Atherosklerosis Dislipidemia Hipertensi Komorbiditas

12

D. Komorbiditas

1. Atherosklerosis

Berkaitan dengan peningkatan kolesterol khususnya LDL yang terjadi khususnya pada arteri medium dan besar. Atherosklerosis berakibat pada insufisiensi koroner, serebrovaskular, mesentrik, dan sirkulasi perifer. Terapinya meliputi stabilitas plak menggunakan aspirin dan atau ACE inhibitor Widyati, 2015.

2. Dislipidemia

Dislipidemia ditandai dengan tingginya trigliserida, tingginya VLDL, tingginya LDL, dan rencahnya HDL. Penatalaksanaan intensif sangat dianjurkan bagi perlindungan terhadap komplikasi makrovaskuler. Penatalaksanaan menggunakan terapi obat statin, fibrat, bile acid sequestrant, nicotinic acid. Bagi penderita diabetes tipe 2 dianjurkan untuk periksa profil lipid setiap tahun, mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol menurunkan berat badan, meningkatkan aktivitas fisik akan berdampak pada perbaikan profil lipid. Target yang ingin dicapai adalah LDL kolesterol 100 mgdl Widyati, 2015. Target terapi utama pada penyandang DM adalah penurunan LDL. Pada penyandang diabetes tanpa disertai penyakit kardiovaskular adalah LDL 100mgdl. Pasien dengan usia 40 tahun , dianjurkan diberi terapi statin untuk menurunkan LDL sebesar 30-40 dari kadar awal. Penyakit dengan usia 40 tahun dengan dengan resiko penyakit kardiovaskular yang gagal dengan perubahan gaya hidup, dapat diberikan terapi farmakologis PERKENI, 2011. 13 Tabel II. Managemen dislipidemia Profil lipid Monoterapi Terapi kombinasi LDL ↑. HDL N, TG N Resin atau statin atau niacin atau ezemtimibe Resin + niacin statin atau statin + niacin atau statin + ezetimibe LDL ↑, TG ↑ Statin Statin + niacin TG ↑ Niacin, fibrat Niacin + fibrat LDL ↑, HDL ↓ Niacin, statin Statin + niacin Widyati, 2015.

3. Hipertensi

Kontrol intensif terhadap tekanan darah akan mengurangi komplikasi diabetes sampai 24, kematian terkait diabetes sampai 32, stroke hingga 44, gagal jantung hingga 56, komplikasi mikrovaskuler hingga 37 Widyati, 2015. Target penurunan tekanan darah yaitu tekanan darah 13080mmHg. Bila disertai proteinurea ≥1gram24 jam, target penurunan tekanan darahnya 12575mmHg. Obat anti-hipertensi yang dapat digunakan antara lain: penghambat ACE, penyekat reseptor angiotensin II, penyekat reseptor beta selektif dosis rendah, diuretik dosis rendah, penghambat reseptor alfa, dan antagonis kalsium PERKENI, 2011.

4. Gangguan Kardiovaskuler

Dokumen yang terkait

EVALUASI IMPLEMENTASI CLINICAL PATHWAY PNEUMONIA DI RUANG RAWAT INAP BANGSAL ANAK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

13 60 229

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien di insatalasi rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

1 2 49

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

0 1 50

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Evaluasi interaksi penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

0 4 109

Evaluasi penggunaan obat Hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

1 6 117

Efektivitas penggunaan obat antihipertensi di Instalasi Rawat Inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

1 9 95

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien di insatalasi rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

0 0 47

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

0 0 48

HUBUNGAN PENGALAMAN DIRAWAT DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pengalaman Dirawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati B

0 0 16