Tarif Pajak Dasar Penggenaan dan Cara Menghitung Pajak Pengaruh Kesadaran

28 d. Memberikan penghasilan kepada daerah yang sangat diperlukan untuk menegakkan otonomi daerah dan untuk pembangunan daerah. e. Menambahkan penghasilan bagi daerah.

2.3.2.7 Tarif Pajak

BAB IV Pasal 5 Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan tarif pajak yang dikenakan atas obyek pajak adalah sebesar 0,5 lima persepuluh persen.

2.3.2.8 Dasar Penggenaan dan Cara Menghitung Pajak

BAB V, Pasal 6 Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan, 2007:267 1 Dasar pengenaan pajak adalah nilai jual obyek pajak. 2 Besarnya nilai jual obyek pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan setiap tiga tahun oleh menteri keuangan, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan. 3 Dasar perhitungan pajak adalah nilai jual kena pajak yang ditetapkan serendah-rendahnya 20 dua puluh persen dan setinggi-tingginya 100 seratus persen dari nilai jual obyek pajak. 4 Besarnya presentase nilai jual kena pajak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 3 ditetapkan dengan peraturan pemerintah dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional. Pasal 7 Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalirkan tarif pajak dengan nilai jual kena pajak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 29

2.3.2.9 Tahun Pajak, Saat dan Tempat yang Menentukan Pajak Terhutang

BAB VI, Pasal 8 Undang-undang pajak Bumi dan Bangunan 1 Tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun takwin. 2 Saat yang menentukan pajak yang terhutang adalah menurut keadaan obyek pajak pada tanggal 1 januari. 3 Tempat pajak yang terutang : a. Untuk daerah Jakarta, diwilayah daerah khusus Ibukota Jakarta b. Untuk daerah lainnya, diwilayah Kabupaten daerah Tingkat II atau Kotamadya Daerah Tingkat II, yang meliputi letak obyek pajak.

2.3.3 Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib

Pajak, Kepatuhan Perpajakan Wajib Pajak, dan Kemampuan Perpajakan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. 2.3.3.1 Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Tentang Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. Mengacu pada Prospect theory Kahneman dan Tversky, Betty R. Jackson dan Sally M. Jones 1995 seperti disitir oleh Tubagus Chairul Zandjani 1992 : 41-45 dikutip dari jurnal Bambang Suhardito dan Bambang Sudibyo, 1999 : 5 mempelajari tentang perilaku wajib pajak. Menurut Kahneman dan Tversky, Betty R. Jackson dan Sally M. Jones, persepsi wajib pajak terhadap kesederhanaan dan daya jangkau hukum pajak akan mempengaruhi perilaku wajib pajak dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 30 keberhasilan perpajakan. Pemahaman wajib pajak terhadap undang-undang dan peraturan perpajakan Pajak Bumi dan Bangunan berfungsi penting, karena ini merupakan elemen kognitif dai sikap wajib pajak terhadap undang-undang dan peraturan perpajakan PBB, dan sikap wajib pajak mempengaruhi perilaku perpajakan wajib pajak, dan akhirnya perilaku perpajakan mempengaruhi keberhasilan perpajakan. Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat tentang pajak mengakibatkan sikap masyarakat cenderung apatis terhadap pajak yang akhirya berpengaruh terhadap perilaku atau praktek masyarakat dalam hal kedisiplinan membayar pajak. Pemahaman masyarakat tentang pajak bisa diperoleh melalui pendidikan formal maupun penyuluhan dari aparat perpajakan yang terkait. Pendidikan formal dalam jangka panjang sangat diperlukan, karena beberapa jenis pajak memerlukan pemahaman tertentu agar formulir pajak dapat diisi dengan baik. Paradigma pendidikan pajak yang baru dikenal dengan pendidikan pajak dua arah, dimana pendidikan pajak harus diberikan kepada wajib pajak eksternal dan petugas pajak internal secara bersama-sama.

2.3.3.2 Pengaruh Kesadaran

Perpajakan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Kesadaran bernegara merupakan faktor penentu adanya kesadaran perpajakan. Kesadaran bernegara merupakan sikap sadar mempunyai negara dan sikap sadar terhadap fungsi negara. Sikap yang demikian merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif yang berinteraksi dalam memahami dan merasakan dan berprilaku terhadap makna dan fungsi negara atau siapapun yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 31 merasa menjadi warga negara, yaitu kerelaan memenuhi kewajibannya, termasuk rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi pemerintahan cara membayar kewajiban pajaknya Suparmoko, 2003 :218. Pengertian komponen kognitif, afektif, dan konatif dapat dijelaskan sebagai berikut Schiffman dan Kanuk, 1994 : 242 : 1. Cognitif Component are knowledge and perception that are acquired by a combination of direct experience with the attitude object and related information from various source. 2. Affective component : a consumer’s emotion of feeling about a particular product or brand. 3. Conative component : it is concerned with the likehood or tendency that an individual will under take specivic action or behave in particular way with regard to the attitude object. Maksud dari pernyataan diatas adalah komponen Cognitif adalah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh dari pengalaman langsung atas sikap terhadap objek dan variasi sumber informasi lain yang relevan. Komponen affective merupakan sebuah emosi konsumen atau perasaan terhadap keistimewaan produk atau merek. Komponen conative adalah perhatian atas kemungkinan atau tendensi bahwa seorang individual akan berusaha melakukan tindakan khusus atau berprilaku hormat dalam sikap terhadap objek. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 32

2.3.3.3 Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan