1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Tipe Jigsaw
Selain menganalisis
keterlakasanaan pembelajaran
secara keseluruhan melalui obersvasi keterlaksanaan RPP, berikut akan
dianalisis juga keterlaksanaan pembelajaran tipe Jigsaw di kelas. Adapun indikator yang diamati pada saat pertemuan pertama
berjumlah 13 indikator dan pada pertemuan kedua dan ketiga terdapat 14 indikator. Hal ini disebabkan ada satu indikator yang tidak
dimungkinkan untuk muncul pada pertemuan pertama, yakni pemberian penghargaan kepada kelompok. Berikut ini merupakan hasil
analisis keterlaksanaan pembelajaran tipe Jigsaw di setiap
pertemuannya. a.
Pertemuan I Pada pertemuan pertama hal-hal yang diamati oleh observer
berjumlah 13 pernyataan. Dari ke 13 pernyataan tersebut ada 2 indikator yang tidak terlaksana seperti penyampaian motivasi
kepada para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan pemberian beberapa contoh soal terkait materi ajar. Tiga observer
pengamatan sepakat akan hal ini.
Tabel 4.5 Pengamatan Observer Pertemuan I
No Indikator
Indikator ynng diamati Observer
1 2
3
1
Adanya kelompok
heterogen
Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang berbeda jenis
kelamin, atau suku dan tingkat kemampuan
Anggota kelompok terdiri dari 6 orang
2
Adanya penyampai
an tujuan pembelajar
an
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran tipe Jigsaw yakni
adanya peningkatan hasil belajar setiap
anggota dalam
tim melalui kerjasama kelompok
Guru memberikan
motivasi kepada para siswa untuk dapat
mencapai tujuan pembelajaran
3
Adanya presentasi
kelas yang dipimpin
guru
Guru memberikan arahan terkait garis besar pembelajaran dengan
menggunakan model Jigsaw Guru menerangkan materi dan
memberi beberapa contoh soal terkait materi yang dipelajari,
tetapi tidak
mendominasi pembelajaran
4
Adanya pembelajar
an tim
Siswa mengerjakan LKS dalam kelompok dan mengamati alat
peraga Siswa saling bertanya kepada
teman sekelompoknya apabila mengalami
kesulitan dalam
belajar Siswa yang paham memberikan
bantuan siswa yang belum paham dalam kelompok
Siswa mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya
5
Ada
evaluasi
Setelah para siswa bekerja dalam kelompok, siswa diberi
latihan soal individu untuk mengukur pemahaman
Latihan soal dilaksanakan di akhir
pembelajaran pada
pertemuan hari itu
6
Adanya penghargaa
n tim
Guru mengumumkan akan ada penghargaan
yang diberikan
pada pertemuan
berikutnya kepada kelompok yang berhasil
mengalami peningkatan hasil belajar.
Berikut ini merupakan hasil pengamatan tiga observer pada pertemuan pertama.
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pertemuan I
Observer 1 Observer 2
Observer 3
b. Pertemuan II
Pada pertemuan kedua hal-hal yang diamati oleh observer berjumlah 14 pernyataan. Dari ke 14 pernyataan tersebut ada 3
indikator yang tidak terlaksana seperti penyampaian tujuan pembelajaran yakni peningkatan hasil belajar setiap anggota tim
melalui kerjasama kelompok, arahan mengenai garis besar pembelajaran dengan tipe Jigsaw, dan pemberian beberapa contoh
terkait materi oleh guru. Tiga observer pengamatan sepakat akan hal ini.
Tabel 4.7 Pengamatan Observer Pertemuan II
No Indikator
Indikator ynng diamati Observer
1 2
3
1
Adanya kelompok
heterogen
Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang berbeda jenis
kelamin, atau suku dan tingkat kemampuan
Anggota kelompok terdiri dari 6 orang
2
Adanya penyampaian
tujuan
pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
tipe Jigsaw
yakni adanya
peningkatan hasil belajar setiap anggota
dalam tim melalui kerjasama kelompok
Guru memberikan motivasi kepada para siswa untuk dapat
mencapai tujuan pembelajaran
3
Adanya presentasi
kelas yang dipimpin
guru
Guru memberikan
arahan terkait
garis besar
pembelajaran dengan
menggunakan model Jigsaw Guru menerangkan materi dan
memberi beberapa contoh soal terkait materi yang dipelajari,
tetapi tidak
mendominasi pembelajaran
4
Adanya pembelajaran
tim
Siswa mengerjakan
LKS dalam kelompok
Siswa saling bertanya kepada teman sekelompoknya apabila
mengalami kesulitan dalam belajar
Siswa yang paham mengajari siswa yang belum paham
dalam kelompok
Siswa mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya
5 Ada evaluasi
Setelah para siswa bekerja dalam kelompok, siswa diberi
latihan soal individu untuk mengukur pemahaman
Latihan soal dilaksanakan di akhir
pembelajaran pada
pertemuan hari itu
6
Adanya penghargaan
tim
Guru memberikan
penghargaaan kepada
kelompok terbaik Guru mengumumkan akan ada
penghargaan yang diberikan pada pertemuan berikutnya
kepada kelompok
yang berhasil
mengalami peningkatan hasil belajar.
Berikut ini merupakan hasil pengamatan tiga observer pada pertemuan kedua.
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pertemuan II
Observer 1 Observer 2
Observer 3
2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Setelah instrumen telah di uji cobakan, oleh kedua pakar yaitu Dosen Pembimbing dan Guru matematika kelas VII SMP Bopkri 1 Yogyakarta,
kemudian instrumen tersebut telah siap digunakan untuk penelitian. a
Tes kemampuan awal pretest dilakukan selain untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang bangun sisi datar.
Tabel 4.9 Kriteria Nilai
Pretest
Siswa Kelas
VIID siswa 1
100 siswa 2
100 siswa 3
100 siswa 4
73 siswa 5
100 siswa 6
47 siswa 7
93 siswa 8
80 siswa 9
100 siswa 10
93 siswa 11
100 siswa 12
67 siswa 13
60 siswa 14
87 siswa 15
67 siswa 16
87 siswa 17
47 siswa 18
47 siswa 19
100 siswa 20
93 siswa 21
- siswa 22
- siswa 23
- siswa 24
- Jumlah
1641 rata-rata
82,05
Tabel 4.1 menunjukkan nilai rata-rata dari hasil pretest kelas VIID memperoleh nilai rata-rata dari hasil pretest adalah
82,05. Tes Hasil Belajar Posttest
Tes Kemampuan akhir siswa kelas dianalisis berdasarkan hasil evaluasi, adapun rincian nilai posttest sebagai berikut ada dalam
tabel 4.2 :
Tabel 4.10 Kriteria nilai Posttest Siswa Kelas VIID
Siswa kelas VIID
Keterangan 1
30 Tidak Tuntas
2 90
Tuntas 3
55 Tidak Tuntas
4 30
Tidak Tuntas 5
50 Tidak Tuntas
6 80
Tuntas 7
80 Tuntas
8 80
Tuntas 9
75 Tuntas
10 85
Tuntas 11
70 Tidak Tuntas
12 -
- 13
80 Tuntas
14 80
Tuntas 15
75 Tuntas
16 80
Tuntas 17
60 Tidak Tuntas
18 -
- 19
90 Tuntas
20 75
Tuntas 21
65 Tidak Tuntas
22 80
Tuntas 23
80 Tuntas
24 85
Tuntas Rata-rata
71,59
Tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata dari hasil posttest kelas VIID memperoleh nilai rata-rata hasil posttest adalah 71,59.
Nilai siswa kelas VIID dianalisis dengan nilai KKM. Berikut ini disajikan cara perhitungan nilai persentase kriteria ketuntasan minimal
KKM:
P = x 100
Keterangan : T = Jumlah siswa tuntas KKM
S = Jumlah Siswa P = Persentase siswa tuntas KKM
Hasil di analisis data berdasarkan ketuntasan nilai KKM disajikan dalam tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Tes Hasil Belajar
Posttest
Berdasar KKM
Hasil Posttest Kelas VIID
Keterangan Jumlah Siswa Persentase Lulus
15 68,18
Tidak Lulus 7
31,82
Berdasarkan tabel 4.2 bahwa ketuntasan KKM dari kelas
VII D bahawa 68,18 siswa tuntas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Diagram Persentase Ketuntasan Kelas VIID
Gambar 4.7 Diagram KKM Hasil Belajar Siswa Kelas VIID Diagram Rata-rata Nilai Kelas VIID
Gambar 4.8 Diagaram Rata-rata Kelas VIID
Kelas VII D Presentase Ketuntasan
68.18 10
20 30
40 50
60 70
80
Presentase Ketuntasan
kelas VIID Presentase Ketuntasan
71.59 10
20 30
40 50
60 70
80
Presentase Ketuntasan
Dari hasil tes belajar posttest tersebut secara numerik dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar kelas VIID adalah 71,59
Menurut kriteria ketuntasan SMP Bopkri 1 Yogyakarta, siswa dikatakan tuntas apabila mendapatkan nilai
dan pembelajaran dikatakan berhasil apabila
siswa tuntas. Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa banyak siswa yang tidak memenuhi kriteria di kelasVIID
siswa yang yang tidak memenuhi kriteria adalah 7 siswa atau sebesar 31,82 dari keseluruhan siswa. Siswa yang memenuhi kriteria adalah 15
siswa atau sebesar 68,18 dari keseluruhan siswa atau sehingga
pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil analisis secara kuantitatif berdasarkan kriteria
efektivitas hasil belajar tabel 3.10 berdasarkan nilai KKM Nilai ketuntasan di kelas VIID adalah 68,81 memenuhi kriteria
efektif dapat dilihat dari tabel presentase ketuntasan KKM dan rata-rata nilai siswa.
Secara garis besar, sebagian besar siswa dapat mengerjakan soal dengan baik . hal ini juga diperlihatkan dari hasil penskoran siswa di
mana jarang sekali siswa yang mendapatkan skor 0 pada item soal. Namun untuk soal nomor 4 banyak siswa yang melakukan kesalahan
dalam menghitung luas dan keliling persegi panjang. Hal ini disebabkan karena siswa mengalami kesulitan ataua pun kesalahan konsep dalam
menghitung luas dan keliling persegi panjang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Secara analisis hasil belajar kelas VIID cukup baik karena siswa tuntas lebih dari 60 dari keseluruhan siswa. Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa penggunaan Lembar Kerja Siswa dan alat peraga pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi efektif
mendukung hasil belajar siswa kelas VII SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Selain dari hasil penggunaan media LKS dan alat peraga juga
didukung dari hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa tertarik belajar dengan menggunakan LKS dan alat peraga karena lebih mudah
untuk memahami materi. Siswa juga merasa memiliki kesempatan berkreasi sesuai dengan kemampuan dan pemahamannya dan guru juga
berperan sebagai fasilitator serta pembimbing.
Transkrip Wawancara Siswa Kelas VIID
1. Bagaimana tanggapanmu mengenai cara pembelajaran yang gurumu
lakukan? Apakah menyenangkan? Nama
Siswa Hasil Jawaban
siswa 3 menyenangkan mas Mathematic is hard, kesulitan jadi
motivasi. Dibantu Masnya yang melakukan penelitian yang tegas jadi mudah mengerti
siswa 15 menyenangkan sih, tapi dengan cara guru kadang bikin takut
mas siswa 8
menyenangkan karena Masnya sering bikin humor yang lucu , he..he.he.. Tapi kalau mau tanya agak takut,grogi
siswa 20 menyenangkan, abisnya kalau masnya ngajar masnya suka
ngelucu,menghibur jadi betah. siswa 1
menyenangkan mas, tapi kalau mau bertanya agak takut soalnya masnya kalau ngomong keras.
2. Apakah kamu terdorong mengerjakan semua soal matematika materi
persegi panjang dan persegi dalam LKS dan alat peraga? Nama
Siswa Hasil Jawaban
siswa 3 iya mas terdorong
siswa 15 iya mas soalnya jadi mudah kalau ada LKS dan alat peraga
kemarin siswa 8
enggak mbak soalnya enggak bisa ngerjain aku siswa 20
iya terdorong karena bentuk soalnya kan beda-beda sama yang dikasih Pak Adi jadi bisa lebih berpikir maju lagi
siswa 1 terdorong mas soalnya pake LKS dan alat peraga kemarin jadi
mudah dipahami
3. Apakah diskusi dengan menggunakan LKS dan alat peraga dapat
membuat kamu fokus?
Nama Siswa
Hasil Jawaban siswa 3
tergantung kelompok mas,menyenangkan tapi kemarin pas dapat kelompok yang enggak bisa diajak kompromi
siswa 15 iya mas soalnya dalam LKS kemarin runtut materinya kalo
sama Pak Adi kemarin enggak runtut jadi malah bingung tapi masih ada alat peraga juga masih membantu mas.
siswa 8 iya kalau enggak bisa gitu langsung bisa tanya teman
kelompok. siswa 20
iya mas soalnya bisa bertukar pikiran gitu sama teman kelompok.
siswa 1 bisa terutama dibantu mas jadi lebih paham.
4. Apakah menurut pembelajaran diskusi menggunakan LKS dan alat
peraga menarik? Nama
Siswa Hasil Jawaban
siswa 3 menarik mas soalnya enggak pernah kayak begitu
sebelumnya. siswa 15
iya mas menarik, enggak bosenin juga. siswa 8
menarik mas. siswa 20
iya mas soalnya bisa bertukar pikiran juga sama teman kelompok.
siswa 1 menarik mas, seru kan mengerjakannya bareng-bareng jadi
enak kalau enggak bisa menegrjakan bisa tanya teman kelompok.
5. Apakah kamu tertantang untuk mengerjakan soal dalam LKS?
Nama Siswa
Hasil Jawaban siswa 3
tertantang mas, soal-soalnya beda sama yang dikasih Pak Adi. siswa 15
tertantang mas, jadi bisa buat latihan soal juga. siswa 8
tertantang mas, soalnya aku enggak bisa ngerjain. siswa 20
iya mas, bisa buat latihan sebelum ujian. siswa 1
ya mungkin ada beberapa soal yang belum saya pahami tapi setelah saya bertanya saya sudah paha.
6. Apakah pembelajaran menggunakan LKS dan Alat peraga
menyenangkan? Nama
Siswa Hasil Jawaban
siswa 3 senang mas bisa kerja sama dan saling membantu.
siswa 15 senang mas, bisa ngeluarin uneg-uneg kita, jadi enggak malu
berpendapat. siswa 8
menyenangkan jadi lebih mudah mengerjainnya bisa tanya teman dan juga tidak abstrak
siswa 20 senang mas , bisa melatih kekomkopakan.
siswa 1 senang mas, karena bisa sambil bergurau jadi tidak sepaneng
jadi asik mbak.
7. Apakah dengan LKS kamu dapat belajar secara mandiri?
Nama Siswa
Hasil Jawaban siswa 3
iya mas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa 15 iya mas, bisa untuk latihan dirumah.
siswa 8 bisa mbak.
siswa 20 iya mas, kemarin diskusi terus soalnya.
siswa 1 bisa mbak, soalnya kemarin bisa nemuin rumus sendiri.
8. Apakah kalian bersedia mengeluarkan pendapat, bertanya dan maju
menuliskan jawaban di papan tulis? Nama
Siswa Hasil Jawaban
siswa 3 iya mas, jadi lebih berani nanya
siswa 15 iya bersedia.
siswa 8 awalnya malu tapi setelah kemarin mencoba jadi terbiasa mas.
siswa 20 tergantung kondisi mas.
siswa 1 iya bersedia mas, kenapa enggak?
9. Perubahan positif apa yang kamu rasakan dengan adanya
pembelajaran dsikusi menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa?
Nama Siswa
Hasil Jawaban siswa 3
lebih fokus dan semangat belajar dengan teman-teman. siswa 15
tidak mengantuk mas waktu pelajaran. siswa 8
mau lebih giat dalam belajar. siswa 20
di kelas tidak bercanda lagi. Ramainya tidak lagi mengobrol tetapi ramai untuk berdiskusi.
siswa 1 bisa lebih terbiasa dengan soal-soal yang rumayan sukar,
karena sudah belajar bersama teman-teman kelompok.
10. Apakah kamu setuju jika terdapat pembelajaran diskusi menggunakan
LKS dan alat peraga lagi Nama
Siswa Hasil Jawaban
siswa 3 setuju-setuju saja sih mas, jadi ada kayak modul gitu.
siswa 15 setuju mas, aku lebih paham soalnya.
siswa 8 setuju mas, asik kok.
siswa 20 setuju mas, selingan biar enggak bosen di kelas.
siswa 1 setuju banget mas, bisa lebih paham soalnya.
Nama Siswa
Hasil Jawaban siswa 6
setuju mas soalnya enggak ada pembelajaran LKS dan alat peraga memakai diskusi.
siswa 13 setuju mas, pengen sesuatu yang baru.
siswa 2 setuju, karena jadi berani bertanya sama teman enggak malu.
siswa 21 setuju bisa lebih paham karena ada teman yang bisa ditanya.
siswa 18 setuju, karena bisa diskusi pakai LKS dan alat peraga bersama-
sama teman.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 5 siswa dari kelas VIID dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan LKS dan alat
peraga cukup berhasil untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena hampir 90 siswa fokus. Lain halnya yang tidak menggunakan LKS yang
hanya menggunakan media alat peraga dan ceramah saja siswa cenderung bosan dan kurang memperhatikan pembelajaran hal ini disebabkan siswa
merasa bosan dengan pembelajaran tersebut dan lebih memilih bergurau dengan teman sebangkunya daripada memperhatikan guru nya
menjelaskan di depan. Selain peneliti mewawancarai siswa, peneliti juga mewawancarai
Bapak Adi Undang M yaitu guru matematika kelas VII untuk mengetahui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
apakah LKS dan alat peraga utuk pembelajaran matematika efektif untuk pembelajaran matematika, berikut transkripsi wawancara yang dilakukan :
Pertanyaan Hasil Pertanyaan
Bagaimana pendapat bapak dengan
pembelajaran menggunakan LKS dan
alat peraga? untuk pembelajaran menggunakan LKS dan
alat peraga itu lebih efektif dan bisa menumbuhkan siswa menjadi lebih kreatif
untuk belajar dan siswa bisa dilatih dengan mandiri
menurut bapak apakah dengan LKS kreatif dan
alat peraga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa? untuk hasil belajar tentu bisa terangkat tapi kita
selaku guru pembimbing harus tetap mengawasi jalannya pembelajaran , karena ada murid yang
suka sembrono takutnya tidak serius dalam mengerjakan soal latihan.
Bagaimana sikap mereka dalam
menyampaikan pendapat, berdiskusi di dalam
pembelajaran menggunakan LKS dan
alat peraga? kemarin sebagian siswa serius dalam kegiatan
pembelajaran tetapi harus kembali ke kita, harus tetap mengawasi karena kadang murid
meremehkan sebab yang menjelaskan presentasi adalah temannya sendiri makanya
harus dibiasakan menggunakan LKS dan alat peraga.
hamabatan yang dihadapi saat
pembelajaran menggunakan LKS dan
alat peraga? dalam kelompok ada teman yang pintar atau
bisa diandalkan jadi siswa yang kurang terus hanya mengandalkan temannya tetapi beda
dengan siswa yang ingin maju. Teman yang lebih pintar bisa dia manfaatkan untuk bertanya
materi yang belum jelas.
Untuk menagatasi hal tersebut?
kita sebagai guru harus jeli dalam mengawasi, anak yang kurang bisa kita tambah motivasinya
sehingga bisa serius dan diskusi menggunkan LKS dan alat peraga ini bisa lebih hidup nanti
bisa mawas diri menumbuh kembangkan minat belajarnya.
Kesan Bapak saat pembelajaran
menggunakan LKS dan alat peraga?
90 siswa fokus karena sekolah kita termasuk sekolah pinggiran jadi sudah cukup bagus.
Saran Bapak terhadap Pembelajaran
menggunakan LKS dan alat peraga?
untuk selanjutnya menambahi motivasi dan hasil belajar sisw, diberi hadiah kayak kemarin
jadi semacam rangsangan agar siswa lebih bersemangat lagi dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada guru matematika kelas VII yaitu Pak Adi Undang M beliau mengatakan bahwa
pembelajaran menggunakan LKS dan alat alat peraga cukup berhasil untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena hampir 90 siswa fokus.
C. Secara Keseluruhan