33
3 Mengadakan pengawasan yang ketat terhadap jumlah kredit yang akan diberikan
kepada anggota. 4
Memberikan sanksi kepada para debitur yang terlambat dalam pembayarannya.
2.2.3. Kebijaksanaan Kredit
Koperasi dapat memberikan kredit kalau mempunyai dana yang mencukupi. Agar perkreditan lancar maka diperlukan suatu peraturan-peraturan yang ditetapkan
terlebih dahulu sebelum pelaksanaan perkreditan itu berlangsung. Rangkaian peraturan ini disebut kebijaksanaan kredit. Dalam menetapkan kebijaksanaan
perkreditan tersebut harus memperhatikan 3 tiga asas pokok Teguh Pudjo Muljono, 1994 : 20-21 yaitu :
1 Asas Likuiditas, yaitu suatu asas yang mengharuskan koperasi untuk tetap dapat
menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu koperasi yang tidak likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau dari
masyarakat luas. 2
Asas solvabilitas, yaitu asas yang mengharuskan untuk menjaga tingkat solvabilitasnya agar pihak koperasi dapat menutup segala hitungnya kepada para
nasabah dan apabila yang bersangkutan akan menarik dananya. 3
Asas rentabilitas, yaitu laba yang di peroleh dari perkreditan yang di terima dari nasabah.
Agar kebijaksanan kredit dapat bermanfaat secar optimum, harus di reniew dari waktu agar sesuai dengan situasi dan kondisi perkreditan yang berlaku. Faktor-faktor
yang berhubungan dalam kebijaksaan perkreditan adalah: 1
Standar kredit yang harus di penuhi setiap calon debitur.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34
2 Kualitas dari calon debitur.
3 Jangkah waktu kredit, yaitu berapa lama seorang langganan harus sudah
membayar hutangnya.
2.2.4. Laporan Keuangan Koperasi
Koperasi seperti juga badan usaha lainnya seperti perusahaan PT, juga mempunyai laporan keuangan. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.27
1994:27.5, disebutkan tujuan pelaporan keuangan koperasi adalah sebagai berikut: 1
Mengetahui manfaat yang di peroleh denagn menjadi anggota koperasi. 2
Mengetahui perstasi keuangan koperasi selama suatu nperiode denagn sisa hasil usaha dan manfaat keanggotan koperasi sebagai ukuran.
3 Mengetahui sumber daya ekonomi yang dimilki koperasi, kewajiban dan
kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota.
4 Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya
ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih, dalam suatu periode, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota.
5 Mengetahui informasi penting lainya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan
solvabilitas koperasi. Sedangkan karakteristik laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan PSAK No.27 1994 : 27 .3, adalah sebagai berikut : 1
Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada anggotanya di dalam rapat anggota tahunan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
2 Laporan keuangan biasanya meliputi neracalaporan posisi keuangan,laporan laba
rugi dan laporan arus kas yang penyajiannya dilaukan secara komperatif. 3
Sesuai dengan koperasi sebagai bagian dari sistem jaringan koperasi, maka beberapa istilah yang sama akan muncul, baik pada kelompok aktiva maupun
kewajiban atau kekayaan bersih. 4
Laporan laba rugi menyiapkan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha SHU. Laporan keuangan kopeasi meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan
arus kas dan catatan atas laporan keuangan serta laporan perubahan kekayaan bersih sebagai laporan keuangan tambahan. Koperasi tidak membuat laporan rugi laba
melainkan perhitungan hasil usaha, di karenakan mengingat manfaat dari usaha koperasi ini tidak semata-mata di ukur dari laba, tetapi lebih di tekankan pada
manfaat bagi anggota. Dan perhitunagan hasil usaha harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota.
2.2.5. Pengaruh Pertambahan Dana Dan Jaminan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit