Karakteristik Partisipan Penelitian Analisis isu gender pada pejabat perempuan di instansi pemerintahan Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur

3. Lama Bekerja di Instansi Pemerintahan Gambar 4.4 Lama Bekerja Partisipan Sumber : Penelitian Lapangan 2016 Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa lama bekerjanya partisipan penelitian di SKPD- SKPD di Kab. Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur ini adalah diantaranya 30 partisipan sudah bekerja di SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menjadi lokasi penelitian selama 6-10 tahun dan juga ada yang sudah bekerja selama 1-5 tahun, 20 sudah bekerja selama 11-15 tahun, 10 sudah bekerja selama 16-20 tahun, dan 10 lainnya sudah bekerja selama 21-25 tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa Partisipan dalam penelitian ini, mereka menuturkan bahwa hampir sebagian sudah pernah dirotasi tempat kerja atau berpindah kerja ke 30 30 20 10 10 Lama Bekerja di SKPD 1--5 6--10 11--15 16--20 21--25 beberapa SKPD Kab. Manggarai lebih dari 1 kali. Tempat kerja yang berbeda-beda memberikan dampak positif bagi beberapa partisipan. Mereka mengakui bahwa dengan adanya rotasi kerja atau perpindahan pada lebih dari satu SKPD dan juga lebih dari satu kali perpindahan jabatan membawa nilai yang lebih. Seperti pada kutipan wawancara dengan partisipan berikut ini : “Saya sudah bekerja di beberapa SKPD di Kab. Manggarai, dan itu membuat saya bersyukur karena semakin banyak pengetahuan yang bertambah dan juga saya semakin tahu kelemahan-kelemahan di SKPD tempat sebelumnya saya bekerja dan saya mencoba memperbaikinya di tempat kerja saya yang baru”. Partisipan 11 Kutipan diatas menunjukkan bahwa perpindahan lokasi kerja serta jabatan di SKPD-SKPD tersebut memberikan dampak positif bagi partisipan dalam menambah wawasan pengalaman serta mengetahui kelemahan-kelemahan dari SKPD sebelumnya dan berusaha memperbaikinya. “Saya sudah pindah tempat kerja beberapa kali..dan saya sangat bersyukur dengan itu semua, karena dengan begitu saya bisa menjalin kerjasama dengan SKPD tempat kita bekerja sebelumnya..yah..intinya kita semakin punya banyak kenalan dari SKPD yang lain. Itu kan bagus Enu..kemana-mana kita ada teman dan tidak susah”. Partisipan 05 Menjalin kerjasama yang lebih banyak dapat dirasakan saat kita mengenal orang lain dari lingkungan kerja yang berbeda. Dampak positif pada akhirnya akan dirasakan ketika mengalami perpindahan pekerjaan atau jabatan pada SKPD yang berbeda. 4. Posisi Jabatan yang dimiliki Gambar 4.5 Jabatan Struktural Partisipan Sumber : Penelitian Lapangan 2016 Gambar 4.5 menunjukkan bahwa 50 partisipan adalah Kepala Sub Bagian KASUBAG, 25 partisipan adalah Kepala Bidang KABID dan 25 partisipan adalah Kepala Seksi Kasi. Semua partisipan sebelum menduduki posisi jabatan struktural ini mereka adalah staf di SKPD yang sama lokasi penelitian, tetapi ada juga yang sudah menduduki posisi di SKPD yang lain hanya dipindahkan di SKPD yang menjadi lokasi penelitian, beberapa partisipan juga yang pada awalnya adalah staf yang dipromosikan untuk menduduki posisi di SKPD yang berbeda. Berikut adalah kutipan wawancara dengan salah satu informan kunci sebagai triangulasi informasi: “Salah satu persyaratan untuk menduduki posisi strategis adalah seseorang sudah pernah menjadi staf ”. Kepala BKD 2 4 6 8 10 12 KEPALA BIDANG KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SEKSI Ju m lah P ej ab at S tr u k tu ral Jabatan Struktural 5. Lama Menduduki Posisi Jabatan Gambar 4.6 Lama Menduduki Jabatan Struktural Sumber : Penelitian Lapangan 2016 Gambar 4.6 menunjukkan bahwa 75 partisipan sudah menduduki posisi jabatan selama 1-5 tahun, sedangkan 25 partisipan sudah menduduki Posisi jabatan selama 6-10 tahun. Lamanya posisi jabatan yang dimiliki oleh partisipan di SKPD yang menjadi lokasi penelitian saja yang analisis oleh peneliti, tetapi pada saat proses wawancara, peneliti juga menanyakan jabatan yang diduduki sebelumnya dan juga partisipan menanyakan informasi mengenai tempat dimana partisipan bekerja sebelum bekerja di SKPD yang menjadi lokasi penelitian. Hasilnya adalah bahwa berapa partisipan sudah bekerja di SKPD yang berbeda lebih dari 1 kali dan juga sudah menduduki posisi yang 75 25 Lama Menduduki Jabatan Struktural 1--5 6--10 berbeda di SKPD yang berbeda pula, ada juga partisipan yang berpindah posisi tetapi tetap di SKPD yang sama. 6. Pekerjaan Suami serta Jabatan Gambar 4.7 Pekerjaan Suami Partisipan serta Jabatan Sumber : Penelitian Lapangan 2016 Gambar 4.7 memperlihatkan pekerjaan suami partisipan. Hal ini menjadi perhatian bagi peneliti juga karena menarik untuk dikaji lebih jauh. Seperti tampak pada gambar di atas, 35 suami partisipan bekerja sebagai pegawai swasta, dan yang lainnya adalah dengan jenis pekerjaan yang berbeda. Diketahui bahwa hampir semua partisipan dalam penelitian ini adalah mereka yang sudah menikah serta memiliki suami yang bekerja, sehingga dalam pembagian kerja antara pekerjaan pokok dan hal yang berkaitan dengan urusan rumah tangga, selalu dibagi atau didiskusikan bersama. “komitmen dan komunikasi” adalah hal yang menjadi pegangan bagi mereka, dan hampir semua partisipan 2 4 6 8 pi pi a … p e gaw ai s w as ta kep al a b ad an d o se n kep al a b id an g kep al a s e ksi G u ru Ma n ta n C amat T id a k B e kerja Wi ra sw as ta Ju m lah Pekerjaan Jabatan Suami Partisipan Series1 tidak memiliki pembantu. Berikut adalah beberapa kutipan jawaban wawancara dengan partisipan : “Suami bekerja sebagai pegawai swasta, tidak ada yang membantu, hanya saya bersama suami dan anak saja di rumah. Jadi, pekerjaan rumah dan mengurus anak kami jalani bersama-sama. Ini juga salah satu bentuk dukungan suami dan anak untuk pekerjaan saya. Suami sangat mengerti akan kesibukan kami yang terkadang kami harus lembur. Suami membantu urusan di mencuci pakaian juga. ekspresi sambil tertawa”. Partisipan 20 Adapun jawaban partisipan yang lainnya adalah : “ Bapak kebetulan baru pensiun Enu..dan di rumah kami hanya berdua. Tidak ada yang membantu. Jadi saling membantu saja. Bapak kadang cuci pakaian dan masak karena kami sama-sama orang bekerja. Tidak tau mau mengharapkan siapa”. Partisipan 08 Jawaban ini pun diperkuat saat peneliti sempat mengunjungi rumah partisipan observasi di sana saya menjumpai Beliau suami partisipan baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah yaitu mencuci pakaian.

4.3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam analisis hasil penelitian ini, peneliti menguraikan hasil wawancara dengan para partisipan yang ada di enam SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah Kab. Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Beberapa pertanyaan wawancara dijadikan sebagai acuan dalam menganalisa hasil jawaban para partisipan penelitian yang dibagi dalam lima 5 sub tema, yang diantaranya adalah :

4.3.1. Definisi Jabatan Menurut Partisipan

Pada bagian pertanyaan ini, peneliti bertanya kepada para partisipan mengenai pendapat mereka, akan arti jabatan bagi mereka. Dari dua puluh 20 partisipan yang diwawancarai, sebagian besar partisipan mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah kepercayaan dan juga merupakan sebuah tanggungjawab yang diberikan kepada PNS Pegawai Negeri Sipil sehingga tugas dan tanggungjawab mereka lebih besar daripada para staf. Apa yang dikatakan oleh sebagian partisipan tentang arti jabatan, juga dikatakan oleh Marsono 1981 bahwa pengangkatan dalam suatu jabatan adalah merupakan kepercayaan yang diberikan oleh pejabat yang berwewenang kepada seorang Pegawai Negeri Sipil, yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang objektif. Jabatan tidak hanya soal kepercayaan, tetapi juga bahwa jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka susunan suatu satuan organisasi. Selain kepercayaan dan tanggungjawab, jabatan menurut beberapa partisipan adalah masalah waktu dan kesempatan. Seperti pada kutipan wawancara berikut ini : “Sebenarnya hanya soal kesempatan, banyak perempuan yang sudah pas pangkatnya, golongan, tapi kan kita melihat kesempatan belum ada. Ada banyak perempuan yang punya potensi untuk menduduki jabatan”.Partisipan 12 Kutipan hasil wawancara ini mengisyaratkan bahwa meskipun ada banyak perempuan yang memiliki potensi, tetapi jika tidak memiliki kesempatan maka jabatan itu belum akan dimilikinya, maka dari itu, tugas perempuan yang belum mendapatkan posisi adalah untuk tetap memiliki semangat kerja yang tinggi, disiplin dalam bekerja serta bertanggung jawab. Berdasarkan apa yang dikatakan oleh dua puluh 20 partisipan dan juga apa yang dikatakan oleh Marsono 1981, peneliti menyimpulkan bahwa hampir seluruh partisipan sangat memahami arti jabatan yang saat ini mereka miliki. Hal ini terlihat dari komitmen dari partisipan dalam menjaga kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Bentuk komitmen tersebut dilaksanakan dalam tugas dan tanggungjawab dalam pekerjaan, jujur, disiplin dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Para pejabat perempuan yang ada di Instansi Pemerintahan, juga mampu mengarahkan stafnya saat bekerja serta mampu menyelesaikan suatu tugas yang diberikan atasan kepada mereka. Kemampuan dalam mengarahkan staf untuk mampu menyelesaikan suatu pekerjaan, merupakan salah satu tugas dari seorang manajer. Maka, apa yang dilakukan oleh seorang pejabat struktural adalah merupakan tugas seorang manajer. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.3.2. Faktor-Faktor yang Mendukung Selama Bekerja

Pada bagian ini, peneliti bertanya tentang faktor-faktor apa saja yang mendukung mereka bekerja? atau siapa saja yang mendukung mereka untuk bekerja. Dari dua puluh 20 partisipan yang diwawancarai, hampir semua partisipan mengatakan bahwa suami dan anak adalah sosok yang sangat mendukung mereka dalam bekerja. Bentuk dukungan itu sangat beraneka ragam. Secara keseluruhan sebagai bentuk dukungan dari suami adalah terlibat secara langsung dalam mengurus anak, mengerjakan pekerjaan rumah, dan lain sebagainya, sedangkan bentuk dukungan anak terhadap Ibunya adalah menjadi pribadi yang mandiri dan tidak merepotkan orang tua dan ikut membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Adanya pembagian peran dalam mengurus pekerjaan rumah tangga yang “lazimnya” hanya dilakukan oleh kaum perempuan, tidak terlepas dari adanya komunikasi dan komitment yang sejak awal sudah dibangun dalam keluarga. Keharmonisan hidup hanya dapat diciptakan bila terjadi pembagian peran dan tugas yang serasi antara perempuan dan laki-laki, dan hal ini dimulai sejak dini melalui pola pendidikan dan pengasuhan anak dalam keluarga. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah satu partisipan penelitian berikut ini: “Komunikasi dan komitment dari awal sudah kami bangun. Sebelum menikah kami sudah sama-sama bekerja, jadi masing- masing tau akan kesibukan. Sehingga saat kami berkeluarga tidak lagi menjadi susah. Kami bagi tugas untuk mengurus anak. Suami juga ikut membantu pekerjaan di dapur selama dia bisa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI