Sifat Pajak Bumi dan Bangunan Subyek Pajak

24 c. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa dan tanah negara belum dibebani suatu hak. d. Dipergunakan oleh perwakilan diplomatic. e. Dipergunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh menteri keuangan. 2 Obyek pajak yang dipergunakan oleh Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan, penentuan pengenaan pajaknya diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. 3 Batas nilai jual bangunan tidak kena pajak ditetapkan sebesar Rp. 8 juta untuk setiap satu bangunan. 4 Batas nilai jual bangunan tidak kena pajak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 3 akan diselesaikan dengan suatu faktor penyelesaian yang ditetapkan oleh menteri keuangan.

2.3.2.3 Sifat Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas harta tak bergerak, maka oleh sebab itu yang dipentingkan adalah obyeknya dan oleh karena itu keadaan atau status orang atau badan yang dijadikan subyek pajak tidak penting dan tidak mempengaruhi basarnya pajak, maka sebab itu pajak Bumi dan Bangunan disebut juga pajak obyektif, walaupun pajak ini merupakan pajak obyektif tetapi dipungut dengan surat ketetapan pajak yang pada prinsipnya setiap tahun dikeluarkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25

2.3.2.4 Subyek Pajak

BAB III, Pasal 4 Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan, 2007:267 1 Yang menjadi subyek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. 2 Subyek pajak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 1 yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi wajib pajak menurut undang-undang ini. 3 Dalam hal obyek pajak belum jelas diketahui wajib pajaknya, direktur jendral pajak dapat menetapkan subyek pajak sebagaimana dimaksud pasal 1 sebagai wajib pajak. 4 Subyek pajak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 3 dapat memberikan keterangan secara tertulis pada direktur jendral pajak bahwa ia bukan wajib pajak terhadap obyek pajak yang dimaksud. 5 Bila keterangan yang diajukan oleh wajib pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 disetujui maka direktur jendral pajak membatalkan penetapan sebagai wajib pajak sebagaimana dalam ayat 3 dalam jangka waktu satu bulan sejak diterimanya surat keterangan dimaksud. 6 Bila keterangan yang dimaksud itu tidak disutujui, maka direktur jendral pajak mengeluarkan surat keputusan penolakan dengan disertai alasan- alasannya. 7 Apabila setelah jangka waktu satu bulan sejak diterimanyan keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4, direktur jendral pajak tidak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26 memberikan keputusan, maka keterangan yang diajukan dianggap tidak disetujui.

2.3.2.5 Subyek Pajak Bumi dan Bangunan