Deskripsi Hasil Penelitian BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM PADA NASABAH DI KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Variabel yang digunakan adalah penelitian ini adalah pertambahan dana X 1 dan jaminan X 2 sebagai variabel bebas, serta jumlah pemberian kredit Y sebagai variabel terikat. Berikut ini data pertambahan dana, jaminan dan jumlah pemberian kredit pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya dari tahun 1985 sampai dengan tahun 2008: Tabel 4.1 : Data Pertambahan Dana, Jaminan dan Jumlah pemberian kredit pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya Dari Tahun 1985 Sampai Dengan Tahun 2008 Dalam Ribuan Rupiah No Tahun Jumlah Pemberian kredit Rp. 000 Pertambahan dana Rp. 000 Jaminan Rp. 000 1 1999 21.455.680.000 515.423.000 24.351.257.000 2 2000 35.409.860.000 615.351.000 36.315.879.000 3 2001 47.471.392.000 658.215.000 50.314.555.000 4 2002 59.926.407.000 699.851.000 71.325.125.000 5 2003 64.958.014.000 702.154.000 61.245.222.000 6 2004 92.794.373.000 712.545.000 99.845.125.000 7 2005 85.592.441.000 752.351.000 86.458.325.000 8 2006 94.873.339.000 789.651.000 99.585.654.000 9 2007 111.032.447.000 698.512.000 116.321.584.000 10 2008 111.350.048.000 586.212.000 116.793.221.000 Sumber : Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya 2009 Gambar 4.1 : Diagram Jumlah Permberian Kredit Rp. 000 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah pemberian kredit cenderung mengalami kenaikan, dimana jumlah pemberian kredit terendah yaitu Rp. 21.455.680.000 pada tahun 1999 dan jumlah pemberian kredit tertinggi yaitu Rp. 111.350.048.000 pada tahun 2008. Kenaikan pemberian kredit kemungkinan disebabkan adanya kenaikan dana atau uang tunai yang tersedia di koperasi, sehingga kemungkinan pinjamannya pun mengalami kenaikan. Gambar 4.2 : Diagram Pertambahan Dana Rp. 000 Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa pertambahan dana cenderung mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2006, sedangkan tahun-tahun berikutnya cenderung mengalami penurunan, dimana pertambahan dana terendah yaitu Rp. 515.423.000 pada tahun 1999 dan pertambahan dana tertinggi yaitu Rp. 789.651.000 pada tahun 2006. Kenaikan pertambahan dana kemungkinan disebabkan adanya kenaikan jumlah anggota koperasi, sehingga simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela beserta bunga angsuran pinjaman juga mengalami kenaikan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dengan demikian, uang tunai yang tersedia di koperasi cukup untuk memberikan kredit bagi anggota yang mengajukan permohonan. Gambar 4.3 : Diagram Jaminan Rp. 000 Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa jaminan cenderung mengalami kenaikan, dimana jaminan terendah yaitu Rp. 24.351.257.000 pada tahun 1999 dan jaminan tertinggi yaitu Rp. 116.793.221.000 pada tahun 2008. Jaminan merupakan hal yang penting dalam kebijakan pemberian kredit karena permasalahan yang sering dihadapi oleh lembaga keuangan adalah resiko kredit macet resiko tidak tertagihnya kredit dengan adanya jaminan yang tinggi berarti resiko adanya kredit yang macet menjadi lebih rendah. Secara umum jaminan kredit dapat dibagi menjadi dua, yaitu jaminan fisik dan jaminan non fisik. Jaminan fisik dapat berbentuk barang seperti tanah, rumah, surat-surat berharga, dan lain-lain. Sedangkan jaminan non fisik dapat berbentuk jaminan keyakinan tentang prospek usaha debitur di masa yang akan datang dan kekuatan keuangan perusahaan yang dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya memiliki persyaratan- persyaratan dan ketentuan pinjaman, misalnya peminjam menjaminkan sertifikat tanah dan atau bangunan, sehingga besar pinjaman maksimal 70 dari nilai taksiran. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar pinjaman, maka jaminannya pun semakin besar. 4.3. Analisis Hasil Pengolahan Data 4.3.1. Uji Normalitas