6. Korelasi Body Fat Percentage terhadap HbA1c pada wanita 7. Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap HsCRP
pada wanita 8. Korelasi Lingkar Pinggang LP dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
RLPP terhadap HsCRP pada wanita 9. Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap
Lipoproteina pada wanita 10. Korelasi Lingkar Pinggang LP dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
RLPP terhadap Lipoproteina pada wanita
G. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Teknik non-random sampling adalah
teknik pengambilan sampel dimana tidak semua anggota populasi memiliki kesempata yang sama untuk terpilih menjadi sampel, dalam penentuan responden
juga terdapat kriteria inklusi dan eksklusi. Jenis purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Mulanya
peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi, kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangan dari anggota populasi yang dapat
digunakan sebagai sampel penelitian. Cirisifat yang spesifik dalam populasi digunakan sebagai kunci untuk pengambilan sampel Notoatmodjo, 2010.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa alat timbangan berat badan dengan merk Idealife® dan pengukur tinggi badan dengan merk Height®
digunakan untuk mengukur body mass index. Penentuan body fat percentage menggunakan skinfold caliper dengan merk phi zhi hou du fi®. Pengukuran kadar
HsCRP menggunakan Architecht CI8200®.
I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi mengenai jumlah penduduk di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman Yogyakarta, serta
mencari tempat atau lokasi yang cocok untuk melakukan pengukuran antropometri. Pencarian laboratorium klinik juga dilakukan, hasil dari observasi
awal dipilih Laboratorium Klinik Pramitha Yogyakarta untuk menganalisis sampel darah responden karena laboratorium tersebut telah terakreditasi
2. Permohonan izin dan kerjasama
Permohonan izin pertama diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance. Ethical clearance dibutuhkan karena di dalam penelitian ini menggunakan sampel darah manusia. Ethical
clerance diperoleh pada tanggal 18 Mei 2015 dengan nomor Ref: KEFK502EC. Permohonan izin kedua ditujukan kepada Kecamatan Cangkringan, Desa
Kepuharjo, Sleman Yogyakarta agar dapat memperoleh izin untuk melibatkan penduduk yaitu pria dan wanita dalam melakukan penelitian.
Permohonan kerjasama diajukan ke bagian Laboratorium Pramita Yogyakarta untuk pengambilan dan analisis darah. Permohonan kerjasama kedua
diajukan kepada responden penelitian dengan menggunakan informed consent, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai bukti dari kesepakatan antara peneliti dengan calon responden mengenai kesediaan calon responden mengikuti penelitian.
3. Pembuatan informed consent dan leaflet a. Informed consent. Merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan calon
responden untuk ikut terlibat di dalam penelitian. Informed consent disusun berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Seluruh calaon responden penelitian yang bersedia terlibat
dalam penelitian ini kemudian mengisi data pada informed consent berupa nama lengkap, usia, tanggal lahir dan alamat kemudian calon responden
menandatangani informed consent sebagai bukti kesediaan dan kerjasama.
b. Leaflet. Digunakan untuk membantu responden dalam memahami
gambaran penelitian ini. Konten dari leaflet yaitu tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi responden, pengukuran antropometri meliputi
pengukuran body mass index, body fat percentage, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul; serta penjelasan singkat mengenai HbA1c,
HsCRP, dan Lipoproteina.
4. Pencarian responden
Pencarian responden dilakukan dengan mendapatkan izin dari Camat Cangkringan untuk memperoleh informasi mengenai penduduk Kecamatan
Cangkringan, Sleman Yogyakarta. Data setiap Desa yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Cangkringan kemudian dipilih Desa Kepuharjo untuk dilakukan
pencarian calon responden yang berada di Kecamatan Cangkringan. Pencarian responden selanjutnya dilakukan di Desa Kepuharjo yang telah ditentukan oleh
peneliti. Data yang diperoleh dari kantor Desa Kepuharjo kemudian dipilih sesuai dengan kriteria umur 40-60 tahun kriteria inklusi untuk menentukan jumlah
populasisampel yang akan digunakan sebagai responden penelitian. Peneliti mencari seluruh warga Desa, tetapi tidak semua dapat ditemui dengan beberapa
alasan sedang melakukan pekerjaan seperti mencari rumput, bertani, buruh batu, dan ada sebagian warga yang menolak untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian
ini. Calon responden diberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan
penelitian, manfaat yang diperoleh dari penelitian, gambaran penelitan yang akan dilakukan, penjelasan mengenai kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan
peneliti, serta menanyakan kesediaan calon responden untuk terlibat dalam penelitian ini. Calon responden yang bersedia untuk berpatisipasi dalam penelitian
ini dan telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, diberikan informed consent, kemudian diisi dan ditandatangani oleh responden sebagai bukti kesediaannya
untuk mengikuti penelitian ini. Responden wanita yang dipilih, diberikan informasi mengenai tempat dan
waktu pelaksanaan penelitian. Responden dihubungi melalui Bapak Dukuh dimana responden tinggal melalui pengumuman di Masjid dan melalui SMS
secara personal sehari sebelum melakukan pengambilan data untuk mengingatkan responden bahwa akan diadakan pengukuran antropometri, pengambilan darah
pada jam dan tempat yang telah ditentukan sebelumnya serta mengingatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
responden untuk berpuasa minimal 8 jam atau 10-12 jam. Ada beberapa responden yang tidak dapat terlibat dalam penelitian ini karena beberapa alasan,
meliputi: sudah menopause, menggunakan kontrasepsi selain IUD, takut jarum suntik, menderita penyakit kardiometabolik, kadar HsCRP 10,0 mgl serta
berhalangan hadir saat pengambilan darah.
5. Validasi, reabilitas, dan kalibrasi instrumen penelitian
Instrumen dalam penelitian ini yang divalidasi adalah timbangan berat badan merk Idealife® dan alat pengukur tinggi badan merk Height® di Balai
Metrologi Yogyakarta. Suatu instrumen dikatakan valid dan reliabel, apabila nilai CV atau koefisien varansi
≤5, nilai CV ini diperoleh dengan melakukan pengukuran reliabilitas sebanyak 5 kali berturut-turut Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik, 2011.
Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan pada alat timbangan berat serta alat pengukur tinggi badan dilakukan dengan replikasi pengukuran sebanyak
lima kali. Pada pengukuran berat badan, tinggi badan dilakuan pengukuran sebanyak 5 kali berturut-turut oleh subyek yang sama wanita berusia 49 tahun,
sedangkan untuk skinfold thickness dilakukan pengukuran 5 kali berturut-turut pada wanita berusia 55 tahun. Nilai CV pada alat timbangan berat badan adalah
0.044, nilai CV pada alat pengukur tinggi badan adalah 0.155, dan nilai CV pada skinfold caliper pada pengukuran triceps sebesar 1,22, suprailiac sebesar
1,47, dan abdomen sebesar 1,81. Alat timbangan berat badan, alat pengukur tinggi badan dan skinfold caliper dikatakan valid dan reliabel karena nilai CV
sebesar ≤5. Alat timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan yang
digunakan dalam penelitian telah dikalibrasi oleh Balai Metrologi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 15 Mei 2015 dengan nomer sertifikat
peneraan: 2607TE-295V2015 untuk timbangan berat badan dan nomer sertifikat peneraan: 2606UP-208V2015. Alat Cobas 501® yang digunakan untuk
mengukur kadar HbA1c; dan Architecht CI8200® untuk mengukur kadar HsCRP di dalam darah, telah divalidasi oleh pihak Laboratorium Pramita Yogyakarta.
6. Pengukuran Parameter antropometri, pengambilan darah, dan pengukuran kadar HsCRP
Hasil antropometri body mass index BMI diperoleh dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Antropometri body fat percentage
BFP diperoleh dengan melakukan pengukuran skinfold thickness pada bagian triceps, abdomen, dan suprailiac. Pengambilan darah responden untuk melihat
kadar HsCRP dilakukan yang mana sebelumnya responden berpuasa minimal 8 jam atau 10-12 jam. Pengambilan darah dilakukan oleh analis dari Laboratorium
Pramita Yogyakarta.
7. Penyerahan hasil pemeriksaan kepada responden
Hasil pengukuran antropometri serta hasil analisis sampel darah dari Laboratorium Pramita Yogyakarta diberikan kepada responden. Peneliti
memberikan penjelasan mengenai hasil pengukuran antropometri dan analisis darah responden serta memberikan saran untuk menjaga kesehatan, pola makan
jika ditemukan hasil pemeriksaan yang tidak normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Pengolahan Data
Data yang diperoleh disusun yang sejenis untuk kemudian digolongkan ke dalam kategori yang ditetapkan, yaitu BMI, BFP, HsCRP, usia. Proses selanjutnya
dilakukan analisis data.
J. Analisis Data
Data dihitung secara statistik dengan taraf keperayaan 95 menggunakan program SPSS versi 17. Proses yang pertama kali dilakukan adalah uji normalitas
yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk, karena jumlah sampel 50. Suatu data dikatakan
terdistribusi normal apabila nilai p 0,05. Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah uji normalitas adalah uji komparatif. Pada penelitian ini, uji komparatif
yang dilakukan adalah uji normalitas pada kelompok BMI 25 kgm
2
, 25-29,99 kgm
2
dan ≥30 kgm
2
; serta uji normalitas pada kelompok BFP 20-30, 20 dan 30. Pada uji normalitas apabila terdapat kelompok yang tidak terdistribusi
normal, maka uji komparatif yang dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis, yang selanjutnya dilakukan analisa post-hoc menggunakan uji Mann-Whitney.
Kelompok dikatakan tidak berbeda bermakna jika hasil uji komparatif memiliki nilai p 0,05. Tahap terakhir yang dilakukan adalah uji korelasi, suatu korelasi
dikatakan bermakna jika nilai p 0,05. Uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson dan juga uji Spearman Dahlan, 2014.
Tabel IV. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi Dahlan, 2014.
Parameter Nilai
Interpretasi
Kekuatan korelasi r 0,00-0,2
Sangat lemah 0,20-0,4
Lemah 0,40-0,6
Sedang 0,60-0,8
Kuat 0,80-1,000
Sangat kuat Nilai p p0,05
terdapat korelasi bermakna antara dua
variabel
p0,05 tidak terdapat korelasi
bermakna antar dua variabel
Arah Korelasi + positif Searah, semakin
besar nilai suatu variabel, semakin
besar pula variabel lainnya
-negatif Berlawan arah,
semakin besar suatu variabel, semakin
kecil variabel lainnya
K. Kesulitan Penelitian