7
BAB II KAJIAN TEORI
Bab kajian teori ini memuat landasan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian ini, yaitu a Pemeliharaan Anak b Panti Asuhan c Keterpenuhan
Kebutuhan dan d Kepribadian yang utuh.
A. Pemeliharaan anak
1. Pemeliharaan
Di dalam sebuah keluarga terjadi interaksi antar anggota keluarga, hubungan yang terjadi di dalam keluarga ini menjadi landasan sikap terhadap orang lain,
benda dan kehidupan secara umum. Secara etimologi pemeliharaan berasal dari kata “asuh” artinya memimpin, mengelola, membimbing. Pengasuh adalah orang
yang melaksanakan tugas membimbing, memimpin dan mengelola Poerwadarminta,1976 :63. Menurut kamus Bahasa Indonesia Dessy, 2001:65
asuh berarti menjaga merawat dan mendidik anak, membimbing membantu dan melatih, memimpin mengepalai, menyelenggarakan dan menjaga supaya anak
orang dapat berdiri sendiri. Perkembangan seorang anak sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan yang
diterimanya sepanjang kehidupannya terutama pada awal-awal pertumbuhan sampai anak memasuki masa dewasa. Ada kalanya pemeliharaan yang diterapkan
tidak efektif sehingga membawa dampak yang buruk bagi anak. Menurut Hilman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hilmansyah 2006:5 orangtua perlu memperhatikan tujuh hal penting guna mencapai pola asuh yang efektif. Ke tujuh hal tersebut adalah:
1 Pola asuh harus dinamis. 2 Pola asuh harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. 3 Ayah- ibu mesti kompak. 4 Pola asuh harus
disertai perilaku positif dari orangtua. 5 Komunikasi yang efektif. 6 Disiplin; dan 7 Orangtua konsisten.
2. Pengasuh sebagai orangtua
Anak-anak asuh di panti asuhan datang dari berbagai latar belakang. Ada anak asuh yang datang dari keluarga yang tidak mampu dari segi ekonomi. Ada anak
asuh yang datang dari orangtua tanpa status pernikahan yang jelas maupun dari keluarga yang tidak utuh dikarenakan perceraian atau meninggal dunia. Soesilo
1985:19 berpendapat bahwa: Keutuhan keluarga, di samping ditinjau dari adanya ayah, ibu dan
anak, juga dapat dilihat dari sifat hubungan atau interaksi antara anggota keluarga satu sama lain. Ketidak-hadiran ayah atau ibu atau
keduanya di dalam suatu keluarga amat berpengaruh pada diri anak. Untuk dapat berkembang secara utuh dalam hal kepribadiannya seorang anak
memerlukan model atau contoh. Lingkungan pertama yang mula- mula memberikan penga ruh yang mendalam adalah lingkungan keluarganya sendiri.
Dari anggota keluarga tersebut seorang anak memperoleh kemampuan dasar baik intelektual maupun sosial. Bahkan penyaluran emosi banyak ditiru dan dipelajari
dari anggota-anggota lain di dalam keluarga nya. Pribadi yang biasa dijadikan contoh atau model adalah orangtua, karena
orangtua adalah figur yang paling dekat dengan kehidupan anak. Seorang anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan meniru apa yang dikatakan dan dilakukan orangtuanya. Oleh sebab itu kehadiran dan interaksi yang baik antara anak dengan orangtuanya akan
berpengaruh dalam perkembangan pribadi seorang anak. Dalam kenyataannya, ada anak yang harus berpisah dengan orangtuanya dan
menjadi anak asuh. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan pengertian “anak asuh” adalah
Anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan,
karena orangtuanya atau salah satu orangtuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak secara wajar.
Seorang anak yang berada di bawah pemeliharaan orang lain atau lembaga pemeliharaan anak tetap membutuhkan figur orangtua.
Berdasarkan kebutuhan anak akan figur orangtua maka Panti Asuhan sebagai lembaga yang memberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan dan pendidikan
pada anak diharapkan dapat menjadi keluarga yang menghadirkan figur orangtua bagi anak asuhnya. Sekalipun seorang anak asuh tinggal di Panti Asuhan namun
kebutuhan akan figur orangtua tetap dapat terpenuhi.
3. Peran pengasuh