16
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi penjelasan terhadap semua informasi yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu diurai,
dicari kaitannya
antara yang satu
dengan yang lainnya,
dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang
mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan
makna terhadap proses dan hasil perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan intervensi yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan
untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Bila hasil perbaikan yang diharapkan belum tercapai pada
siklus 1, maka tindakan perlu dilanjutkan pada siklus 2, demikian seterusnya hingga siklus yang ketiga. Pada siklus selanjutnya perlu
dilakukan perencanaan kembali. Siklus tersebut merupakan kesatuan dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi,
analisis dan evaluasi, serta refleksi.
B. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin 1997, pembelajaran kooperatif, merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki
kemampuan heterogen .
Etin Sulihatin Raharjo 2007 : 4, berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap
17
atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang
atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota.
Sedangkan menurut Nurhadi 2004 : 112, pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu
model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok., kerjasama
dalam menyelesaikan
permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka tujuan pembelajaran. Menurut
Nur 2000, semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan
struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, tujuan serta penghargaan model pembelajaran lain. Dalam
proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk
bekerjasama pada
suatu tugas
bersama dan
mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa
meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
18
Menurut Nur 2000, prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok siswa harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok siswa akan dikenai evaluasi. 5. Setiap
anggota kelompok
siswa berbagi
kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok
kooperatif.
Masih menurut Nur 2000, ciri-ciri model pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda- beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, rendah. Jika mungkin
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berfikir
kritis, saling
menyampaikan pendapat,
saling memberi
kesempatan menyalurkan
kemampuan, saling
membantu belajar,
saling menilai
kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. Pada waktu siswa melakukan proses belajarnya untuk pemecahan masalah, bantuanbimbingan
guru adalah berupa pertanyaan-pertanyaanMbulu, 2001. Selain pertanyaan guru juga dapat mengarahkan langkah-langkah serangkaian tahap untuk suatu
19
penemuan discovery. Dengan kata lain, guru menstimulasi pembelajar untuk aktif berfikir untuk menemukan, sehingga mereka akan mampu berpikir
analitis, sintesis, komparatif secara mandiri Moston, 1972 dalam Anonymous, 2005a dan 2005b. lima unsur pembelajaran gotong royong yang harus
diterapkan untuk mencapai hasil yang maksimal yaitu Lie; 2002:32: a. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun
tugas sedemikian
rupa sehingga
setiap anggota
kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lainnya bisa mencapai tujuan mereka.
b. Interaksi tatap muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi
ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.
c. Tanggung jawab perseorangan unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas
dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan
yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam menyusun tugasnya. Pengajar yang efektif dalam pembelajaran
kooperatif membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung
jawabnya
sendiri agar
tugas selanjutnya
dalam kelompok
bisa dilaksanakan.
d. Komunikasi antar anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebalum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak
semua
siswa mempunyai
keahlian mendengarkan
dan berbicara.
Keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka.
e. Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
20
Berikut adalah
keuntungan mengapa
pembelajaran kooperatif
dikembangkan Nurhadi, 2004 :112: a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
b. Memungkinkan para
siswa saling
belajar mengenai
sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois
f. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan g. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
h. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif
i. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan
lebih baik j.
Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,
agama, dan orientasi tugas
21
C. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif