Analisis Data DATA PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

S3 membaca ulang lagi pertanyaaan nomor 7 19. O : kenapa kamu memilih penjumlahan? 20. S3 : kayaknya pengurangan. 21. O : coba kamu cermati sekali lagi pertanyaannya. Mengapa kamu memilih penjumlahan, bukan pengurangan atau perkalian atau pembagian. 22. S3 : inikan penambahan. inikan sudah 344, trus penonton pada hari ke-2 562. Berarti itu ditambah. Penonton pada hari pertama dan hari ke 2 harus dijumlahkan untuk memperoleh jumlah keseluruhan penonton. 23. O : benar sekali jawabanmu itu...........trus yang nomor 8? Kenapa kamu kurangkan? Sekarang coba kamu baca soalnya. S3 membaca soal nomor 7 dengan seksama dan O mulai mengujinya dengan beberapa pertanyaan 24. O : kenapa kamu tidak memilih penjumlahan atau perkalian atau pembagian malah memilih pengurangan? 25. S3 : Se.....kayaknya pengurangan. Ahhhh...nggak tau. 26. O : nah sekarang yang dketahui adalah jumlah penduduknya dan jumlah laki-laki. Dan yang ditanyakan adalah berapa jumpah perempun. Nah, berarti yang ditanyakan adalah??? Yang tadi kamu bilang itu lho 27. S3 : pengurangan. 28. O : kenapa? 29. S3 : ohhhh...salah, perkalian..... 30. O : lho kenapa tanya sekarang menjadi perkalian? 31. S3 : hah...trus apa? Kayaknya pengurangan karena kita mau mencari jumlah perempuan. 32. O : iya benar sekali........

E. Analisis Data

a. Analisis Proses Pembelajaran Matematika Bagi Anak Tunagrahita Mampu Didik 1 Analisis Perencanaan Pembelajaran Matematika Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru diketahui bahwa perencanaan pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita mampu didik diawali dengan rencana asumsi dasar pembelajaran yakni penyusunan RPP berdasarkan KTSP disusun bersama oleh guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan yayasan yang kemudian disahkan ke Dinas Provinsi yang dilaksanakan setiap tahun. Untuk anak SLB pembelajarannya sudah tematik seperti pada kurikulum 2013. Dalam penyusunan RPP ini guru mengumpulkan data-data mengenai siswa yang akan dididik. Data yang dimaksud diperoleh dari orang tua atau orang yang terlibat mendampingi anak, akan tetapi belum secara tertulis. Untuk pengembangan RPP dibuat dalam indikator yang memiliki indikasi yang berbeda bagi setiap anak. Indikasi yang dimaksud yaitu penyusunanannya disesuaikan dengan tingkat kemampuan setiap anak. Misalnya, dalam satu kelas terdiri dari beberapa siswa. Dari pengembangan indikator ini mungkin satu siswa menguasai 1 indikator, sementara yang lain sudah menguasai 3 indikator. Dalam mengajarkan matematika bagi anak tunagrahita mampu didik guru harus banyak latihan, khusunya dalam mengajarkan matematika dengan menggunakan bahasa yang sederhana supaya lebih mudah dipahami siswa mengingat anak tunagrahita mampu didik kesulitan dalam berpikir abstrak. Selain itu, guru juga merencanakan RPI Rencana Pengajaran Individual bagi setiap siswa yang mengacu pada pendampingan individual yang bagaimana yang akan dilaksanakan dalam pengajaran khususnya di kelas. Akan tetapi, untuk saat ini guru belum menyusun RPP maupun RPI yang akan digunakan saat mengajar. Hal ini disebabkan karena adanya rotasi kerja guru yang sebelumnya mengajar anak tunagrahita mampu latih sehingga dibutuhkan waktu untuk mengenal anak lebih dekat supaya RPP maupun RPI yang akan disusun guru sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Selain itu, buku matematika khusus anak tunagrahita mampu didik belum ada khususnya di SLB Yapenas. Hal ini menjadi kendala bagi guru karena harus mencari materi yang sesuai dengan SK-KD dari buku matematika yang diperuntukkan bagi anak normal, seperti anak tunagrahita mampu didik kelas VI materinya ada di buku kelas III, IV bahkan kelas II untuk anak normal. Sementara persediaan buku cukup terbatas serta kurangnya alat bantu pembelajaran. 2 Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Analisis pelaksanaan pembelajaran ini terdiri dari topik data, kategorisasi data, dan analisis berdasarkan kategorisasi yang telah dibuat. a Topik Data Topik data pembelajaran adalah deskripsi singkat pelaksanaan pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita yang disusun berdasarkan transkrip video selama berlangsungnya pembelajaran. Adapun topik data ini dikumpulkan sebanyak 5 kali pertemuan. Tabel 4.13 Topik Data Pertemuan Pertemuan I – V No Topik Data Bagian Data 1. G membagikan buku paket I : 1 – 3 2. G menyampaikan materi yang akan dipelajari I : 1-3 III : 254 3. G melakukan kegiatan apersepsi dengan mengingatkan pelajaran sebelumnya. I : 4 – 5 III : 1 IV : 1-5 4. G menjelaskan materi menggunakan contoh yang sederhana dan melibatkan S saat menjelaskan. I : 6 – 9 II : 5 – 6 5. G melakukan tanya jawab dengan S saat berlangsungnya pembelajaran. I : 19 – 25, 29-37 II : 7-8 6. G memberikan reward bagi S yang menjawab pertanyaan dengan benar. III : 14-33, 132-134 V : 96 7. G melibatkan S dalam setiap tahapan pembelajaran baik membaca, menyelesaikan soal di papan tulis maupun secara lisan. I : 10-18, 27 III : 2-13 V : 6-25 8. G menjelaskan kembali materi secara mendetail sebagai penegasan dari penjelasan sebelumnya supaya S semakin paham. I : 26, 38 II : 9-15, 34-35 III : 55-56, 255-284 IV : 45-50 9. Untuk meningkatkan pemahaman S, G memberikan latihan soal. I : 38 III : 304-309 IV : 55-56 10. G memberikan pendampingan secara individual bagi masing-masing S. I : 39-46 III : 316-325 IV :80-92 V : 101-117 11. G memotivasi S supaya rajin belajar. I : 56-68 II : 16-21,53-62 III : 62-69 V : 119-120 12. G menegur S yang kurang serius memperhatikan penjelasan dari G. I : 19-20, 55 III : 180-183 13. G lebih banyak mengajukan pertanyaan pada S3 yang memiliki konsentrasi dan tingkat pemahaman lebih rendah dari kedua temannya. III : 34-41, 98-107,169-170 V : 26-89 14. G melibatkan S untuk aktif menjawab setiap pertanyaan G dengan mengajukan langsung pertanyaan pada S yang ditunjuk dan akan melempar pertanyaan jika S tidak mampu menjawab. III : 2-13,108-117, 171-179, 194-208 15. G berusaha mengejar jawaban dari S untuk pertanyaan yang belum dijawab dengan benar. III : 42-54 16. G memberikan respon yang baik terhadap pertanyaan setiap S. II : 37-47 III : 70-94 17. G memberikan kesempatan pada S untuk meningkatkan pemahamannya dengan mempelajari materi atau mengerjakan soal yang lebih tinggi. I : 47-54 V : 118 18. G melakukan penanaman karakter yang baik pada S dalam pembelajaran. III : 67-61, 225-247, 301-315 19. G memberikan pertanyaan balikan dari penjelasan materi yang baru diberikan. III : 118-131 IV :51-54 20. G menjelaskan materi dengan memberikan contoh soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari S. II : 73-83 III : 146-163, 215- 224 21. G menggunakan penggaris sebagai alat peraga untuk menjelaskan pengukuran. II : 36-38 22. S terlibat aktif dalam pembelajaran, menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan maupun memberi tanggapan terhadap penjelasan G. II : 63-69 III : 209-214 IV : 6-13, 57-78 23. G mengajak S untuk melihat orientasi matematika dalam kehidupan sehari-hari. II : 48-52 III : 164-168 24. S1 membantu S3 menyelesaikan soal yang belum selesai. III : 331-352 25. G melakukan evaluasi pada akhir bab dengan soal yang berbeda untuk setiap S sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. V : 99-100 26. G mengoreksi hasil penyelesain soal evaluasi V : 118, 122 27. G memberikan PR I : 69 III : 353 b Kategorisasi Data Kategorisasi data yakni gagasan abstrak mengenai makna yang terkandung dalam topik data proses pelaksanaan pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita mampu didik. Tabel 4. 14 Kategorisasi Data Pembelajaran Pertemuan I-V No KategorisasiSub Kategori Topik Data 1. Pengkodisian sebelum mengajar 1.1 Guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan. 1.2 Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan. 1.3 Guru melakukan kegiatan apersepsi. 1.4 Guru menciptakan hubungan personal yang baik dengan siswa. 1 2 3 15 2. Pengkondisian saat berlangsungnya proses belajar 3.1 Guru mengajak siswa untuk aktif dalam setiap tahapan 5,7, 14, 22 pembelajaran. 3.2 Guru melakukan pengajaran langsung disertai dengan contoh berkaitan dengan hidup sehari-hari. 3.3 Guru memberikan reward pada siswa yang berani berpendapat. 3.4 Guru memotivasi siswa supaya rajin belajar. 3.5 Guru melakukan penegasan materi 3.6 Untuk meningkatkan pemahaman siswa guru memberikan soal latihan. 3.7 Guru memberikan pendampingan individual pada siswa ketika mengerjakan soal. 3.8 Siswa diberi kesempatan untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan. 4, 20 6 11 8 9 10 24 3. Tindak lanjut sesudah mengajar 3.1 Guru melakukan evaluasi pada akhir bab pembelajaran. 3.2 Guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa. 3.3 Guru memberikan PR. 25 26 27 c Analisis pelaksanaan pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran guru membuka pelajaran dengan melakukan apersepsi, mengingatkan kembali materi sebelumnya, membahas PR dan menjelaskan kembali kepada siswa jika ada penyelesaian siswa yang salah. Dalam kegiatan apersepsi guru melakukan tanya jawab dengan siswa dengan mengajukan pertanyaan secara lisan. Selanjutnya, guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru mulai menjelaskan materi dengan menuliskan beberapa contoh soal di papan tulis untuk dibahas bersama. Guru membahas penyelesaian dari soal-soal tersebut secara runtut dari awal sampai akhir dengan sesekali memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa atau meminta siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Guru mengusahakan supaya semua siswa terlibat aktif dalam setiap tahapan pembelajaran. Setelah semua soal selesai dibahas, guru memberikan beberapa soal lagi yang diambil dari buku paket dan meminta siswa mengerjakan soal-soal tersebut di buku mereka. Selama siswa mengerjakan, guru berkeliling kelas untuk memeriksa pekerjaan siswa, membantu siswa yang mengalami kesulitan dan mengingatkan siswa yang tidak mau mengerjakan soal agar segera mengerjakannya. Secara umum, metode yang digunakan guru adalah metode ekspositori dimana guru mengajak siswa aktif dengan lebih banyak memberikan contoh-contoh soal pemecahan masalah. Selain itu, juga digunakan metode penugasan. Dalam mengajar, guru tidak menggunakan alat bantu belajar khusus seperti alat peraga atau alat bantu lainnya. Guru memberikan umpan balik terhadap apa yang telah disampaikan dengan menanyakan kepada siswa apakah siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan atau belum. Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan penguatan tentang materi yang baru saja dipelajari. Pada akhir pelajaran, guru juga memberikan pekerjaan rumah untuk dikerjakan dan dibahas pada pertemuan berikutnya. Pertemuan berikutnya, guru menanyakan tentang PR yang telah diberikan dan memberikan sanksi pada siswa yang tidak mengerjakan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat guru dengan siswa. Kegiatan berikutnya tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumya yaitu diisi dengan latihan soal. a. Analisis Evaluasi Pembelajaran Matematika Evalusi pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita mampu didik yaitu diawali dengan asesmen. Asesmen ini dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran di kelas tetapi tidak secara tertulis. Guru beranggapan kalau sudah lama mengajar di SLB tentunya sudah cukup paham dan tahu mengenai karakteristik anak didiknya. Selain itu, guru juga tidak menggunakan alat bantu asesmen lembar pengamatan perkembangan siswa tetapi penilaian hanya berdasarkan pengamatan kegiatan sehari-hari masing-masing siswa baik saat berlangsungnya kegiatan belajar, istirahat, dan kelas keterampilan. Dari asesmen ini guru berusaha mengenal kelebihan yang dapat ditingkatkan dalam diri siswa seperti, kegiatan menari, main musik dan lain-lain. Adapun hal yang dilakukan selama asesmen yakni mengumpulkan informasi dari berbagai pihak, seperti orang tua atau siapa saja yang terlibat dalam pendampingan anak. Selain itu, dalam setiap tahapan pembelajaran guru juga melakukan asesmen. Jadi, intinya seorang guru SLB harus tahu keseluruhan karakteristik setiap siswa, kelebihan maupun kekurangannya. Untuk penilaian afektif, psikomotorik dilakukan guru selama siswa berada di sekolah yaitu selama berlangsungnya pembelajaran di kelas maupun saat kelas keterampilan dan istirahat dengan mengamati aktivitas siswa belum tertulis. Sementara untuk penilaian kognitif guru banyak memberikan latihan soal dan melakukan evaluasi setiap akhir bab pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang berbeda untuk setiap siswa sesuai dengan SK- KD dan materi yang sudah diajarkan guru yang kemudian diolah pada akhir semester dan belum membuat catatan kemajuan belajar siswa selama berlangsungnya kegiatan belajar secara tertulis. Jadi, evaluasi belajar yang dilakukan guru baru sebatas pengamatan mengenai aktivitas siswa sehari-hari di sekolah dan berdasarkan nilai siswa dalam belajar tetapi guru belum membuat catatan kemajuan yang dicapai siswa secara tertulis yang seharusnya dibuat di SLB. b. Analisis Aktivitas Siswa Saat Berlangsungnya Kegiatan Pembelajaran Matematika Mampu Didik. Observasi terhadap kegiatan belajar siswa dilakukan pada saat siswa menerima materi tentang perkalian dua angka dengan dua angka dan pembagian Pada umumnya, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Meskipun kadangkala ada siswa yang asyik dengan kegiatannya sendiri atau justru berbicara dengan temannya, namun setelah diingatkan siswa kembali memperhatikan penjelasan guru. Dibawah ini peneliti akan memaparkan aktivitas dari masing- masing siswa. 1 Siswa satu S1 Selama berlangsungnya proses pembelajaran, S1 merupakan siswa yang paling aktif. S1 secara aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru baik ketika ditunjuk maupun tidak. Selain itu, S1 juga aktif menanyakan hal-hal yang tidak diketahui dan ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Ketika diminta untuk mengerjakan soal yang dituliskan di papan tulis, S1 berusaha untuk mengerjakannya dengan baik. Selain itu, pada saat mengerjakan latihan soal, siswa secara bersungguh-sungguh untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru dan berani menanyakan kepada guru mengenai kesulitan yang dialami. Akan tetapi, jika soal latihan sudah selesai dikerjakan dan dikoreksi guru, S1 lebih sering sibuk dengan diri sendiri. 2 Siswa dua S2 S2 sedikit pemalu dan pendiam, ketika berlangsung pembelajaran S2 jarang bertanya pada guru kecuali guru menyuruh S2 mengerjakan soal dipapan tulis atau ditanya secara lisan. Jika guru bertanya pada S2 mengenai cara pengerjaan soal, S2 kadangkala hanya menjawab dengan tersenyum. Akan tetapi, selama guru menjelaskan S2 dengan sungguh-sungguh mendengarkan. Selain itu, S2 selalu berusaha mengerjakan latihan soal yang diberikan guru dengan baik. 3 Siswa tiga S3 Selama berlangsungnya pembelajaran S3 berusaha aktif dalam setiap tahapan pembelajaran baik bercerita mengenai kegiatan di rumah yang berkaitan dengan pelajaran ataupun menjawab pertanyaan guru. Jika S3 tidak masuk sekolah, kelas akan terasa sepi karena S3 sering membuat lucu baik karena jawaban yang tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan guru maupun ketika S3 sedang tidak konsentrasi untuk belajar. S3 sering membuat kegiatan untuk menarik perhatian dari guru. Selama guru tidak menegur maka S3 akan terus sibuk dengan kegiatannya sendiri dan kurang memperhatikan guru menjelaskan. Akan tetapi, ada hal yang cukup menarik dari S3 yakni, walaupun S3 kelihatannya kadang kurang memperhatikan guru saat menjelaskan namun ketika guru bercerita serta-merta S3 akan bercerita mengenai pengalamannya. c. Analisis Kesalahan yang Dilakukan Anak Tunagrahita Mampu Didik saat Menyelesaikan Soal Matematika. Tabel 4. 15 Analisis Kesalahan Anak Tunagrahita Mampu Didik dalam Menyelesaikan Soal Soal Siswa Jawaban Kesalahan Penyebab 1. Kerjakanlah soal berikut dengan baik dan jelas a. 250 230 + b. 1.423 1.231 + S1 S2 S3 Penulis tidak melakukan analisis untuk soal nomor satu karena SS menjawab benar, dan berdasarkan hasil wawancara SS sudah memahami soal dengan baik 2. Kerjakanlah soal berikut dengan baik dan jelas c. 364 122 - d. 1.478 1.320 - S1 S2 S3 Penulis tidak melakukan analisis untuk soal nomor dua karena SS menjawab benar, dan berdasarkan hasil wawancara SS sudah memahami soal dengan baik 3. Kerjakanlah soal berikut ini dengan cara bersusun ke bawah e. 45 x 9 =… f. 26 x 7 =… S1 Jawaban S1 tidak sesuai dengan cara yang dimaksud dalam soal. 26 x 7 = 142 Lampiran 8 hal 43 S1 keliru saat menjumlahkan hasil perkalian yang sudah ditemukan sehingga hasil akhir menjadi salah Dari hasil wawancara diketahui bahwa S1 lupa menjumlahkan bilangan yang disimpan WS1: 2 –6 S2 45 9 x 278 26 7 x 155 Lampiran 8 hal 44 Kesalahan perhitungan S2 sudah paham bahwa perkalian adalah penjumlahan berulang tetapi Siswa keliru menjumlahkan WS2: 4-10 S3 Cara S3 tidak sesuai dengan yang dimaksud dalam soal. 45 x 9 = 790 26 x 7 = 162 Lampiran 8 hal 45 S3 belum mengerti konsep perkalian 4. Kerjakan soal berikut 1.564 1.864 + …. 784 _ .… S1 S3 S1, S3 menyelesaikan soal dengan benar S2 1564 1864 + 3518 784 _ 3274 Lampiran 8 hal 44 Kesalahan perhitungan S2 kurang memahami nilai tempat, siswa sudah benar saat menjumlahkan tetapi menjadi salah karena keliru dalam teknik menyimpan. Seharusnya menyimpan puluhan tapi justru satuan yang disimpan WS2 : 9-10 5. Kerjakanlah soal berikut ini dengan baik dan benar g. 22 x 5 = … x 22 =… h. 11 x 12=12 x…=… S1 S1 menyelesaikan soal dengan benar. S2 g. 22 x 5 = 110 x 22 = 110 Lampiran 8 hal 44 S2 melakukan kesalahan interpretasi bahasa dan konsep. S2 tidak memahami sifat komutatif dalam perkalian WS2: 12-18. S3 g. 22 x 5 = 210 x 22 = 110 h. 11 x 12 = 12 x 12 = 132 Lampiran 8 hal 45 S3 melakukan proses yang keliru, siswa tidak paham tentang sifat komutatif penjumlahan yang sebelumnya sudah diajarkan. Siswa langsung mengalikan dan menuliskan hasilnya sesudah tanda sama dengan, terus mengalikan lagi sehingga hasil yang diperoleh jadi keliru kesalahan data. S3 beranggapan bahwa soal yang salah WS3 : 1-12. 6. Carilah hasil pembagian dari 125 : 5 =… S1 S2 S1, S2 menyelesaikan soal dengan benar S3 125 : 5 = 221 Lampiran 1 hal 45 S3 melakukan kesalahan dalam perhitungan. Siswa belum memahami konsep pembagian. S3 memiliki tingkat konsentrasi yang rendah dalam belajar yang menyebabkan cepat lupa pada materi yang baru dipelajari. 7. Pertandingan sepak bola berlangsung selama 2 hari. Jumlah penonton hari pertama 344 orang dan penonton hari kedua 562. Berapa jumlah penonton seluruhnya? Penulis tidak melakukan analisis untuk soal nomor tujuh karena SS menjawab benar, dan berdasarkan hasil wawancara SS sudah memahami soal dengan baik 8. Jumlah penduduk Desa S1 S1, S3 menyelesaikan soal dengan benar Bangun Ria 786 orang. Jumlah penduduk laki- lakinya 342 orang. Berapa jumlah penduduk perempuan di desa tersebut? S3 S2 786 342 + 1128 Lampiran 1 hal 44 S2 melakukan kesalahan interpretasi bahasa. S2 beranggapan bahwa kalau ditanya jumlah berarti ditambahkan. Hal ini juga menunjukkan pada kita kalau siswa belum memahami soal cerita WS2 : 22-28. Dari tabel analisis soal diatas, dapat dilihat bahwa siswa tunagrahita masih banyak melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal matematika bahkan yang sederhana sekalipun. Hal tersebut mungkin terjadi karena kesulitan anak tunagrahita dalam berpikir abstrak. Selain itu, anak tunagrahita cepat lupa walaupun masih baru dipelajari. Untuk itu, anak tunagrahita mampu didik perlu pendampingan individual yang baik supaya mampu memahami materi yang baru dipelajari.

F. PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VI SDN UNGGUL LAMPEUNEURUT

0 3 1

ANALISIS DENGAN PROSEDUR NEWMAN TERHADAP KESALAHAN PESERTA DIDIK KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

1 55 344

KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKAALJABAR BERBASIS TIMSS Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Matematika Aljabar Berbasis TIMSS pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tawangsari Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 16

PERILAKU BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAHPERTAMA LUAR BIASA TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK Perilaku Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunagrahita Mampu Didik Bagaskara Sragen Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 12

IDENTIFIKASI KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL - SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Identifikasi Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal - Soal Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sawit Tahun 2012.

0 3 15

Analisis proses pembelajaran matematika, aktivitas belajar dan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika anak tunagrahita mampu didik kelas VI SD di SLB Yapenas Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

3 11 191

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

STUDI KASUS TENTANG MANAJEMEN KELAS DALAM PROSES PEMBELAJARAN ANAK AUTIS KELAS 5 SD DI SLB YAPENAS YOGYAKARTA.

0 0 91

Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Uraian Matematika Di MTs Negeri Ngablak

0 0 8

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 20132014

0 0 10