Uji Multikolinieritas Uji t

68

4.4.2.1 Uji Multikolinieritas

Artinya antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam regresi tidak berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Dari dugaan adanya multikolinearitas tersebut maka perlu adanya pembuktian secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinearitas yang dapat dilakukan dengan cara menghitung VIF. Jika VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas kalau lebih kecil dari 10 tidak terjadi multikolinearitas. Adapun nilai VIF yang dihasilkan oleh variabel pemahaman wajib pajak X 1 , kesadaran wajib pajak X 2 , kepatuhan wajib pajak X 3 , dan kemampuan wajib pajak X 4 adalah sebagai berikut : Tabel 15 Nilai VIF No Variabel-Variabel Penelitian VIF Keterangan 1 Pemahaman wajib pajak X 1 1,639 Tidak ada multikolinearitas 2 Kesadaran wajib pajak X 2 1,612 Tidak ada multikolinearitas 3 Kepatuhan wajib pajak X 3 1,961 Tidak ada multikolinearitas 4 Kemampuan wajib pajak X 4 1,156 Tidak ada multikolinearitas Sumber : Lampiran 9 Berdasarkan tabel 15, tampak bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas, dilihat dari nilai VIF pada variabel pemahaman wajib pajak X 1 , kesadaran wajib pajak X 2 , kepatuhan wajib pajak X 3 , kemampuan wajib pajak X 4 kurang dari angka 10. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 69

4.4.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Varian variabel bebas tidak konstan atau berbeda untuk setiap nilai tertentu variabel bebas. Pada regresi linear nilai residual atau nilai mutlak dari residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Hal ini dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara unstandardized residual dengan seluruh variabel bebas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas pada variabel pemahaman wajib pajak X 1 , kesadaran wajib pajak X 2 , kepatuhan wajib pajak X 3 , kemampuan wajib pajak X 4 adalah sebagai berikut : Tabel 16 Hasil Dari Uji Korelasi Rank Spearman No Variabel-Variabel Penelitian Korelasi Rank Spearman P-value Keterangan 1 pemahaman wajib pajak X 1 0,020 0,841 Tidak terjadi heteroskedastisitas 2 kesadaran wajib pajak X 2 -0,035 0,730 Tidak terjadi heteroskedastisitas 3 Kepatuhan wajib pajak X 3 -0,061 0,544 Tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Kemampuan wajib pajak X 4 0,002 0,981 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 9 Berdasarkan tabel 16 terlihat bahwa antar variabel bebas tidak terjadi heteroskedastisitas, dilihat dari tingkat signifikan pada variabel kesadaran wajib pajak X 1 , kemampuan wajib pajak X 2 , kepatuhan wajib pajak X 3 lebih dari 5. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 70

4.4.3. Persamaan Regresi Linier Berganda

Adapun hasil pengolahan analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 17 Persamaan Regresi Linier Berganda Variabel bebas Koefisien regresi Konstanta Pemahaman Wajib Pajak X 1 Kesadaran Wajib Pajak X 2 Kepatuhan Wajib Pajak X 3 Kemampuan Wajib Pajak X 4 2,173 -0,015 0,076 0,000 0,240 Sumber : Lampiran 9 Berdasarkan tabel 17 di atas, maka persamaan yang didapat adalah : Y = 2,173 – 0,015 X 1 + 0,076 X 2 + 0,000 X 3 + 0,240X 4 Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut : 1. b = Konstanta = 2,173 menunjukkan besarnya nilai dari tingkat keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y. Jika variabel Pemahaman Wajib Pajak X 1 , Kesadaran Wajib Pajak X 2 , Kepatuhan Wajib Pajak X 3 , Kemampuan Wajib Pajak X 4 sama dengan nol atau konstan, maka Y sebesar 2,172. 2. b 1 = Koefisien regresi untuk X 1 = -0,015 yang berarti setiap adanya peningkatan pada variabel Pemahaman Wajib Pajak X 1 sebesar satu satuan, maka mengakibatkan variabel tingkat keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y turun sebesar 0,015 satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 71 3. b 2 = Koefisien regresi untuk X 2 = 0,076 yang berarti setiap adanya penurunan pada variabel Kesadaran Wajib Pajak X 2 sebesar satu satuan, maka mengakibatkan variabel tingkat keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y naik sebesar 0,076 satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan. 4. b 3 = Koefisien regresi untuk X 3 = 0,000 yang artinya setiap adanya penurunan pada variabel Kepatuhan Wajib Pajak X 3 sebesar satu satuan, maka mengakibatkan variabel tingkat keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y naik sebesar 0,000 satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan. 5. b 4 = Koefisien regresi untuk X 4 = 0,240 yang artinya setiap adanya penurunan pada variabel Kemampuan Wajib Pajak X 4 sebesar satu satuan, maka mengakibatkan variabel tingkat keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y naik sebesar 0,240 satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan. 4.4.4.Uji Hipotesis 4.4.4.1. Uji F Uji Kecocokan Model Hasil uji F dapat digunakan untuk mengetahui kecocokan model regresi linier berganda yang digunakan. Adapun hasil dari uji F adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 72 Tabel 18 Hasil Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1. Regression Residual Total 2.343 28.845 31.188 4 95 99 .586 .304 1.928 .112 a. predictors: constant, T_kemampuanX 4 ,T_kesadaranX 2 ,T_pemahamanX 1 ,T_kepatuhan X 3 b. Dependent variable: k_penerimaan PBBY Sumber : Lampiran 9 Berdasarkan tabel 16 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 1.928 dengan tingkat signifikan lebih besar dari 5 yaitu sebesar 0,112. Hal ini berarti model regresi yang dihasilkan adalah tidak cocok atau tidak sesuai untuk mengetahui pengaruh variabel pemahaman wajib pajak X 1 , kesadaran wajib pajak X 2 , dan kepatuhan wajib pajak X 3 , kemampuan wajib pajak X 4 terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y. Besarnya pengaruh pemahaman wajib pajak X 1 , kesadaran wajib pajak X 2 , dan kepatuhan wajib pajak X 3 , kemampuan wajib pajak X 4 terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y dapat dilihat dari nilai Adj-R 2 yaitu : Tabel 19 Nilai Adj-R 2 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimasi 1. ..274 a .075 .036 .55103 a. predictors: constan,T_kemampuanX 4 ,T_kesadaranX 2 ,T_pemahamanX 1 ,T_kepatuhanX 3 b. Dependent variable: k_penerimaan PBBY Sumber : Lampiran 9 Nilai Adj-R 2 yang dihasilkan sebesar 0,036 yang berarti bahwa pemahaman wajib pajak X 1 , kesadaran wajib pajak X 2 , dan kepatuhan wajib pajak X 3 , kemampuan wajib pajak X 4 hanya mampu menjelaskan keberhasilan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 73 penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y sebesar 36,0 dan sisanya sebesar 64 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.

4.4.4.2. Uji t

Untuk menguji pengaruh secara parsial variabel pemahaman wajib pajak X 1 , kesadaran wajib pajak X 2 , dan kepatuhan wajib pajak X 3 , kemampuan wajib pajak X 4 terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y dilakukan uji t. Tabel 20 Hasil Uji t Variabel bebas t-hitung Tingkat signifikan Pemahaman Wajib Pajak X 1 Kesadaran Wajib Pajak X 2 Kepatuhan Wajib Pajak X 3 Kemampuan Wajib Pajak X 4 -0,138 0,664 -0,004 2,354 0,891 0,508 0,997 0,021 Sumber : Lampiran 9 Berdasarkan tabel 20 di atas terlihat bahwa variabel pemahaman wajib pajak X 1 besarnya t hitung adalah -0,138 dan besarnya t table 5;98 adalah 1,984 kemudian tingkat signifikansi 0,05 maka H diterima yang artinya secara parsial tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y. Untuk variabel kesadaran wajib pajak X 2 besarnya t hitung adalah 0,664 dan besarnya t table 5;98 adalah 1,984 kemudian tingkat signifikansi 0,05 maka H diterima yang artinya secara parsial tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y. Kemudian variabel kepatuhan wajib pajak X 3 besarnya t hitung adalah -0,004 dan besarnya t table 5;98 adalah 1,984 kemudian tingkat signifikansi 0,05 maka H diterima Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 74 yang artinya secara parsial tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y. Sedangkan variabel kemampuan wajib pajak X 4 besarnya t hitung adalah 2,354 dan besarnya t table 5;98 adalah 1,984 kemudian tingkat signifikansi 0,05 maka H ditolak yang artinya secara parsial berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Y.

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Sesuai dengan perumusan, tujuan, dan hipotesis penelitian ini, maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari analisis tersebut adalah variabel kesadaran wajib pajak, kemampuan wajib pajak, dan kepatuhan wajib pajak secara bersama-sama berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, sedangkan besarnya pengaruh kesadaran wajib pajak, kemampuan wajib pajak, dan kepatuhan wajib pajak terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sebesar 3,6 dan sisanya sebesar 96,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Secara parsial variable kemampuan berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, dengan tingkat signifikan 0,021. Maka, semakin baik kemampuan wajib pajak semakin meningkat penerimaan pajak. Secara parsial variabel yang tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pemahaman Wajib pajak, dengan tingkat signifikan 0,891. maka Minimnya pengetahuan tentang perpajakan mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.