mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi terjadi di semua jenjang pendidikan dan dapat terjadi di mana-mana Suparno, 2005: 135. Miskonsepsi yang
terjadi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar Suparno, 2005: 29. Jadi belum tentu siswa yang
mempunyai orang tua dengan tingkat pendidikan yang tinggi, tidak akan mengalami miskonsepsi, dan sebaliknya. Siswa yang mempunyai orang tua
dengan tingkat pendidikan yang tinggi, bisa saja siswa tersebut mengalami miskonsepsi.
B. Penelitian yang Relevan
Pujayanto, dkk 2009 meneliti tentang “Profil Miskonsepsi Siswa SD
Pada Konsep Gaya dan Cahaya”. Tujuan penelitian ini adalah 1 untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada konsep Gaya dan Cahaya yang
dimiliki siswa Kelas V SD di Kecamatan Tasikmalaya Kabupaten Karanganyar; 2 untuk mengetahui profil pada konsep Gaya dan Cahaya pada
siswa Kelas V SD di Kecamatan Tasikmalaya Kabupaten Karanganyar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian expost facto.
Data diperoleh melalui tes yang dilakukan pada 50 siswa yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki
miskonsepsi pada konsep Gaya dan Cahaya dengan tingkat yang berbeda beda. Adapun profil miskonsepsi yang dimiliki sebagian besar siswa lebih
dari 30 adalah sebagai berikut: l. Gaya hanya akan mempercepat gerak benda, tidak dapat memperlambat gerak; 2. Gaya tidak dapat rnembelokkan
arah gerak benda; 3. Gaya magnet selalu berupa tarikan, sedangkan gaya gravitasi dapat berupa tarikan maupun dorongan; 4. Berat benda di bumi
sama dengan berat benda di bulan, karena massa benda di bumi sama dengan di bulan. 5. Setiap dua benda yang bersentuhan mengalami gaya gesekan; 6.
Batang besi hanya dapat dijadikan magnet dengan digosok magnet dan batang besi tidak dapat dijadikan magnet dengan cara induksi; 7. Pesawat
sederhana dapat memperkecil energi yang digunakan dalam bekerja; 8. Cahaya tidak dapat dipantulkan oleh setiap permukaan; 9. Di dalam sebuah
medium cahaya dapat dibiaskan; 10. Benda dapat dilihat, jika ada cahaya dari mata sampai ke benda; 11. Benda dapat dilihat, apabila benda tersebut
sumber cahaya; l2. Cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lanpu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih
matahari. Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti
adalah sama-sama meneliti tentang miskonsepsi IPA pada siswa kelas V SD, instrumen yang digunakan berupa tes. Perbedaannya terdapat pada metode
penelitian yang digunakan. Jika penelitian ini menggunakan metode expost facto, penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan metode
kuantitatif survei. Selain itu, konsep yang diteliti juga lebih luas, bukan hanya tentang Gaya dan Cahaya.
Wardani 2014 meneliti dengan judul Identifikasi Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep-konsep IPA Biologi Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini
adalah utuk mengidentifikasi profil jenis kesalahan konsep pada siswa. Jenis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesalahan konsep yang terjadi pada siswa SD kelas V relatif cukup tinggi bahkan persentase konsep yang teridentifikasi salah konsep sebesar 85.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti tentang miskonsepsi yang terjadi di tingkat SD, sama-sama
menggunakan tes sebagai teknik pengumpulan datanya, dan subyek penelitiannya sama-sama siswa SD kelas V. Perbedaannya terletak pada jenis
penelitian dan obyek penelitiannya. Jika penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan yang menjadi obyek penelitiannya adalah IPA Biologi,
penelitian yang dilakukan peneliti merupakan jenis penelitian kuantitatif survei dan yang menjadi obyeknya adalah IPA Fisika.
Suryanto dan Hewidanti 2002 meneliti tentang “Pemahaman Murid
Sekolah Dasar SD terhadap Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Alam IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi”. Tujuan penelitian
ini adalah untuk: 1 mengetahui pemahaman murid SD terhadap konsep- konsep IPA berbasis biologi, 2 mengidentifikasi adanya miskonsepsi, dan 3
mencari penyebab miskonsepsi berdasarkan pola jawaban yang diberikan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan tes. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa miskonsepsi masih banyak terjadi pada konsep-konsep yang teliti.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang miskonsepsi siswa SD dan sama-sama
menggunakan tes sebagai teknik pengumpulan datanya. Perbedaannya terletak pada obyek penelitiannya, jika obyek penelitian ini adalah IPA
Biologi, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang IPA Fisika. Hafizah, dkk 2014 meneliti tentang Analisis Miskonsepsi Siswa
Melalui Tes Multiple Choice Menggunakan Certainty of Response Index pada Mata Pelajaran Fisika MAN 1 Bukittinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis miskonsepsi yang terjadi pada siswa melalui tes multiple choice menggunakan metode CRI pada siswa kelas X MAN 1 Bukittinggi. Penelitian
ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas X cukup tinggi.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang miskonsepsi Fisika, sama-sama
menggunakan metode penelitian kuantitatif. Perbedaannya yang menjadi subyek penelitiannya adalah siswa SMA, sedangkan penelitian yang
dilakukan peneliti subyek penelitiannya adalah siswa SD kelas V. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian yang relevan yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada literatur map pada gambar 2.11 di bawah ini.
Gambar 2.11 Literatur map penelitian Gambar 2.11 di atas menunjukkan hubungan antara penelitian yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. PENELITIAN TENTANG MISKONSEPSI
Pujayanto, dkk 2009 tentang
“Profil Miskonsepsi Siswa SD
Pada Konsep Gaya dan Cahaya”.
Tujuan penelitian ini adalah 1
untuk mengetahui ada tidaknya
miskonsepsi pada konsep Gaya dan
Cahaya yang dimiliki siswa Kelas V SD di
Kecamatan Tasikmalaya Kabupaten
Karanganyar; 2 untuk mengetahui profil pada
konsep
Gaya dan
Cahaya pada
siswa Kelas
V SD
di Kecamatan
Tasikmalaya Kabupaten Karanganyar.
Wardani 2014 tentang Identifikasi
Miskonsepsi Siswa
terhadap Konsep-
Konsep IPA Biologi Sekolah Dasar. Tujuan
penelitian ini adalah utuk
mengidentifikasi profil jenis kesalahan
konsep pada siswa. Suryanto dan Hewidanti
2002 tentang
“Pemahaman Murid
Sekolah Dasar SD terhadap
Konsep- Konsep
Ilmu Pengetahuan
Alam IPA Berbasis Biologi:
Suatu Diagnosis
Adanya Miskonsepsi”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk:
1 mengetahui pemahaman
murid SD
terhadap konsep-konsep
IPA berbasis
biologi, 2
mengidentifikasi adanya
miskonsepsi, dan
3 mencari
penyebab miskonsepsi berdasarkan
pola jawaban
yang diberikan.
Hafizah, dkk 2014 tentang
Analisis Miskonsepsi
Siswa Melalui Tes Multiple
Choice Menggunakan
Certainty of Response Index
pada Mata
Pelajaran Fisika MAN 1 Bukittinggi.
Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis
miskonsepsi yang
terjadi pada
siswa melalui
tes multiple
choice menggunakan
metode CRI pada siswa kelas
X MAN
1 Bukittinggi.
Indriati, 2015 tentang “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Tujuan penelitian ini adalah
untuk 1 mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Depok, 2 mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika
dilihat dari tingkat pendidikan orang tua siswa siswa kelas V SD semester 2 se- Kecamatan Depok.
C. Kerangka Berpikir