Karateristik Ekspresionisme Ekspresionisme secara umum

Einsten Tower, Gua the Cave, seperti ayng terlihat pada karya Poelzig Grass Schauspielhaus dan Kristal the crystal yang terlihat pada karya Bruno taut Glass Pavilion. Aliran ini perlahan mulai menghilang akibat gempuran-gempuran dari ide-ide lain yang lebih dekat dengan realita kehidupan modern. Puncak kekalahan ekspresionisme terjadi pada tahun 1928, pada Congres Internationaus d’ Architecture Moderne CIAM di La Sarraz, Switzerland. Salah seorang arsitek Ekspresionis Hugo Haring yang konsern terhadap bentuk non- normative mengalami kekalahan dari Le Corbusier yang pada saat itu memproklamasikan arsitektur yang fungsinal dan bentuk-bentuk murni geometris sebagai dasar dari arsitektur modern.

3.2.3 Karateristik Ekspresionisme

Ciri-ciri ekspresionisme berdadarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” oleh Cornelius Van De Yen adalah sebagai berikut :  Irasional Ini merupakan pembelokan dari filsafat objektif dan konsep-konsep statis mengenai ruang yang lebih mengarah ke subjektifitas  Emosional Dalam pemikirannya, lebih mengutamakan emosi dari pada nalar  Antopomorfik Proyeksi simbol-simbol organisme kedalam masa arsitektural dimana bangunan dianggap makhluk yang hidup yang menghasilkan bentuk-bentuk organik dengan garis melengkung dan kurva-kurva  Kristalin Perwujudan terhadap artistik kristal yang angular dan multi faset. Wujud-wujud angular mereka merupakan pambagian secara sadar atas geometri sederhana dari kubus, kerucut piramida dan sebagainya  Utopian Ini diakibatkan oleh tendensi pada saat itu yang merupakan keputusasaan akibat perang. Banyak bangunan yang tidak dapat tercipta direalita sehingga para arsitek membangun dalam alam khayal Universitas Sumatera Utara  Monumental Bagian utama dari komposisi arsitektural biasanya terdiri dari sebuah masa yang sentral, dominan dan menjulang 3 .2.4. Karateristik Ekspresionisme Melalui Karya Masa Arsitek Karya Ciri-ciri Ekspresionis Awal Mchael de Klerk EigenHaard haousing , 1913- 1920, Amsterdam Menciptakan mbentuk-bentuk kurva dengan menggunakan bata untuk menciptakan sudut- sudut yang dibulatkan Bruno Taut Glass Pavilion, 1914 Cologne, Jerman Penggunaan bahan kaca. Atapnya berupa kubah persegi yang terbuat dari kaca sehingga befungsi untuk memasukkan cahaya kedalam ruangan. Dinding terbuat dari glass block, denah berbentuk bulat Erich Mendelsohn Einstein Tower, 1917-1921, Postdam Menonjolkan efek platis dari beton untuk menciptakan bentuk sclupture yang berbentuk mahkluk yang berotot dalam posisi yang siap menerkam. Atap kubah dipuncak diasosiakan sebagai kepala dan bukaan jendela ditarik kedalam diasosiasikan sebagai mata. Bangunan ini Tabel 3.1. Karakteristik Ekspresionisme Melalui Karya Universitas Sumatera Utara juga menggunakan susdut- sudut yang dibulatkan. Hans Poelzig Grosse Schauspielhaus, 1919, Berlin Menonjolkan interior dalam bertujuan membawa orang kealam mimpi. Berusaha menggambarkan gua tempat hidupnya Zarathystranya Nietzche yang dipercaya tempat lahirnya agama dan seni. Foyernya berbentuk sirkulasi mengelilingi kolam. Puncaknya raungan teater yang langit- langitnya penuh dengan barisan stalagnit-stalagnit ayng tebal yang dicat merah menggantung dengan ratusan lampu warna-warni yang disembunyikan disuatu kedalman, memberi kesan berkilau Ekspresionis Akhir Walter Gropius Monumen buat pekerja yang tewas, 1921 Monumen ini terbuat dari beton yang dibentuk bergerigi Fritz Hoger Chilehaus, 1923, Hanburg Dibangun di site yang berbentuk segitiga dipusat kota Hanburg. Atap pada salah satu sudut dilancipkan keatas seolah-olah menggambarkan bubungan kapal, menyimpulkan Hanburg Universitas Sumatera Utara sebagai kota pelabuhan Hugo Haring Cow Shed on the Garkau farm, 1924- 1925, Lubeck, Jerman Penggunaaan atap dan sudut yang dibulatkan. Dinding bata yanghorizontal kontras dengan papan-papan vertikal pada loteng jerami dan gudang di cat hijau pada akhir 1930-an Awal kebangkitan Ekspresionisme Hans Scharoun Berlin philharmonic, 1956-1963 Berbentuk seperti gelombang dengna dinding bertekstur berwarna kuning dan ujng atapnya yang dilancipkan Jorn Utzon Sydney Opera haouse, 1956-1973, Sydney Menggunakan efek plastis dari beton. Mengibaratkan kapal yang sedang berlabuh Eero Saarinen TWA JFK Airport, 1956- 1962, AS Menggunakan efek plastis dari beton untuk menggambarkan burung raksasa yang siap terbang. Dengan ruang – ruang yang mengalir yang diibaratkan sebagai urat nadi dari burung tersebut 3.3 INTERPRETASI TEMA Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah dan sebagianya. Ekspresi merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang pada dasarnya adalah satu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan dapat dicapai dengan membatasi komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat, yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan kepantasan tuntutan. Konsep dasr yang ingin diterapkan pada perancangan Youth Creative Expo ini adalah bagaimana menerapkan Ekspresionis bangunan yang dinamis, aktif dan penuh kenyamanan kedalam bentuk dan karekter bangunan yang dirancang. Sehingga bentuk yang tercipta memiliki Universitas Sumatera Utara karakter yang dinanamis dan penuh dengan ketertarikan yang dapat dirasakan oleh masyarakat ketika melihatnya.

3.4 STUDI BANDING TEMA SEJENIS