dominan adalah kinestetik, sedangkan untuk siswa yang berusia 14 dan 15 tahun gaya belajar yang dominan adalah auditorial.
C. Pembahasan
Dari data tabel 8 dapat diketahui bahwa gaya belajar yang dominan adalah gaya belajar auditorial. Gaya belajar auditorial merupakan tipe
belajar yang cenderung menerima informasi paling baik dan efektif dengan menggunakan indera pendengaran audio. Dari hasil pencermatan
angket dan hasil diskusi yang dilakukan oleh peneliti dengan teman sejawat tampak bahwa gaya belajar auditorial menjadi dominan karena
gaya belajar auditorial dirasa lebih praktis. Karena dengan hanya mendengarkan saja seseorang dapat melakukan aktivitas yang lain secara
bersamaan. Selain itu kecenderungan orang dengan gaya belajar auditorial yang banyak bicara membuat mereka mudah untuk bersosialisasi.
Jika siswa mengetahui gaya belajar auditorial yang paling dominan dalam dirinya, maka siswa dapat belajar dengan strategi-strategi untuk
mempermudah proses belajar siswa auditorial. Siswa yang termasuk ke dalam gaya belajar auditorial mempunyai kecenderungan untuk mudah
mengingat informasi yang mereka dengarkan. Hal ini dikarenakan siswa dengan tipe ini dominan menggunakan indera pendengaran, sehingga
sangat sensitif terhadap suara. Siswa dengan tipe ini juga menyukai membaca materi pelajaran dengan bersuara. Hal ini membuat siswa
auditorial dapat lebih memahami materi pelajaran dengan mendengar sendiri yang ia ucapkan.
Selain itu, siswa dengan tipe ini lebih suka belajar dengan cara berdiskusi. Siswa akan lebih memahami materi pelajaran dengan apa yang
didengarnya daripada dibacanya, karena belajar secara kelompok akan ada diskusi-diskusi sehingga siswa auditorial ini dapat mendengarnya dengan
baik. Pada data tabel 9 jika dilihat penggolongan gaya belajar menurut
kelas menunjukkan bahwa setiap kelas memiliki dominan gaya belajar yang berbeda-beda satu sama lain. Jika membandingkan hasil tabel 8
dengan tabel 9 dalam penggolongan gaya belajar menurut kelas dapat dikatakan bahwa tidak setiap kelas memiliki dominan gaya belajar
auditorial. Kelas memberikan pengaruh yang sangat besar dalam dominasi
gaya belajar, hal ini disebabkan karena pengaruh dari individu-individu yang ada didalam kelas. Jika didalam kelas guru lebih sering
menggunakan teknik berdiskusi maka secara tidak langsung akan mempengaruhi siswa dalam belajar. Dengan berdiskusi membuat siswa
menjadi terbiasa berbicara dan mendengarkan saat belajar. Intensitas bertemu guru dan siswa didalam kelas yang hampir terjadi setiap hari,
sehingga bisa menjadikan kebiasaan berdiskusi dalam kelas tersebut. Dalam penggolongan gaya belajar menurut jenis kelamin, hasil
yang diperoleh pada siswa laki-laki dan perempuan adalah sama yakni
gaya belajar auditorial. Pada jenis kelamin laki-laki tidak tampak perbandingan yang signifikan antara tiap gaya belajar sehingga bisa
dikatakan bahwa ketiga gaya belajar bisa saling mendominasi. Menurut hasil perhitungan dalam tabel 10 dan tabel 8 yakni dominasi gaya belajar
secara keseluruhan hasil gaya belajar yang mendominasi adalah sama yaitu gaya belajar auditorial.
Penggolongan gaya belajar menurut usia pada tabel 11 menunjukkan bahwa pada usia 14 tahun dan 15 tahun gaya belajar yang
dominan adalah auditorial. Sedangkan untuk yang berusia 13 tahun gaya belajar kinestetik adalah yang dominan. Hasil tersebut jika dibandingkan
dengan tabel 8 hasilnya sama. Yakni gaya belajar auditorial yang mendominasi.
Jika dilihat dari segi usia dan jenis kelamin, dapat dikatakan bahwa pada usia-usia remaja baik laki-laki ataupun perempuan yang berusia 14-
15 tahun di SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta tahun ajaran 20112012, mereka memiliki gaya belajar auditorial yang mendominasi.
Pembagian kelas secara acak dan tidak menggolongkan siswa menurut gaya belajarnya membuat guru dituntut untuk bisa secara kreatif
dalam menyampaikan materi seperti, menggunakan fasilitas-fasilitas mengajar yang ada, mengembangkan metode pembelajarannya,
memberikan inovasi dalam mengajar.
D. Usulan Topik-Topik Bimbingan Belajar