9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas PTK
Penelitian tindakan kelas PTK merupakan terjemahan dari classroom action research CAR
, yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas. Ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian
yang dapat diterangkan Arikunto, 2006:3 : 1. Penelitian
Penelitian berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan Tindakan berhubungan dengan sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas Pengertian ruang kelas tidak terikat hanya pada ruang kelas, tetapi
mengandung pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan
istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini yaitu 1 penelitian, 2 tindakan, dan 3 kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Sedangkan menurut Wibawa Susento, 2007:1, PTK adalah kajian
yang dilakukan secara sistematis dan reflektif terhadap berbagai tindakan yang
9
10
dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Sejalan dengan itu, Kemmis dan
McTaggart Wibawa, 2003 berpendapat bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk refleksi diri secara kolektif dan dilakukan oleh anggota-anggota
komunitas dalam situasi social untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan praktek-praktek sosial.
Sementara itu menurut Rustam 2004:1, PTK merupakan sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan
merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat. Gwynn Mettetal 2001:7 juga menyebutkan classroom action research is a method of finding out what works
best in your own classroom so that you can improve student learning. Menurut Wibawa Susento,2007:3, pelaksanaan PTK oleh guru akan
meningkatkan mutu hasil pengajaran, mengembangkan ketrampilan guru, meningkatkan
relevansi dan
efisiensi pengelolaan
pembelajaran, dan
menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru. Dalam website PPPG Tertulis Bandung menjelaskan manfaat PTK sebagai berikut:
1. Inovasi pembelajaran
Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu
melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini, guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda
dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri, dan berangkat dari persoalannya sendiri, kemudian
menghasilkan solusi terhadap persoalan tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.
11
2. Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas
Untuk kepentingan pengembangan kurikulum pada level kelas, PTK akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan. Hal ini terjadi
karena proses reformasi kurikulum secara teoritik tidak netral. Sebaliknya proses tersebut akan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang saling
berhubungan mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pengajaran. PTK dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat tersebut
secara empiric, dan bukan sekedar pemahaman yang bersifat teoritik.
3. Peningkatan profesionalisme guru
Guru yang profesional, tidak akan merasa enggan melakukan berbagai perubahan dalam praktik pembelajaran sesuai dengan kondisi kelasnya.
PTK merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, dan kemudian meningkatkannya
menuju kearah perbaikan-perbaikan secara profesional. Guru yang profesional perlu melihat dan menilai sendiri secara kritis terhadap praktik
pembelajarannya di kelas. Dengan melihat unjuk kerjanya sendiri, kemudian merefleksikan , dan lalu memperbaiki, guru pada akhirnya akan
mendapat otonomi secara profesional.
Di dalam PTK, ada beberapa tahap perencanaan yang terdiri atas mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, serta
merencanakan perbaikan Rustam, 2004:4 1.
Mengidentifikasi dan menetapkan masalah Selama mengajar kemungkinan guru menemukan berbagai masalah baik
yang bersifat pengelolaan kelas maupun instruksional. Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, maka seorang guru
dituntut jujur pada diri sendiri melihat pembelajaran yang dikelolanya. Setelah mengetahui permasalahan, selanjutnya melakukan analisis dan
merumuskan masalah agar dapat dilakukan tindakan.
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
Jika masalah sudah ditetapkan, maka masalah itu perlu dianalisis dan dirumuskan. Tujuannya adalah agar paham akan hakikat masalah yang
dihadapi.
3. Merencanakan tindakan perbaikan
Berdasarkan rumusan masalah, guru mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Dalam langkah ini guru
merancang tindakan perbaikan, rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pembelajaran.
12
Dalam pelaksanaan PTK terdapat beberapa siklus di dalamnya, tiap- tiap siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut Susento, 2007:4 :
a. Perencanaan
Merumuskan tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan perubahan yang diinginkan.
b. Tindakan
Melaksanakan tindakan tersebut dalam proses pembelajaran. c.
Observasi Mengamati hasil tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap
siswa d.
Refleksi Mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil tindakan dari pelbagai
kriteria.
Penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi 2006:3 adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan berlangsung dalam suatu kelas secara bersama. Sedangkan menurut Rustam 2004 :1 mendefinisikan Penelitian
Tindakan Kelas PTK sebagai sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar atau prestasi belajar siswa dapat
meningkat.
13
Gambar 2.1 Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan Gambar 2.1 : 1. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang
telah diperoleh
dari masa
lalu dalam
kegiatan pembelajaranpenelitian yang sebidang. Dalam penelitian ini
penulis akan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk diterapkan di dalam kelas.
Pelaksanaan Tindakan
Observasi Refleksi
Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Observasi Refleksi
Perencanaan Tindakan Siklus 1
Siklus ke-n
14
2. Pelaksanaan tindakan Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario
tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual menggunakan metode jigsaw sesuai dengan rencana
yang telah
disusun. Untuk
menjamin mutu
kegiatan pembelajaran, guru atau tim peneliti dapat memodifikasi
tindakan walaupun implementasi sedang dalam proses, tetapi jika tidak terlalu mendesak perubahan dapat dilakukan setelah
satu siklus selesai. 3. Observasi
Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan
untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Mengingat kegiatan observasi menyatu dalam
pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem dan prosedur observasi yang mudah dilakukan. Dalam hal ini
peneliti mengobservasi guru, siswa, dan kelas. Adapun salah satu bentuk observasi yang digunakan adalah catatan anekdotal.
Suatu observasi anekdotal yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Pengamatan harus
mengamati keseluruhan
sekuensi peristiwa yang terjadi di dalam kelas
b. Tujuan, batas waktu dan rambu-rambu pengamatan jelas
15
c. Hasil pengamatan dicatat dengan lengkap dan hati-hati d. Pengamatan harus dilakukan secara obyektif
4. Refleksi Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interpretasi, dan eksplanasi penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi
merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil perubahan yang
terjadi sebagai akibat adanya tindakan intervensi yang dilakukan. Komponen-komponen refleksi dapat digambarkan
pada Gambar 2.2 berikut ini:
Gambar 2.2 Komponen-komponen Refleksi
Keterangan Gambar 2.2 :
Penyimpula
n n
Pemaknaan an
Penjelasan Tindak Lanjut
Analisis
Siklus Berikutnya
Pemanfaatan Pemantapan
16
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi penjelasan terhadap semua informasi yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu diurai,
dicari kaitannya
antara yang satu
dengan yang lainnya,
dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang
mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan
makna terhadap proses dan hasil perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan intervensi yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan
untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Bila hasil perbaikan yang diharapkan belum tercapai pada
siklus 1, maka tindakan perlu dilanjutkan pada siklus 2, demikian seterusnya hingga siklus yang ketiga. Pada siklus selanjutnya perlu
dilakukan perencanaan kembali. Siklus tersebut merupakan kesatuan dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi,
analisis dan evaluasi, serta refleksi.
B. Pembelajaran Kooperatif