Hubungan peran pengasuh dan keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi yang integral anak-anak asuh di Panti Asuhan Pondok ``El Jireh`` Yogyakarta tahun 2008.

(1)

HUBUNGAN PERAN PENGASUH DAN KETERPENUHAN KEBUTUHAN PADA ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN

PRIBADI YANG INTEGRAL ANAK-ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN PONDOK EL JIREH YOGYAKARTA

TAHUN 2008

Penelitian ini adalah penelitian diskriptif, bertujuan untuk mendapatkan diskripsi tentang Hubungan Peran Pengasuh Dan Keterpenuhan Kebutuhan Pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi Yang Integral Anak-Anak Asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta. Masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi yang integral para anak asuh di Panti Asuhan El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008, (2) Bagaimana peran pengasuh dalam pemenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi yang integral para anak asuh di Panti Asuhan El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008 menurut anak asuh yang bersangkutan? (3) Bagaimana hubungan peran pengasuh dan keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi yang integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008?

Metode penelitian ini adalah survei. Populasi penelitian adalah para anak asuh Panti Asuhan Pondok El Jireh, Yogyakarta tahun 2008 dengan jumlah 30 orang. Variabel penelitian adalah peran pengasuh (X) dan perkembangan pribadi anak asuh (Y). Alat pengumpul data adalah kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan pada teori pribadi yang utuh Stephen Covey dan teori kebutuhan Maslow. Kuesioner Peran Pengasuh terhadap Perkembangan Pribadi yang Integral terdiri dari 88 item yang mencakup aspek asuh, asah dan asih dari pengasuh serta aspek perkembangan fisik, mental, emosi dan spiritual anak asuh.

Hasil penelitian ini adalah (1) Jumlah anak asuh yang mengalami perkembangan pribadi secara integral dalam kategori rendah sebanyak 10 orang (33%) sedangkan jumlah anak asuh yang mengalami perkembangan pribadi secara integral dalam kategori tinggi sebanyak 20 orang (67%), (2) peran pengasuh dalam perkembangan pribadi integral anak asuh dalam kategori rendah sebanyak 10 orang (33%), sedangkan peran pengasuh dalam perkembangan pribadi integral anak asuh dalam kategori tinggi sebanyak 20 orang (67%), (3) ada hubungan yang positif antara peran pengasuh dan keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi yang integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008, r = 0.83 pada tingkat signifikan 5%.


(2)

RELATIONSHIP AMONG THE ROLE OF FOSTER PARENTS TO FULFILL NEED LEVEL FOR THE INTEGRAL INDIVIDUAL DEVELOPMENT OF THE ORPHAN CHILDREN IN PONDOK EL JIREH

YOGYAKARTA IN 2008

This research was a descriptive research, aiming to describe the parenthood role to the integral individual development of the orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta. The problems to be answered in this research were: (1) How was the fulfill need for the integral individual development of the orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta in 2008? (2) How was the role of foster parents to fulfill need in aspects for the integral individual development of orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta in 2008 according to orphan children? (3) How was relationship among the role of foster parents and the fulfill need in aspects for the integral individual development of orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta in 2008?

The method of this research was survey. The population of this research was 30 orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta in 2008. The variable of this research were the parenthood role (X), and the individual development of the orphan children (Y). This research instrument was questionnaire made by the researcher based on the fully personality theory of Stephen Covey and fulfill need of Maslow theory. The questionna ire consisted of 88 items based on the aspect of caring, education, and loving from the foster parents, and also the physical, mental, emotional and spiritual development aspect of the orphan children.

The results of this research were: (1) the orphan children in the low qualification level of integral individual development was 10 persons (33%), and the orphan children in the high qualification level of integral individual development was 20 persons (67%), (2) the role of foster parents to the integral individual development in the low qualification level was 10 persons (33%) and the role of foster parents to the integral individual development in the high qualification level was 20 persons (67%) and (3) there is a positive relationship among the role of foster parents to fulfill need and fulfill need level for the integral individual development of the orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta in 2008, r = 0.83 at level of significant 0.05.


(3)

PRIBADI YANG INTEGRAL ANAK-ANAK ASUH

DI PANTI ASUHAN PONDOK “EL JIREH” YOGYAKARTA

TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

MARGARETHA SURYATMI NIM: 031114028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

MOTTO:

Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidak

percayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia

memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah

berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan

(Roma 4:20-21)

Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya

( M arkus 9:23b)

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini dipersembahkan bagi:

BAPA ku yang selalu menepati janjiNYA

Suamiku Cecep Budi Utomo, anakku Alisha dan Amarissa serta

Semua anakku di Panti Asuhan Pondok Asuh Harapan Yogyakarta


(7)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, April 2008 Penulis


(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta :

Nama : MARGARETHA SURYATMI

Nomor Mahasiswa : 031114028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul: “HUBUNGAN PERAN PENGASUH DAN KETERPENUHAN KEBUTUHAN PADA ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PRIBADI YANG INTEGRAL ANAK-ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN PONDOK “EL JIREH” YOGYAKARTA TAHUN 2008” berserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberi hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, untuk menyimpan, menga lihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta. Pada tanggal : 3 April 2008

Yang menyatakan,


(9)

HUBUNGAN PERAN PENGASUH DAN KETERPENUHAN KEBUTUHAN PADA ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN

PRIBADI YANG INTEGRAL ANAK-ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN PONDOK EL JIREH YOGYAKARTA

TAHUN 2008

Penelitian ini adalah penelitian diskriptif, bertujuan untuk mendapatkan diskripsi tentang Hubungan Peran Pengasuh Dan Keterpenuhan Kebutuhan Pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi Yang Integral Anak-Anak Asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta. Masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi yang integral para anak asuh di Panti Asuhan El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008, (2) Bagaimana peran pengasuh dalam pemenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi yang integral para anak asuh di Panti Asuhan El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008 menurut anak asuh yang bersangkutan? (3) Bagaimana hubungan peran pengasuh dan keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi yang integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008?

Metode penelitian ini adalah survei. Populasi penelitian adalah para anak asuh Panti Asuhan Pondok El Jireh, Yogyakarta tahun 2008 dengan jumlah 30 orang. Variabel penelitian adalah peran pengasuh (X) dan perkembangan pribadi anak asuh (Y). Alat pengumpul data adalah kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan pada teori pribadi yang utuh Stephen Covey dan teori kebutuhan Maslow. Kuesioner Peran Pengasuh terhadap Perkembangan Pribadi yang Integral terdiri dari 88 item yang mencakup aspek asuh, asah dan asih dari pengasuh serta aspek perkembangan fisik, mental, emosi dan spiritual anak asuh.

Hasil penelitian ini adalah (1) Jumlah anak asuh yang mengalami perkembangan pribadi secara integral dalam kategori rendah sebanyak 10 orang (33%) sedangkan jumlah anak asuh yang mengalami perkembangan pribadi secara integral dalam kategori tinggi sebanyak 20 orang (67%), (2) peran pengasuh dalam perkembangan pribadi integral anak asuh dalam kategori rendah sebanyak 10 orang (33%), sedangkan peran pengasuh dalam perkembangan pribadi integral anak asuh dalam kategori tinggi sebanyak 20 orang (67%), (3) ada hubungan yang positif antara peran pengasuh dan keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi yang integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008, r = 0.83 pada tingkat signifikan 5%.


(10)

RELATIONSHIP AMONG THE ROLE OF FOSTER PARENTS TO FULFILL NEED LEVEL FOR THE INTEGRAL INDIVIDUAL DEVELOPMENT OF THE ORPHAN CHILDREN IN PONDOK EL JIREH

YOGYAKARTA IN 2008

This research was a descriptive research, aiming to describe the parenthood role to the integral individual development of the orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta. The problems to be answered in this research were: (1) How was the fulfill need for the integral individual development of the orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta in 2008? (2) How was the role of foster parents to fulfill need in aspects for the integral individual development of orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta in 2008 according to orphan children? (3) How was relationship among the role of foster parents and the fulfill need in aspects for the integral individual development of orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta in 2008?

The method of this research was survey. The population of this research was 30 orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta in 2008. The variable of this research were the parenthood role (X), and the individual development of the orphan children (Y). This research instrument was questionnaire made by the researcher based on the fully personality theory of Stephen Covey and fulfill need of Maslow theory. The questionna ire consisted of 88 items based on the aspect of caring, education, and loving from the foster parents, and also the physical, mental, emotional and spiritual development aspect of the orphan children.

The results of this research were: (1) the orphan children in the low qualification level of integral individual development was 10 persons (33%), and the orphan children in the high qualification level of integral individual development was 20 persons (67%), (2) the role of foster parents to the integral individual development in the low qualification level was 10 persons (33%) and the role of foster parents to the integral individual development in the high qualification level was 20 persons (67%) and (3) there is a positive relationship among the role of foster parents to fulfill need and fulfill need level for the integral individual development of the orphan children in Pondok El Jireh Yogyakarta in 2008, r = 0.83 at level of significant 0.05.


(11)

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Bapa atas berkat dan hikmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis sungguh merasakan betapa besar anugerah dan kuasa Tuhan selama penulisan skripsi ini. Penulis merasa tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dan melewati setiap hambatan dan tantangan yang penulis alami selama proses penulisan skripsi ini tanpa anugerah dan kuasa-Nya.

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini diberi judul “Hubungan Peran Pengasuh Dan Keterpenuhan Kebutuhan Pada Aspek-Aspek Perkembangan Pribadi yang Integral Anak-Anak Asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh, Yogyakarta Tahun 2008”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna bagi pelayanan Bimbingan dan Konseling di luar sekolah, khususnya pendampingan anak di Panti Asuhan.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa saran, nasehat, bimbingan, pemikiran, waktu, tenaga,


(12)

terima kasih ini penulis haturkan kepada:

1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen penguji yang banyak memberi masukkan, ide dan cara pandang yang lebih tajam serta memberikan dukungan selama peneliti melaksanakan studi.

2. Drs.Y.B. Adimassana, M.A., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan ketulusan hati meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Drs.T.A. Prapanca Hary,M.Si, selaku dosen penguji yang memberi masukkan dan tambahan kajian pustaka.

4. Drs. Wens Tanlain, M.Pd, selaku dosen yang bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi wacana dalam penyusunan skripsi ini serta nasehat yang sangat bergarga.

5. Bapak Johan Setiawan, selaku Ketua Badan Pengurus Yayasan AME Mercusuar Indonesia yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di panti asuhan di bawah yayasan yang beliau pimpin.

6. Ibu Agnes Priscilla Wahyuni, selaku Pembina di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian di Panti Asuhan Pondok El Jireh.


(13)

Yogyakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan uji coba penelitian.

8. Cecep Budi Utomo,SE., suami dan sahabatku yang senantiasa menunjukkan kasih dan dukungannya saat melewati masa sulit untuk menikmati setiap mujizat Tuhan.

9. Alisha Larasati dan Amarissa Renaya, buah hatiku yang tekun berdoa dan memberi semangat untuk mamanya.

10.Anak-anak di Pondok Asuh Harapan, kalian telah lahir di hatiku dan memberi inspirasi untuk terus belajar.

11.Keluarga Ir. Yoesianto dan Drs. Ir. Samuel Tioso yang telah memberi kesempatan untuk kuliah lagi dan dukungan untuk terus maju.

12.Anakku dan sahabatku: Litha, Gugun, Toetoes, Bertha dan semua angkatan 2003 kelas B, atas kebersamaan dan kasih yang kalian tunjukkan selama ini.

13.Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu penulis, namun tidak dapat disebutkan satu persatu dalam lembaran ini. Semoga Tuhan memberikan kemurahan kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis berharap apa yang telah penulis kerjakan dengan bantuan banyak pihak ini tidak menjadi sia-sia. Kiranya skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis saja, tetapi juga berguna bagi orang lain yang membaca skripsi


(14)

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… v

ABSTRAK ……….. vi

ABSTRACT ……… vii

KATA PENGANTAR ……… viii

DAFTAR ISI ……….. xi

DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……….. 3

C. Tujuan Penelitian ……….. 4

D. Manfaat Penelitian ………. 4

E. Batasan Istilah dan Variabel Penelitian ………….. 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengasuhan Anak ……….… 7


(15)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ………. 18

B. Subjek Penelitian ……….. 18

C. Instrumen Pengumpul Data ……… 19

D. Teknik Analisis Data ……… 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 31

1. Perkembangan Pribadi Secara Integral …… 31

2. Peran Pengasuh Terhadap Perkembangan Pribadi. 33 B. Pembahasan ……… 36

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 40

B. Saran-saran ………. 41

DAFTAR PUSTAKA ……….… 44

LAMPIRAN ……….. 46


(16)

Tabel-tabel Halaman Tabel 1 Aspek Kuesioner Peran Pengasuh Terhadap

Perkembangan Integral Anak Asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta Tahun

2008 ………. 20

Tabel 2 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Alat Tes ……….. 28

Tabel 3 Koefisien Reliabilitas dan Validitas Uji Coba

dan Penelitian ……….. 28

Tabel 4 Jumlah Aspek Perkembangan-Perkembangan

Pribadi ………. 32

Tabel 5 Jumlah Anak Asuh Dalam Kategori Perkembangan

Pribadi Secara Integral ……… 33 Tabel 6 Jumlah Aspek Pengasuhan – Peran Pengasuh … 34 Tabel 7 Peran Pengasuh Terhadap Perkembangan

Pribadi Yang Integral ……… 35


(17)

Lampiran- lampiran Halaman Lampiran 1 Kuesioner Peran Pengasuh Terhadap Perkembangan

Pribadi Yang Integral Anak-Anak Asuh Di Panti

Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta ………. 46 Lampiran 2 Perhitungan Skor Uji Coba Kuesioner Peran Pengasuh

Terhadap Perkembangan Pribadi Secara Integral ……. 52 Lampiran 3 Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Hasil Uji Coba.. 53 Lampiran 4 Perhitungan Skor Penelitian Kuesioner Peran Pengasuh

Terhadap Perkembangan Pribadi Secara Integral ……. 55 Lampiran 5 Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Hasil Penelitian.. 56 Lampiran 6 Perhitungan Mean dan Skor-skor Peran Pengasuh serta

Perkembangan Pribadi Anak Asuh………. 58 Lampiran 7 Skor-skor Peran Pengasuh Terhadap Perkembangan

Pribadi Anak Asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh


(18)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan istilah dan variabel serta tujuan dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan sehari- hari seorang anak tidak terlepas dari lingkungan terdekatnya yaitu keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak. Di dalam keluarga, seorang anak menerima pemeliharaan (asuh), bimbingan (asah) dan kasih sayang (asih) untuk perkembangan diri dan pribadinya secara optimal. Namun ada kalanya seorang anak tidak menerima asuh, asah dan asih yang seharusnya menjadi haknya oleh karena faktor keluarga atau lingkungan sekitarnya.

Seorang anak tidak mendapatkan haknya bisa disebabkan oleh karena ketidakmampuan orangtuanya untuk memberikan apa yang menjadi hak anaknya. Faktor yang menyebabkan antara lain kemiskinan, bencana alam, konflik, keluarga tidak berfungsi sebagaimana seharusnya karena perceraian atau meninggal, dan lain sebagainya.

Anak-anak perlu mendapatkan perlindungan supaya apa yang menjadi hak anak dapat mereka terima. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Bab I pasal 1


(19)

“Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”

Keluarga merupakan lembaga yang paling bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada anak. Keluarga diharapkan dapat memberikan apa yang menjadi hak seorang anak, sehingga anak akan hidup, bertumbuh dan berkembang yang pada akhirnya anak akan dapat berpartisipasi dalam lingkungannya. Dalam kenyataannya masih banyak anak yang tidak menerima apa yang menjadi haknya dari keluarga. Seorang anak yang tidak dapat menerima haknya seringkali diserahkan oleh keluarganya kepada lembaga atau keluarga asuh.

Seorang anak perlu berkembang secara integral pada semua aspek dalam dirinya untuk menjadi pribadi yang utuh (holistik) guna peran sertanya di masyarakat kelak kemudian hari. Stephen R. Covey (2005:124) mengemukakan tentang pribadi yang utuh mencakup aspek tubuh, pikiran, hati dan jiwa serta empat kecerdasan atau kemampuan yaitu fisik, mental, emosional dan spiritual. Di lingkungan mana pun seorang anak berada baik dalam keluarga maupun di lembaga pengasuhan, seorang anak seyogyanya dididik dan dibimbing untuk berkembang secara integral guna mencapai pribadi yang utuh.

Dalam keluarga model pengasuhan orangtua akan mempengaruhi perkembangan pribadi anak. Model pengasuhan dan nilai- nilai yang dianut oleh sebuah lembaga pengasuhan anak juga berperan dalam perkembangan pribadi


(20)

anak-anak asuhnya. Hal tersebut berlaku juga pada anak-anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta. Bagaimanakah peran pengasuh sebagai orangtua asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi secara integral pada anak-anak asuhnya? Pertanyaan ini yang mendorong penulis untuk meneliti peran pengasuh terhadap tingkat perkembangan pribadi secara integral pada anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi secara integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008?

2. Bagaimana peran pengasuh dalam pemenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi secara integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008?

3. Bagaimana hubungan peran pengasuh dan keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi yang integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008?


(21)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi secara integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008.

2. Peran pengasuh pada pemenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi secara integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008.

3. Hubungan peran pengasuh dan keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi secara integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Panti Asuhan Pondok El Jireh

Hasil penelitian ini diharapkan merupakan sumbangan bagi pengembangan kualitas pengasuhan terhadap para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana dalam melaksanakan pelayanan pengasuhan.


(22)

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber inspirasi atau bahan pembanding apabila ingin mengembangkan penelitian di sekitar topik yang sama.

E. Batasan Istilah dan Variabel Penelitian 1. Batasan Istilah

a. Pengasuh

Pengasuh adalah orang yang melaksanakan tugas untuk membimbing, memimpin dan mengelola anak asuh (Poerwadarminto,1976 :63). b. Peran pengasuh

Peran pengasuh adalah tindakan pengasuh dalam melaksanakan tugas pemeliharaan dan pendidikan bagi para anak asuh guna mencapai perkembangan pribadi.

c. Anak Asuh Panti Asuhan

Anak Asuh Panti Asuhan adalah mereka yang tercatat dan tinggal di Panti Asuhan Pondok El Jireh, Yogyakarta pada tahun 2008.

d. Perkembangan pribadi adalah proses perkembangan psikis dan fisik dalam menuju tingkat kesempurnaan atau seluruh aspek kepribadian (Thantawy,2005:88)

e. Panti Asuhan Pondok El Jireh adalah sebuah rumah (panti) yang menampung anak-orang yatim dan atau piatu serta anak dari keluarga


(23)

korban konflik. Panti Asuhan ini di bawah naungan Yayasan AME Mercusuar Indonesia.

2. Batasan Variabel

a. Peran pengasuh adalah tindakan pengasuh yang melaksanakan tugas sebagai pengasuh, pengasah dan pengasih. Tindakan pengasuh ini diukur dengan Kuesioner Peran Pengasuh terhadap Perkembangan Pribadi dan ditunjukkan oleh skor-skor yang diperoleh tiap anak. Ada dua kategori peran pengasuh yaitu rendah dan tinggi.

b. Perkembangan pribadi yang integral adalah perkembangan diri yang dialami seorang anak secara menyeluruh dan berkesinambungan baik segi fisik, mental, emosional dan spiritual yang dapat diukur dengan menggunakan Kuesioner Peran Pengasuh terhadap Perkembangan Pribadi dan ditunjukkan oleh skor-skor yang diperoleh tiap anak. Ada dua kategori perkembangan pribadi secara integral anak asuh yaitu rendah dan tinggi.


(24)

BAB II KAJIAN TEORI

Bab kajian teori ini memuat landasan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian ini, yaitu (a) Pemeliharaan Anak (b) Panti Asuhan (c) Keterpenuhan Kebutuhan dan (d) Kepribadian yang utuh.

A. Pemeliharaan anak 1. Pemeliharaan

Di dalam sebuah keluarga terjadi interaksi antar anggota keluarga, hubungan yang terjadi di dalam keluarga ini menjadi landasan sikap terhadap orang lain, benda dan kehidupan secara umum. Secara etimologi pemeliharaan berasal dari kata “asuh” artinya memimpin, mengelola, membimbing. Pengasuh adalah orang yang melaksanakan tugas membimbing, memimpin dan mengelola (Poerwadarminta,1976 :63). Menurut kamus Bahasa Indonesia (Dessy, 2001:65) asuh berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak, membimbing (membantu dan melatih), memimpin (mengepalai, menyelenggarakan) dan menjaga supaya anak (orang) dapat berdiri sendiri.

Perkembangan seorang anak sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan yang diterimanya sepanjang kehidupannya terutama pada awal-awal pertumbuhan sampai anak memasuki masa dewasa. Ada kalanya pemeliharaan yang diterapkan tidak efektif sehingga membawa dampak yang buruk bagi anak. Menurut Hilman


(25)

Hilmansyah (2006:5) orangtua perlu memperhatikan tujuh hal penting guna mencapai pola asuh yang efektif. Ke tujuh hal tersebut adalah:

1) Pola asuh harus dinamis. 2) Pola asuh harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. 3) Ayah- ibu mesti kompak. 4) Pola asuh harus disertai perilaku positif dari orangtua. 5) Komunikasi yang efektif. 6) Disiplin; dan 7) Orangtua konsisten.

2. Pengasuh sebagai orangtua

Anak-anak asuh di panti asuhan datang dari berbagai latar belakang. Ada anak asuh yang datang dari keluarga yang tidak mampu dari segi ekonomi. Ada anak asuh yang datang dari orangtua tanpa status pernikahan yang jelas maupun dari keluarga yang tidak utuh dikarenakan perceraian atau meninggal dunia. Soesilo (1985:19) berpendapat bahwa:

Keutuhan keluarga, di samping ditinjau dari adanya ayah, ibu dan anak, juga dapat dilihat dari sifat hubungan atau interaksi antara anggota keluarga satu sama lain. Ketidak-hadiran ayah atau ibu atau keduanya di dalam suatu keluarga amat berpengaruh pada diri anak.

Untuk dapat berkembang secara utuh dalam hal kepribadiannya seorang anak memerlukan model atau contoh. Lingkungan pertama yang mula- mula memberikan penga ruh yang mendalam adalah lingkungan keluarganya sendiri. Dari anggota keluarga tersebut seorang anak memperoleh kemampuan dasar baik intelektual maupun sosial. Bahkan penyaluran emosi banyak ditiru dan dipelajari dari anggota-anggota lain di dalam keluarga nya.

Pribadi yang biasa dijadikan contoh atau model adalah orangtua, karena orangtua adalah figur yang paling dekat dengan kehidupan anak. Seorang anak


(26)

akan meniru apa yang dikatakan dan dilakukan orangtuanya. Oleh sebab itu kehadiran dan interaksi yang baik antara anak dengan orangtuanya akan berpengaruh dalam perkembangan pribadi seorang anak.

Dalam kenyataannya, ada anak yang harus berpisah dengan orangtuanya dan menjadi anak asuh. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan pengertian “anak asuh” adalah

Anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena orangtuanya atau salah satu orangtuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak secara wajar.

Seorang anak yang berada di bawah pemeliharaan orang lain atau lembaga pemeliharaan anak tetap membutuhkan figur orangtua.

Berdasarkan kebutuhan anak akan figur orangtua maka Panti Asuhan sebagai lembaga yang memberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan dan pendidikan pada anak diharapkan dapat menjadi keluarga yang menghadirkan figur orangtua bagi anak asuhnya. Sekalipun seorang anak asuh tinggal di Panti Asuhan namun kebutuhan akan figur orangtua tetap dapat terpenuhi.

3. Peran pengasuh

Pengasuh di Panti Asuhan adalah orang yang mendedikasikan dirinya untuk tinggal bersama-sama dengan anak-anak asuh dan berperan sebagai orangtua bagi anak-anak asuhnya. Pengasuh di panti asuhan bertugas untuk memelihara dan mendidik penghuni panti dalam berbagai kegiatan. Pendidikan yang terjadi di


(27)

Panti Asuhan adalah interaksi antara pengasuh dengan anak asuh dalam kegiatan sehari- hari di Panti Asuhan sehingga pengasuh mampu menularkan perilaku yang bernilai yang ada dalam dirinya kepada penghuni panti. Anak asuh lambat laun akan mengerti, menerima dan melaksanakan kegiatan-kegiatan di Panti Asuhan demi perkembangan dirinya.

Sebagai orangtua, pengasuh menjalankan tugas untuk memenuhi kebutuhan dasar seorang anak yaitu:

a) Asuh (kebutuhan biomedis) menyangkut kebutuhan makan dan minum, asupan gizi, kebutuhan tempat tinggal, pakaian yang layak dan nyaman, dan perawatan kesehatan.

b) Asah (kebutuhan pendidikan) merupakan kebutuhan akan proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan khusus yang sesuai.

c) Asih (kebutuhan emosional) menyangkut pentingnya menimbulkan rasa aman (emotional security), kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan untuk diperhatikan, dihargai, pengalaman baru, pujian dan tanggung jawab (www.infoibu.com, 2007)

4. Kegiatan pemeliharaan

Setiap pengasuh bertanggung jawab terhadap tugasnya untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap penghuni panti asuhan. Tugas pengasuh diaplikasikan dalam bentuk tindakan dan kegiatan sehari- hari bersama anak-anak asuh. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pengasuh sebagai berikut:


(28)

a. Asuh

1) Makan- minum

Setiap anak yang tinggal di Panti Asuhan adalah anak-anak yang berada dalam proses pertumbuhan secara fisik. Oleh sebab itu anak-anak asuh membutuhkan asupan gizi yang baik guna pertumbuhan fisik mereka. Aturan makan tiga kali sehari yakni pagi, siang dan malam merupakan aturan yang ditetapkan untuk membantu penghuni panti asuhan untuk dapat bertumbuh dengan baik.

2) Tempat tinggal

Selain makanan bergizi anak-anak asuh juga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman dan aman serta memadai untuk penghuni panti dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal.

3) Perawatan kesehatan

Panti Asuhan merupakan tempat tinggal anak-anak dari berbagai latar belakang. Untuk menjaga kemungkinan timbulnya gangguan kesehatan, perlu adanya pencegahan berupa perawatan kesehatan. Tempat tinggal dan lingkungan yang bersih dan teratur merupakan salah satu cara bagi perawatan kesehatan diri. Kegiatan yang dibiasakan bagi penghuni Panti Asuhan adalah kebersihan badan, istirahat (tidur) secara teratur, kebersihan dan kerapian pakaian, kebersihan dan kerapian tempat tidur, kebersihan kamar mandi dan wc. Penghuni panti asuhan dibiasakan untuk mengembangkan hidup teratur dan bersih.


(29)

b. Asah

1) Kegiatan belajar mata pelajaran

Kegiatan belajar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dasar untuk belajar. Kemampuan ini dikembangkan dengan cara menanamkan kebiasaan belajar yang baik bagi penghuni panti. Melalui kegiatan belajar ini penghuni panti diharapkan dapat mencapai kemampuan–kemampuan dasar seperti membaca, mengolah informasi, menganalisis dan mengembangkan kebiasaan dan semangat belajar. Selain itu kegiatan belajar juga bertujuan untuk mengembangkan bakat, kemandirian serta tanggung jawab pada diri sendiri serta komunitas dimana mereka tinggal yaitu di Panti Asuhan.

2) Kegiatan pengembangan potensi (bakat)

Kegiatan ini mencakup penyaluran hobi dan kemampuan-kemampuan di luar kemampuan-kemampuan akademik. Kemampuan-kemampuan-kemampuan yang disalurkan terutama kemampuan di bidang seni, dan kepemimpinan. Kegiatan ini melatih dan memberi kesempatan bagi penghuni panti untuk mengembangkan potensi diri yang belum tersalurkan dalam bidang akademik.


(30)

c. Asih

1) Bimbingan rohani

Setiap penghuni panti asuhan diberikan bimbingan secara rohani. Kegiatan ini baik secara pribadi maupun bersama-sama dengan tujuan untuk membangun sikap, perilaku dan kebiasaan untuk dekat dengan Tuhan (keimanan terhadap Tuhan).

2) Bimbingan emosional

Penghuni panti asuhan dalam kehidupan sehari- hari tidak luput dari emosi. Mereka perlu dibantu mengenali emosi yang terjadi dalam diri mereka dan mengelola emosi secara tepat dan mengungkapkan secara tepat sehingga menghasilkan perilaku yang benar.

3) Bimbingan spiritualitas

Dalam kehidupan sehari- hari tingkah laku para penghuni panti dipengaruhi oleh nilai- nilai yang dipercayainya. Dasar utama yang ditanamkan adalah keimanan kepada Tuhan. Bimbingan ini bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai unggul kepada para penghuni panti seperti pengucapan syukur, kejujuran, ketekunan, tolong- menolong, dan lain- lain.


(31)

B. Panti Asuhan

1. Pengertian Panti Asuhan

Panti asuhan adalah tempat untuk mengasuh anak-anak yatim, piatu, atau yatim-piatu, bahkan anak-anak terlantar untuk dibina menjadi anak yang mandiri, bertanggung jawab, serta patuh dan berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa. Menurut Swasono, Panti Asuhan menjadi tempat pribadi manusia dimanusiawikan sebab Panti Asuhan mengasuh dan mendidik anak-anak yang seringkali disingkirkan oleh keluarga dan masyarakat (Tri Antoro,2005:31)

2. Fungsi Panti Asuhan

Menurut Departemen Sosial (Paulina,1999:9), fungsi Panti Asuhan adalah untuk menampung anak-anak yatim, piatu atau keduanya, anak-anak terlantar bahkan anak-anak yang mengalami kesulitan ekonomi untuk memperoleh perhatian berupa pemenuhan kebutuhan dan memperoleh status sosial yang layak. Panti Asuhan merupakan tempat yang dikelola dengan asas kekeluargaan bagi anak asuh. Suasana kekeluargaan dalam kehidupan sehari-hari akan membuat anak merasa berada dalam keluarga sendiri sekalipun pada kenyataannya mereka telah berpisah dari keluarga mereka.


(32)

3. Panti Asuhan Pondok El Jireh

Pondok El-Jireh adalah sebuah Panti Asuhan kristiani yang bertujuan untuk melayani anak-anak terlantar dengan memenuhi kebutuhan fisik anak (makanan, gizi, kesehatan), kebutuhan spiritual anak (semakin mengenal, mengasihi, dan memuliakan Tuhan), kebutuhan mental anak (pemulihan trauma, sosialisasi, budi-pekerti), dan intelektual anak (pendidikan, penemuan minat-bakat, ketrampilan kejuruan). Setelah semakin dewasa, mereka diharapkan dapat menjadi pribadi yang sehat, dewasa secara rohani, dan berkepribadian matang, sehingga dapat melayani orang lain sesuai dengan panggilan dan kecakapan mereka.

Panti Asuhan ini dibawah naungan Yayasan AME Mercusuar Indonesia dan beralamat di Tegal Mlati RT 03/ RW 19 Sinduadi Mlati Sleman. Panti Asuhan ini didirikan pada tanggal 23 Oktober 2002. Panti asuhan ini diasuh oleh dua orang pengasuh yang berperan sebagai orangtua bagi penghuni panti asuhan.

C. Keterpenuhan Kebutuhan

Kebutuhan merupakan sesuatu yang diperlukan manusia untuk mempertahankan dan melangsungkan kehidupan. Kebutuhan oleh Schultz (1991) diartikan sebagai suatu keadaan atau kondisi dari individu yang bilamana tidak direalisasikan atau ditampilkan akan menghasilkan akibat yang tidak meyenangkan bagi individu. Kebutuhan adalah setiap kekurangan yang dialami


(33)

individu dan membutuhkan pemenuhan. Apabila kebutuhan akan sesuatu dihayati, maka timbul dorongan sebagai daya pengaruh untuk melakukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan itu. Winkel (1997:155) mengartikan kebutuhan sebagai suatu kekosongan dalam kehidupan manusia atau tidak terdapatnya sesuatu pada seseorang yang diperlukan bagi kesejahteraannya.

Maslow (Goble,1987:69-92) mengelompokkan kebutuhan manusia secara hirarkis, sebagai berikut :

1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis

Kebutuhan-kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan-kebutuhan yang paling dasar dan langsung berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia, seperti makan, minum, tempat tinggal, dan oksigen. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi manusia sebelum memenuhi kebutuhan lain. Hal inilah menyebabkan kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan yang paling kuat.

2. Kebutuhan akan rasa aman

Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi secukupnya, muncullah kebutuhan akan rasa aman, yang mencakup kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan, dan lain- lain. Kebutuhan ini pada umumnya dapat dipenuhi secara memuaskan pada orang-orang yang normal dan sehat.


(34)

3. Kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang

Setiap manusia memerlukan rasa cinta, kasih sayang, dan perasaan memiliki. Perwujudan dari perasaan ini nampak pada kebutuhan akan teman, sahabat, kekasih, dan sebagainya. Manusia akan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan ini, karena apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka manusia akan merasa terkucilkan, ditolak, tidak mendapat keramahan dan kesepian merupakan hal yang bisa dirasakan sangat menyakitkan.

4. Kebutuhan akan penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan secara teoritis akan menjadi penting apabila kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan akan cinta dan memiliki sudah dipenuhi. Kebutuhan akan harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan dan kebebasan. Sedangkan kebutuhan akan penghargaan dari orang lain meliputi prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik dan semua sifat dari bagaimana orang-orang laian berpikir dan bereaksi terhadap kita.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri

Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut


(35)

kemampuannya. Kebutuhan ini muncul sesudah kebutuhan pada tingkat sebelumnya sudah terpenuhi secara memadai.

6. Kebutuhan untuk tahu dan memahami

Salah satu ciri mental yang sehat adalah adanya rasa ingin tahu. Manusia memiliki hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisis, menemukan hubungan-hubungan dan makna- makna. Terpenuhinya hasrat akan keinginan untuk mengetahui dan memahami dapat menimbulkan perasaan puas dan bahagia.

7. Kebutuhan estetik

Kebutuhan akan keindahan pada individu bersifat naluriah. Tiap orang memiliki kebutuhan akan keindahan yang membuat orang lebih sehat. Keindahan dapat membuat individu lebih bersemangat.

Kebutuhan hidup manusia terdiri dari kebutuhan yang bersifat fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Hierarki kebutuhan Maslow yang telah disebutkan di atas adalah kebutuhan fisiologis termasuk dalam kebutuhan hidup yang bersifat fisik; sedangkan kebutuhan akan rasa aman, rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang, kebutuhan untuk tahu dan memahami serta kebutuhan estetik termasuk dalam kebutuhan hidup yang bersifat psikologis; kebutuhan akan penghargaan termasuk dalam kebutuhan hidup yang bersifat sosial dan kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan hidup yang bersifat spiritual.


(36)

D. Kepribadian yang utuh/ integral

Goleman (1997) berpendapat bahwa hampir 80% keberhasilan seseorang tidak ditentukan oleh tingginya IQ seseorang. IQ hanya menyumbang kira-kira 20% bagi faktor-faktor yang menentukan kesuksesan dalam hidup. Sisanya ditentukan oleh kemampuan lain yang disebut sebagai kecerdasan emosional. Dalam penelitian selanjutnya Stephen R. Covey menyatakan “cara pikir sederhana mengenai kehidupan ini: pribadi utuh (tubuh, pikiran, hati dan jiwa) dengan empat kebutuhan dasar (untuk hidup, belajar, mencinta dan meninggalkan warisan), dan empat kecerdasan atau kemampuan (fisik, mental, emosional, dan spiritual)” (Covey,2006:125).

Jadi seorang anak untuk dapat berkembang secara optimal dan berperan serta dalam masyarakat (mencapai kesuksesan hidup) perlulah dipersiapkan dengan kecerdasan-kecerdasan yang diperlukan. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika- logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan naturalis (Armstrong, Setiap Anak Cerdas,2002). Cara berpikir inilah yang kemudian mendorong orang mulai melihat dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang yang ada dalam pribadi seseorang selain kemampuan intelektual (mental). Roger (2005) mengatakan:

“Orang-orang yang mampu bertanggung jawab terhadap kepribadian mereka sendiri dan mampu memperbaikinya, maka mereka akan menjadi mahluk yang sadar dan rasional. Pada pengalaman sadarnya


(37)

tersebut akan memberikan kerangka intelektual dan emosional di mana kepribadian terus menerus bertumbuh” (Roger,2005:43)

Kepribadian seorang anak bertumbuh secara utuh pada saat aspek-aspek dalam kepribadian anak tersebut berkembang secara integral. Seluruh aspek kepribadian anak baik aspek fisik, mental, emosional dan spiritualnya dapat dikembangkan. Sama seperti anak dalam sebuah keluarga, anak asuh pun perlu untuk dipersiapkan dengan mengembangkan kepribadiannya secara utuh. Jadi pemeliharaan pada lembaga atau Panti Asuhan diharapkan dapat mengembangkan seluruh kemampuan dan kepribadian anak asuhnya. Melalui asah, asuh dan asih anak-anak asuh dipersiapkan untuk dapat hidup dan berperan dalam masyarakat secara optimal selepas mereka dari Panti Asuhan.

Berdasarkan literatur- literatur di atas maka aspek-aspek kepribadian yang integral yang akan di teliti adalah aspek fisik, mental dan emosi-spiritual yang akan diwujudkan oleh peran pengasuh melalui aspek-aspek asuh, asah dan asih.


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian, yaitu jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Donald Ary, dkk (Furchan,1982:415) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan dan diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penelitian dilakukan. Sedangkan tujuan dari survei adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan informasi tentang individu.

B. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti dalam penelitian adalah para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta tahun 2008 sebanyak 30 orang.


(39)

C. Instrumen Pengumpul Data 1. Kuesioner Peran Pengasuh

Kuesioner ini disusun oleh peneliti tentang peran kegiatan asuh, asah, asih dalam keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan kepribadian secara fisik, mental, emosional dan spiritual anak asuh di panti asuhan. Kuesioner telah diuji cobakan sebelum digunakan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup. Artinya dalam kuesioner sudah disediakan alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban dari alternatif jawaban itu (Arikunto,2002:129).

Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama adalah petunjuk pengisian. Bagian kedua adalah kuesioner perkembangan pribadi anak secara integral meliputi perkembangan fisik, mental, emosional dan spiritual anak asuh serta peran pengasuh dalam perkembangan tersebut. Kuesioner terdiri dari 88 butir pertanyaan. Scoring item kuesioner adalah 1 sampai 4. Adapun scoring untuk item tersebut yaitu 4 untuk selalu; 3 untuk banyak kali; 2 untuk kadang-kadang; dan 1 untuk tidak pernah.

Kuesioner ini memuat tiga aspek pengasuhan yaitu asuh, asah dan asih. Kuesioner yang memuat ketiga aspek tersebut dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Kisi-kisi yang memuat ketiga aspek tersebut dapat dilihat dalam tabel 1 di bawah ini:


(40)

Tabel 1. Aspek Kuesioner Peran Pengasuh Terhadap Perkembangan Anak Asuh Di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta Tahun 2008. No Aspek perkembangan pribadi

anak asuh

Pernyataan Jumlah 1. Perkembangan jasmani (fisik)

berdasarkan kegiatan asuh: a. Kegiatan makan- minum b. Kegiatan sandang c. Kegiatan kesehatan

No. 1 s/d 8 No. 9 s/d 16 No. 17 s/d 24

24

2. Perkembangan mental berdasarkan kegiatan asah

a. Kegiatan belajar:

1. pendampingan belajar 2. fasilitas belajar b. Pengembangan potensi

(bakat): No. 1,2,5,6 No. 3,4,7,8,9,10, No.11,12,1516,17,18,19,20,21, 22,23,24 24

3. Perkembangan spiritual dan emosional berdasarkan kegiatan asih

a. Kegiatan rohani: b. Kegiatan emosional:

1. mengenali dan

mengungkapkan perasaan 2. relasi sosial

No. 1s/d 8, 11,12,17,18,35,36 No. ,15,19,20,29,30,33,34 No. 9,10,13,14,21,22,23,24,25 26,27, 28,31,32,37,38,39,40


(41)

2. Uji Coba Alat

Menurut Arikunto (2002:142) untuk menguji validitas instrumen, maka peneliti perlu mencobakan instrumen yang digunakan pada sasaran yang sesuai dengan sasaran penelitian. Apabila data yang diperoleh dari uji coba sudah sesuai dengan yang seharusnya, berarti instrumen baik dan valid. Uji coba alat dilakukan oleh peneliti kepada anak asuh di Panti Asuhan Griya Victory Kaliurang pada tanggal 22 November 2007 terhadap 26 anak.

3. Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur a. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas suatu instrumen adalah taraf sampai di mana suatu instrumen mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuran yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995:209). Perhitungan taraf reliabilitas instrumen ini menggunakan metode belah dua (Split-half Method Spearman and Brown).

1) Perhitungan Koefisien Korelasi

Dengan rumus Product – Moment (Pearson) sebagai berikut: =


(42)

Keter angan :

: Skor-skor belahan ganjil genap N : Banyaknya subjek

X : Skor belahan gasal Y : Skor belahan ganjil

XY : Hasil perkalian antara nilai X dan Y

2). Perhitungan Koefisien Reliabilitas

Dengan rumus Spearman and Brown, sebagai berikut: (Garret,1967:339)

Keterangan :

rtt : koefisien reliabilitas alat ukur

: koefisien korelasi item- item gasal dan genap

=


(43)

(44)

(45)

(46)

d. Rangkuman

Hasil uji coba kuesioner Peran Pengasuh Dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi menunjukkan koefisien reliabilitas dan validitas pada klasifikasi tinggi (Garrett,1967:176). Berdasarkan hasil uji coba tersebut tidak dilakukan koreksi pada Kuesioner Peran Pengasuh Dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi dan kuesioner tersebut dapat digunakan dalam penelitian.

Koefisien reliabilitas dinyatakan dengan bilangan koefisien antara 0.00 sampai 1.00 yang dikelompokkan ke dalam beberapa klasifikasi dari sangat rendah sampai sangat tinggi. Penafsiran tentang tinggi atau rendah validitas dan reliabilitas kuesioner didasarkan pada pandangan Garret (Garret,1967:176) dikemukakan suatu deskripsi tentang penafsiran koefisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 2. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Tes Koefisien Korelasi Klasifikasi

+0.70 - +1.00 Tinggi

+0.40 - +0.70 Cukup

+0.20 - +0.40 Rendah


(47)

Berdasarkan hasil uji coba dan hasil penelitian disimpulkan bahwa koefien reliabilitas dan validitas Kuesioner Peran Pengasuh Terhadap Perkembangan Pribadi termasuk tinggi untuk uji coba dan cukup untuk penelitian.

Koefisien reliabilitas dan validitas uji coba dan penelitian disajikan dalam tabel 3 berikut:

Tabel 3. Koefisien reliablitas dan validitas uji coba dan penelitian

Koefisien Uji Coba Penelitian

Pengasuh Anak Asuh Pengasuh Anak Asuh

r

tt 0.849 0.791 0.835 0.833

r

0.921 0.889 0.913 0.912

D. Teknik Analisis Data

Proses analisis data penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat tabulasi analisis item 2. Membuat Skor item Ganjil Genap

3. Membuat distribusi Skor-Skor Ganjil- Genap untuk perhitungan reliabilitas dan validitas.

4. Perhitungan koefisien korelasi skor-skor item gasal-genap dengan rumus Perhitungan taraf reliabilitas kuesioner dengan menggunakan metode belah dua (Split-half Method Spearman and Brown).


(48)

5. Perhitungan koefisien reliabilitas dan koefisien kuesioner dengan metode belah dua (gasal-genap) dan rumus Spearman-Brown.

6. Perhitungan koefisien validitas.

7. Perhitungan koefisien korelasi Product Moment.

8. Pengetesan signifikansi ( Hadi, 2000:302).

9.

Mean atau rata-rata hitung digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata yang diperoleh setiap kelompok subyek. Menurut Donald Ary, dkk mendefinisikan Mean adalah jumlah semua nilai dalam suatu sebaran dibagi dengan jumlah kasus (Furchan,1982:157). Rumus untuk mencari Mean sebagai berikut:

Keterangan :

M : Rata-rata hitung skor-skor anak

∑Skor : Jumlah skor-skor anak N : Jumlah anak


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

Permasalahan yang akan dijawab oleh peneliti dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta pada tahun 2008? (2) Bagaimanakah peran pengasuh dalam pemenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi secara integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta tahun 2008 menurut anak asuh yang bersangkutan? (3) Bagaimanakah hubungan peran pengasuh dan keterpenuhan kebutuhan aspek-aspek perkembangan pribadi anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta tahun 2008?

1. Perkembangan pribadi secara integral

Perkembangan pribadi secara integral adalah proses perkembangan psikis dan fisik dalam menuju tingkat kesempurnaan atau seluruh


(50)

aspek kepribadian. Tingkat perkembangan pribadi secara integral anak asuh dibagi dalam dua kategori yaitu kategori rendah (R) dan kategori tinggi (T). Anak asuh yang tingkat perkembangan pribadinya termasuk rendah (R) adalah anak asuh yang memperoleh skor kuesioner perkembangan pribadinya di bawah Mean ( skor < M ). Sedangkan anak asuh yang memperoleh skor kuesioner perkembangan pribadinya sama atau di atas Mean ( skor > M ) termasuk kategori tinggi (T).

Hasil analisis data tentang perkembangan pribadi secara integral anak asuh per aspek di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta disajikan dalam tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Tingkat Aspek Perkembangan Pribadi Tingkat Perkembangan

Pribadi

Aspek Rendah Tinggi

1. Fisik 14 16

2. Mental 18 12

3. Emosional - Spiritual 15 15

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa anak asuh yang tingkat perkembangan pribadinya pada aspek fisik termasuk kategori


(51)

tinggi ada 16 anak dan anak asuh yang tingkat perkembangan pribadinya pada aspek yang sama termasuk kategori rendah sebanyak 14 orang.

Anak asuh yang tingkat perkembangan pribadinya pada aspek mental termasuk kategori tinggi ada 12 orang, sedangkan anak asuh yang perkembangan pribadinya pada aspek mental termasuk kategori rendah sebanyak 18 orang.

Anak asuh yang perkembangan pribadinya pada aspek emosional – spiritual termasuk kategori tinggi ada 15 orang dan anak asuh yang perkembangan pribadinya pada aspek emosional-spiritual termasuk kategori rendah sebanyak 15 orang. Jumlah anak asuh dalam kategori perkembangan pribadi secara integral ( dalam semua aspek) disajikan dalam tabel 4 berikut.

Tabel 5. Jumlah anak asuh dalam kategori perkembangan pribadi secara integral

Tingkat Perkembangan pribadi secara integral Anak Asuh

Total

Rendah Tinggi

10 20 30

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa anak asuh yang mengalami tingkat keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadinya secara integral dalam kategori tinggi sebanyak


(52)

20 orang dan anak asuh yang mengalami tingkat keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadinya secara integral dalam kategori rendah sebanyak 10 orang.

2. Peran Pengasuh dalam Pemenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi

Masalah kedua dalam penelitian ini adalah bagaimana peran pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi secara integral anak asuh. Peran pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi secara integral anak asuh dibagi dalam dua kategori yaitu kategori rendah (R) dan kategori tinggi (T). Peran pengasuh dalam perkembangan pribadi secara integral termasuk kategori tinggi (T) apabila memperoleh skor kuesioner sama dengan atau di atas rata-rata skor total. Sebaliknya peran pengasuh dalam perkembangan pribadi secara integral rendah apabila memperoleh skor Kuesioner Peran pengasuh Dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi di bawah rata-rata skor total. Hasil analisis data tentang peran pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi anak asuh yang integral menurut anak asuh di Panti Asuhan tersebut disajikan pada tabel 6 berikut ini:


(53)

Tabel 6. Tingkat Aspek Pengasuhan - Peran Pengasuh Tingkat Peran pengasuh

Aspek

Rendah Tinggi

1. Asuh 14 16

2. Asah 15 15

3. Asih 16 14

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah anak asuh yang menilai peran pengasuh pada aspek asuh termasuk kategori tinggi ada 16 orang. Sedangkan jumlah anak asuh yang menilai peran pengasuh pada aspek asuh yang termasuk kategori rendah sebanyak 14 orang.

Anak asuh yang menilai peran pengasuh dalam perkembangan pribadinya pada aspek asah termasuk kategori tinggi sebanyak 15 orang. Jumlah ini sama dengan jumlah anak asuh yang menilai peran pengasuh dalam perkembangan pribadinya pada aspek yang sama termasuk kategori rendah yaitu 15 orang.

Anak asuh yang menilai peran pengasuh dalam perkembangan pribadinya pada aspek asih termasuk kategori tinggi sebanyak 14 orang. Sedangkan anak asuh yang menilai peran pengasuh dalam perkembangan pribadinya pada aspek asih termasuk kategori rendah sebanyak 16 orang.


(54)

Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadinya secara integral disajikan dalam tabel 7 berikut.

Tabel 7. Peran Pengasuh Terhadap Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi Yang Integral

Peran Pengasuh Menurut Anak Asuh Total

Rendah Tinggi

10 20 30

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa anak asuh yang menilai peran pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadinya secara integral dalam kategori tinggi sebanyak 20 orang dan anak asuh yang menilai peran pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadinya secara integral dalam kategori rendah sebanyak 10 orang.

4. Hubungan Peran Pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan Aspek-aspek Perkembangan Pribadi yang Integral pada Anak Asuh.

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh maka hubungan antara peran pengasuh dan keterpenuhan aspek-aspek perkembangan pribadi anak asuh adalah sebagai berikut: koefisien korelasi


(55)

berdasarkan korelasi Product Moment, diperoleh diperoleh rxy sebesar

0.835. Nilai tersebut bila dibandingan dengan nilai r pada Tabel Korelasi dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0.361. Dari perolehan tersebut dapat dikatakan bahwa rxy > r tabel yaitu 0.835 >

0.361 maka nilai r yang diperoleh adalah signifikan. Dengan nilai nilai r yang signifikan maka dapat dikatakan bahwa semakin besar peran pengasuh dalam pemenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi anak asuh semakin besar pula keterpenuhan kebutuhan pada aspek-aspek perkembangan pribadi yang integral para anak asuh.

B. Pembahasan

Jumlah anak asuh yang mengalami tingkat perkembangan pribadi secara integral oleh karena peran pengasuh termasuk kategori tinggi sebanyak 20 orang (67%), sedangkan anak asuh yang perkembangan pribadinya secara integral rendah sebanyak 10 orang (33%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anak asuh yang tingkat perkembangan pribadinya secara integral termasuk tinggi lebih banyak daripada jumlah anak asuh yang perkembangan pribadinya secara integral termasuk rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh peran pengasuh yang cukup intensif mengembangkan pribadi anak asuh dengan pengasuh menjadi orangtua bagi


(56)

anak-anak asuh, yang memperhatikan berbagai aspek dalam perkembangan para anak asuh.

Para anak asuh yang tinggal di Panti Asuhan Pondok El Jireh sebagian besar adalah anak yang sedang berada dalam tahap remaja awal (sekitar usia 11-16 tahun) yang sedang mengalami pubertas. Remaja yang ada pada tahap tersebut biasanya sedang mengalami perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut terutama pada tubuh seperti perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, ciri kelamin yang utama dan ciri kelamin yang kedua. Perubahan di atas menyebabkan gangguan keseimbangan dalam diri anak yang berdampak pada perilaku mereka. Meskipun pengaruh pubertas terhadap anak berbeda-beda namun cara melampiaskan gangguan keseimbangan tampaknya sama. Bentuk pelampiasan yang sering terlihat antara lain jalan pikiran atau perasaannya tidak dapat diikuti, suka menentang kewenangan (misalnya dari orang tua), sangat kritis terhadap orang lain, sangat mendambakan kemandirian, dan tidak suka melakukan tugas di rumah maupun di sekolah (Hurlock,1978:129-130).

Masalah- masalah akibat masa puber yang dikemukakan di atas juga muncul pada anak-anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh. Namun secara umum masalah tersebut dapat diselesaikan oleh pengasuh dengan pola-pola pendekatan yang dapat diterima oleh anak-anak asuh, sehingga tidak


(57)

mengganggu hubungan pengasuh dan anak asuh dalam melaksanakan perannya.

Bila perkembangan pribadi para anak asuh dilihat per aspek, maka perkembangan fisiologis seperti kebutuhan makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal cukup tinggi. Ini mungkin disebabkan oleh karena peran pengasuh pada aspek asuh cukup besar. Peran pengasuh tampak pada penyediaan fasilitas tempat tinggal, makan- minum dan perawatan kesehatan baik diri maupun lingkungan.

Perkembangan pribadi para anak asuh secara mental seperti belajar baik formal maupun informal serta pengembangan bakat berkembang melalui peran pengasuh dalam aspek asah menunjukkan tingkat perkembangan yang kurang signifikan. Hal ini mungkin disebabkan adanya perbedaan pandangan antara anak asuh dengan pengasuh. Pengasuh menyediakan fasilitas pendidikan formal maupun non formal. Namun anak asuh yang berada pada masa puber dan menginginkan kemandirian mungkin memilki pandangan bahwa fasilitas dan pola yang diterapkan oleh pengasuh terlalu mengatur mereka sehingga anak asuh kurang dapat menunjukkan kemandiriannya. Pengasuh berperan banyak untuk aspek asah namun hasilnya belum seperti yang diharapkan oleh anak asuh.

Peran pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi anak asuh secara mental dan spiritual baik. Hal ini


(58)

mungkin dikarenakan adanya: (1) faktor kesamaan asal, karena sebagian besar anak asuh berasal dari daerah yang sama dan (2) faktor kedekatan (proximity)

karena ada perasaan senasib dan sepenanggungan yang menjadikan para anak asuh menjadi dekat (Baron,2003:13). Dua faktor di atas menolong para anak asuh untuk saling memberikan dukungan, dorongan/semangat dan perlindungan dari bahaya (Davido,1988:304).

Pengasuhan yang ada di Panti Asuhan Pondok El Jireh menerapkan sistem keluarga, di mana pengasuh berperan langsung sebagai pengganti orang tua. Ada anak asuh yang perkembangan pribadinya sudah berkembang secara integral, namun ada anak asuh yang pribadinya belum berkembang secara integral. Hal ini mungkin lebih dipengaruhi oleh penilaian anak asuh yang bersifat subjektif terhadap peran pengasuh dan latar belakang kehidupan keluarga tiap anak asuh yang berbeda-beda pula. Meskipun ada anak asuh yang perkembangan pribadinya secara integral termasuk kategori tinggi dan ada pula yang perkembangan pribadinya secara integral termasuk kategori rendah, na mun nampaknya anak asuh dapat merasakan bahwa pribadi mereka secara integral tampak berkembang lebih baik selama di Panti Asuhan.


(59)

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan penelitian dan saran-saran.

A. KESIMPULAN 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang (1) Perkembangan pribadi integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta dan (2) Peran pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi secara integral para anak asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta menurut anak asuh yang bersangkutan .

2. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

(1) Jumlah anak asuh yang perkembangan pribadinya secara integral termasuk kategori tinggi sebanyak 20 (67%) orang sedangkan jumlah anak asuh yang perkembangan pribadinya secara integralnya termasuk kategori rendah sebanyak 10 (37%) orang.

(2) Peran pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi integral anak asuh yang termasuk kategori


(60)

pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi integral anak asuh yang termasuk kategori rendah dirasakan oleh sebanyak 10 orang (33%).

(3) Ada hubungan yang signifikan antara perkembangan pribadi anak asuh dan peran pengasuh dimana koefisien korelasi dengan taraf signifikansi 5% adalah 0.83 > 0.361.

B. SARAN-SARAN

Perkembangan pribadi anak asuh berbeda satu dengan yang lainnya. Masing- masing anak memiliki penilaian sendiri mengenai perkembangan pribadinya selama di Panti Asuhan karena setiap anak memiliki pendapat dan pengalaman yang subjektif dengan pengasuhnya.

Panti Asuhan merupakan rumah sekaligus keluarga bagi anak asuh, dimana anak asuh sangat mengharapkan pengasuh berperan sebagai pengganti orangtua yang sesungguhnya. Pengasuh bertanggung jawab untuk mengembangkan pribadi anak asuh secara integral baik fisologis, mental, emosional dan spiritual melalui peran pengasuhan yang dilakukannya.

Penelitian menunjukkan bahwa perhitungan Mean untuk setiap aspek perkembangan diperoleh perkembangan pribadi anak asuh kategori rendah untuk tiap aspek perkembangan pribadi sebagai berikut: a) aspek fisik 14


(61)

orang, b) aspek mental 18 orang, c) aspek emosional-spiritual 15 orang. Sedangkan perhitungan Mean untuk setiap aspek peran pengasuh diperoleh peran pengasuh termasuk kategori rendah untuk tiap aspek peran sebagai berikut: a) aspek asuh 14 orang, b) aspek asah 15 orang, c) aspek asih 16 orang

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan perlu diadakan kegiatan bimbingan dan pendampingan para anak asuh, sehingga mereka memiliki persepsi yang obyektif – realistik terhadap diri dan pengasuhan di Panti Asuhan Pondok El Jireh Yogyakarta. Pola bimbingan dilakukan dalam bimbingan kelompok dan bimbingan individual. Kegiatan ini akan memperlancar perkembangan anak asuh selama tinggal di Panti Asuhan.

Saran kegiatan bimbingan dan pendampingan yang dapat dilakukan adalah:

1. Anak asuh perlu mendapatkan bimbingan akademik. Kegiatan bimbingan akademik dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Kegiatan bimbingan dan konseling ini dilakukan untuk membantu anak asuh dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pendidikan, seperti: proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan yang sesuai.

2. Anak asuh perlu mendapatkan bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi dapat dilakukan dalam bentuk bimbingan individu maupun kelompok.


(62)

menumbuhkan rasa aman (emotional security), memberikan kasih sayang, perhatian, penghargaan, pengalaman baru, pujian dan tanggung jawab serta melatih spiritualitas diri.

3. Pengasuh perlu mengembangkan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan karakteristik anak asuh melalui diskusi, acara bersama, seminar dan lain- lain.

Semua kegiatan pendampingan, bimbingan dan konseling dilakukan oleh pengasuh secara bersama dalam kegiatan pengasuhan. Kegiatan tersebut di atas bertujuan agar anak asuh berkembangan pribadinya secara integral sehingga anak asuh menjadi anak yang bertumbuh dan berkembang secara optimal menjadi pribadi yang utuh.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Dessy. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Abditama Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT Rineka Cipta

Armstrong, Thomas.2002. Setiap Anak Cerdas. Jakarta: PT Pustaka Utama Baron,Robert A.&Byrne,Donn. 2003. Psikologi Sosial, Jakarta: Penerbit Erlangga. Covey, Stephen R. 2006. The 8th Habit, Melampaui Efektifitas, Menggapai

Keagungan.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Davido,Linda L. 1988. Alih Bahasa: Dra Mari Juniati. Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Furchan, H. Arief. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Terj : Introduction to Research in Education, karya: Donald Ary, Luchy Cheser Jacobs, Asghar Razavich. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Guilford .1965. Funamental Statistics in Psychology and Education, Tokyo: Kogausha Company, Ltd

Hadi, Sutrisno. 2000. StatistikJilid 2, Yogyakarta: Penerbit ANDI Hilmansyah, Hilman (2006). Khasanah Nakita1. Jakarta

Hurlock, Elisabeth B. 1978. Perkembangan Anak, Jakarta: Penerbit Erlangga http:// www.infoibu.com

Garrett, Henry E .1967. Statistics in Psychology and Education, London: Longmans. Goble, Frank.G. 1987. Mazhab Ketiga:Psikologi Humanistik Abraham Maslow.

Terjemahan oleh Supratiknya, A. Yogyakarta: Kanisius.


(64)

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Mulyadi,Seto. 2000. Pendidikan dan Masalah Perkembangan Anak. Dalam Membuka Masa Depan Anak-anak Kita Mencari Kurikulum Pendidikan Abad XXI. Yogyakarta: Kanisius

Paulina, M. 1999. Skripsi: Survai Tingkat Kepuasan Warga Panti Kelas IV SD sampai dengan Kelas III SLTP dalam Beberapa Segi Kehidupan Berdasar Latar Belakang Keluarga, Jenjang Pendidikan dan Prestasi Belajar di Panti Asuhan Brayat Pinuji, Boro, Kalibawang, Yogyakarta Tahun 1998.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Poerwadarminta, W.J.S.1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Schultz, Duane.2005. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Soesilo,A.L.S .1985. Peranan Keluarga Memandu Anak. Salatiga: CV Rajawali. Swasono. 2004. Paradigma Baru Dalam Pengelolaan Panti Asuhan (Makalah Seminar

Nasional): Jakarta: Klender. Dalam Triantoro (2005). Tingkat Persepsi Para Remaja Penghuni Panti Asuhan Santa Maria Pasang Surut Palembang Terhadap Pengasuhan Mereka, Skripsi, Yogyakarta: USD

Thantawy,R.M.A. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Gramedia Widiasarana

Undang-Undang Republik Indonesia no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak .

Winkel, W.S.1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.Grasindo.


(65)

Lampiran 1

KUESIONER PERAN PENGASUH TERHADAP PERKEMBANGAN PRIDADI INTEGRAL ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN PONDOK

EL JIREH YOGYAKARTA

Kata Pengantar

Anak-anak yang terkasih,

Dengan ini, saya mengharapkan kesediaan kalian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tercantum di dalam kuesioner ini. Tujuan kuesioner ini adalah untuk mengetahui perkembangan kalian selama kalian tinggal di Panti Asuhan. Informasi yang diperoleh melalui jawaban Anda, akan digunakan untuk mengembangkan kualitas pengasuhan di Panti asuhan ini.

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dan untuk menjaga kerahasiaan, Anda tidak perlu mencantumkan identitas Anda. Oleh sebab itu, saya mohon kalian menjawab semua pernyataan ini dengan jujur sesuai dengan pengalaman kalian yang sebenarnya.


(66)

Petunjuk:

Baca setiap pernyataan berikut dengan teliti. Tentukan seberapa sering hal- hal yang diungkapkan dalam setiap pernyataan tersebut Anda alami. Alternatif jawaban yang bisa Anda pilih:

1. Apabila kalian “selalu” mengalaminya berilah tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban selalu.

2. Apabila kalian “banyak kali / sering” mengalaminya berilah tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban banyak kali.

3. Apabila kalian “kadang-kadang” mengalaminya berilah tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban kadang-kadang.

4. Apabila kalian “tidak pernah” mengalaminya berilah tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban tidak pernah.

Jawaban

No Pernyataan

Selalu Banyak kali

Kadang-kadang

Tidak pernah a. Perkembangan jasmani (fisik) berdasarkan kegiatan asuh

1 Saya dibiasakan makan 3 x sehari 2 Saya dapat makan 3 kali sehari 3 Saya dibiasakan makan dengan

menu makanan bervariasi

4 Saya makan dengan menu yang bervariasi

5 Saya dianjurkan minum air putih minimal 8 gelas sehari

6 Saya dapat minum air putih minimal 8 gelas sehari

7 Saya dianjurkam makan makanan 4 sehat 5 sempurna

8 Saya makan makanan 4 sehat 5 sempurna

9 Saya memperoleh pakaian yang layak pakai


(67)

11 Saya dilatih menjaga kebersihan pakaian

12 Pakaian saya bersih

13 Saya dibiasakan menyetrika pakaian setelah dicuci.

14 Pakaian saya rapi disetrika

15 Saya dibiasakan mencuci pakaian minimal 2 kali seminggu

16 Saya mencuci pakaian minimal 2 kali seminggu

17 Saya dibiasakan mencuci tangan sebelum makan

18 Saya mencuci tangan sebelum makan

19 Saya dibiasakan mandi 2 kali sehari

20 Saya mandi 2 kali sehari 21 Saya dilatih untuk merawat gigi 22 Saya menggosok gigi minimal 2 x

sehari

23 Saya dilatih menjaga kebersihan 24 Saya membersihkan kamar

mandi/wc

b. Perkembangan mental berdasarkan kegiatan asah 1 Saya dibiasakan untuk belajar

secara teratur

2 Saya belajar di rumah secara teratur

3 Saya dianjurkan untuk memanfaatkan buku-buku yang tersedia

4 Saya memanfaatkan buku-buku yang tersedia.

5 Saat kesulitan pelajaran saya dibantu

6 Saya belajar tanpa kesulitan. 7 Saya diberi perlengkapan sekolah

yang memadai

8 Perlengkapan sekolah saya memadai


(68)

10 Saya belajar mandiri

11 Saya diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat

12 Saya mengikuti kegiatan pengembangan bakat

13 Saya dilatih membuat jadwal belajar

14 Jadwal belajar saya teratur

15 Saya dilibatkan dalam kegiatan sosial/ organisasi

16 Saya terlibat dalam organisasi 17 Saya dianjurkan untuk

mengembangkan hobby saya

18 Saya mengembangkan hobby saya 19 Saya didorong untuk mencoba

hal- hal baru.

20 Saya mencoba hal- hal baru

21 Saya diarahkan untuk memiliki cita-cita

22 Saya memiliki cita-cita

23 Saya diarahkan untuk berani membuat keputusan

24 Saya berani membuat keputusan

c.Perkembangan spiritual dan emosional berdasarkan kegiatan asih 1 Saya dibiasakan pergi ke gereja

(kebaktian) setiap hari Minggu 2 Saya pergi ke gereja (kebaktian)

setiap hari Minggu

3 Saya diajak untuk mengikuti doa bersama

4 Saya mengikuti doa bersama 5 Saya didorong untuk aktif dalam

pendalaman Alkitab

6 Saya ikut dalam pendalaman Alkitab

7 Saya dilatih untuk bersyukur 8 Saya bersyukur

9 Saya dilatih untuk suka menolong orang lain

10 Saya suka menolong orang lain 11 Saya didorong tahu tujuan hidup


(69)

saya

12 Saya tahu tujuan hidup saya 13 Saya dilatih peduli dengan orang

lain

14 Saya peduli dengan orang lain 15 Saya dilatih mengungkapkan

perasaan yang sedang saya alami 16 Saya dapat mengungkapkan

perasaan saya

17 Saya dilatih untuk bersyukur atas hidup ini

18 Saya bersyukur atas hidup ini 19 Saya diberi kesempatan curhat

dengan pengasuh

20 Saya curhat dengan pengasuh 21 Saya dilatih untuk berempati

terhadap orang lain

22 Saya dapat merasakan perasaan orang lain

23 Saya dilatih untuk dapat menyelesaikan konflik yang saya alami

24 Saya dapat menyelesaikan konflik yang saya alami

25 Saya dilatih untuk dapat menerima saran dari orang lain

26 Saya dapat menerima saran dari orang lain

27 Saya dilatih untuk menyukai tanggung jawab

28 Saya senang diberi tanggung jawab

29 Saya dimotivasi untuk bangga dengan diri sendiri

30 Saya bangga dengan diri saya 31 Saya didorong untuk memiliki

banyak teman

32 Saya mempunyai banyak teman 33 Saya dibiasakan mengungkapkan

perasaan saya dengan tepat

34 Saya mengungkapkan perasaan saya dengan tepat


(70)

35 Saya dilatih untuk merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan

36 Saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan

37 Saya dibiasakan untuk mudah memaafkan orang lain

38 Saya mudah memaafkan orang lain

39 Saya dibiasakan untuk mengakui kesalahan saya

40 Saya mau mengakui kesalahan saya


(71)

Lampiran 2

Perhitungan Skor Uji Coba Kuesioner Peran Pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi Secara Integral

Anak

Pengasuh (X)

Anak

asuh (Y) X2 Y2 XY

A 142 142 20164 20164 20164

B 137 126 18769 15876 17262

C 136 134 18496 17956 18224

D 135 139 18225 19321 18765

E 132 145 17424 21025 19140

F 141 143 19881 20449 20163

G 150 149 22500 22201 22350

H 160 160 25600 25600 25600

I 164 156 26896 24336 25584

J 161 150 25921 22500 24150

K 135 138 18225 19044 18630

L 133 135 17689 18225 17955

M 151 148 22801 21904 22348

N 141 136 19881 18496 19176

O 149 140 22201 19600 20860

P 126 136 15876 18496 17136

Q 112 110 12544 12100 12320

R 156 155 24336 24025 24180

S 147 141 21609 19881 20727

T 139 142 19321 20164 19738

U 155 149 24025 22201 23095

V 153 140 23409 19600 21420

W 161 148 25921 21904 23828

X 167 160 27889 25600 26720

Y 142 137 20164 18769 19454

Z 160 153 25600 23409 24480


(72)

Lampiran 3

Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Hasil Uji Coba

=

= ( 26 x 543469) – (3785 x 3712)

{

( 26 x 555367) – (3785)2

}

x

{

( 26 x 532846) -(3712)2

}

= ( 14130194) – (14049920)

{

(14439542) – ( 14326225)

}

x

{

( 13853996) -( 13778944)

}

= 80274

( 113317)x ( 75052)

= 80274


(73)

= 80274

92221

= 0.87

=

= 2 x 0.870

1 + 0.870

= 1.740

1,870

= 0.95

=

= √0.945 = 0.97


(74)

Lampiran 4

Perhitungan Skor Penelitian Kuesioner Peran Pengasuh dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi secara integral

Anak

Pengasuh (x)

Anak

asuh (Y) X2 Y2 XY

A 148 141 21904 19881 20868

B 147 137 21609 18769 20139

C 155 147 24025 21609 22785

D 157 147 24649 21609 23079

E 157 145 24649 21025 22765

F 152 144 23104 20736 21888

G 151 143 22801 20449 21593

H 154 145 23716 21025 22330

I 160 153 25600 23409 24480

J 157 149 24649 22201 23393

K 153 145 23409 21025 22185

L 138 132 19044 17424 18216

M 146 135 21316 18225 19710

N 160 155 25600 24025 24800

O 158 150 24964 22500 23700

P 155 147 24025 21609 22785

Q 150 142 22500 20164 21300

R 139 130 19321 16900 18070

S 157 146 24649 21316 22922

T 154 146 23716 21316 22484

U 159 152 25281 23104 24168

V 157 143 24649 20449 22451

W 157 149 24649 22201 23393

X 159 150 25281 22500 23850

Y 142 146 20164 21316 20732

AA 154 139 23716 19321 21406

AB 155 145 24025 21025 22475

AC 150 148 22500 21904 22200

AD 153 148 23409 21904 22644

AE 146 139 21316 19321 20294


(75)

Lampiran 5

Perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment

= =

( 30 x 663105) – (4580 x 4338 )

{

( 30 x 700240 ) – ( 4580)2

}

x

{

( 30 x 628262 ) -(4338)2

}

= (19893150) – ( 19868040)

{

( 21007200 ) – ( 20976400 )

}

x

{

(18847860) -( 18818244)

}

= 25110

( 30800)x ( 29616)

= 25110

912172800

= 25110


(76)

Lampiran 6

Perhitungan Mean dan skor-skor Peran Pengasuh PERAN PENGASUH

ASUH ASAH ASUH JUMLAH

A 41 41 38 120

B 42 35 44 121

C 42 47 36 125

D 41 44 43 128

E 42 39 45 126

F 37 30 44 111

G 42 38 43 123

H 48 40 38 126

I 42 42 39 123

J 43 43 44 130

K 43 39 40 122

L 37 34 37 108

M 41 39 40 120

N 47 45 39 131

O 43 37 42 122

P 43 41 39 123

Q 40 42 43 125

R 40 32 41 113

S 43 39 43 125

T 39 40 46 125

U 40 44 43 127

V 41 43 42 126

W 41 42 39 122

X 41 44 42 127

Y 40 36 35 111

AA 45 39 42 126

AB 47 41 37 125

AC 43 32 40 115

AD 45 39 37 121

AE 39 30 39 108


(77)

Mean peran pengasuh

M

=

= 3655 30

= 121.8 = 122


(78)

Perhitungan Mean dan Skor-skor Perkembangan Pribadi

ANAK

ASUH FISIK MENTAL

EMOSIONAL-SPIRITUAL

JUMLAH

A 36 36 39 111

B 39 35 37 111

C 34 38 43 115

D 42 38 38 118

E 44 40 34 118

F 38 38 39 115

G 38 30 36 104

H 40 35 38 113

I 38 41 38 117

J 40 35 40 115

K 36 36 38 110

L 35 31 38 104

M 35 35 37 107

N 38 43 42 123

O 40 36 38 114

P 41 32 41 114

Q 38 38 40 116

R 39 33 35 107

S 41 36 38 115

T 42 43 34 119

U 40 37 42 119

V 41 35 42 118

W 42 41 38 121

X 39 39 40 118

Y 39 39 44 122

AA 39 39 36 114

AB 42 37 40 119

AC 46 40 40 126

AD 45 41 38 124

AE 43 41 37 121


(79)

Mean perkembangan pribadi

M

=

= 3468 30 = 115.6


(80)

Lampiran 7

Skor-skor Peran Pengasuh Dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi Anak Asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh serta

Kategorisasinya

Skor (X) Kategori Skor (Y) Kategori

A 120 R 111 R

B 121 R 111 R

C 125 T 115 R

D 128 T 118 T

E 126 T 118 T

F 111 R 115 R

G 123 T 104 R

H 126 T 113 R

I 123 T 117 T

J 130 T 115 R

K 122 T 110 R

L 108 R 104 R

M 120 R 107 R

N 131 T 123 T

O 122 T 114 R

P 123 T 114 R

Q 125 T 116 T

R 113 R 107 R

S 125 T 115 R

T 125 T 119 T

U 127 T 119 T

V 126 T 118 T

W 122 T 121 T

X 127 T 118 T

Y 111 R 122 T

AA 126 T 114 R

AB 125 T 119 T

AC 115 R 126 T

AD 121 R 124 T

AE 108 R 121 T


(81)

(82)

(1)

Mean peran pengasuh

M =

= 3655 30

= 121.8 = 122


(2)

Perhitungan Mean dan Skor-skor Perkembangan Pribadi

ANAK

ASUH FISIK MENTAL

EMOSIONAL-SPIRITUAL

JUMLAH

A 36 36 39 111

B 39 35 37 111

C 34 38 43 115

D 42 38 38 118

E 44 40 34 118

F 38 38 39 115

G 38 30 36 104

H 40 35 38 113

I 38 41 38 117

J 40 35 40 115

K 36 36 38 110

L 35 31 38 104

M 35 35 37 107

N 38 43 42 123

O 40 36 38 114

P 41 32 41 114

Q 38 38 40 116

R 39 33 35 107

S 41 36 38 115

T 42 43 34 119

U 40 37 42 119

V 41 35 42 118

W 42 41 38 121

X 39 39 40 118

Y 39 39 44 122

AA 39 39 36 114

AB 42 37 40 119

AC 46 40 40 126

AD 45 41 38 124

AE 43 41 37 121


(3)

Mean perkembangan pribadi

M =

= 3468 30 = 115.6


(4)

Lampiran 7

Skor-skor Peran Pengasuh Dan Keterpenuhan Kebutuhan pada Aspek-aspek Perkembangan Pribadi Anak Asuh di Panti Asuhan Pondok El Jireh serta

Kategorisasinya

Skor (X) Kategori Skor (Y) Kategori

A 120 R 111 R

B 121 R 111 R

C 125 T 115 R

D 128 T 118 T

E 126 T 118 T

F 111 R 115 R

G 123 T 104 R

H 126 T 113 R

I 123 T 117 T

J 130 T 115 R

K 122 T 110 R

L 108 R 104 R

M 120 R 107 R

N 131 T 123 T

O 122 T 114 R

P 123 T 114 R

Q 125 T 116 T

R 113 R 107 R

S 125 T 115 R

T 125 T 119 T

U 127 T 119 T

V 126 T 118 T

W 122 T 121 T

X 127 T 118 T

Y 111 R 122 T

AA 126 T 114 R

AB 125 T 119 T

AC 115 R 126 T

AD 121 R 124 T

AE 108 R 121 T


(5)

(6)