5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
Diabetes melitus DM adalah sekelompok gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia dan kelainan pada karbohidrat, lemak, dan protein
Wells, 2015. Pada diabetes melitus tipe 2 terjadi resistensi insulin yaitu keadaan di mana sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal.
Selain itu, timbul dapat juga timbul gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa
hepatik yang berlebihan Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2005.
Faktor resiko diabetes melitus tipe 2 adalah riwayat penyakit diabetes dalam keluarga, diabetes gestational, kista ovarium, obesitas dengan 120 berat badan
ideal, umur dengan umur 20-59 tahun memiliki resiko 8,7 dan 65 tahun memiliki resiko 18, etnik atau ras, hipertensi dengan tekanan darah 14090mmHg, serta
hiperlipidemia dengan kadar HDL rendah 35mgdl dan kadar lipid darah tinggi 250mgdL Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2005.
Pada DM tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun
kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya
penglihatan makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan, 2005. Keluhan klasik DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Sedangkan keluhan lain dapat berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita PERKENI, 2011. Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara. Jika keluhan klasik
ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 200mgdL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Pemeriksaan glukosa plasma puasa
≥ 126mgdL dengan adanya keluhan klasik. Tes toleransi glukosa oral TTGO. Meskipun TTGO
dengan beban 75g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri.
TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus PERKENI, 2011.
Penatalaksanaan diabetes melitus bertujuan umum untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes. Tujuan jangka pendeknya adalah menghilangkan
keluhan dan tanda diabetes melitus, rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah. Tujuan jangka panjangnya adalah mencegah dan menghambat
progresivitas mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati. Tujuan akhirnya adalah turunnya morbiditas dan mortalitas diabetes melitus PERKENI, 2011.
The American Diabetes Associvation ADA merekomendasikan beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan penatalaksanaan diabetes
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tabel I. Target penatalaksanaan diabetes Parameter
Kadar ideal yang diharapkan Kadar glukosa darah puasa
80 –120mgdl
Kadar glukosa plasma puasa 90
–130mgdl Kadar glukosa darah saat tidur
bedtime blood glucose 100
–140mgdl Kadar glukosa plasma saat tidur
bedtime plasma glucose 110
–150mgdl Kadar insulin
7 Kadar HbA1C
7mgdl Kadar kolesterol HDL
45mgdl pria Kadar kolesterol HDL
55mgdl wanita Kadar trigliserida
200mgdl Tekanan darah
13080mmHg Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2005.
B. Obat Hipoglikemi