26
memberikan  keputusan,  maka  keterangan  yang  diajukan  dianggap  tidak disetujui.
2.3.2.5 Subyek Pajak Bumi dan Bangunan
Subyek  pajak  dalam  PBB  adalah  orang  atau  badan  yang  secara  nyata mempunyai  suatu  hak  atas  bumi  atau  memperoleh  manfaat  atas  bumi  atau
memiliki, menguasai dan memperoleh manfaat atas bangunan antara lain pemilik, penghuni, penggarap, pemakai dan penyewa.
Beberapa ketentuan khusus tentang siapa saja yang menjadi subyek dalam hal ini adalah Tjahjono Achmad dan F. Husain, 1997:434 :
1.  Jika suatu subyek pajak memanfaatkan atau menggunakan bumi dan bangunan milik  orang  lain  bukan  karena  sesuatu  hak  berdasarkan  undang-undang  atau
bukan perjanjian, maka subyek pajak yang memanfaatkan atau menggunakan bumi dan atau bangunan ditetapkan sebagai wajib pajak.
2.  Suatu obyek pajak yang masih dalam sengketa pemilikan dipengadialan, maka orang atau badan yang memanfaatkan atau menggunakan obyek pajak tersebut
ditetapkan sebagai wajib pajak. 3.  Subyek  pajak  dalam  waktu  yang  lama  berada  di  luar  wilayah  letak  obyek
pajak,  sedang  untuk  merawat  obyek  pajak  tersebut  dikuasakan  kepada  orang atau badan, maka orang  atau badan  yang diberi kuasa dapat  ditunjuk  sebagai
wajib pajak.
2.3.2.6 Maksud dan Tujuan
Yang  dijadikan  alasan  untuk  dilakukannya  pemungutan  Pajak  Bumi  dan Bangunan adalah Vitriana, 2006 : 21 :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
a.  Dasar  falsafah  yang  dipergunakan  dalam  berbagai  undang-undang  yang berasal dari jaman kolonial adalah tidak sesuai dengan pancasila.
b.  Berbagai  undang-undang mengenakan pajak  atas harta tak bergerak sehingga membingungkan masyarakat.
c.  Undang-undang berasal dari jaman kolonial sukar dimengerti oleh rakyat. d.  Undang-undang  yang  berasal  dari  jaman  penjajahan  masih  tertulis  dalam
bahasa  dan  perubahan  tertulis  dalam  Indonesia,  sehingga  merupakan  bahasa ”gado-gado” sedangkan terjemahan resmi tidak ada.
e.  Undang-undang  jaman  kolonial  tidak  sesuai  lagi  dengan  aspirasi  dan kepribadian bangsa Indonesia.
f.  Undang-undang lama tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. g.  Undang-undang lama kurang memberikan kepastian hukum.
Selanjutnya      adalah    yang    menjadi    tujuan    pajak    Bumi  dan  Bangunan adalah :
a.  Menyederhanakan  peraturan  perundang-undangan  pajak  sehingga  mudah dimengerti oleh rakyat.
b.  Memberikan dasar yang kuat pada pungutan pajak atas harta tak bergerak dan sekalian  menyerasikan  atas  harga  tak  bergerak  disemua  daerah  dan
menghilang. c.  Memberikan  kepastian  hukum  kepada  masyarakat,  sehingga  rakyat  tahu
sajauh mana hak dan kewajibannya, menghilangkan pajak ganda  yang terjadi sebagai akibat berbagai undang-undang yang sifatnya sama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
d.  Memberikan  penghasilan  kepada  daerah  yang  sangat  diperlukan  untuk menegakkan otonomi daerah dan untuk pembangunan daerah.
e.  Menambahkan penghasilan bagi daerah.
2.3.2.7 Tarif Pajak