Efektivitas pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap hasil belajar Matematika pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi pada siswa kelas VIID SMP Bopk

(1)

i

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI PADA SISWA KELAS VII D SMP BOPKRI 1

YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKIRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Benediktus Dian Candra N NIM : 121414017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto

Jangan bersusah hati, sebab sukacita dalam Tuhan

menjadi perlindunganmu (Nehemia 8:19)

Persembahan

Dengan tulus karya ini saya persembahkan kepada:

 Bapak R. Murdiyanto, Ibu Carolina Rosita Budiarti dan Kakak Angelia Arum Prameta serta simbah kakung Prambanan dan alm.simbah kakung Jogja yang selalu memberikan semangat dan kasih sayang.

 Semua anggota keluarga, Pakde, Bude, Om, Bulik, dan Sepupu-sepupu yang selalu memberikan doa.


(5)

(6)

(7)

vii ABSTRAK

Benediktus Dian Candra N. (2016). Efektivitas Pembelajaran Dengan Menggunakan Alat Peraga Dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Hasil Belajar (Matematika) Pada Pokok Bahasan Persegi Panjang Dan Persegi Pada Siswa Kelas VII D (Semester 2) Di SMP Bopkri 1

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau tidak hasil belajar pada pembelajaran matematika antara kelas yang menggunakan media alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kelas yang tidak menggunakan media Lembar Kerja Siswa (LKS); mengetahui efektivitas penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa dalam mendukung hasil belajar siswa. Pokok bahasan pembelajaran ini adalah persegi panjang dan persegi.

Pengambilan data ini dilakukan pada bulan April 2016. Penelitian ini dilakukan di SMP Bopkri 1 Yogyakarta dengan subjek penelitian siswa kelas VIIC sebagai kelas kontrol dan kelas VIID sebagai kelas eksperimen. Pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa dilakukan di kelas VIID dan pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga di kelas VIIC. Data penelitian dikumpulkan dengan cara observasi langsung di kelas, tes kemampuan awal (pretest), hasil tes tertulis (posttest), wawancara dengan guru matematika dan wawancara dengan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) berdasarkan uji-t dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai hasil belajar siswa di kelas kontrol VIIC dan kelas eksperimen VIID SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Dari tes hasil belajar (posttest) didapat bahwa rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen VIID yaitu 71,59 lebih tinggi dari rata-rata nilai hasil belajar kelas VIIC sebagai kelas kontrol yaitu 55,75 hal ini didasarkan pada rata-rata nilai hasil belajar siswa. 2)Penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa digunakan untuk mendukung hasil belajar siswa, dilihat dari presentase ketuntasan berdasarkan nilai KKM di kelas eksperimen VIID yaitu 68,18% lebih besar dari presentase ketuntasan nilai KKM 75 di kelas kontrol VIIC yaitu 25%. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah efektif ditinjau dari hasil belajar.

Kata kunci: Efektivitas, Hasil Belajar, Alat Peraga, LKS, Persegi Panjang dan Persegi.


(8)

viii ABSTRACT

Benediktus Dian Candra N. (2016). The Effectiveness Learning using Learning Properties and Student Worksheet towards the Learning Result of Seventh Grade Students of SMP Bopkri I on the Rectangle and Square Topic.

This research aims to know the differences learning result between the class which is using the media and student worksheet on learning Math and the class which is not; to know the effectiveness of using the media and student

worksheet in supporting students’ learning result. The learning topic was rectangle and square.

The research waas conducted in Bopkri 1 Yunior High School in April 2016. The research subject was students of VIIC as control class and VIID as experiment class. The learning that using properties and worksheet was applied in the class of VII D, while in the class of VIIC without the properties and work sheet. The data was gathered using direct observation in the class, pre-test, post-test, interview both with teacher and students.

The research shows that 1) based on t-test there is a difference on the mean

of the students’ result between control class and experiment class. The mean of

post-test result of experiment class was 71.59 that is higher than control class 55.75. 2) The usage of learning properties and worksheet were support to improve

students’ learning result which could be seen on the percentage of completeness

learning based on KKM grade in the experiment class as much as 68.18% which is higher than control class was 25 %. Therefore, it can be concluded that learning using learning media and worksheet is effective in reviewing of the learning result.

Key words: Effectiveness, learning result, learning media, worksheet, rectangle and square.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR (MATEMATIKA) PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI PADA SISWA KELAS VII D (SEMESTER 2) DI SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016” ini dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, motivasi, dan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika sekaligus sebagai dosen penguji atas masukkan yang telah diberikan.

4. Bapak Paryadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Bopkri 1 Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian ini.

5. Bapak Drs. Adi Undang M, selaku guru mata pelajaran matematika SMP Bopkri 1 Yogyakarta yang telah memberikan waktu, bantuan, dan masukkan yang bermanfaat bagi penulis.


(10)

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Batasan Istilah ... 6

F. Tujuan Penelitian ... 7

G. Manfaat Penelitian ... 8


(12)

xii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Matematika ... 10

B. Pembelajaran Matematika ... 11

C. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 12

D. Efektifitas ... 16

E. Tinjauan Tentang Alat Peraga Pembelajaran Matematika ... 17

F. Lembar Kerja Siswa ... 20

G. Pengertian Hasil Belajar ... 24

H. Persegi Panjang dan Persegi ... 25

I. Kerangka Berpikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Waktu dan Tempat Pengambilan Data ... 35

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

D. Metode Pengumpulan Data ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 38

1. Instrumen Pembelajaran ... 38

2. Instrumen Penelitian ... 43

F. Analisis Validitas ... 47

G. Teknik Analisis Data ... 48


(13)

xiii

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian ... 56

B. Analisis Hasil Penelitian ... 69

C. Secara Keseluruhan ... 95

D. Keterbatasan Peneliti ... 96

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 100


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran Setiap Pertemuan di kelas VIID ... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penyusunan LKS yang Terkait Hasil Belajar Siswa ... 43

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pretest ... 44

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Posttest ... 44

Tabel 3.5 Lembar Pengamatan ... 45

Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara siswa Kelas VIID ... 48

Tabel 3.7 Pedoman Skor Tes Kemampuan Awal ... 50

Tabel 3.8 Pedoman Skor Tes Hasil Belajar ... 51

Tabel 4.1 Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan 1 ... 71

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan 1 ... 70

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan 2 ... 78

Tabel 4.4 Analisis Keterlaksanaan RPP ... 77

Tabel 4.5 Pengamatan Observer Pertemuan 1 ... 81

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pertemuan 1 ... 82

Tabel 4.7 pengamatan observer Pertemuan 2 ... 82

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pertemuan 2 ... 83

Tabel 4.9 Kriteria Nilai Pretest ... 84

Tabel 4.10 Kriteria Nilai Posttest Kelas VIID ... 85


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Persegi Panjang ABCD ... 25

Gambar 2.2 Sifat-sifat Persegi Panjang ... 26

Gambar 2.3 Persegi ABCD ... 29

Gambar 2.4 Sifat-sifat Persegi ... 30

Gambar 2.5 Diagonal-diagonal Persegi ... 30

Gambar 4.1 Siswa Kelas VIID Mengikuti Pretest ... 60

Gambar 4.2 Pembagian LKS Pada Siswa ... 61

Gambar 4.3 Siswa Kelas VIID Mengerjakan LKS ... 63

Gambar 4.4 Perwakilan Kelompok Menuliskan Jawaban ... 64

Gambar 4.5 Siswa Mengerjakan LKS... 65

Gambar 4.6 Siswa Kelas VIID Mengikuti Posttest ... 68

Gambar 4.7 Diagram KKM Hasil Belajar Siswa Kelas VIID ... 87


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Lampiran A.1 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 102 Lampiran B

Lampiran B.1 RPP Kelas VII D ... 103 Lampiran B.2 Validitas ... 119 Lampiran B.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 132 LAMPIRAN C

Lampiran C.1 Soal Pretest ... 142 Lampiran C.2 Soal Postest ... 145 LAMPIRAN D

Lampiran D.1 Lembar Observasi Kelas Eksperimen... 149 Lampiran D.2 Lembar Observasi Kelas Kontrol ... 151 LAMPIRAN E

Lampiran E.1 Pedoman Wawancara Guru ... 151 Lampiran E.2 Pedoman Wawancara Kelas Eksperimen ... 155 Lampiran E.3 Pedoman Wawancara Kelas Kontrol ... 156 LAMPIRAN F

Lampiran F.1 Hasil Pretest Kelas VII D ... 160 Lampiran F.2 Hasil Postest Kelas VII D ... 167 Lampiran F.3 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 176


(17)

xvii LAMPIRAN G


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru dunia, diterima oleh semua lapisan masyarakat dan dipelajari pada setiap tingkat pendidikan. Matematika dipelajari dan dikembangkan guna membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Inilah alasan betapa pentingnya matematika untuk dipelajari. Dalam dunia pendidikan, matematika adalah salah satu bidang studi atau mata pelajaran yang dianggap sulit dibandingkan dengan bidang studi atau mata pelajaran lain karena banyak rumus yang dihafalkan dan metode yang digunakan guru untuk mengajar masih tradisional atau masih konvensional. Sistem pembelajaran yang digunakan masih monoton dan tidak bervariasi, siswa cenderung pasif dan menyebabkan siswa kurang nyaman dalam belajar. Pembelajaran matematika yang berlangsung di sekolah selama ini masih di dominasi oleh paradigma mengajar, yaitu 1) pembelajaran hanya berpusat pada guru, dimana guru aktif mentransfer pengetahuan pada pikiran siswa, 2) matematika disampaikan atau diajarkan kepada siswa sebagai produk yang sudah jadi, bukan sebagai suatu proses, 3) siswa menerima pengetahuan secara pasif (Marpaung,2008).


(19)

Sesuai dengan kurikulum yang digunakan di SMP Bopkri 1 Yogyakarta yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa pembelajaran diupayakan untuk melakukan pengembangan metode pembelajaran yaitu metode yang berpusat pada guru (teacher centered method) menuju metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered method). Hal tersebut dimaksudkan agar kedudukan siswa adalah sebagai pembelajar aktif, sedangkan guru sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif.

Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa. Yang paling utama adalah rendahnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan bersungguh-sungguh (Tatik, 1997: 73). Faktor lain yang berpengaruh adalah cara mengajar guru yang tidak tepat. Beberapa guru hanya mengajar dengan satu metode yang kebetulan tidak cocok dan sulit dimengerti oleh siswa. Selain itu sarana dan prasarana pendukung juga ikut berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa.

Penelitian Hidayah dan Sugiman (1998: 32) dan Sugiarto dan Hidayah mengemukakan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dapat dilakukan dengan beberapa hal. Dalam kesimpulan penelitiannya dikemukakan bahwa pendayagunaan alat peraga sebagai alat bantu ajar dalam pembelajaran matematika membuat pembelajaran lebih bermakna dan siswa dapat lebih aktif. Dengan bantuan ini harapannya rendahnya hasil belajar siswa dapat diatasi secara perlahan dan siswa dapat menjadi aktif (Prabowo, 2004: 2).


(20)

3

Peneliti melakukan penelitian di SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Observasi yang dilakukan peneliti pada awalnya adalah pada saat melakukan PPL di sekolah tersebut dan dilanjutkan kembali melakukan observasi pada saat melakukan penelitian skripsi untuk menggali masalah yang terdapat disekolah tersebut bagaimana dan setelah dilakukan observasi peneliti juga melakukan wawancara supaya peneliti dapat mengetahui masalah yang ada di sekolah tersebut dan bagaimana menyelesaikan permasalaan tersebut. Peneliti menggali informasi dari guru mata pelajaran matematika, menunjukkan bahwa dalam hal ini guru menyimpulkan bahwa hasil belajar yang kurang. Selain itu juga peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui pembelajaran seperti apa yang diinginkan oleh siswa agar hasil belajar siswa tidak rendah lagi dan agar ada variasi dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Dari kenyataan di lapangan, khususnya kelas VII, hasil belajar tentang pokok bahasan bangun segiempat masih rendah, karena hal ini berdasarkan hasil nilai pada tahun lalu nilai hasil belajar khususnya materi pokok persegi panjang dan persegi. Hal ini mungkin dikarenakan oleh penggunaan media pembelajaran masih jarang digunakan dalam proses pembelajaran.

Untuk mengoptimalkan peran guru dalam memperbaiki rendahnya hasil belajar siswa, seorang guru memerlukan metode dan media pembelajaran yang mengajak siswanya untuk berpikir aktif. Untuk itu guru memerlukan sebuah media pembelajaran yang mendukung agar pembelajaran tersebut dapat terlaksana. Media pembelajaran tersebut mampu membimbing


(21)

siswa untuk melihat permasalahan yang ada, menganalisa permasalahan untuk menemukan penyelesaian, dan dapat menyimpulkan hasilnya yang merupakan sebuah solusi.

Upaya meningkatkan kualitas hasil pendidikan senantiasa dicari dan diteliti melalui kajian berbagai komponen pendidikan. Perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran dilakukan untuk memajukan dan meningkatkan kualitas hasil pendidikan.

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu media pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing karena dalam hal ini kita dapat menjelaskan materi per sub bab sehingga membuat siswa menjadi lebih paham dan sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

SMP Bopkri 1 merupakan salah satu dari beberapa sekolah swasta yang ada di Yogyakarta yang di dalam memberikan materi pembelajaran guru cenderung lebih banyak berceramah dan penggunaan alat peraga atau LKS masih kurang. Penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran matematika masih jarang dilakukan, sehingga siswa sulit membayangkan hal yang sifatnya abstrak dan memerlukan contoh gambar atau animasi. Penggunaan Lembar Kerja Siswa sebagai salah satu media pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing masih jarang dilakukan sehingga siswa hanya menghafal materi yang ada, tanpa memahami proses penemuan konsep yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi memilih judul “Efektivitas Pembelajaran Dengan Menggunakan Alat Peraga Dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Tehadap Hasil Belajar Matematika Pada


(22)

5

Pokok Bahasan Persegi Panjang Dan Persegi Pada Siswa kelas VII D Semester 2 DI SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA Tahun pelajaran 2015/2016”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran berpusat pada guru berakibat siswa cenderung pasif, sedangkan guru justru mendominasi pembelajaran.

2. Sebagian besar perhatian dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika masih sangat kurang.

3. Pelaksanaan pembelajaran matematika yang dilaksanakan masih berpusat kepada guru (teacher centered).

4. Hasil belajar siswa yang tidak maksimal. C. Pembatasan Masalah

Latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti agar penelitian menjadi lebih fokus pada anak siswa VII D SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Adapun masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Materi yang akan diteliti pada penelitian ini adalah pengertian, sifat-sifat dan keliling dan luas persegi dan persegi panjang.

2. Subjek yang akan diteliti adalah anak didik kelas VIID SMP Bopkri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.


(23)

3. Penelitian ini akan membahas efektifitas pembelajaran dengan penggunaan alat peraga dan lembar kerja siswa terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang diatas adalah:

1. Bagaimana keterlaksanaan Pembelajaran ada materi persegi panjang dan persegi dengan menggunakan alat peraga dan LKS di SMP Bopkri 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016?

2. Bagaimana efektivitas alat peraga dan lembar kerja siswa pada siswa kelas VII D semester 2 di SMP Bopkri 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 ditinjau dari hasil belajar?

E. Batasan Istilah

Istilah-istilah dalam rumusan pertanyaan didefinisikan sebagai berikut ini:

1. Efektivitas

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu) dicapai. Semakin besar persentase target tercapai maka semakin tinggi efektivitasanya. Efektivitas pada penelitian ini dilihat dari hasil belajar dan minat belajar siswa.

2. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri


(24)

7

individu siswa, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku (Suherman, 2003: 7).

3. Alat Peraga

Alat peraga adalah alat untuk menerangkan/mewujudkan konsep matematika (Russefendi, 1994: 132).

4. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS adalah media cetak yang berupa lembaran kertas yang berisi informasi soal/pertanyaan yang harus dijawab siswa (Suyitno, 1997: 7). 5. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah kemudian diukur dan dinilai sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk nilai.

Berdasarkan batasan istilah tersebut, maka yang dimaksud dari judul adalah apakah pembelajaran dengan penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya menggunakan alat peraga yang di tinjau dari hasil belajar siswa.

F. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui efektifitas hasil pada pembelajaran matematika

2. Mengetahui efektivitas penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam mendukung hasil belajar siswa.


(25)

G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Guru dapat ikut menerapkan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam proses pembelajaran matematika. Kreatifitas guru yang tinggi dapat menciptakan alat peraga dan LKS untuk pembelajaran mata pelajaran matematika yang dianggap masih sukar.

2. Bagi Siswa

a) Pembelajaran dilakukan dengan alat peraga dan LKS dapat meningkatkan daya tarik siswa, sehingga adanya perasaan senang untuk belajar matematika dan lebih interaktif.

b) Melatih siwa untuk berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.

c) Meningkatkan berpikir kritis dan tanggap dalam memecahkan masalah.

3. Manfaat bagi sekolah

Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah agar kualitas pendidikan semakin baik.

4. Bagi Peneliti

Peneliti akan memiliki dasar-dasar kemampuan mengajar dan kemampuan mengembangkan media pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran dengan menggunakan alat paraga dan LKS.

H. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, dan batasan istilah. Selain itu, dikemukakan juga mengenai tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(26)

9

Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi tentang pengertian belajar dan pembelajaran pengertian hasil belajar, tinjauan tentang alat peraga dalam pembelajaran matematika, tinjauan tentang LKS, tinjauan tentang persegi panjang dan persegi serta kerangka berpikir penelitian ini .

Bab III dalam skripsi ini memaparkan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, bentuk data, instrumen penelitian, validitas, reliabilitas, teknik analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Bab IV memaparkan tentang pelaporan pelaksanaan penelitian, penyajian data, analisa data, dan pembahasan.

Bab V merupakan penutup yang memaparkan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi penelitian ini sendiri.


(27)

10 BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A.Matematika

Pengertian matematika dalam kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan menengah adalah matematika sekolah yaitu matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SMP) dan Pendidikan Menengah (SMA dan SMK). Matematika sekolah terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu pada perkembangan IPTEK hal tersebut menunjukkan bahwa matematika sekolah tetap memiliki ciri-ciri yang dimiliki matematika, yaitu memiliki objek kejadian abstrak serta berpola pikir deduktif konsisten (Erman Suherman,dkk. 2003:55-56).

Adapun fungsi matematika sekolah adalah sebagai alat, pola pikir, dan ilmu pengetahuan. Fungsi matematika sebagai alat yaitu siswa diberi pengalaman untuk dapat memahami atau menyampaikan suatu informasi melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika. Matematika bagi para siswa juga merupakan pembentukan pola pikir yaitu para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman matematika melalui proses pengabstrakan dan proses penalaran melalui pola induktif maupun deduktif. Fungsi matematika yang ketiga adalah sebagai ilmu pengetahuan, fungsi ini menunjukkan bahwa matematika selalu mencari kebenaran dan selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk mempunyai inisiatif mengembangkan cara-cara pengerjaan matematika secara bebas dan


(28)

11

kreatif sepanjang mengikuti pola pikir yang sah (Erman suherman, dkk. 2003:56-57).

Dari keseluruhan uraian tersebut di atas tampak bahwa pembelajaran matematika di sekolah dapat mengembangkan inisiatif dan kreativitas siswa dengan tetap memberikan kebebasan siswa sepanjang tidak mengorbankan karakteristik matematika sebagai ilmu deduktif dan abstrak.

B.Pembelajaran Matematika

Menurut Herman Hudojo (2001:135) pembelajaran matematika berarti pembelajaran tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara kosnep-konsep dan struktur-struktur tersebut. Agar proses belajar matematika itu dapat terjadi, bahasan matematika yang disajikan kepada siswa tidak diberikan dalam bentuk yang sudah jadi tetapi suatu bahasan yang dapat melibatkan siswa agar aktif dan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menemukan dan menyimpulkan konsep-konsep, struktur-struktur hingga sampai kepada rumus-rumus sehingga akan dapat lebih meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Nickson dalam Grows (1992:106) bahwa proses pembelajaran merupakan pembentukan lingkungan belajar yang dapat membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika berdasarkan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi.

Dari keseluruhan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan serangkaiaan kegiatan yang melibatkan


(29)

pendidik dan siswa secara aktif untuk memeperoleh pengalaman dan pengetahuan matematika. Pembelajaran matematika juga merupakan proses pembentukan pengetahuan dan pemahaman matematika oleh siswa yang berkembang secara optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan, siswa dituntut aktif, memiliki kemandirian, selama mengikuti proses pembelajaran. Dimana guru sebagai perencana pembelajaran, pelaksana pembelajaran yang mendidik, dan penilai proses hasil pembelajaran.

C.Pengertian belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Secara umum pengertian belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku (Darsono, 2000: 24). Pengertian belajar menurut Fortana (Suherman:2003,7-8) adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.

Jean Piaget, adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan toeri perkembangan kognitifnya. Bahwa struktur kognitif sebagai skemata (schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya.


(30)

13

Dengan demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap daripada ketika ia masih kecil.

Berdasarkan penelitiannya, Piaget mengemukakan ada empat tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis, yaitu:

a. Tahap sensor-motor

Tahap ini dicapai anak umur 2 tahun. Karakteristiknya merupakan gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi langsung. Anak belum mempunyai kesadaran adanya konsep objek yang tetap. Bila objek tersebut disembunyikan, maka anak itu tidak akan mencarinya. Karena anak secara kontinu bertambah pengalaman terhadap lingkungannya, pada akhir periode sensori-motor, anak menyadari bahwa objek yang disembunyikan masih ada dan ia berusaha mencarinya.

b. Tahap Pra-Operasional

Tahap ini dicapai anak umur 2-7 tahun. Operasi adalah suatu proses berfikir logis, dan merupakan aktivitas mental bukan aktivitas sensorimotor. Pada tahap pra-operasional, siswa dalam berfikirnya tidak didasarkan kepada keputusan yang logis, melainkan didasarkan kepada keputusan yang dapat dilihat seketika. Tahap ini adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkret.

c. Tahap Operasi Konkret

Tahap ini kira-kira dicapai pada usia 7-11 tahun atau 12 tahun. Tahap ini ditandai dengan permulaan berfikir matematik logis. Siswa dalam periode ini, di dalam berfikirnya dikatakan menjadi operasional. Tahap ini disebut


(31)

operasi konkret sebab berfikir logisnya didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-objek. Dengan perkataan lain, pengerjaan-pengerjaan logis dapat dilakukan dengan berorientasi ke objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang langsung dialami. Secara singkat dapatlah dikatakan bahwa operasi pada periode ini terikat kepada pengalaman pribadi. Siswa masih belum mampu menguasai materi abstrak.

d. Tahap Operasi Formal

Periode terakhir adalah tahap berfikir formal atau disebut juga periode operasi hipotetik deduktif. Dengan perkataan lain, tahap ini adalah tahap tertinggi dari perkembangan intelektual siswa. Biasanya tahap ini tidak tercapai pada usia 11-12 tahun. Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak. Penggunaan benda-benda konkret tidak diperlukan lagi.

Berdasarkan usia yang berhubungan erat dengan pengajaran matematika di sekolah, baik SMP maupun SMA, anak berada pada tahap operasi konkret dan tahap operasi formal. Namun pada kenyataannya, anak masih banyak yang mempunyai kesukaran untuk menangkap abstraksi verbal. Piaget mengatakan bahwa tahap operasi formal akan tercapai antara anak berusia 15-20 tahun. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa penelitian pada kultur barat dan kultur di luar barat hasil tidak selalu sama seperti pada teori Piaget. Nampak objek penelitian Piaget yang menghasilkan teorinya adalah untuk anak-anak Barat yang tingkat sosialnya cukup tinggi, bahkan mungkin anak-anak pilihan. Oleh karena


(32)

15

itu tidak boleh gegabah untuk menganggap bahwa anak-anak SMP di Indonesia sebagian besar sudah sampai pada tahap operasi formal karena ternyata masih banyak anak SMP yang masih berada pada tahap operasi konkret. Oleh karena itu menurut Hardi Suyitno, pengajaran matematika masih memerlukan bantuan benda-benda konkret atau alat peraga. Menurut Bell, bagi siswa sekolah, topik baru dalam mata pelajaran matematika sebaiknya dikenalkan melalui contoh-contoh benda konkret. Dijelaskan selanjutnya bahwa intuisi dan eksperimentasi memegang peranan penting untuk menentukan strategi mengajarkan konsep baru geometri pada siswa SMP sebaiknya disajikan secara informal dan intuitif, sedangkan geometri formal diberikan pada tahap operasi formal. Beberapa siswa mungkin dapat mencapai pada tahap operasi formal setelah mereka duduk di Perguruan Tinggi (Haditono, 1984: 197).

Seorang psikologi terkenal, Brunner mengatakan bahwa : “Bagi anak berumur antara 7 sampai dengan 17 tahun, untuk mendapat daya serap dan daya tangkap yang meliputi ingatan, pemahaman, dan penerapan

masih memerlukan mata dan tangan”. Mata berfungsi untuk mengamati, sedang tangan berfungsi untuk meraba. Dengan demikian dalam pendidikan matematika dituntut adanya benda-benda konkret yang merupakan model dari ide-ide matematika. Benda-benda konkret itu biasa disebut dengan media. Sejalan dengan pendapat Brunner, ada pepatah lama dari negeri Tiongkok yang berbunyi : “Saya mendengar saya lupa,


(33)

saya melihat saya ingat, dan saya melakukan saya mengerti” (Tim Instruktur PKG Matematika SMU, 1987: 1).

Piaget menerangkan bahwa seorang anak itu berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berfikir. Oleh karena itu agar anak berfikir sendiri, maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berfikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berfikir pada taraf berbuat (Sardiman, 2001: 35).

Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku (Suherman, 2003: 7). D.Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata “efektif” yang artinya berhasil guna (KBBI edisi ketiga: 2001). Menurut Nana Sudjana (2009:59), efektivitas dapat mengacu pada proses pembelajaran maupun pada hasil pembelajaran. Efektivitas pembelajaran memiliki dua karakteristik yang bermanfaat seperti ketrampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup sesama atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Karakteristik kedua, bahwa ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai seperti guru-guru, pengawas, tutor dan pemandu mata pelajaran atau murid-murid sendiri.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana keberhasilan suatu rencana dapat dicapai.


(34)

17

Semakin besar keberhasilan suatu media yang digunakan dalam proses pembelajaran, semakin efektif pula proses pembelajaran menggunakan media tersebut, sehingga kata efektivitas dalam penelitian ini diartikan sebagai tingkat keberhasilan atau sejauh mana manfaat media alat peraga dan lembar kerja siswa dapat digunakan dalam upaya mempengaruhi dalam mendukung hasil belajar siswa dan dalam hal ini nilai ketuntasan dihitung dari nilai patokan pada materi persegi panjang dan persegi, nilai KKM adalah dan pembelajaran dikatakan efektif atau berhasil, apabila > 60% siswa tuntas dari nilai KKM .

E.Tinjauan Tentang Alat Peraga Pemebalajaran Matematika

Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek konkret. Untuk memahami konsep abstrak, anak-anak memerlukan benda-benda konkret(riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan orang dewasa pun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi.

Belajar anak akan dapat meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran diperlukan faktor-faktor yang dapat memotivasi anak belajar, bahkan untuk pengajar. Misalnya : pengajaran supaya menarik, dapat menimbulkan minat, sikap guru dan penilaian baik, suasana sekolah menyenangkan, ada imbalan bagi guru yang baik, dan lain-lain. Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan melekat dan tahan lama


(35)

bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti, bukan hanya mengingat fakta. Karena itulah dalam pembelajaran matematika peneliti menggunakan alat peraga, dengan menggunakan alat peraga maka:

1) Proses belajar mengajar termotivasi. Baik siswa maupun guru, dan terutama siswa, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik dan karena itu akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.

2) Konsep abstrak matematika disajikan dalam bentuk konkret dan karena itu dapat dipahami dan dimengerti, dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih rendah.

3) Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.

4) Konsep-konsep abstrak yang disajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematik yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru bertambah banyak. (Suherman, 2003: 7)

Russefendi (1994: 132) memberikan definisi alat peraga, yaitu alat untuk menerangkan/mewujudkan konsep matematika. Menurut Anderson, alat peraga sebagai media atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu para pengajar.

Piaget (Suherman, 2003: 40) berpendapat bahwa siswa yang tahap berfikirnya masih pada tahap konkret mengalami kesulitan untuk memahami


(36)

19

operasi logis dan konsep matematika tanpa alat bantu dengan alat peraga. Menurut Brunner (Suherman, 2003: 43) dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Penggunaan alat peraga dalam matematika oleh Brunner dijelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda konkret/alat peraga, sehingga siswa langsung dapat berfikir bagaimana, serta pola apa yang terdapat dalam benda-benda yang sedang diperhatikannya.

Dari beberapa uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa alat peraga mempunyai peranan yang sangat dominan dalam pembelajaran matematika guna mewujudkan konsep, menguasai teori dan definisi, sehingga siswa akan memiliki penguatan yang tahan lama, juga dengan alat peraga siswa dilibatkan sebagai subjek dalam pembelajaran matematika.

Menurut Sugiarto dan Hidayah (2004: 5), penggunaan media dalam pembelajaran mempunyai arti penting, yaitu:

a. mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi siswa, b. mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas,

c. mampu mengatasi keterbatasan ukuran benda,

d. mampu mengatasi keterbatasan kecepatan gerak benda, e. mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa,

f. mampu mempengaruhi abstraksi siswa, dan


(37)

Adapun persyaratan umum memanfaatkan media atau alat peraga dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. tahan lama,

b. bentuk dan warna menarik,

c. dapat menyajikan dan memperjelas konsep, d. ukuran sesuai dengan kondisi fisik anak/siswa, e. fleksibel,

f. tidak membahayakan siswa, dan g. mudah disimpan saat digunakan

Agar pemanfaatan media/alat peraga dalam pembelajaran efektif, maka strategi pendayagunaannya harus memperhatikan kesesuaian media/alat peraga dengan:

a. tujuan pembelajaran, b. materi,

c. strategi pembelajaran,

d. kondisi ; ruang kelas, waktu, banyak siswa, dan e. kebutuhan siswa.

F. Lembar Kerja Siswa

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan sarana belajar yang berbentuk handout. LKS adalah salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran dan dirancang sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan


(38)

21

dihadapi LKS sebagai saran belajar dapat digunakan secara bersamaan dengan sumber belajar atau media belajar lain.

LKS adalah sarana atau media berupa tulisan dalam kertas untuk membantu guru memberikan tugas yang ringkas dan jelas kepada siswa untuk melakukan kegiatan sesuai tujuan pembelajaran. Penggunaan LKS tidak hanya digunakan secara kelompok tetapi juga dapat digunakan secara individu disesuaikan dengan metode pembelajaran guru. (Sugiyono,2008).

Dari penjabaran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan sarana belajar mengajar berupa media yang berisikan suatu informasi singkat dan soal-soal yang digunakan untuk mendukung keberhasilan kegiatan belajar. Bagi siswa, LKS dapat digunakan untuk membantu dan menemukan konsep dan melatih ketrampilan dalam menyelesaikan soal sesuai pemahamannya.

b. Tujuan penggunaan LKS dalam Proses Pembelajaran

Tujuan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

i. Memberi pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang perlu dimiliki oleh siswa.

ii. Mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan.

iii. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.


(39)

c. Manfaat penggunaan LKS dalam pembelajaran

Manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

i. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. ii. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

iii. Melatih siswa dalam menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.

iv. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

v. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran.

vi. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

d. Kontruksi LKS yang baik

Menurut Darmojo (1993:43), kontruksi LKS yang baik antara lain: i. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan

anak

ii.Menggunakan struktur kalimat yang jelas. iii.Menggunakan kalimat sederhana dan pendek.

iv.Menggunakan lebih banyak contoh media daripada kata-kata. v.Mengacu pada sumber belajar yang masih dalam kemampuan


(40)

23

e. Kelebihan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa a) Kelebihan lembar kerja siswa

i. Melatih kepercayaan diri siswa. ii. Meningkatkan motivasi belajar siswa. iii. Melatih siswa untuk belajar mandiri. iv. Aktivitas belajar siswa meningkat.

v. Kemampuan masing-masing siswa bisa diketahui. b) Kelemahan Lembar Kerja Siswa

i. Memerlukan biaya yang cukup tinggi

ii. Menyita banyak waktu guru dalam menyusun LKS.

Lembar Kerja Siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kerja siswa. LKS dalam hal ini harus memenuhi syarat kontruksi sebuah LKS yaitu sesuai dengan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang mudah dimengerti oleh siswa.

Ciri-ciri dalam yang harus diperhatikan Lembar Kerja Siswa i.Memenuhi syarat sebuah materi ajar LKS

ii.Menarik perhatian siswa

iii.Mendorong keingintahuan siswa

Dengan demikian pemakaian Lembar Kerja Siswa akan menimbulkan interaksi antara guru dan siswa yang akan memberikan kemungkinan diskusi, yaitu siswa tidak hanya mendengar informasi dan menerima konsep dari guru, tetapi siswa dibimbing memahami konsep untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS yang pada akhirnya


(41)

konsep tersebut dapat diterima dengan sadar oleh siswa. Selain berinteraksi dengan guru, siswa juga berinteraksi dengan sesama siswa. G.Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1989 : 27) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Nana Sudjana (1989 : 22) mengklasifikasi hasil belajar berdasarkan Benyamin Bloom, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ketiga ranah tersebut merupakan objek penilaian terhadap hasil belajar. Ranah kognitif merupakan ranah yang paling banyak digunakan oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengusai pelajaran. Kemudian penilaian pada ranah kognitif dapat dilihat dari penilaian terhadap kemampuan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hasil dapat diketahui dari evaluasi yang dilakukan oleh guru.


(42)

25

H.Persegi Panjang dan Persegi 1. Persegi panjang

a. Pengertian persegi panjang

Persegi panjang adalah bangun datar segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku.

Dewi Nurharini & Tri Wahyuni (2008). Matematika untuk Kelas VII SMP/MTs Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

b. Perhatikan gambar persegi panjang ABCD berikut, maka akan diperoleh

Gambar 2.1 Persegi Panjang ABCD

(i) Sisi- sisi persegi panjang ABCD adalah AB,BC,CD,danAD dengan dua pasang sisi sejajarnya sama panjang yaitu

AD CD dan BC

AB 

Sudut-sudut persegi panjang ABCD adalah DAB,ABC,BCD dan CDAdengan DAB=ABC= BCD= CDA=90 (ii) Dengan demikian dapat dikatakan sebagai berikut

Persegi panjang adalah bangun datar segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku. (Nuharini, Tri Wahyuni, 2008:250).

D C

B A


(43)

a. Sifat-sifat persegi panjang

Gambar 2.2 sifat-sifat persegi panjang Berikut ini penjelasan gambar a.

Jika persegi panjang ABCD dibalik menurut garis k, persegi panjang itu akan menempati bingkainya, sehingga titik A akan menempati titik B dan titik B akan menempati titik A, ditulis Demikian halnya diperoleh sehingga

BC

AD  . Hal ini berarti AD = BC

Selanjutnya, jika persegi panjang ABCD dibalik menurut garis l, persegi panjang akan menempati bingkainya seperti Gambar b.

A B

C D

B A

C D

D D C C A A B B k Gambar a A A B B C D C D l D

A B

C D

A B

C Gambar b k B A A D D C B C

D C

D C

A A B B

Gambar c Gambar d

D C

B A

O

B C

A D

D C

D C

O

B A

A B

A B

C D

B A

C D

D D C C A A B B k Gambar e A A B B C D C D l D

A B

C D

A B

C Gambar f


(44)

27

Berdasarkan gambar b, diperoleh bahwa ADBC. Hal ini berarti AB = DC.

Dari pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa jarak AD sejajar BCselalu tetap. Demikian halnya dengan jarak AB dan DC. Oleh karena itu ADsejajar BC danABsejajarDCSisi-sisi yang berhadapan dari suatu persegi panjang adalah sama panjang dan sejajar.

Selanjutnya menyelidiki panjang diagonal-diagonal persegi panjang. Putarlah persegi panjang ABCD dengan diagonal BD menurut garis k sehingga menempati bingkainya kembali seperti Gambar c. Berdasarkan Gambar c, diperoleh , , .

Sekarang putarlah persegi panjang ABCD sejauh setengah putaran , dengan diagonal-diagonal AC dan BD berpotongan di titik O. Dari pemutaran tersebut, diperoleh , , , sehingga OAOC dan

OD

OB . Hal ini berarti OA = OC dan OB = OD. Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa diagonal-diagonal dari suatu persegi panjang adalah sama panjang dan saling membagi dua sama besar.

Untuk menyelidiki besar sudut pada persegi panjang, baliklah persegi panjang ABCD menurut garis k, sehingga dapat menempati bingkainya. Berdasarkan Gambar e, diperoleh bahwa DABCBAdanADCBCD. Dengan demikian DABCBAdanADCBCD. Selanjutnya jika persegi panjang ABCD dibalik menurut garis l, persegi panjang ABCD akan menempati bingkainya seperti pada Gambar 7. Berdasarkan Gambar f, diperoleh bahwa

CBA DAB

 danADCBCD. Dengan demikian DABCBAdan BCD

ADC 

 . Akibatnya DABADC=CBABCD. Jadi semua sudut pada persegi panjang adalah sama besar yaitu .


(45)

Setiap sudut persegi panjang adalah sama besar dan merupakan sudut siku-siku .

Dari uraian tersebut diperoleh sifat-sifat persegi panjang sebagai berikut

i. Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.

ii. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku ( ). iii. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sudut

sama besar.

iv. Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara.

b. Keliling dan luas persegi panjang

Misal suatu persegi panjang memiliki panjang dan lebar , maka: Keliling ( ) persegi panjang adalah


(46)

29

2. Persegi

a. Pengertian persegi

Persegi adalah bangun segiempat yang memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudut siku-siku.

Dewi Nurharini & Tri Wahyuni (2008). Matematika untuk Kelas VII SMP/MTs Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Perhatikan gambar persegi ABCD di bawah ini!

Gambar 2.3 Persegi ABCD

Gambar 2.3 adalah sebuah persegi ABCD, jika diamati dengan tepat akan diperoleh :

(i) Sisi-sisi persegi ABCD sama panjang yaitu AB = BC = CD = AD.

(ii) Sudut-sudut persegi ABCD sama besar yaitu ABC=DAB= BCD

 = CDA=90 

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa persegi merupakan persegi panjang dengan sifat khusus, yaitu keempat sisinya sama panjang.

Persegi adalah bangun segiempat yang memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudut siku-siku.

b. Sifat-sifat persegi

I. Semua sifat persegi panjang juga merupakan sifat persegi. II. Semua sisi persegi adalah sama panjang

B A


(47)

III. Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.

IV. Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku.

Sekarang perhatikan Gambar 2.4. Apa yang terjadi jika persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD?

Gambar 2.4 Diagonal sudut persegi membagi dua sama besar Berdasarkan Gambar 2.4 diperoleh bahwa ABDCBD, sehingga

CBD ABD 

 dan ABD CBD, sehingga ABD CBD. Hal ini menunjukkan bahwa diagonal ̅̅̅̅ membagi dua sama besar

ADC ABCdan

 . Dengan cara yang sama, dapat dibuktikan bahwa AC membagi dua sama besar DAB dan BCD. Sudut-sudut persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.

Perhatikan Gambar 2.5. Gambar tersebut menunjukkan bangun persegi dengan diagonal AC dan BD yang berpotongan di titik O. Akan ditunjukkan bahwa diagonal AC dan BD saling berpotongan tegak lurus membentuk sudut siku-siku.

Gambar 2.5 diagonal-diagonal persegi B

A

D C

C D

A B

B A

D C

D A

C B

B A

D C

C D

A B

B A

D C

C B

D A

O O


(48)

31

Dengan pusat titik O, putarlah persegi ABCD seperempat putaran berlawanan arah jarum jam, maka akan diperoleh bahwa

(i) AOBBOCsehingga AOBBOC (ii) BOCCODsehingga BOC COD (iii) CODAODsehingga CODAOD (iv) AODAOBsehingga AODAOB

Karena persegi ABCD dapat menempati bingkainya kembali, maka dapat dikatakan bahwa AOBAODCODBOC.Telah diketahui bahwa sudut satu putaran penuh adalah . Akibatnya

 

AOB AOD CODBOC jadi diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku.

Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan sifat-sifat persegi sebagai berikut

i. Suatu persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara.

ii. Semua sisi persegi adalah sama panjang.

iii. Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.

iv. Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku.

c. Keliling dan luas persegi

Diketahui : s = sisi persegi

Oleh karena persegi merupakan bentuk khusus dari persegi panjang maka cara untuk mencari keliling dan luas persegi sama saja dengan cara mencari keliling dan luas persegi panjang.

s s


(49)

Panjang setiap sisi pada persegi adalah sama. Dengan demikian, keliling persegi adalah

, dengan

adalah keliling persegi dan adalah panjang sisi persegi tersebut. Adapun luas persegi adalah

Sehingga

Keliling persegi L adalah Luas persegi

I. Kerangka Berfikir

Salah satu masalah yang dihadapi guru matematika SMP Bopkri 1 Yogyakarta adalah kurangnya prestasi belajar. Oleh sebab itu, diperlukan suatu alternatif media pembelajaran yang dapat meningkatkan dan prestasi belajar. Salah satu alternatif yang digunakan adalah menggunakan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa.

Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa, siswa dapat mengembangkan kemampuan belajar, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaranyang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa-siswa mengalami dan melakukannya senidri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan sendiri ide-ide.


(50)

33

Setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali motivasi siswa untuk selalu kreatif dan berkembang.

Pembelajaran dengan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa menekankan pada keaktifan dan kegiatan kreatif siswa, kegiatan belajar mengajar juga akan menarik siswa, siswa akan lebih tekun dalam belajar dan menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, senang mencari dan memecahkan masalah matematika yang bervariasi, dapat mempertahankan pendapatnya. Hal ini menguatkan bahwa penggunaan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa merupakan metode yang cocok digunakan dalam upaya mendukung hasil belajar siswa. Terdapat dugaan bahwa pembelajaran matematika dengan metode Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa efektif mendukung hasil belajar siswa.


(51)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui efektivitas penggunaan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) ditinjau dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dikelas VII D SMP Bopkri 1 Yogyakarta, maka penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif. Penelitian ini hanya ingin mengetahui bagaimana efektivitas ditinjau dari hasil belajar alat peraga dan LKS.

Dengan penelitian diskriptif kuantitatif akan ditunjukkan ada atau tidaknya pengaruh akibat dari suatu percobaan. Penelitian ini akan dilihat pengaruh atau akibat dari suatu percobaan. Penelitian ini akan dilihat pengaruh atau akibat dari penggunaan media Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa. Pengaruh dari pembelajaran menggunakan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa ini akan ditinjau dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika VIID SMP Bopkri 1 Yogyakarta yang di ujikan pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi.


(52)

35

B. Waktu dan Tempat Peneltian 1. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 semester genap tahun pelajaran 2015/2016.

2. Tempat Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan di SMP Bopkri 1 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Mas Suharto 48 Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIID di SMP Bopkri 1 Yogyakarta.

Objek Penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

D. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui : 1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin, 2011:231). Pada saat melakukan Observasi peneliti dapat melihat pembelajaran sebelumnya yang dilakukan oleh guru pengampu dan dapat mengerti juga kegiatan


(53)

siswa dalam pembelajaran di kelas bagaimana serta tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran senang atau membosankan. Observasi ini dilakukan melalui pengamatan langsung dan menuliskan dalam lembar pengamatan secara langsung dan menuliskan apa yang terjadi secara benar dalam lembar pengamatan, fungsinya adalah untuk melihat kembali apa yang sudah terjadi. Pengisisan lembar pengmatan ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung oleh observer.

2. Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa berupa skor yang diperoleh dari tes akhir pada masing-masing model pembelajaran, yaitu pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) di kelas VII-D. Dari tes yang dilakukan tersebut diperoleh data berupa jawaban-jawaban siswa yang kemudian diberi skor dan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul.

3. Tes kemampuan Awal (Pretest)

Pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua kelas sampel. Pretest dalam penelitian berisi soal-soal yang diambil dari materi yang telah diajarkan oleh guru pengampu. Pretest berupa uraian singkat yang dibuat sendiri oleh peneliti.

4. Tes kemampuan Akhir (Posttest)

Posttest dipergunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Posttest merupakan tes yang diberikan kepada kelas VIID, setelah dilaksanakan proses pembelajaran yang terakhir. Fungsi


(54)

37

Posttest dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diberikan LKS dan Alat Peraga dalam proses pembelajarannya, maupun hasil belajar siswa yang tidak diberikan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa dalam proses pembelajarannya. 5. Wawancara

Pedoman wawancara disusun untuk memberikan pertanyaan guna menegaskan hasil observasi. Wawancara dilakukan terhadap guru dan kelas VIID. Wawancara terhadap guru dilakukan untuk mengetahui pendapat guru terhadap efektivitas penggunaan media Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa ditinjau dari hasil belajar setelah dilakukan penelitian ini dan untuk mengetahui hambatan-hambatan apa sajakah yang ada selama pembelajaran di kelas.

Wawancara terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui respon mereka terhadap pembelajaran menggunakan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kefektifan hasil belajar di kelas yang menggunakan metode pembelajaran biasa. 6. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti melampirkan dokumentasi berupa foto aktivitas yang dilakukan siswa saat pembelajaran di kelas. Dokumentasi ini bertujuan untuk memperkuat data hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.


(55)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen-instrumen yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sebagai berikut :

1. Instrumen pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada masing-masing pembelajaran. Berikut adalah rencana pembelajaran yang akan dilakukan:

a) Pertemuan pertama adalah observasi dan pretest.

b) Pertemuan kedua mengingat kembali tentang persegi panjang dan persegi serta masuk ke sub bab persegi panjang dan persegi yaitu pengertian tentang persegi panjang dan persegi.

c) Pertemuan ketiga mengingat kembali materi persegi panjang dan persegi dan membuat gambar persegi panjang dan persegi serta sifat-sifatnya serta mengambarkan persegi panjang dan menyebutkan sifat-sifatnya.

d) Pertemuan keempat adalah mencari luas dan keliling persegi panjang dan persegi dan memberikan posttest mengenai pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

1) Model pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa


(56)

39

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan ini dilengkapi dengan latihan soal yang akan menjadi instrumen pada model pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa yang disesuaikan dengan indikator. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar sesuai dengan yang ada di RPP. Pada awal pembelajaran guru akan menyampaikan apersepsi berupa mengulang materi yang sudah didapatkan sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan diterima oleh siswa. Hal ini guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan menuntun siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya secara terstruktur dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan. Kesempatan ini guru membentuk kelompok agar tiap siswa dapat terlibat dalam setiap proses pengerjaan soal yang ada pada tiap soal tersebut.

Terdapat tabel kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan dan kelas VIID di kelas, yaitu pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Rencana kegiatan pembelajaran setiap pertemuan di kelas VIID Pertemuan

ke - Materi Kegiatan

1 - observasi, pretest

2 pengertian persegi panjang dan persegi

menjelaskan materi,latihan soal 3 sifat-sifat persegi panjang dan

persegi

menjelaskan materi, mengamati alat peraga dan mengerjakan LKS 4 Luas dan keliling persegi Posttest


(57)

panjang dan persegi serta menggunakan dalam

pemecahan masalah

b. Alat Peraga

Alat Peraga ini digunakan guru selama proses belajar mengajar. Alat Peraga disusun agar dapat membantu siswa dalam mempermudah mengamati bangun persegi panjang dan persegi agar siswa tidak abstrak dalam membayangkannya.


(58)

41


(59)

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS ini digunakan guru selama proses belajar mengajar. LKS disusun agar dapat menampung tujuan pembelajaran yang akan dicapai. LKS dengan pokok bahasan persegi panjang dan persegi. Penyususan LKS ini diharapkan dapat mendukung hasil belajar siswa serta dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Terdapat tabel kisi-kisi penyusunan Lembar Kerja Siswa yang terkait hasil belajar serta kegunaan dalam indikatornya pada setiap kegiatan siswa, yaitu pada tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penyusunan LKS yang terkait Hasil Belajar Siswa Pokok

bahasan

Kegiatan

siswa Kegiatan guru Indikator persegi panjang dan persegi a. Mengetahui pengertian persegi panjang dan persegi a. membimbing siswa mengerjakan LKS

a. dapat mengetahui pengertian persegi panjang dan persegi b. Menentukan

rumus luas persegi panjang dan persegi b. Mengamati siswa mengerjakan LKS b. Dapat menghitung luas persegi panjang dan

persegi c. Menghitung luas persegi panjang dan persegi c. Menggerakkan siswa untuk mau maju ke depan

c. Dapat menghitung keliling persegi panjang dan

persegi d. Menghitung keliling persegi panjang dan persegi d. Menarik kesimpulan dari pelajaran yang

telah dilakukan Dapat mengerti sifat-sifat persegi panjang dan persegi e. Memahami sifat-sifat persegi panjang dan persegi e. Guru berkeliling melihat pekerjaan siswa


(60)

43 f. Mengerjakan soal-soal LKS f. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal

2. Instrumen Penelitian a. Tes tertulis

Tes tertulis dalam penelitian ini meliputi (pretest) dan (posttest).

Terdapat tabel kisi-kisi soal pretest dan posttest yaitu, pada tabel 3.3 dan 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pretest

No Indikator No

Soal 1 siswa dapat menggambarkan persegi panjang dan menyebutkan

sisi dan juga menyebutkan sifat-sifatnya

1a dan 1b 2 siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

menghitung luas persegi panjang dan persegi 3 3 siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dalam

kehidupan sehari-hari 2

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Posttest

Standar Kompetensi Kompetensi dasar Indikator No Soal 6. Memahami konsep

segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang,persegi dan mengidentifikasi unsur dari segi

empat atau persegi panjang

dan persegi

1

6.3 menghitung keliling dan luas bangun

segiempat

mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang dan


(61)

persegi menghitung keliling dan luas

persegi panjang dan persegi

3,4 b. Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan berfungsi untuk membantu peneliti dalam mencatat hal-hal yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Dalam penelitian ini, observasi pengamatan akan dilakukan di VII D selama proses pembelajaran oleh peneliti. Hal yang akan di observasi pada penelitian ini adalah proses kelas VII D. Format lembar pengamatan terdapat pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Lembar pengamatan No Tahap Penelitian Ya Tidak Keterangan

1 Pendahuluan a. Pengenalan Masalah b. Guru menyiapkan data

memotivasi siswa dan

menyelesaikan masalah 2 Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan LKS

b. Guru menyampaikan

penggunaan alat peraga c. Siswa menyimak materi

yang disampaikan oleh

guru

Elaborasi

a. Siswa dibagikan LKS b. Siswa dibagikan alat

peraga

c. Siswa mengerjakan soal


(62)

45

d. Siswa mengamati alat peraga yang dibagikan oleh guru

3 Konfirmasi a. Siswa mengerjakan LKS

secara berkelompok b. Siswa mengamati alat

peraga secara berkelompok b. Diskusi antara siswa

dengan siswa c. Guru berkeliling untuk

membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS

d. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengamati alat peraga

yang telah dibagikan

4 Penutup

a. Diskusi secara klasikal b. Guru bersama siswa

membuat kesimpulan

bersama

c. Wawancara

Lembar wawancara dibagi menjadi 2, yaitu lembar wawancara untuk guru dan lembar wawancara untuk siswa. Berikut uraian lembar wawancara tersebut:

1) Lembar wawancara untuk guru

Untuk lebih menguatkan efektivitasan penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran matematika, maka peneliti melakukan wawancara dengan


(63)

guru pengajar. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran materi yang diteliti. Pertanyaan wawancara guru sebagai berikut:

a) Bagaimana pendapat Bapak tentang pembelajaran dengan menggunakan media Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat peraga?

b) Apakah menurut Bapak dengan menggunakan media Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat peraga ini benar-benar efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa? c) Apakah Bapak mendapat hambatan atau masalah

ketika pembelajaran, terutama yang berasal dari siswa? d) Untuk mengatasi hambatan tersebut apa yang Bapak

lakukan?

e) Bagaimana kesan-kesan Bapak setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan Media Lembar Kerja Siswa dan alat peraga?

f) Adakah saran-saran atau masukan Bapak mengenai pendekatan pembelajaran yang digunakan terhadap pembelajaran yang digunakan terhadap pembelajaran matematika di kelas?

2) Lembar wawancara untuk siswa

Selain guru yang diwawancara, peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa. Penelitian ini


(64)

47

bertujuan untuk melihat efektifan proses pembelajaran dengan menggunakan LKS dan alat peraga. Sehingga untuk lebih meyakinkan penggunaan LKS dan alat peraga efektif digunakan dalam menunjang hasil belajar siswa. Wawancara dilakukan pada beberapa siswa saja, karena keterbatsan peneliti. Wawancara ini dilakukan setelah pembelajaran materi yang di teliti. . Format kisi-kisi wawancara yang diberikan pada tabel dan 3.6 :

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Wawancara Siswa Kelas VIID

No Indikator Pertanyaan

1 Tekun 1

2 Tidak mudah putus asa dan tidak mudah puas 2 3 Memiliki minat yang besar dalam belajar 3,4,6,10 4 Memiliki keinginan untuk berprestasi dan meraih cita-cita 5,9 5

Memiliki pendapat dan keberanian untuk

mengungkapkannya 8

6 Dapat bekerja atau belajar secara mandiri 7

F. Analisis Validitas

Analisis validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu instrumen. Uji coba instrumen digunakan untuk mengetahui kevalitan suatu intrumen. Berikut uji coba yang digunakan untuk melihat kevalidan suatu intrumen.


(65)

1. Validitas RPP, LKS.

RPP dan LKS diuji dengan penilaiaan pakar (expert judgement). LKS diuji cobakan pada 2 pakar, dengan tujuan melihat penggunaan bahasa dalam LKS bisa diterima siswa SMP atau tidak.

2. Validitas Butir Soal Pretest dan Posttest

Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data intrumen tes data, uji validasi tes awal (pretest) dan tes hasil belajar (posttest) dilakukan dengan penilaiaan pakar (expert judgement) oleh Bapak Beni Utomo, M.Sc sebagai dosen pembimbing dan Drs. Adi Undang sebagai guru matematika kelas VIIC dan VIID SMP Bopkri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

G. Teknik Analisis Data 1. Data Hasil Wawancara

Data wawancara di analisis secara kualitatif. Data hasil wawancara digunakan untuk mendukung hasil pembelajaran dan digunakan sebagai salah satu alat evaluasi serta refleksi kegiatan yang telah berlangsung.

2. Analisis Data Tes Awal (Pretest) dan Tes Hasil Belajar (Posttest) pretest dilakukan untuk melihat apakah kelas yang akan diteliti kemampuan akademiknya sama. Tes kemampuan awal terdiri dari 3


(66)

49

soal uraian, untuk penilaian per item soal diuraikan sebagai berikut tabel 3.7:

Tabel 3.7 Pedoman Skor Tes Kemampuan Awal

Skor Kriteria

10 jawab benar dan sempurna 8

jawaban benar dan perhitungan benar tetapi tidak sempurna

6

jawaban benar tetapi perhitungan salah atau jawabn salah tetapi perhitungan benar 4

siswa hanya menulis apa yang diketahui dan ditanyakan tanpa menjawab soal 2 jawaban salah dan perhitungan salah 0 jawaban tidak ada atau tidak diisi

Untuk mengetahui nilai yang didapat oleh siswa terdapat rumus untuk menghitung nilai yang didapat yaitu sebagai berikut :

Nilai Pretest :

Untuk mengetahui efektivitas hasil belajar siswa terhadap penggunaan LKS maka dilakukan tes hasil belajar (posttest) yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Tes hasil belajar terdiri dari 4 soal uraian, untuk penilaiaan per item soal diuraikan pada tabel 3.8 sebagai berikut:


(67)

Tabel 3.8 Pedoman Skor Hasil Belajar No

Soal Skor Kriteria

1 5 Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur segiempat 4 Siswa dapat menyebutkan 2 unsur dari segiempat 3 Siswa dapat menyebutkan 1 unsur dari segiempat 2

Siswa hanya menyebutkan bangun segiempat tetapi tidak menjawab

1

Siswa hanya menuliskan diketahui atau menulis soalnya kembali

0 Jawaban tidak ada atau tidak diisi 2 5

Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat persegi panjang dan persegi

4

Siswa hanya dapat menyebutkan 2 sifat-sifat persegi panjang dan persegi

3

Siswa hanya menyebutkan sifat-sifat dari persegi panjang atau persegi

2

Siswa hanya menyebutkan 1 sifat-sifat dari persegi panjang dan persegi

1

Siswa hanya menuliskan diketahui atau menulis soalnya kembali

0 Jawaban tidak ada atau tidak diisi 3 5

Siswa dapat menghitung panjang dan lebar dengan tepat dan menggunakan sistematika menjawab soal 4

Siswa dapat menghitung panjnag dan lebar dengan tepat namun tidak menggunakan sistematika menjawab soal

3

Siswa mengalami sedikit kesalahan dalam menghitung panjang dan lebar dan tidak menggunakan sistematika

menjawab soal 2

Siswa hanya menuliskan diketahui dan ditanyakan namun dapat menuliskan rumus panjang dan lebar

1

Siswa hanya menuliskan diketahui dan ditanyakan tanpa menjawab soal

0 Siswa tidak menjawab soal 4 5

Siswa dapat menghitung sisi dengan tepat dan menggunakan sistematika menjawab soal 4

Siswa dapat menghitung sisi dengan tepat namun tidak menggunakan sistematika menjawab soal 3

Siswa mengalami sedikit kesalahan dalam menghitung sisi dan tidak menggunakan sistematika menjawab soal 2

Siswa hanya menuliskan diketahui dan ditanyakan namun dapat menuliskan rumus panjang dan lebar

1

Siswa hanya menuliskan diketahui dan ditanyakan tanpa menjawab soal


(68)

51

No

Soal Skor Kriteria

0 siswa tidak menjawab soal

Untuk mengetahui nilai yang didapat oleh siswa terdapat rumus untuk menghitung nilai yang didapat yaitu sebagai berikut :

Nilai Posttest :

Selain itu, data jawaban tes hasil belajar dianalisis secara kuantitatif dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh dari hasil tes tertulis berdasar panduan penilaiaan yang sudah dibuat. Dilanjutkan dengan menghitung nilai rata-rata dan presentase ketuntasan belajar dari kelas (VIID). Nilai ketuntasan dihitung dari nilai patokan pada materi persegi panjang dan persegi, nilai KKM adalah 75 dan pembelajaran dikatakan dapat berhasil, apabila > 60% siswa tuntas.


(69)

Berikut ini disajikan cara perhitungan nilai presentase Kriteria Ketuntasan Minimal KKM:

P = ( ) x 100%

Keterangan:

T= Jumlah siswa tuntas KKM S= Jumlah siswa

P= Presentase siswa tuntas KKM

Kemudian, data jawaban tes tertulis dianalisis secara kuantitatif berdasarkan nilai ketentuan berdasarkan KKM dengan melihat kriteria hasil belajar menurut kartika pada tabel 3.9, dengan interval nilai 0-100 Tabel 3.9 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Secara Kuantitatif

Nilai (%) Kriteria

76 - 100 Sangat efektif 56 - 75 Efektif 41 - 55 Kurang efektif

0 - 40 Sangat kurang efektif

(Zainal Arifin, 2012:73)\ 3. Pengolahan Data Non Tes

a. Pengolahan Data Hasil Observasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hal-hal yang diobservasi adalah keterlaksanaan pembelajaran secara umum yang berpedoman pada RPP menggunakan metode pembelajaran tipe Jigsaw, dan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran tipe Jigsaw.


(70)

53

P = Persentase hasil pengamatan yang akan dihitung I = Indikator yang terlihat

N = Banyaknya indikator yang diamati

Data yang dihitung kemudian dikonversikan ke dalam beberapa kategori untuk menentukan kriteria keterlaksanaannya.

Tabel 3.4 Kategori Keterlaksanaan Data Hasil Observasi

No. Persentase Kategori

1 81% ≤ P 100% Sangat Baik 2 61% ≤ P 80% Baik 3 41% ≤ P 60% Sedang 4 21% ≤ P 40% Rendah 5 0% ≤ P 20% Sangat Rendah


(71)

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Penyusunan Proposal penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyusun proposal penelitian. Proposal penelitian berisikan BAB I tentang Pendahuluan, BAB II tentang Kajian Pustaka, dan BAB III tentang Metode Penelitian. Dalam menyusun laporan penelitian, peneliti selalu berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk dapat dipastikan bahwa penelitian ini dapat berjalan sesuai yang direncanakan.

2. Persiapan Penelitian

Untuk persiapan sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi ke sekolah untuk mengetahui apakah sekolah tersebut layak diadakan penelitian. Observasi dilakukan dengan bertanya dengan guru mata pelajaran mengenai hasil belajar siswa terhadap matematika. Setelah melakukan observasi dan dirasa sekolah tersebut layak diadakan penelitian maka peneliti mengajukan permohonan izin kepada pihak sekolah untuk mengadakan penelitian dengan persetujuan dari dosen pembimbing, selanjutnya peneliti mulai dalam pembuatan instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini meliputi: RPP pembelajaran kelas VIID, tes awal dan tes akhir pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi.


(72)

55

3. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data menggunakan 3 kali pertemuan. Penelitian ini akan membandingkan dua model pembelajaran, yaitu pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa. Di awal dan akhir pertemuan peneliti akan mengadakan tes terkait pokok bahasan persegi panjang dan persegi dengan soal yang sama tetapi dengan mengganti variabelnya untuk mengukur hasil belajar siswa pada masing-masing kelas.

4. Pembuatan LKS

Pembuatan LKS mengacu pada pedoman pembuatan LKS dan memperhatikan kebutuhan siswa khususnya siswa SMP Bopkri 1 Yogyakarta, sebelum digunakan LKS dikonsultasikan dnegan dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran

5. Pelaksanaan Pembelajaran

Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan pembelajaran antara lain:

a. Peneliti mengadakan pretest di kelas VIID. b. Peneliti mengadakan posttest di kelas VIID.

c. Peneliti memberikan alat peraga pada tiap pertemuan pada kelas VIID.

d. Peneliti memberikan LKS pada tia-tiap pertemuan di kelas VIID.


(73)

56 BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan, antara lain pengurusan surat izin penelitian, observasi pembelajaran di kelas dan wawancara dengan kepala sekolah maupun guru matematika, dan uji pakar untuk instrumen perangkat penelitian seperti RPP, Lembar Kerja Siswa dan butir soal kepada guru dan dosen pembimbing. Selain itu peneliti juga mempersiapkan materi pelajaran, merencanakan dan merancang pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa dan alat peraga di kelas VIID dan pembelajaran mengunakan alat peraga dalam proses pembelajaran persegi panjang dan persegi, membuat instrumen pembelajaran meliputi rencana pelaksanan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), alat peraga, tes kemampuan awal (pretest), tes hasil belajar (posttest), serta mempersiapkan observer yang akan membantu penelitian dalam mengumpulkan data. Peneliti juga menggunakan camera digital untuk mendokumentasikan demi kelancaran proses penelitian dalam mengumpulkan data. Berikut ini adalah uraian saat persiapan penelitian di SMP Bopkri 1 Yogyakarta:


(74)

57

a. Izin Penelitian

Peneliti mengurus surat perizinan dari jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam selanjutnya tembusan surat ditujukan kepada SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Kemudian surat izin dibawa ke SMP Bopkri 1 Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 2016. Peneliti bertemu kepala sekolah, wakil kurikulum dan guru pengampu, menentukan jadwal observasi dan jadwal penelitian serta materi pelajaran yang akan digunakan untuk penelitian, materi tersebut adalah persegi panjang dan persegi yaitu menentukan sifat-sifatnya, luas, keliling dan serta pengertian dari persegi panjang dan persegi pada kelas VII. Pada tahap awal dengan guru, observasi dilakukan pada bulan April.

b. Observasi Kelas

Observasi kelas dilakukan pada dua kelas yaitu kelas VIID. Observasi pertama di kelas VIID pada tanggal 6 April 2016, peneliti mencatat hal-hal sebagai berikut:

1. Pada saat awal pelajaran kelas sangat ramai terutama siswa laki-laki, saat guru masuk dan memberi salam kelas perlahan mulai tenang. Kemudian guru memberikan kesempatan peneliti melakukan observasi untuk memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian. Observasi dilaksanakan pada jam ke-5 dan jam ke-6.


(75)

2. Guru melanjutkan materi tentang pengertian dan sifat-sifat persegi panjang dan persegi. Guru menerangkan materi tersebut dengan menggunakan alat peraga, terlihat guru banyak menuntun siswa. Suasana pembelajaran pasif. Siswa tidak mau bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan. Siswa laki-laki banyak yang ribut dan mengobrol, terutama siswa laki-laki-laki-laki yang duduk di belakang dan di samping dinding kelas. Setelah itu guru memberikan soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan.

3. Pada saat mengerjakan latihan, terlihat sekali perbedaan antara siswa perempuan dan laki-laki. Sebagian siswa perempuan terlihat bersemangat dan saling berdiskusi dengan teman sebangkunya sedangkan siswa laki-laki tidak antusias dalam mengerjakan soal mereka hanya menunggu jawaban yang dituliskan di papan tulis.

4. Diakhir pertemuan guru membahas beberapa soal yang dijadikan tugas dan menarik kesimpulan dari pelajaran hari itu. Sedangkan observasi di kelas VIIC dilaksanakan:

Pada tanggal 7 April 2016, peneliti mencatat hal-hal sebagai berikut:

1. Siswa sangat kondusif karena jam pealajran matematika pada saat itu jam ke-1 dan ke-2. Sebelum pelajaran pertama dimulai sebelumnya siswa melakukan doa pagi dan membaca Alkitab


(76)

59

selama 15 menit. Setelah kegiatan tersebut selesai guru mempersilahkan kepada peneliti menjelaskan tujuan penelitiannya dan beberapa hal yang dilaksanakan pada saat penelitian.

2. Seperti pada saat observasi pertama di kelas VIID guru melanjutkan materi yaitu tentang pengertian dan sifat-sifat persegi panjang dan persegi, guru menjelaskan menggunakan alat peraga. Siswa terlihat sangat pasif dan tidak fokus, akan tetapi kelas VIIC lebih kondusif dalam mengikuti pelajaran apabila dibandingkan dengan kelas VIID. Kemudian guru memberikan soal latihan kepada siswanya.

3. Pada saat mengerjakan tugas yang diberikan guru terihat beberapa siswa mengerjakan tetapi ada juga siswa yang justru mengobrol.

4. Diakhir pertemuan guru membahas beberapa soal yang dijadikan tugas dan menarik kesimpulan dari pelajaran pada hari itu.

c. Tes Kemampuan Awal (Pretest)

Tes Kemampuan Awal (Pretest) ini dilakukan pada kelas VIID tanggal 14 April 2016. Dengan 3 soal dalam waktu 45 menit. Soal tes kemampuan awal (Pretest) ini menggunakan uji validasi dilakukan oleh 2 pakar (expert judgement). Tes kemampuan awal (pretest) merupakan tahapan dari pengajaran. Tes ini dilakukan untuk


(77)

mengetahui kemampuan siswa pada materi bangun sisi datar, karena materi bangun sisi datar merupakan dasar untuk lebih memahami mengenai bangun ruang sisi datar sub pokok persegi panjang dan persegi.

Gambar 4.1 Siswa kelas VIID mengikuti Pretest d. Persiapan Pembelajaran

Sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran di kelas VIID banyak hal yang dipersiapkan antara lain : 1) mempersiapkan LKS dan alat peraga materi persegi panjang dan persegi di kelas VIID, 2) mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) mempersiapkan tes kemampuan akhir (Posttest) beserta kunci jawaban yang sudah dikonsultasikan kepada guru dan dosen pembimbing.

2. Pelaksanaan Penelitian di Kelas

Pelaksanaan pembelajaran tanpa menggunakan LKS dilaksanakan di kelas VIID menggunakan LKS dan alat peraga dengan total pertemuan sebanyak 4 kali pertemuan, 2 kali pada kelas VIID yang


(78)

61

dilaksanakan berdasarkan skenario pembelajaran sesuai format RPP. Adapun kedua pembelajaran tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut:

a. Pembelajaran di Kelas (VIID)

Pembelajaran diskusi menggunakan LKS dan alat peraga dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan total waktu pertemuan sebanyak 4 jam pelajaran

1) Pembelajaran Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilakukan pada hari Sabtu, 21 Mei 2016 jam ke-5- dan jam ke-6 yang diikuti oleh 24 siswa. Pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa menggunakan kelompok dalam hal ini kelompok berfungsi untuk mendiskusikan materi dan guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok tersebut dilakukan di kelas VIID. Guru kemudian memberitahukan bahwa pembelajaran pada hari ini dan pertemuan-pertemuan berikutnya akan dilaksanakan sedikit berbeda dengan hari-hari biasa yaitu menerapkan pembelajaran dengan metode diskusi menggunakan LKS dan alat peraga.


(1)

(2)

195 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

197

LAMPIRAN G G.1 Hasil Observasi kelas Eksperimen


(5)

(6)

199 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Keefektifan Pembelajaran dengan Penggunaan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap Hasil Belajar Matematika dalam Pokok Bahasan Bangun Segiempat pada Siswa Kelas VII Semester 2 di SMP M

0 6 80

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester 2 SMP Muhammadiyah 7 Surak

0 0 8

PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE DENGAN MENGGUNAKAN SUPERITEM UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 5 KLATE

0 1 5

EKSPEMODEL Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Arias Berbasis Lks Pada Pokok Bahasan Persegi Panjang, Persegi, Dan Jajar Genjang Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Di SMP Negeri I Grogol.

0 0 17

PENDAHULUAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Arias Berbasis Lks Pada Pokok Bahasan Persegi Panjang, Persegi, Dan Jajar Genjang Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Di SMP Negeri I Grogol.

0 0 8

EKSPEMODEL Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Arias Berbasis Lks Pada Pokok Bahasan Persegi Panjang, Persegi, Dan Jajar Genjang Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Di SMP Negeri I Grogol.

0 0 26

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Metode Conceptual Understanding Procedures (Cups) (Ptk Pada Sisw

0 0 16

Pengaruh sikap belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan keliling dan luas persegi panjang dan persegi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VII S SMP Pangudi L

0 12 260

Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe stad yang dilengkapi dengan alat peraga di kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

0 2 348

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MACTH DAN TPS (THINK PAIR SHARE) DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG SISWA KELAS VII SEMESTERGENAP

0 0 8