Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

Untuk memaparkan hasil penelitian dengan judul Deskripsi Gaya Belajar Para Siswa Kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 20112012 dan Implikasinya dalam Penyusunan Topik-Topik Bimbingan Belajar ini disusun urutan pemaparan teori dimulai dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan mutu pendidikan hanya dalam beberapa komponen saja. Meskipun demikian, sebagai suatu sistem, penanganan satu atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi pula komponen lainnya. Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan, seperti cara guru mengajar dan cara murid belajar. Guru memang suatu profesi yang unik. Pendekatannya harus dipandang secara individual dan kelembagaan. Secara individual, seorang guru harus mempunyai jiwa pengabdian yang tinggi. Lalu jiwa pengabdian yang tinggi ini ditunjang oleh keinginan yang kuat untuk selalu memberikan dan melayani sebaik mungkin 1 kepada anak didik. Maka dari itu, guru juga harus selalu belajar, baik untuk ilmu pengetahuan dan keterampilan pengajaran, maupun belajar memahami aspek psikologis kemanusiaan. Seorang guru juga harus mampu memahami bagaimana cara murid belajar. Jika guru telah mampu menguasai teknik yang dapat meningkatkan semangat dan keaktifan anak didiknya dalam belajar, maka dunia pendidikan akan semakin dewasa dan profesional. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Belajar merupakan suatu aktivitas alami, yang harus dilakukan oleh semua individu. Melalui proses belajar, individu melihat, mengenali, mengerti, dan memahami suatu objek. Setiap individu belajar melalui mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, kulit untuk mengenali objek. Bagi kebanyakan siswa belajar berarti menggaris bawahi buku sambil mengingat-ingat yang telah dilihat Prashing, 2007: 39. Ada juga orang yang membuat catatan panjang mengenai pelajaran yang dijelaskan oleh guru yang tujuannya agar mudah diingat. Bagi kebanyakan orang belajar berarti proses yang terjadi dalam otak manusia. Saraf dan sel-sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan lain- lain, yang kemudian disusun oleh otak sebagai hasil belajar. Itulah sebabnya orang tidak bisa belajar jika fungsi otaknya terganggu. DePorter, 2009 : 34. Belajar adalah sebuah aktivitas yang terus menerus, mengulang dan mengulang lagi untuk menjadi lebih tahu. Hilgard dalam Tanlain, 2008: 27 mengemukakan bahwa belajar adalah proses di dalamnya terbentuk tingkah laku melalui praktek atau latihan. Sedangkan menurut Sidjabat 2001: 79 belajar sebenarnya mengandung arti bagaimana kita menerima informasi dari dunia sekitar kita dan bagaimana kita memproses dan menggunakan informasi tersebut. Sesungguhnya pengertian belajar itu demikian kompleks. Setiap orang membutuhkan cara-cara yang tepat dan efektif agar informasi mudah diserap dan diolah. Cara untuk menyerap dan mengolah informasi tersebut berbeda- beda untuk setiap orang. Cara menyerap inilah yang disebut dengan gaya belajar. Gaya belajar adalah pola perilaku yang spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkan keterampilan baru serta proses menyimpan informasi dan keterampilan baru. Artinya, gaya belajar itu bukan sekedar perilaku untuk menyimpan dan mengolah informasi, tetapi sekaligus cara untuk mengembangkan sebuah keterampilan baru dan menyimpan keterampilan baru itu, sehingga ketrampilan itu menjadi sebuah pola perilaku yang tetap dalam diri seseorang. Gaya belajar merupakan cara pandang seseorang terhadap setiap peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Menurut Rita dan Dunn dalam Prashing, 2007: 31, gaya belajar adalah cara manusia mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses dan menampung informasi yang baru dan sulit. Menurut Susilo 2006: 94 gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Gaya belajar yang dimiliki seseorang adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, baik di sekolah, di kampus ataupun dalam situasi-situasi antar pribadi DePorter, 2009: 110. Hasil riset menunjukkan bahwa murid yang belajar dengan menggunakan gaya belajar mereka yang dominan, saat mengerjakan tes, akan mencapai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka Gunawan, 2007: 139. Ada banyak gaya belajar yang diungkapkan oleh banyak ahli di dunia dengan variasinya masing-masing. Tidak ada yang salah dengan semua gaya belajar yang ada, masing-masing gaya belajar memiliki kelebihan dan keunggulannya masing-masing. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya. Banyak anak menurun prestasi belajarnya di sekolah karena dirumah anak dipaksa belajar tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajar mereka masing-masing. Menurut DePorter dan Hernacki 2009: 109, gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi perceptual modality. Gaya belajar visual Visual Learning menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Gaya belajar auditorial Audio Learning mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Gaya belajar Kinestetik Kinesthetic Learning mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tidak semua orang bisa melakukannya. Berbagai pandangan tentang gaya belajar, jelas menunjukkan bahwa semua gaya belajar tadi hendaknya dikenali masing-masing individu dengan tujuan untuk mengatasi klesluitan belajar. Kesulitan belajar ini sendiri juga memiliki ciri-ciri dan tipe tertentu. Sehingga mengenal dengan baik gaya belajar akan membantu mengatasi kesulitan belajar itu sendiri. Oleh karenanya menjadi relevan menyebutkan sekilas pada paparan ini tentang kesulitan belajar. Agar di kemudian hari kesulitan belajar bukan lagi menjadi penghalang untuk mampu menguasai suatu pengetahuan lewat belajar. Dari berbagai pendekatan yang ada, yang paling populer dan sudah dikenal luas di Indonesia serta yang sering digunakan saat ini, yaitu pendekatan berdasarkan preferensi sensori yang meliputi visual penglihatan, auditor pendengaran dan kinestetik sentuhan dan gerakan Gunawan 2007: 142. Gaya belajar yang salah akan menimbulkan bermacam-macam persoalan, misalnya seorang siswa yang mempunyai kebiasaan belajar pada situasi yang tenang, akan sulit untuk dapat belajar di dalam kelompok. Begitu pula sebaliknya, seorang siswa yang terbiasa belajar di dalam kelompok akan sulit untuk belajar di dalam situasi yang tenang. Oleh sebab itu, hendaknya siswa tersebut mampu memahami pola belajar mereka sendiri, misalnya dengan mencoba trial and error. Maksudnya adalah dengan mencoba-coba gaya belajar yang dianggap sesuai dengan pola belajar siswa tersebut. Dengan demikian siswa tersebut akan lebih mudah berkonsentrasi dalam belajar. Mengetahui dan memahami gaya belajar bagi seorang siswa sangatlah penting bagi keberhasilan belajar. Jika seorang siswa akrab dengan gaya belajarnya sendiri, ia akan dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan mudah. Mengetahui gaya belajar sendiri tentunya akan membuat seorang siswa menjadi lebih optimal dalam mengembangkan potensi belajarnya. Dan pada akhirnya akan dicapai prestasi belajar yang diinginkan. Berdasarkan atas hasil pengamatan peneliti sewaktu melaksanakan PPL di SMP STELLA DUCE 2 pada tanggal 9 Juli-14 Agustus 2010, banyak siswa yang belum mengetahui gaya belajar mereka sendiri. Banyak siswa yang mengatakan tentang kebingungan akan gaya belajar yang cocok untuk mereka. Pemaparan di atas menunjukkan bahwa konsistensi penggunaan gaya belajar siswa akan memberikan manfaat pada hasil yang diinginkan, yaitu prestasi belajar. Oleh karenanya menjadi sangat relevan melakukan penelitian ini dengan menetapkan judul “Deskripsi Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 20112012 dan Implikasinya Dalam Penyusunan Topik-Topik Bimbingan Belajar.”

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Efektifitas pembelanjaran biologi dengan teknik kasus diluar kelas dalam bentuk media slide terhadap hasil belajar siswa (sub-konsep pencemaran lingkungan kelas x semester 2 di SMAN 1 Kencong tahun ajaran 2004/2005)

0 3 117

Pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone-Tangerang

0 25 79

Peranan bimbingan orang tua dalam memotivasi belajar siswa di SMP Islam Parung Bogor

0 5 114

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

4 47 161

Afiksasi pembentuk verba dalam teks berita siswa kelas VIII di SMP Darul Muttaqien Jakarta tahun pelajaran 2013/2014

3 16 92

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Efektivitas manajemen pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

0 0 9

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185