Jenis Kelamin, Usia, dan Lama Perawatan

29

a. Jenis Kelamin, Usia, dan Lama Perawatan

Pengelompokan pasien berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, dan lama perawatan disajikan dalam Tabel III. Tabel III. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, dan lama perawatan pada pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 Karakteristik Jumlah pasien n=14 Persentase Jenis kelamin Laki-laki 8 57,1 Perempuan 6 42,9 Usia 15-35 tahun 1 7,1 36-45 tahun 2 14,3 46-60 tahun 5 35,7 60 tahun 6 42,9 Lama perawatan Cepat 5 hari 4 28,6 Lama ≥5 hari 10 71,4 Pengelompokan pasien berdasarkan jenis kelamin dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah pasien laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ditunjukkan pada Tabel III. Berdasarkan pengelompokan jenis kelamin, pasien yang paling banyak mengalami diabetes melitus tipe 2 adalah pasien laki-laki. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Arifin 2007 yang menunjukkan bahwa pasien laki-laki yang menderita diabetes melitus lebih banyak pada laki-laki yaitu sebanyak 52,94. Pada penelitian Miharja 2009 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus lebih banyak terjadi pada wanita yaitu sebesar 55,2. Menurut Faulds 2012, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 rendahnya level estrogen dapat menyebabkan resistensi insulin, gangguan pembuangan glukosa, dan peningkatan glukoneogenesis hepar. Hal tersebut dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Berkurangnya sekresi estrogen di dalam tubuh terjadi pada wanita yang mengalami menopause, sehingga pada wanita memiliki faktor resiko lebih besar untuk mengalami diabetes mellitus. Selain itu, menurut Jelantik 2014, penyakit diabetes mellitus sebagian besar dapat dijumpai pada perempuan daripada laki-laki karena perempuan memiliki LDL atau kolesterol jahat dan trigliserida yang lebih tinggi daripada laki-laki, yang merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit diabetes melitus. Pengelompokan pasien berdasarkan kelompok usia dilakukan untuk mengetahui karakteristik usia pasien yang menerima obat hipoglikemi. Dasar pengelompokan usia pasien dilakukan menurut pustaka Albadr 2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Zahtamal 2007 yang menunjukkan bahwa sebagian besar pasien dengan diabetes melitus berusia ≥45 tahun 88,61. M enurut Jelantik 2014, umur ≥60 tahun berkaitan dengan terjadinya diabetes karena pada usia tua fungsi tubuh secara fisiologis menurun karena terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang optimal. Hasil penelitian berdasarkan pengelompokan lama perawatan pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015 yang menggunakan obat hipoglikemi ditampilkan pada Tabel III. Hasil durasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 lama perawatan pasien yaitu 2 hari pada batas bawah dan 10 hari pada batas atas dengan rata-rata lama perawatan pasien yaitu 6 hari. Pengelompokkan lama perawatan pasien rawat inap berdasarkan Ismansyah 2012, yaitu hari rawat cepat selama 5 hari dan hari rawat lama selama ≥5 hari. Hasil penelitian disajikan dalam Tabel III. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Ismansyah 2012 yang menunjukkan bahwa lama hari rawat pasien diabetes melitus adalah lama yaitu sebanyak 69,8 pasien, sedangakan hari rawat cepat sebanyak 30,2 pasien. Menurut Nawata 2015, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi lama perawatan pada pasien diabetes melitus tipe 2 antara lain usia, komorbiditas, dan komplikasi. Lama perawatan pasien meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, semakin tinggi komorbiditas dan komplikasi dapat memperparah kondisi pasien dan memperlama lama perawatan pasien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian karena kelompok usia dalam penelitian ini lebih banyak pada usia 45 tahun 78,6 dan lama perawatan ≥5 hari juga lebih banyak 71,4.

b. Distribusi Jumlah Obat

Dokumen yang terkait

EVALUASI IMPLEMENTASI CLINICAL PATHWAY PNEUMONIA DI RUANG RAWAT INAP BANGSAL ANAK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

13 60 229

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien di insatalasi rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

1 2 49

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

0 1 50

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Evaluasi interaksi penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

0 4 109

Evaluasi penggunaan obat Hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

1 6 117

Efektivitas penggunaan obat antihipertensi di Instalasi Rawat Inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

1 9 95

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien di insatalasi rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

0 0 47

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

0 0 48

HUBUNGAN PENGALAMAN DIRAWAT DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pengalaman Dirawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati B

0 0 16