Kesalahan Dasar-Dasar Pembelajaran Matematika Bagi Tunagrahita Mampu Didik

4. Hubungan melibatkan tentang suatu susunan. Keterampilan ini termasuk konsep sama dan ketaksamaan, penempatan di tengah, di belakang, di muka. Pembelajaran ini dapat diberikan dengan bantuan benda konkrit. 5. Pengukuran, termasuk penggunaan bilangan untuk mendeskripsikan objek dan hubungan tentang waktu, uang , berat, dll. 6. Pengoperasian bilangan, berkaitan dengan keterampilan berhitung termasuk penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. 7. Pengoperasian bilangan rasional, termasuk perluasan dari keterampilan pengoperasian dengan pecahan. 8. Pemecahan masalah, berkaitan dengan keterampilan menggunakan proses berhitung untuk menjelaskan hal yang belum diketahui berhubungan dengan hidup sehari-hari. Kedelapan bidang hitungan ini diberikan kepada anak tunagrahita dengan mempertimbangkan taraf perkembangan kemampuan yang telah mereka capai Mumpuniarti, 2007:121.

I. Kesalahan

Kesalahan adalah penyimpangan terhadap hal yang benar yang sifatnya sistematis, konsisten, maupun insidental pada daerah tertentu, dengan kata lain kesalahan adalah suatu bentuk penyimpangan terhadap jawaban yang sebenarnya bersifat sistematis Abdurahman, 2009: 262. Banyak siswa yang sering melakukan kesalahan saat mengerjakan soal matematika dan mengatakan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat sulit. Kesulitan ini menyebabkan siswa cenderung menghafal rumus daripada memahami konsep-konsep dalam matematika Marpaung, 1999. Rendahnya pemahaman pelajaran matematika dapat dilihat dari rendahnya hasil yang dicapai siswa jika dibandingkan dengan pelajaran yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Salah satu cara untuk mengetahui kesulitan tersebut yakni dengan menganalisis kesalahan yang terjadi saat siswa menyelesaikan soal-soal matematika. Dengan mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa membantu seorang guru untuk memberi bantuan bagi siswa yang bersangkutan. Jenis kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan yang dibuat oleh anak tunagrahita mampu didik dalam mengerjakan soal-soal matematika. Berikut ini akan dipaparkan jenis-jenis kesalahan menurut berbagai sumber, yaitu: 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesalahan adalah perihal salah, kekeliruan, kealpaan, sehingga jika kesalahan itu dihubungkan dengan objek dasar matematika menurut Soedjadi 2000: 13, kesalahan yang dimaksud yaitu: a. Kesalahan fakta adalah kekeliruan dalam menuliskan simbol-simbol matematika. Contoh: kesalahan dalam mengubah permasalahan kedalam bentuk model matematika, kesalahan dalam menginterpretasikan hasil yang didapatkan dan kesalahan dalam menuliskan simbol-simbol matematika. b. Kesalahan konsep adalah kekeliruan dalam menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek. Konsep yang dimaksud dalam matematika dapat berupa definisi. Contoh: kesalahan dalam menggolongkan suatu relasi, apakah merupakan suatu fungsi atau tidak. c. Kesalahan operasi adalah kekeliruan dalam berhitung, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan matematika yang lain. Contoh: kesalahan dalam menjumlahkan, mengurangkan, dan kesalahan dalam operasi matematika lainnya. d. Kesalahan prinsip adalah kekeliruan dalam mengaitkan beberapa fakta atau beberapa konsep. Contoh: kesalahan dalam menggunakan rumus ataupun teorema serta kesalahan dalam menggunakan prinsip-prinsip sebelumnya. 2. Menurut Lerner dalam Abdurahman, 2009: 262 berbagai kesalahan yang umum dilakukan siswa berkesulitan belajar dalam mengerjakan soal matematika yaitu: a. Kekurangpahaman tentang simbol Umumnya siswa tidak terlalu melakukan kesalahan jika kepada mereka disajikan soal seperti 4 + 3 = …, atau 8 – 5 = …, tetapi banyak melakukan kesalahan ketika dihadapkan pada soal seperti 4 + … = 7, … - 4 = 7. Hal ini terjadi karena anak tidak memahami simbol-simbol sama dengan =, tidak sama dengan ≠, tambah +, kurang -, lebih besar , dan sebagainya. Untuk dapat menyelesaikan soal-soal matematika siswa harus terlebih dahulu memahami simbol-simbol tersebut. b. Nilai tempat Kurangnya pemahaman siswa tentang nilai tempat semakin membuat mereka kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika apalagi jika dihadapkan pada lambang bilangan basis buka sepuluh. Oleh karena itu, siswa tidak cukup diajak memahami tentang nilai tempat tetapi juga harus diberi latihan yang cukup. c. Penggunaan proses yang keliru Kekeliruan yang sering dilakukan siswa dalam proses perhitungan dapat dilihat pada contoh di bawah ini: 1 Mempertukarkan simbol-simbol 6 17 3 x 2 _ 9 19 2 Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan tanpa memperhatikan nilai tempat 83 66 67 + 29 + 1410 815 3 Semua digit ditambahkan bersama dan tidak memperhatikan nilai tempat 67 58 31 + 12 + 17 16 Anak menghitung : 6 + 7 + 3 + 1 = 17 5 + 8 + 1 + 2 = 16 4 Digit ditambahkan dari kiri ke kanan tanpa memperhatikan nilai tempat 21 37 476 753 851 + 693 + 148 1113 5 Dalam menjumlahkan puluhan digabungkan dengan satuan 68 73 8 + 9 + 166 172 6 Bilangan besar dikurangi bilangan yang kecil tanpa memperhatikan nilai tempat 627 761 486 _ 489 _ 261 328 7 Bilangan yang telah dipinjam nilainya tetap 532 423 147 _ 366 _ 495 167 d. Perhitungan Siswa yang tidak memahami konsep perkalian tetapi hanya mencoba menghafal perkalian tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kekeliruan jika hafalannya salah. Jika siswa sudah memahami konsep perkalian maka daftar perkalian dapat membantu mereka untuk memperbaiki kekeliruannya. e. Tulisan yang tidak dapat dibaca Ada siswa yang tidak memahami tulisannya sendiri karena bentuk hurufnya tidak tepat. Akibatnya, anak melakukan kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri. 3. Rosita dalam Rifai, 2012 mengemukakan bahwa jenis-jenis kesalahan umum yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika antara lain: a. Kesalahan konsep Kesalahan konsep adalah kesalahan memahami gagasan abstrak. Konsep dalam matematika adalah suatu ide abstrak yang mengakibatkan seseorang dapat mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian-kejadian dan menentukan apakah objek atau kejadian itu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide tesebut. Herman Hudoyo dalam Rifai, 2012 menyatakan bahwa belajar konsep adalah belajar memahami sifat-sifat dari benda-benda atau peristiwa dan mengelompokkannya dalam satu jenis. Kesalahan konsep dalam matematika mengakibatkan lemahnya penguasaan materi secara utuh dalam matematika. Prinsip dalam matematika yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah berbagai dalil, hukum, dan aturan atau rumus-rumus yang berlaku dalam mencari penyelesaian soal-soal metematika. b. Kesalahan menggunakan data Kesalahan menggunakan data berkaitan dengan kesalahan dalam menggunakan data, seperti tidak menggunakan data yang seharusnya dipakai, salah dalam mensubstitusi data ke variabel atau menambah data yang tidak diperlukan dalam menjawab suatu masalah. c. Kesalahan interpretasi bahasa Kesalahan interpretasi bahasa adalah kesalahan mengubah informasi ungkapan matematika atau kesalahan dalam memberi makna suatu ungkapan matematika. Bahasa matematika merupakan bahasa simbol sehingga pemahaman terhadap simbol-simbol tersebut merupakan prasyarat utama untuk dapat memahami matematika. Persoalan matematika biasanya disajikan dalam bentuk diagram, tabel, soal cerita, dan sebagainya dan menjadi jelas apabila dapat diinterpretasikan dengan benar. Untuk menyelesaikan persoalan matematika yang berbentuk soal cerita maka terlebih dahulu harus mengubah soal cerita yang menggunakan bahasa sehari-hari menjadi kalimat matematika. Jika salah dalam mengartikan maka tidak mungkin memberi solusi yang tepat. d. Kesalahan teknis Kesalahan teknis berkaitan dengan pemilihan yang salah atas teknik ekstrapolasi. Siswa tidak dapat mengidentifikasi operasi yang tepat atau rangkaian operasinya. Kesalahan ini dapat terjadi ketika siswa tidak mampu memilih langkah yang tepat untuk menyelesaikan operasi-operasi yang ada. Kesalahan dalam perhitungan termasuk dalam kesalahan teknis. Dalam menyelesaikan masalah matematika, meskipun sudah mampu menentukan dan menggunakan algoritma, tetapi jika melakukan kesalahan perhitungan atau kesalahan operasi aljabar, maka tetap akan memberikan solusi yang tidak tepat atau salah. Jadi, dalam menyelesaikan soal matematika sangat diperlukan adanya kemampuan teknis yang baik. e. Kesalahan penarikan kesimpulan Kesalahan dalam penarikan kesimpulan yang dlakukan oleh siswa dapat berupa penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar atau melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak sesuai dengan penalaran logis. Dari pemaparan jenis-jenis kesalahan diatas maka untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan anak tunagrahita mampu didik dalam menyelesaikan soal matematika penulis akan menggunakan jenis kesalahan menurut Lerner karena jenis kesalahan yang dipaparkan oleh Lerner diperuntukkan bagi anak yang mengalami kesulitan belajar. Akan tetapi, penulis juga akan menganalisis kesalahan yang dilakukan siswa menurut sumber yang lain yaitu Soedjadi dan Rosita jika hal itu diperlukan.

J. Diagnosa Kesalahan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VI SDN UNGGUL LAMPEUNEURUT

0 3 1

ANALISIS DENGAN PROSEDUR NEWMAN TERHADAP KESALAHAN PESERTA DIDIK KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

1 55 344

KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKAALJABAR BERBASIS TIMSS Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Matematika Aljabar Berbasis TIMSS pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tawangsari Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 16

PERILAKU BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAHPERTAMA LUAR BIASA TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK Perilaku Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunagrahita Mampu Didik Bagaskara Sragen Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 12

IDENTIFIKASI KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL - SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Identifikasi Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal - Soal Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sawit Tahun 2012.

0 3 15

Analisis proses pembelajaran matematika, aktivitas belajar dan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika anak tunagrahita mampu didik kelas VI SD di SLB Yapenas Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

3 11 191

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

STUDI KASUS TENTANG MANAJEMEN KELAS DALAM PROSES PEMBELAJARAN ANAK AUTIS KELAS 5 SD DI SLB YAPENAS YOGYAKARTA.

0 0 91

Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Uraian Matematika Di MTs Negeri Ngablak

0 0 8

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 20132014

0 0 10