Peran Manajer Analisis isu gender pada pejabat perempuan di instansi pemerintahan Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur

dilakukan oleh Robert L. Katz pada tahun 1970-an, menunjukkan bahwa para manajer yang efektif harus memiliki tiga keahlian skills Katz, 1974 dalam Solihin, 2009: 9. Ketiga keahlian tersebut adalah : 1. Technical Skills, yaitu keahlian dan pengetahuan para manajer yang berkaitan dengan suatu bidang pekerjaan atau ilmu. Seorang manajer yang memiliki Technical Skills mampu untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang bersifat teknis atau spesialis. Misalnya seorang insinyur teknik sipil dikatakan memiliki keahlian teknis apabila dia dapat melakukan pembangunan jalan, jembatan atau bangunan. Demikian halnya seorang akuntan dikatakan memiliki keahlian teknis apabila mereka dapat menyusun laporan keuangan, melakukan analisis laporan keuangan atau melakukan audit. 2. Human Skills, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh para manajer untuk dapat bekerja dengan baik bersama orang lain, baik sebagai perorangan maupun kelompok. Keahlian ini sangat penting karena manajer harus mengelola bawahannya dan bekerja sana dengan bawahannya untuk mencapai tujuan. Demikian pula para manajer harus mampu menjamin kerjasama dengan manajer lainnya dari departemen yang berbeda untuk mengejar tujuan perusahaan secara umum. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Conceptual Skills, yaitu kemampuan yang harus dimiliki manajer untuk mengkonseptualisasikan situasi yang abstrak dan kompleks. Dalam hal ini manajer harus dapat memandang organisasi secara keseluruhan dan memahami hubungan diantara unit-unit organisasi. Manajer juga harus dapat memvisualisasikan bagaiamana organisasi secara keseluruhan dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan lingkungan yang terjadi. Pada prinsipnya, ketiga jenis skills tersebut diperlukan oleh setiap manajer. Namun proporsi antarlevel manajer relatif berbeda. Semakin tinggi level manajer maka semakin dibutuhkan kemampuan konseptual conceptual skill. Sedangkan semakin rendah level manajer semakin besar kemampuan teknis technical skill yang dibutuhkan. Menurut Nuraida 2013:8, manajer pada setiap level harus menjalankan semua fungsi manajemen. Fungsi manajemen itu diantaranya adalah perencanaan planning, pengorganisasian organizing, pengarahan actuating dan pengendalian controlling atas berbagai aktivitas dalam organisasi tersebut. Pada gambar 2.1 tampak bahwa tugas-tugas top manager antara lain adalah membuat keputusan- keputusan dan perencanaan jangka panjang, meliputi kebijaksanaan menyeleksi dan mengevaluasi kinerja organisasi secara keseluruhan dan mengawasi middle manager. Middle manager membantu top manager dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, membuat keputusan- keputusan jangka menengah, serta mengawasi first line supervisor. Sementara, first line supervisor membuat keputusan-keputusan jangka pendek dan sering kali berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Gambar 2.1 Tingkatan-tingkatan dalam manajemen Sumber : Nuraida 2013

2.4. Jabatan dan Pejabat Struktural

Menurut Marsono 1981:133 Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka susunan suatu satuan organisasi. Pengertian jabatan dapat ditinjau dari dua 2 sudut , yaitu sudut struktural dan sudut fungsional. Jabatan dari sudut struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam stuktur organisasi. Sedangkan jabatan dari sudut fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya dalam suatu satuan organisasi. Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam suatu pangkat dan suatu jabatan tertentu sesuai dengan kecakapan, pengabdian dan prestasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kerjanya menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengangkatan dalam jabatan didasarkan atas prestasi kerja, disiplin kerja, kesetiaan, pengabdian, pengalaman, dapat dipercaya, serta syarat-syarat objektif lainnya. Pengangkatan dalam jabatan suatu jabatan adalah merupakan kepercayaan yang diberikan oleh pejabat yang berwewenang kepada seorang Pegawai Negeri Sipil, yang didasarkan atas pertimbangan- pertimbangan yang objektif. Menurut Undang-undang No 43 tahun 1999 jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka susunan satuan organisasi. Pengertian jabatan ditinjau dari 2 dua sudut yaitu sudut struktural dan sudut fungsional. sudut struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi, seperti sekertaris jenderal, direktur, kepala bidang, kepala seksi dan lainnya. Sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya dalam suatu satuan organisasi, seperti peneliti, dokter ahli dan lainnya. Menurut Undang-undang nomor 5 tahun 2014 pada pasal 1 ayat 1 Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. Sedangkan pada pasal 7 ayat 1 dijelaskan bahwa Pegawai Negeri Sipil PNS merupakan pegawai ASN yang diangkat sebagai pegwai tetap oleh pejabat pembina kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai NIP secara nasional. Pada pasal 68 ayat 1 dan 2 Undang-undang dasar nomor 5 tahun 2014 mengatakan bahwa PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada instansi pemerintahan, dan pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 menguraikan bahwa perangkat daerah kabupatenkota terdiri atas: sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, dinas, badan dan kecamatan. Inspektorat dalam undang-undang ini berarti yang menjalankan fungsi pengawasan. Sedangkan dinas adalah unsur pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Pimpinan dalam dinas ini adalah kepala dinas. Sementara badan adalah untuk melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintah yang menjadi wewenang daerah, meliputi : perencanaan, keuangan, kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam Undang-undang nomor 13 tahun 2002, bahwa Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta obyektivitas lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras dan golongan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Maka, jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam jangka memimpin suatu satuan organisasi negara. Sedangkan Eselon adalah tingkat jabatan struktural. Untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural seorang Pegawai Negeri Sipil harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Berstatus Pegawai Negeri Sipil, Jabatan struktural hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. 2. Serendah-rendahnya memiliki pangkat 1 satu tingkat di bawah jenjang pangkat yang ditentukan, Pegawai Negeri Sipil yang telah memiliki pangkat satu tinglat lebih rendah dari jenjang pangkat untuk jabatan struktural tertentu, dipandang telah mempunyai pengalaman dan kemampuan yang dibutuhkan untu melaksanakan jabatannya. 3. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan, Kualifikasi dan tingkat pendidikan pada dasarnya akan mendukung pelaksanaan tugas dalam jabatannya secara profesional, khususnya dalam upaya penerapan kerangka teori, analisis maupun metodologi pelaksanaan tugas dalam jabatannya. 4. Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik selama 2 dua tahun terakhir, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI