekspresionisme. Ekspresionisme memandang sesuatu kepada dunia yang mengungkapkan emosi dan pernyataan-pernyataan secara psikologi dari pada memandang dunia sebagai refleksi dari warna. Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi menolak ide klasik yang menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali kedalam alam pikiran, spirit dan imajinasi. Mereka setuju dengan diktum Goethe bahwa perasaan adalah segalannya. Lukisan ekspresionisme lebih fokus kepada psikologi dari pada alam, melukiskan dunia yang sukar dipahami dengan tehnik baru dan simbol-simbol baru, penggunaan warna - warna yang bertentangan dan bentuk-bentuk yang tidak lazim. Dissonansi yang berdentum pada musik ekspresionisme bermaksud untuk “membangukan” dari pada melenakan pendengarnya dan sastra ekspresionisme bermaksud mengejutkan pembacanya dengan pengungkapan pernyataan yang subjektif secara fisik maupun psikologi. Universitas Sumatera Utara Untuk mengungkapkan reaksinya terhadap hal-hal fisik, psikologi dan spritual, para ekspresionis mengubah dan memberi warna pada imajinasinya menurut perasaannya. C. Sejarah Bruno taut , pencetus teori Eksprsionisme berpendapat bahwa masyarakat yang baru hanya akan dapat dicapai melalui kebangkitan kembali arsitektur dan seni bangunan yang menawarkan sintesis kebudayaan dari setiap ilmu yang terlibat didalamnya. Visi taut tentang reunifikasi seni dan arsitektur ini dilatar belakangi oleh Deutscher Werkbund pada tahun 1907 yang dibawah komando pendirinya Herman Muthesius, berupaya untuk mendekatkan seni di Jerman dengan industri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas desain dan fabrikasi Jerman. Visi Taut ini diwujudkan melalui sebuah kelompok yang disebut Arbeitsratfur Kunst or soviet for art. Ide-ide kelompok ini diwujudkan melalui sebuah jaringan surat menyurat diantara anggota-anggotanya yang disebut Dieglaserne Kette atau Glass Chain. Diantaranya termasuk Bruno taut, Walter Gpropius dan Han Scharoun. Arsitek lainnya seperti Hans Poelzig melalui Grosse Schauspielhaus di Berlin, 1919, dan Erich Mendelsohn melalui Einstein Tower di Postdam 1917-1921 secara tepat mewujudkan ide ini ke prakteknya. Arsitektur ekspresionis mencapai puncaknya pada tahun 1918-1921, yaitu pada masa Jerman mengalami kesulitan ekonomi yang sangat parah yang merupakan ekses dari kekalahan Jerman pada perang dunia I. Pada saat itu nyaris tidak ada bangunan baru sehingga para arsitek hanya bebas menciptakan dan memabngun dalam alam khayal. Arsitektur ekspresionis dipengaruhi oleh isu-isu pokok yaitu biomorphic, geomorphic, yang terpenting yaitu makhluk the creatur, seperti yang terlihat pada karya Erich Mendelsohn Gambar 3.1. Diagram Pengertian Ekspresionisme Sumber ; Hasil Olah Data Primer Universitas Sumatera Utara Einsten Tower, Gua the Cave, seperti ayng terlihat pada karya Poelzig Grass Schauspielhaus dan Kristal the crystal yang terlihat pada karya Bruno taut Glass Pavilion. Aliran ini perlahan mulai menghilang akibat gempuran-gempuran dari ide-ide lain yang lebih dekat dengan realita kehidupan modern. Puncak kekalahan ekspresionisme terjadi pada tahun 1928, pada Congres Internationaus d’ Architecture Moderne CIAM di La Sarraz, Switzerland. Salah seorang arsitek Ekspresionis Hugo Haring yang konsern terhadap bentuk non- normative mengalami kekalahan dari Le Corbusier yang pada saat itu memproklamasikan arsitektur yang fungsinal dan bentuk-bentuk murni geometris sebagai dasar dari arsitektur modern.

3.2.3 Karateristik Ekspresionisme

Ciri-ciri ekspresionisme berdadarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” oleh Cornelius Van De Yen adalah sebagai berikut :  Irasional Ini merupakan pembelokan dari filsafat objektif dan konsep-konsep statis mengenai ruang yang lebih mengarah ke subjektifitas  Emosional Dalam pemikirannya, lebih mengutamakan emosi dari pada nalar  Antopomorfik Proyeksi simbol-simbol organisme kedalam masa arsitektural dimana bangunan dianggap makhluk yang hidup yang menghasilkan bentuk-bentuk organik dengan garis melengkung dan kurva-kurva  Kristalin Perwujudan terhadap artistik kristal yang angular dan multi faset. Wujud-wujud angular mereka merupakan pambagian secara sadar atas geometri sederhana dari kubus, kerucut piramida dan sebagainya  Utopian Ini diakibatkan oleh tendensi pada saat itu yang merupakan keputusasaan akibat perang. Banyak bangunan yang tidak dapat tercipta direalita sehingga para arsitek membangun dalam alam khayal Universitas Sumatera Utara  Monumental Bagian utama dari komposisi arsitektural biasanya terdiri dari sebuah masa yang sentral, dominan dan menjulang 3 .2.4. Karateristik Ekspresionisme Melalui Karya Masa Arsitek Karya Ciri-ciri Ekspresionis Awal Mchael de Klerk EigenHaard haousing , 1913- 1920, Amsterdam Menciptakan mbentuk-bentuk kurva dengan menggunakan bata untuk menciptakan sudut- sudut yang dibulatkan Bruno Taut Glass Pavilion, 1914 Cologne, Jerman Penggunaan bahan kaca. Atapnya berupa kubah persegi yang terbuat dari kaca sehingga befungsi untuk memasukkan cahaya kedalam ruangan. Dinding terbuat dari glass block, denah berbentuk bulat Erich Mendelsohn Einstein Tower, 1917-1921, Postdam Menonjolkan efek platis dari beton untuk menciptakan bentuk sclupture yang berbentuk mahkluk yang berotot dalam posisi yang siap menerkam. Atap kubah dipuncak diasosiakan sebagai kepala dan bukaan jendela ditarik kedalam diasosiasikan sebagai mata. Bangunan ini Tabel 3.1. Karakteristik Ekspresionisme Melalui Karya Universitas Sumatera Utara juga menggunakan susdut- sudut yang dibulatkan. Hans Poelzig Grosse Schauspielhaus, 1919, Berlin Menonjolkan interior dalam bertujuan membawa orang kealam mimpi. Berusaha menggambarkan gua tempat hidupnya Zarathystranya Nietzche yang dipercaya tempat lahirnya agama dan seni. Foyernya berbentuk sirkulasi mengelilingi kolam. Puncaknya raungan teater yang langit- langitnya penuh dengan barisan stalagnit-stalagnit ayng tebal yang dicat merah menggantung dengan ratusan lampu warna-warni yang disembunyikan disuatu kedalman, memberi kesan berkilau Ekspresionis Akhir Walter Gropius Monumen buat pekerja yang tewas, 1921 Monumen ini terbuat dari beton yang dibentuk bergerigi Fritz Hoger Chilehaus, 1923, Hanburg Dibangun di site yang berbentuk segitiga dipusat kota Hanburg. Atap pada salah satu sudut dilancipkan keatas seolah-olah menggambarkan bubungan kapal, menyimpulkan Hanburg Universitas Sumatera Utara sebagai kota pelabuhan Hugo Haring Cow Shed on the Garkau farm, 1924- 1925, Lubeck, Jerman Penggunaaan atap dan sudut yang dibulatkan. Dinding bata yanghorizontal kontras dengan papan-papan vertikal pada loteng jerami dan gudang di cat hijau pada akhir 1930-an Awal kebangkitan Ekspresionisme Hans Scharoun Berlin philharmonic, 1956-1963 Berbentuk seperti gelombang dengna dinding bertekstur berwarna kuning dan ujng atapnya yang dilancipkan Jorn Utzon Sydney Opera haouse, 1956-1973, Sydney Menggunakan efek plastis dari beton. Mengibaratkan kapal yang sedang berlabuh Eero Saarinen TWA JFK Airport, 1956- 1962, AS Menggunakan efek plastis dari beton untuk menggambarkan burung raksasa yang siap terbang. Dengan ruang – ruang yang mengalir yang diibaratkan sebagai urat nadi dari burung tersebut 3.3 INTERPRETASI TEMA Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah dan sebagianya. Ekspresi merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang pada dasarnya adalah satu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan dapat dicapai dengan membatasi komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat, yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan kepantasan tuntutan. Konsep dasr yang ingin diterapkan pada perancangan Youth Creative Expo ini adalah bagaimana menerapkan Ekspresionis bangunan yang dinamis, aktif dan penuh kenyamanan kedalam bentuk dan karekter bangunan yang dirancang. Sehingga bentuk yang tercipta memiliki Universitas Sumatera Utara karakter yang dinanamis dan penuh dengan ketertarikan yang dapat dirasakan oleh masyarakat ketika melihatnya.

3.4 STUDI BANDING TEMA SEJENIS

3.4.1 EINSTEIN TOWER BY ERIC MENDELSON

Bangunan ini dirangcang oleh Eric Medelson, sebagai Arsiteknya. Sang Arsitek mengekspresikan bangunan rancangannya dari raut muka manusia.

3.4.2. EERO SAARINEN, TWA BUILDING, NEW YORK_FILES

Gambar 3.1. Eksterior Einstein Tower Sumber : Internet Gambar 3.2. Eksterior Eero Saarinen Sumber : Internet Sang arsitek mengekspresikan bangunan ini yaitu burung yang siap terbang, mengekspresikan pergerakan dan perpindahan, yang berhubungan dengan fungsinya sebagai airport. Universitas Sumatera Utara 3.4.3. GUGGENHEIM MUSEUM BILBAO , BILBAO, SPAIN FRANK O.GEHRY

3.4.4 Falling water

Bangunan ini berusaha untuk mengekspresikan kondisi lingkungan sekitarnya dengan memainkan lempengan balok bermaterialkan batu alam sehingga menimbulkan kesan dinamis dan fleksibel. Architect Frank Lloyd Wright Lokasi Ohiopyle, Bear Run, Pennsylvania Tahun 1934 , 1938, 1948 Tipe Bangunan rumah Sistem konstruksi reinforced concrete, stone Climate temperate Konteks rural Style Expressionist Modern Gambar 3.3. Eksterior Guggenheim Museum Bilbao Sumber : Internet Eksteriornya mengekspresikan awan yang berombak dan bentukan yang organik. Gambar 3.4. Ekspresi Fallling water Gambar 3.5 Batu susun yang melapisi dinding dalam dan luar Gambar 3.6 Eksterior Falling Water Universitas Sumatera Utara

3.4.5 Vitra Design Museum

Architect Frank O Gehry Lokasi Jerman Tahun 1989 Tipe Bangunan Museum Design Sistem konstruksi reinforced concrete, stone Climate temperate Konteks urban Style Expressionist Modern Gambar 3.7 Vitra Design Museum Universitas Sumatera Utara Vitra adalah sebuah perusahaan furniture yang menginginkan sebuah bangunan pameran yang atraktif. Bangunan ini terletak dekat dengan pabrik pembuatannya di dekat Basel, tidak jauh dari perbatasan JermanSwiss Prancis. Sama seperti Frank Gehry, alvaro Siza, Nichoolas Grimshaw, Tadao Ando dan Zaha Hadid juga didatangkan untuk memberi desainnya yang menciptakan penataan antara area industri dan permukiman. Museum ini memiliki aktifitas pameran desain furniture dan karya Gehry mapu menciptakan ruang yang cocok untu itu. Desainnya mampu mendukung pameran yang diadakan dan bukannya bersaing dengannya. Dari luar, geometri bangunan ini mungkin terasa asing ketika kita ingin mengunjungi suatu pameran.Tapi kita akan merasa sangat nyaman berada di dalamnya diman kita bisa menikmati pameran arsitektur yang menata tapak Vitra. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 ANALISA

4.1. Analisa Tapak

4.1.1 Analisa lokasi dan posisi site terhadap Kota – Kawasan lingkungan

Kota Medan berada di provinsi Sumatera Utara pulau Sumatera dan secara geografis pada 2°27’-2°47’ LU dan 98°35’-98°44’BT dengan luas ±26.510 Hektar, atau 36 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Berada pada 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut, dengan kondisi topografi yang relatif datar atau tidak berkontur. Kota Medan memili iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3°C-24.4°C dan suhu maksimumnya antara 30.7°C- 33.2°C. Gambar 4.1 Google Site Universitas Sumatera Utara